Minggu, 29 Juli 2018

Musa Bagian 8

Menghadapi Bangsa Israel yang menolaknya karena semakin dipersulit oleh Firaun.

Menghadapi Firaun yang sangat berkuasa dan kemudian menundukkannya.

Membuat berbagai mukjizat termasuk tulah di Mesir.

Memimpin kurang lebih dua juta orang Israel keluar dari Mesir.

Membelah laut.

Sampai di sini, dapatkah Anda bayangkan seorang Musa yang frustrasi dan rendah diri dapat melakukan semua itu?

Musa yang karena keminderannya berkali-kali menolak perintah Tuhan, dapat melakukan semua perkara tersebut?

(13) Tetapi Musa berkata: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus."
(14) Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa...... "
Keluaran 4:13-14a

Pada akhirnya kita dapat melihat bahwa di balik semua keajaiban itu ada Tuhan.

Tugas Musa hanya taat melakukan apapun yang Tuhan perintahkan kepadanya.

Apapun yang dapat kita lakukan, segala prestasi dan keberhasilan semua karena Tuhan.

Juga Anda yang sedang gentar menghadapi visi yang Tuhan beri, apakah itu di dalam pelayanan, pekerjaan atau bisnis.

Bukan Anda, melainkan Tuhan yang akan bekerja di dalam dan melalui Anda.

Seperti Musa, yang Anda harus lakukan hanyalah mentaati-Nya.

Sepanjang Alkitab, kita membaca orang-orang biasa yang dipakai Tuhan dengan luar biasa.

Nuh, bisa membuat bahtera.
Daud yang muda dapat membunuh Goliat.
Ester, gadis biasa menjadi ratu.
Yefta seorang pelarian menjadi hakim Israel.
Para murid yang kurang pendidikan, mendirikan gereja yang bertahan sampai hari ini.

Semua karena mereka taat dipakai Tuhan.

Baiklah, saya tutup renungan ini dengan tulisan Paulus di dalam 1 Korintus 1:27-29:

(27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,

(28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,

(29) supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

#Musa

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Selasa, 24 Juli 2018

Musa Bagian 7

Musa 7

Tugas berat pertama bagi Musa adalah melangkahkan kakinya pergi keluar dari Midian.

Secara profetis keluar dari Midian adalah melangkah dari kematian terhadap diri sendiri kepada kehidupan di dalam Tuhan.

Keluar dari hidup lama yang biasa-biasa saja, untuk kemudian menjadi pemimpin besar.

Tantangan berat langsung dihadapinya, yaitu Firaun dan bangsanya sendiri yang kemudian menolak dia.

Tetapi raja Mesir berkata kepada mereka: "Musa dan Harun, mengapakah kamu bawa-bawa bangsa ini melalaikan pekerjaannya? Pergilah melakukan pekerjaanmu!"
Keluaran 5:4

Akibatnya Firaun semakin menekan orang Israel, yang segera mengetahui kesusahan mereka akibat Musa dan Harun, merekapun jadi ikutan menolak juga.

Kemana Musa berpaling ketika tantangan datang?

Ya, Musa datang kepada yang mengutusnya, yakni Tuhan sendiri, adapun respon Tuhan adalah:

Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa: "Sekarang engkau akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepada Firaun; sebab dipaksa oleh tangan yang kuat ia akan membiarkan mereka pergi, ya dipaksa oleh tangan yang kuat ia akan mengusir mereka dari negerinya." Keluaran 5:24

Mengapa Musa datang kepada Tuhan? Dan mengapa Tuhan mai perduli?

Sederhana, karena dari awal Musa beranggapan bahwa semua yang dia lakukan adalah pekerjaan Tuhan, dirinya hanya hamba yang melaksanakan perintah Tuhan.

Tuhan yang memerintahkan Musa adalah Allah yang bertanggung jawab.

Beliau tahu bahwa Musa adalah hamba yang melaksanakan pekerjaan yang dibebankan-Nya, sehingga Dia bertanggungjawab sepenuhnya akan Musa

Penolakan bangsa Israel adalah penolakan terhadap Musa akibat aniaya dari Firaun,

Namun, penolakan Firaun bukanlah penolakan terhadap Musa, melainkan penolakan terhadap diri-Nya, Allah semesta alam.

Tidak heran jika kemudian Tuhan bertindak.

