Senin, 15 Februari 2021

BAGAIMANA CARA ANDA MENDENGAR?

Pagi ini ketika membaca Alkitab saya sangat tertarik dengan perkataan Tuhan Yesus di dalam Lukas 8:18

"Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar....."

Mengapa Tuhan Yesus mesti memperingati murid-murid-Nya tentang cara mendengar? 

Memangnya ada cara lain dalam mendengar kecuali dengan telinga?

Jika telinga kita sehat, mendengar adalah perkara mudah bukan? 

Ternyata tidaklah demikian adanya, memiliki telinga yang sehat belum tentu mendengar, memiliki mata yang sehat belum tentu melihat. 

Tuhan Yesus sedang menegaskan mengenai cara mendengar yang lain. 

Kata 'perhatikan' pada ayat di atas diterjemahkan dari kata Yunani 'blepo' yang bisa diartikan sebagai 'konsentrasi' atau 'seksama' jika dikaitkan dengan topik perenungan hari ini bisa dituliskan 'mendengarlah dengan seksama' atau 'mendengarlah dengan penuh konsentrasi' atau 'jangan mendengar sambil lalu.'

Sementara kata 'mendengar' diterjemahkan dari kata 'akouo' yang bermakna bukan cuma mendengar saja melainkan mendengar (berusaha) untuk memahami. 

Demikian beberapa terjemahan kalimat di atas dari berbagai terjemahan:

BMIK
"Sebab itu perhatikanlah baik-baik apa yang kalian dengar." 

The Passion Translation
"So pay careful attention to your hearts" (perhatikan benar-benar). 

NIV
"Therefore consider carefully how you listen." (pertimbangkan baik-baik) 

NKJV
"Therefore take heed how you hear."
(simaklah) 

AMP
"So be careful how you listen" (berhati-hati lah bagaimana Anda mendengar) 

Easy English Bible
"So you should think carefully about what you hear." (wajib mendengar dengan berhati-hati). 

Semua terjemahan menegaskan bahwa Tuhan Yesus meminta kita untuk mendengar dengan sangat hati-hati, penuh konsentrasi dan tidak bisa sambil lalu dalam menyimak perkataan atau ajaran-Nya. 

Untuk itu kegiatan 'mendengar' yang dimaksudkan Tuhan Yesus  tidak bisa hanya dengan organ telinga saja, dia juga memerlukan topangan segenap hati dan pikiran yang penuh konsentrasi. 

Artinya di sini dalam mendengar kita mesti menyediakan waktu tersendiri, tanpa adanya gangguan apapun yang dapat mengalihkan konsentrasi. 

Itulah mengapa Tuhan Yesus melakukan aktifitas ini:

"Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." 
Markus 1:35. 

Pagi hari hati dan pikiran masih segar, berbagai kegiatan manusia belum dimulai.

Tempat yang sunyi dan nyaman bagi-Nya untuk berdoa. 

Para Imam Yahudi beranggapan adalah hal yang memalukan jika ayam berkokok dan mereka belum berdoa. 

Kata mendengar dengan menyimak dalam bahasa Inggris adalah LISTEN, yang memiliki huruf-huruf  yang sama dengan kata SILENT alias diam. 

Kita tidak bisa mendengar sambil berbicara. 

Mengapa pengertian rohani kita akan Firman Tuhan kadang dangkal padahal sudah membaca Alkitab atau mendengar khotbah sama puluhan tahun? 

Mungkin salah cara kita dalam mendengar. 

Siapkan hati dan pikiran, juga waktu dan tempat khusus untuk kita mendengarkan Tuhan secara khusyuk. 

Jika melakukannya maka sambungan ayat di atas akan terjadi kepada kita. 

"Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."

Apakah yang dipunyai dan tidak dipunyai?

