DESTINATION = Destiny + Nation
Visi gereja tidak pernah lokal.
Gereja tidak pernah di-design hanya untuk mengurusi "kelokalan."
Gereja didirikan dengan tanggungjawab bangsa di mana dia ada.
Sesuai dengan namanya 'eklesia' yang berarti 'dipanggil keluar,' untuk apa?
Kata 'eklesia' adalah sebuah istilah politik yang menggambarkan demokrasi kuno yang dipraktikkan oleh bangsa Yunani.
Orang-orang yang dipanggil untuk memutuskan nasib bangsanya.
Kata yang sama dipakai oleh penulis PB untuk menyebutkan kata gereja.
Singkatnya gereja punya tanggungjawab terhadap bangsanya.
Jika gereja hanya memikirkan kelokalan, maka dapat dipastikan gereja tidak akan melakukan fungsinya di tengah-tengah bangsa di mana dia ada.
Jika gereja hanya memikirkan kelokalan, maka sebenarnya gereja sedang abnormal, dan dapat dipastikan gereja tidak akan menggenapi 'destiny' -nya.
Ketika gereja hanya memikirkan kelokalan, maka tembok-tembok denominasi akan terus berdiri kokoh, gereja terpecah belah, menganggap gereja lain sebagai saingan, rebutan jemaat, TIDAK AKAN PERNAH ADA yang namanya kesatuan atau unity.
Tanpa kesatuan atau unity berarti Tubuh Kristus terpecah-pecah, tubuh yang terpecah-pecah berarti sedang sakit atau bahkan sedang koma (jika tidak mau disebut sudah mati).
Dengan kondisi demikian, tentunya tubuh tidak akan bisa berfungsi. Tidak heran kita melihat kota bahkan bangsa di mana gereja ada dikuasai oleh kejahatan, peran dan pengaruh gereja semakin merosot.
Sayangnya, hal ini tidak dapat dilihat oleh gereja yang hanya memikirkan kelokalan.
Sebab, mereka hanya melihat gereja lokalnya saja yang mungkin lebih bertumbuh (kehadiran jemaat tinggi) dibandingkan gereja lain.
Sementara sebenarnya kondisi secara umum dari gereja-gereja di kota atau bangsa di mana dia ada sedang dalam kondisi yang tidak baik.
Saya paham bahwa gereja lokal memang perlu membangun dan mempercantik diri.
Ibadah-ibadah dan program-program gereja perlu dikembangkan dengan baik, namun, jangan lupa bahwa itu semua kita lakukan demi mencapai tujuan utama, yakni menyatakan Kerajaan Allah di kota dan bangsa di mana gereja ada.
Gereja (Para pendeta&orang Kristen) harus sadar dan BERHENTI berpikir lokal, berpikirlah secara global, ambil beban dan tanggungjawab buat kota bahkan bangsanya.
Mari bergandengan tangan, bahu membahu berdoa dan membangun kota dan bangsa, bersama-sama gereja-gereja sekota bahkan sebangsa, meski mereka berasal dari denominasi yang berbeda.
Mereka saudara sekota, sebangsa dan lebih lagi saudara seiman, mereka BUKAN saingan, mereka partner.
Keep Winning By Keeping Our Track In His Destiny!!!
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)