Ketika tantangan datang dalam hidup kita, apakah itu keluarga, pekerjaan, bisnis ataupun pelayanan, kepada siapa kita berpaling?

Pasti kepada Tuhan.

Namun, apakah Dia perduli?

Ingatlah, apapun yang kita miliki, apapun yang ada di bawah kekuasaan kita adalah dari Tuhan, semua milik-Nya, kita hanya hamba yang dipercaya untuk mengelola.

Dari pengertian ini, ketika tantangan datang, kita bisa berpaling kepada-Nya dan percaya bahwa Dia akan bertindak.

Ingatlah kita hanya hamba yang mengelola, bukan pemilik.

#Musa

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Kamis, 19 Juli 2018

Musa Bagian 6

Saya pernah membaca kisah seorang muda yang memutuskan berhenti kerja, untuk kemudian berdagang keju dengan kereta kuda.

Bisnisnya tidak berjalan baik, bahkan nyaris bangkrut.

Sampai kemudian seorang teman Kristen menasihatinya, bahwa kegagalan bisnis kejunya karena dia tidak melibatkan Tuhan.

Pemuda ini sadar dan kemudian berdoa, kurang lebih seperti ini:

"Tuhan, mulai hari ini bisnis ini milik Engkau, saya hanya bekerja di sini, Engkau Boss dari perusahaan ini."

Tuhan memberkati pemuda ini, bisnisnya berkembang pesat.

Di ruang meetingnya selalu ada satu kursi besar yang kosong, itu adalah kursi untuk Tuhan, Boss perusahaan keju ini.

Nama pemuda ini adalah James L. Kraft, pemilik Kraft food. Produk kejunya pasti pernah kita nikmati.

Menjawab keraguan Musa, Tuhan berkata:

(12) Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan."
(17) Dan bawalah tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda mujizat." Keluaran 4:12, 17

Musa sangat paham mengeluarkan mereka dari sana merupakan sebuah kemustahilan, karena sebagai mantan 'orang dalam' istana, Musa mengerti betul betapa pembangunan Mesir sangat bergantung kepada tenaga kerja dari Israel.

Namun kunci utama keberhasilan proyek besar ini bukanlah Musa, melainkan penyertaan Tuhan sendiri.

"................ Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?" Roma 8:31

Hari-hari ini mungkin Anda sedang menghadapi masalah besar atau sedang mengerjakan sebuah pekerjaan yang tampaknya sulit untuk dilakukan.

Ketahuilah bahwa kunci utama bukanlah keterampilan Anda, melainkan penyertaan Tuhan.

Pastikan Anda melibatkan Tuhan di dalamnya. Bahkan bukan hanya melibatkan-Nya saja, namun menjadikannya Boss Anda.

Pada akhirnya Musa mengerti betul dampak dari penyertaan Tuhan ini, sehingga dia berkata:

Keluaran 33:15-16
(15) Berkatalah Musa kepada-Nya: "Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini.
(16) Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?"

Ayo, berdoalah dan mempersilahkan Tuhan mengatur segalanya di dalam kehidupan kita.

#Musa

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Senin, 16 Juli 2018

Musa Bagian 5

Musa 5

Apa yang akan Anda lakukan jika mendapatkan mandat untuk membuat sebuah revolusi?

Kira-kira senjata apa yang akan Anda gunakan jika diminta untuk membuat sebuah kudeta?

Atau sebuah gerakan disintegrasi?

Pasti Anda akan merekrut banyak prajurit, lalu memperlengkapinya dengan berbagai senjata canggih, bukan?

Namun, berbeda dengan Tuhan.

TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat."
(Keluaran 4:2)

Alih-alih menggunakan senjata canggih dan prajurit terlatih, Tuhan meminta Musa yang menolak perintah-Nya (pasti karena takut dan merasa itu mustahil) untuk menunjukkan tongkat gembalanya.

Dan ternyata kemudian dengan tongkat tersebut Musa melakukan banyak mukjizat, yang akhirnya menundukkan Firaun dan bala tentaranya yang besar.

Apa istimewanya sebuah tongkat?

Para gembala sambil memperhatikan kawanan dombanya makan rumput, biasanya mengukir (menuliskan) kejadian-kejadian unik yang mereka alami selagi menggembalakan di tongkat mereka.