Konteks ayat di atas adalah jawaban Tuhan Yesus atas pertanyaan para murid apa arti  perumpamaan seorang penabur, yang kemudian dilanjutkan dengan perumpamaan mengenai pelita, yang bermakna bahwa semua yang tertutup dari firman Tuhan akan disingkapkan, namun perhatikanlah dengan sesama dan penuh konsentrasilah ketika mendengarkannya. 

Nah, bagi mereka yang memang sungguh-sungguh ingin mendengar firman Tuhan maka lambat laun rahasia firman-Nya akan disingkapkan seperti benih yang tumbuh di tanah yang subur dan berbuah seratus kali lipat, sementara bagi mereka yang asal-asalan dalam mendengar firman-Nya maka taburan benih firman Tuhan itu akan diambil oleh burung-burung di udara, atau mati terhimpit batu dan semakin duri. 

Demikian The Passion Translation menerjemahkan ayat Lukas 8:18

"So pay careful attention to your hearts as you hear my teaching, for to those who have open hearts, even more revelation will be given to them until it overflows. And for those who do not listen with open hearts, what little light they imagine to have will be taken away.”
(terjemahan bebas: Jadi berhati-hatilah di dalam hatimu dalam menaruh perhatian  ketika mendengarkan ajaran-Ku, karena bagi mereka yang membuka hatinya, pewahyuan yang berkelimpahan akan diberikan kepada mereka. Dan bagi mereka yang tidak mendengar dengan hati yang terbuka, pencerahan kecil yang mereka impikan untuk mereka miliki akan diambil

Demikian juga Amlified Bible

"So be careful how you listen; for whoever has [a teachable heart], to him more [understanding] will be given; and whoever does not have [a longing for truth], even what he thinks he has will be taken away from him.”
(Terjemahan bebas: Jadi, berhati-hatilah bagaimana kamu mendengar; karena bagi siapapun yang memiliki [hati yang dapat diajar], kepadanya [pengertian] akan diberikan; dan siapapun yang tidak memiliki [kerinduan/hasrat akan kebenaran], apapun yang mereka pikir mereka miliki akan diambil dari padanya.) 

Jadi, mari kita memiliki hasrat akan kebenaran, sehingga dengan segenap hati akan mencarinya, dan mendengarkan/membaca dan merenungkan firman Tuhan dengan penuh konsentrasi.

Mendengar sesuai kualifikasi Tuhan Yesus tidak bisa hanya sekali saja, pengulangan atau repetisi adalah salah satu kunci utama. 

Selamat mendengar, Tuhan Yesus memberkati. 

Jumat, 12 Februari 2021

I WILL MEET YOU AT THE UNLIKELY PLACE

I WILL MEET YOU AT THE UNLIKELY PLACE

By Leo Imannuel

Kadang kita berjumpa dengan orang-orang kunci dalam hidup justru di tempat-tempat yang kurang menyenangkan.

Yusuf berjumpa dengan para saudagar-saudagar Ismael di dalam sumur yang kemudian membuatnya bekerja di rumah Potifar, yang kemudian membawanya ke penjara, di sana dia berjumpa dengan Juru Roti dan Juru Minuman Firaun.

Dari penjara karirnya melesat sampai menjadi raja muda di Mesir.

Di tempat pemerasan anggur, Tuhan menjumpai Gideon, yang kemudian menghantarnya menjadi seorang pahlawan. 

Musa dalam keadaan gagal, frustasi dan buronan Mesir, dijumpai Tuhan di padang penggembalaan. 

Dari sana ia mendisrupsi kehidupan bangsa Mesir, dan tentunya bangsa Israel dengan memimpin mereka ke Tanah Perjanjian. 

Di dalam samudera dan perut ikan Yunus mengalami pencerahan rohani yang membawanya kepada keberserahan diri kepada Tuhan yang dari-Nya ia melarikan diri. 

Onesimus, seorang budak pelarian berjumpa dengan Paulus di dalam penjara.