Jadi tongkat itu sudah seperti buku harian, sebagian besar hidup mereka tertulis di sana.

Ketika Tuhan meminta tongkat, sebenarnya Tuhan sedang meminta seluruh kehidupan Musa untuk diserahkan kepada-Nya, agar dapat dipakai-Nya menjadi alat kemuliaan.

Tuhan memiliki segala kepandaian dan kuasa, yang Musa harus lakukan hanyalah menyerahkan diri sepenuhnya agar Tuhan dapat menyalurkan kuasa dan hikmat-Nya melalui Musa.

"Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat." 1 Korintus 1:27

Supaya orang dapat melihat bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan adalah karya Tuhan.

Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam.
Zakharia 4:6

Kita harus senantiasa sadar bahwa semua yang kita bisa dan miliki adalah dari Tuhan, sehingga kita senantiasa merendahkan hati di hadapan Tuhan.

Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya, atau gergaji membesarkan diri terhadap orang yang mempergunakannya? seolah-olah gada menggerakkan orang yang mengangkatnya, dan seolah-olah tongkat mengangkat orangnya yang bukan kayu! Yesaya 10:15

Ayo beri diri sepenuhnya kepada Tuhan, sehingga Dia dapat bekerja di dalam kita dan melalui kita, bagi hormat dan kemuliaan-Nya.

#Musa

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Minggu, 15 Juli 2018

Musa bagian 4

Musa 4

"Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
Keluaran 3:10

Mengapa Tuhan memanggil Musa sekarang? Setelah koneksi, kekuatan bahkan kepandaiannya sudah habis?

Mengapa tidak waktu masih di Mesir, ketika Musa masih muda, energik dan kuat?

Menurut saya jawabannya sederhana saja.

Tuhan lebih baik bekerja dengan seorang bodoh namun rendah hati, daripada seorang pandai tapi sombong.

Karena toh, Tuhan tidak butuh kepandaian dan kekuatan manusia.

Hikmat dan kuasa-Nya tak terbatas.

Seorang bodoh yang rendah hati lebih berpotensi untuk bergantung kepada-Nya daripada orang pandai yang sombong.

Seperti apa yang Paulus tuliskan kepada jemaat Korintus di dalam
1 Korintus 1:27-29

(27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,
(28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,

Semua itu dilakukan Tuhan dengan tujuan:

(29) supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

Simaklah jawaban Musa atas perintah Tuhan

"Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" Keluaran 3:11

Jika perintah untuk memimpin orang Israel itu diberikan kepada Musa muda, maka pasti tanpa keraguan dia akan menerimanya.

Bukan karena mampu, melainkan berdasarkan ego semata.

Jadi, ketika Musa menolak sebenarnya itu tanda bahwa dia sudah siap dipakai Tuhan.

Tuhan tinggal membangun kembali kepercayaan diri Musa sesuai cetak biru-Nya.

Kita tahu bahwa Tuhan melihat hati dan bukan rupa, oleh karenanya mulai hari ini mari kita fokus memperbaiki hati dan karakter.

Semua daftar buah roh merupakan kualitas rohani, manusia batiniah yang pasti akan nampak keluar melalui sikap hati dan respon yang kita berikan kepada segala apapun yang dunia ini coba tawarkan.

Semua yang kita bisa dan punya adalah dari Tuhan dan sudah sepatutnya segala kemuliaan diberikan kepada-Nya.

#Musa

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Kamis, 12 Juli 2018

Musa bagian 3

Musa 3

Musa di Midian adalah Musa yang jauh berbeda dengan ketika dia masih seorang pangeran Mesir.

Di Midian, Musa mulai melupakan siapa dirinya dahulu.

Kebanggaan masa mudanya hanya tinggal ingatan samar menggoreskan luka di hati yang dia coba lupakan.

Dia sudah berkeluarga dengan 2 orang anak, karirnya sudah pasti, sampai meninggal dunia akan tetap  menjadi seorang gembala, jauh dari hingar hingar metropolitan Mesir.

Atau setidaknya itulah yang ada di dalam pikiran Musa, sampai Tuhan datang dan menyapanya

"Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api." Keluaran 3:2

Musa boleh mulai melupakan jati dirinya, namun Tuhan tetap mengingatnya.

Midian mungkin tempatnya melarikan diri untuk bersembunyi dari dunia, namun tidak ada satu tempatpun dimana Tuhan tidak bisa menjangkaunya.

Seperti apa yang Daud tulis di dalam Mazmurnya, banyak tahun setelah peristiwa semak terbakar ini

(7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
(8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau.
(9) Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,
(10) juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
Mazmur 139:7-10

Di manakah Tuhan menjumpai Musa? Di padang penggembalaan.

Di manakah Tuhan menjumpai Onesimus? Di dalam penjara.

Di manakah Tuhan menjumpai perempuan Samaria? Di sumur.

Di manakah Tuhan menjumpai Agustinus? Di balik tembok rumahnya.

Di manakah Tuhan menjumpai John Newton? Di dalam sel sebuah kapal yang hampir tenggelam di tengah lautan.

Tidak ada satu tempat atau apapun yang dapat menghalangi Tuhan menjumpai kita.

Tuhan sudah memanggil, ayo balas panggilannya.

#Musa

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Rabu, 11 Juli 2018

Musa bagian 2

Musa 2

Musa tumbuh menjadi seorang muda dengan pendidikan tinggi a la Mesir.

Di istana Firaun Musa mendapatkan berbagai keistimewaan yang membentuk karakternya menjadi arogan dan agak kurang berhikmat.

"Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir." Keluaran 2:12

Akibat kecerobohannya Musa melarikan diri jauh dari Mesir, meninggalkan keluarganya, kebanggaannya dan segala keistimewaannya sebagai orang dekat istana.

Namun, sebenarnya itulah awal pendidikan Tuhan bagi Musa.

Tuhan perlu membongkar semua pondasi didikan Mesir yang membangun Musa menjadi seorang ceroboh.

Tuhan membuat Musa menjadi nol bahkan mungkin minus.

Musa bukan lagi seorang pangeran Mesir, melainkan gembala biasa di Midian.

Sehingga ketika Tuhan hendak memakainya menjadi alat kemuliaan-Nya, respon Musa adalah:

"Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"" Keluaran 3:11

Tidak ada lagi sisa Musa muda yang berangasan, angkuh dan merasa dapat melakukan segalanya.

Detik itulah Tuhan "dapat" membangun Musa menjadi seperti rancangan-Nya.

Setiap kita adalah seperti Musa-Musa hari ini.

Tuhan hendak memakai kita bagi pekerjaan-Nya yang besar, di dalam bidang-bidang yang memang sudah Dia tentukan bagi kita.

Sebelum Dia dapat berkarya lebih, Tuhan perlu "menghancurkan" manusia lama, segala kesombongan dan "perasaan bisa" di dalam diri kita, agar Dia dapat membangun gambar diri-Nya di dalam kita.

Sesungguhnya, apapun bidang karya kita di dunia ini, Tuhan dapat memakai kita lebih dahsyat bagi hormat dan kemuliaan-Nya.

Sebelum mulai beraktivitas, ayo tundukkan kepala sejenak dan berdoa, minta Dia berkarya melalui diri kita di dalam profesi kita.

"Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."
Amsal 3:6

#Musa

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Selasa, 10 Juli 2018

Musa bagian 1

Musa 1

Keluaran 1:13-14
(13) Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,

(14) dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.

Musa dilahirkan dalam masa yang sulit, di mana orang Israel diperlakukan dengan sangat kejam.

Bayangkan ini, satu bangsa dipaksa untuk jadi budak!

Jika menjadi budak saja tidak cukup kejam, lebih jauh orang Mesir memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir, guna menekan angka pertumbuhan penduduk Israel. (Kejadian 1:16).

Pada masa-masa sukar demikianlah Musa lahir dan disembunyikan oleh ibunya selama tiga bulan sebelum akhirnya di hanyutkan di sungai Nil dan diketemukan oleh putri Firaun.

Tapi coba berpikir sejenak, setelah kita mengetahui kehidupan Musa, apakah mungkin Musa dilahirkan jika keadaan bangsanya baik-baik saja?

Musa dilahirkan untuk memutar balik keadaan bangsa Israel.

Setelah menyelamatkan seorang bayi Israel dari sungai Nil, maka putri Firaun menamainya Musa, ".... sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air."" Keluaran 2:10

Sebuah nama yang aneh, namun jika kita telisik lebih jauh ke dalam bahasa aslinya kita akan mengerti.