Di sana ia dibebaskan dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran dengan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, dan juga bebas dari perbudakan atas permintaan Paulus kepada Filemon majikannya yang dari padanya ia melarikan diri.

Jika hari-hari ini Anda sedang berada di tempat-tempat yang tidak baik, penuh tekanan, ketakutan dan kecemasan, ingatlah bahwa tempat Anda bukan di sana, Tuhan menyediakan yang jauh lebih baik daripada itu.

Di tempat-tempat demikianlah biasanya Tuhan bekerja. 

Jangan-jangan Tuhan mempertemukan Anda dengan orang-orang kunci yang dapat membebaskan Anda.

Bahkan, biasanya Tuhan akan mempertemukan Anda dengan diri-Nya sendiri, tentunya melalui perenungan akan hidup dan Tuhan yang akan menghatar Anda kepada keberserahan diri kepada Sang Pencipta.

Keep Believing!
Keep Winning!
Keep Fighting!
Keep Persistent!
Keep Consistent!

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Selasa, 02 Februari 2021

TAKUT GELAP?

KEGELAPAN dan TERANG.

Hampir semua film horor menggambarkan kegelapan sebagai tempat yang menakutkan.

Hampir tidak pernah drakula muncul di siang bolong, werewolf selalu berubah wujud di bawah sibar bulan purnama, begitu pula berbagai macam hantu lain selalu beraksi di tempat-tempat yang gelap, apakah itu puri tua nan gelap dan suram, lemari atau basement rumah.

Intinya kegelapan adalah sesuatu yang menakutkan, terang itu membuat nyaman dan aman.

Tahukah Anda bahwa banyak orang lebih takut terhadap terang daripada gelap.

Banyak orang bersembunyi di dalam kegelapan, menutupi diri di dalam kegelapan, menyimpan rapat-rapat diri di dalam lemari hati, takut tersingkap dan mempermalukan diri.
 
Padahal power statement ini benar bahwa keterbukaan adalah awal dari pemulihan.

Hati manusia itu ibarat sebuah gedung besar dengan banyak ruang di dalamnya.

Di dalam ruang itu tersimpan berbagai aib yang coba disembunyikan dan bahkan dilupakan, meski mustahil.

Berbagai aib itu kusam dan beberapa berbau busuk yang tentunya mengurangi estetika si bangunan besar tersebut.

Sayangnya si pemilik ruang-ruang kecil itu enggan membuang barang-barang berbau busuk tersebut.

Mereka tutup pintu bernama penyangkalan rapat-rapat, bahkan mereka jaga supaya orang bahkan Tuhan sekalipun tidak bisa buka.

Mereka pasang alarm bernama hot button, sampai tersentuh maka centeng penjaganya akan terbangun.

Si centeng bisa mengeluarkan berbagai macam jurus, antara lain 'ngambek' 'marah' 'ancaman' bahkan 'pukulan' 'mengasihani diri sendiri'. 

Kalimat yang keluar bisa:
"Kamu ngerti apa!" 
“Kalian tidak mengerti!"
“Kamu tidak punya kasih!" 
“Sudah, saya pindah gereja saja!"
“Kita pisah!" 
"Kamu ngertiin aku dong!" 

Dan berbagai bentuk kalimat lainnya, termasuk ancaman untuk bunuh diri. 

Jika pintunya bernama 'penyangkalan' maka kuncinya adalah 'pengakuan.'

Mengakui diri lemah dan memiliki kekurangan, memerlukan pertolongan, baik dari orang-orang terdekat dan maupun tentunya Tuhan sendiri. 

Untuk itu alarm mesti di non aktifkan dan Si centeng dipecat. 

Sebanyak pintu yang rela dibuka, sebanyak itulah pemulihan yang dapat Tuhan kerjakan.

Semakin lama menunda, maka semakin banyak orang-orang terdekat yang akan ikut terluka akibat bau busuk bernama tingkah laku tersebut.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)