Kata Musa di dalam bahasa Ibrani adalah Moshe (משה), yang dikatakan oleh putri Firaun "keluar dari air Meshi dia (משיתיהו)."

Persamaa pengucapan Moshe dan Meshi (menarik), membuat arti nama Musa akan semakin jelas.

Kata Moshe adalah sebuah bentuk aktif "Dia (yang) menarik keluar."

Sebuah nama yang sangat profetis untuk kehidupan Musa yang menarik keluar bangsa Israel dari perbudakan  di Mesir dan menarik bangsa Israel dari dalam laut Teberau.

Mungkin seperti Musa, Anda dilahirkan dalam keadaan sulit atau sedang menghadapi keadaan sulit.

Mari kita berpikir terbalik.

Alih-alih menyesali diri dan keadaan, coba kita mulai berpikir jangan-jangan kita dilahirkan di dunia ini untuk mengatasi dan mengalahkan semua kesulitan yang ada, lalu membalik keadaan menjadi sangat baik?

Musa dilahirkan untuk membebaskan bangsanya.

Jika menang, bayangkan akan ada berapa banyak orang yang hidupnya akan diberkati dan dibebaskan oleh karena Anda.

Sebagai sesama musafir dan pejuang di dalam kehidupan yang Tuhan anugerahkan ini, saya hendak menguatkan saudara-saudari sekalian:

"Stay Strong!"

"Keep on Fighting!"

"Never Give Up!"

#Musa

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Minggu, 08 Juli 2018

Daud Bagian 18, (Suplemen) Tamat.

"Kemudian Daud menghibur hati Batsyeba, isterinya; ia menghampiri perempuan itu dan tidur dengan dia, dan perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki, lalu Daud memberi nama Salomo kepada anak itu. TUHAN mengasihi anak ini."
2 Samuel 12:24

Mengapa Daud menamakan anaknya, Salomo?

Salomo berarti damai sejahtera, mungkin setelah tragedi akibat kejahatannya terhadap Uria dan kematian anak hasil perzinahannya itu Daud mengharapkan adanya damai sejahtera di dalam hidupnya.

Namun, Daud melupakan satu hal, bahwa damai sejahtera bukanlah tujuan, dia adalah efek dari sesuatu hal yang jauh lebih penting lagi.

Hal inilah yang Tuhan coba sampaikan kepada Daud melalui Nabi Natan.

"dan dengan perantaraan nabi Natan Ia menyuruh menamakan anak itu Yedija, oleh karena TUHAN."
(2 Samuel 12:25)

Yedija berarti kekasih Yehova.

Anak hasil hubungan gelap Daud meninggal, sebagai sebuah tanda kemurkaan Tuhan,

"Walaupun demikian, karena engkau dengan perbuatan ini telah sangat menista TUHAN, pastilah anak yang lahir bagimu itu akan mati." 2 Samuel 12:14

Maka Yedija adalah anak yang secara profetis menjadi tanda bahwa Tuhan sudah mengampuni dan memulihkan hubungannya dengan Daud.

Sementara Daud merindukan damai sejahtera, Tuhan rindu memberitahunya bahwa damai sejahtera adalah efek dari hubungan yang mesra dengan diri-Nya.

Seringkali kita terpukau dengan bentuk, dan tidak mau tahu proses dibalik terjadinya bentuk tersebut.

Kita mengejar berkat, dan tidak mau tahu bahwa berkat adalah hasil dari ketaatan akan firman-Nya. Ulangan 28:1-2);

Kita terpesona dengan kuasa dan karunia, dan melupakan bahwa itu semua adalah karena Roh Kudus berdiam di dalam seseorang;

Kita menjadikan kuasa dan karunia sebagai yang utama, sehingga mengacuhkan fakta bahwa Tuhan terpesona dengan perubahan budi.

Kita memimpikan sukses, dan tidak perduli bahwa sukses diraih karena kesetiaan terhadap hal-hal kecil.

Damai sejahtera dengan sendirinya akan terjadi jika seseorang menjadi kekasih Tuhan.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

Selasa, 03 Juli 2018

Daud Bagian 17

Daud 17
Bagian akhir

Saya akan mengakhiri perenungan mengenai Daud mengenai topik di bawah ini.

Apakah warisan terbaik Daud bagi Salomo?

Apakah Takhta Israel?

Tentunya bukan.

Warisan terbaik Daud adalah bagian pertama dari pesan-pesan terakhirnya, yang kemudian menjadi pondasi Salomo untuk menjadi maha raja di Israel.

Pertama:
"Aku ini akan menempuh jalan segala yang fana, maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki." 1 Raja-raja 2:2

Daud memberitahu Salomo bahwa dia akan meninggal, sang pahlawan, tulang punggung kerajaan Israel akan segera pergi.

Nasihat pertama bagi Salomo adalah" berlakulah seperti laki-laki."

Kata Ibrani yang diterjemahkan menjadi laki-laki adalah 'ı̂ysh, yang dapat juga diartikan sebagai 'great man' atau orang besar.

Semua manusia 'dapat' bahkan 'telah' menjadi orang, namun apakah mereka akan menjadi seperti kebanyakan orang atau menjadi orang besar semua tergantung kepada pilihan hidup dan tentunya kekuatan karakter.

Sangat tepat dan benar Daud menasihati Salomo demikian, mengingat tanggungjawab yang diembannya sebagai seorang raja tidak ringan.

Jangan pernah mau menjadi orang kebanyakan, berusahalah untuk menjadi orang besar.

Kedua,
"Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju." 1 Raja-raja 2:3

Setelah menasihati Salomo mengenai menjadi laki-laki, Daud melanjutkan maksudnya dengan nasihat pertama itu, "Lakukanlah kewajibanmu."

Inilah tanggung jawab.

Hanya seseorang yang telah dewasalah yang dapat memikul tanggungjawab, seberat apapun itu.

Dr. Edwin L. Cole mendefinisikan kedewasaan seorang pria demikian

"Kedewasaan seorang pria tidak diukur dari banyaknya umur, melainkan dari penerimaan akan tanggung jawab."

Daud sangat mengerti ini, tidak heran dia menasihati Salomo demikian, karena ada tanggung jawab yang harus dipikulnya.

Lebih lanjut Daud memberi tahu Salomo rahasia kesuksesannya selama ini, yaitu Tuhan.

Ketaatan kepada Tuhan adalah rahasia kesuksesan, makanya Daud mewanti-wanti Salomo untuk mentaati hukum-hukum Tuhan.

Hari ini putuskanlah dalam hatimu untuk mulai mentaati Tuhan dalam segala hal, dimulai dengan hal yang paling sederhana, membaca dan merenungkan firman Tuhan.

Ketiga,
dan supaya TUHAN menepati janji yang diucapkan-Nya tentang aku, yakni: Jika anak-anakmu laki-laki tetap hidup di hadapan-Ku dengan setia, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, maka keturunanmu takkan terputus dari takhta kerajaan Israel. 1 Raja-raja 2:4

Pada bagian ini Daud memberi tahu Salomo perjanjian Tuhan dengan dirinya.

Perjanjian tersebut bersyarat.

Keberlangsungan keluarga Daud terhadap monarki Israel, bukan bergantung dengan kepandaian mereka mengelola negara, meski itu penting, melainkan kepada kebergantungan mereka kepada Tuhan.

Ketaatan kepada Tuhan adalah kuncinya.

Dari ketiga poin nasihat di atas, sebenarnya apakah warisan Daud terhadap Salomo?

Hubungannya dengan Tuhan.

Rahasia Daud cuma satu, Daud selalu mengaitkan segala sesuatu di dalam hidupnya dengan Tuhan.

Bacalah Mazmur, kita akan menemukan hasrat hatinya terhadap Tuhan.

Mana kala Daud berbahagia, Tuhanlah yang menjadi alasannya.

Bahkan, manakala sedang lemah dan tertekan, Daud selalu dapat melihat harapan karena ada Tuhan.

Hal inilah yang coba diwariskannya kepada Salomo, yang Puji Tuhan Salomo dengarkan dengan baik.

"Dan Salomo menunjukkan kasihnya kepada TUHAN dengan hidup menurut ketetapan-ketetapan Daud, ayahnya;....." 1 Raja-raja 3:3a

Tidak heran Tuhan sangat memberkati Salomo.

Selagi kita membangun hidup, jangan lupa satu hal yang paling penting dari semuanya, membangun hubungan dengan Tuhan.

"Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya... " Amsal 13:22a

Apa yang akan Anda warisankan kepada anak-anakmu?

#Daud

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel