SI BUNGSU Vs. SI SULUNG
By Leo Imannuel
Bagian KE-10,
Bagian Terakhir
ANAK, BUKAN PEGAWAI
Mengapa respon si sulung demikian?
Jika kemarin kita belajar mengapa respon si sulung demikian adalah akibat dia tidak memiliki mental seorang Ayah (fathership), hari ini kita akan belajar si sulung juga tidak memiliki mental anak (sonship).
Hal ini terlihat dari respon si sulung
Lukas 15:29-38
(28) "Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia."
(29) "Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku."
(30) "Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia."
Dia mepresentasikan segenap prestasi diri seperti ketaatan dan kerajinannya, lalu mengontraskannya dengan dosa-dosa adiknya, dari sini kemudian dia menunjukkan kelayakannya untuk dipestakan oleh ayahnya.
Yang terjadi sebenarnya adalah si sulung tidak memiliki fathership atau mentalitas seorang ayah, sehingga tidak bisa mengerti mengapa Bapanya bukan hanya menerima kembali, namun memestakan anak yang telah bikin malu keluarga tersebut, seorang anak yang tidak berprestasi, kemudian dia juga tidak memiliki sonship, atau mentalitas seorang anak.
Dia mengajukan berbagai kelebihan diri (prestasi), dibandingkan dengan adiknya yang tidak berprestasi.
Si Sulung lupa bahwa dia seorang anak.
Menjadi seorang anak memiliki sebuah keistimewaan khusus, dia diikat oleh pertalian darah.
Berprestasi atau tidak, seorang anak tetaplah seorang anak.
Seorang karyawan bisa tidak lagi menjadi karyawan jika dia tidak berprestasi, tapi seorang anak? Kata orang tidak ada mantan anak.
Secara posisi sulung adalah seorang anak, namun bermental karyawan.
Sang Bapa sampai harus mengingatkannya:
"Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu."
Lukas 15:31.
Semua fasilitas bapa menjadi miliknya dan bisa digunakannya.
Kita adalah anak-anak Tuhan, fasilitas sorgawi adalah milik kita dan dapat kita gunakan.
Milikilah mentalitas pembapaan (fathership), sekaligus juga keputraan (sonship), yang pertama akan membuat kita mengasihi dan memahami kasih Bapa secara lebih komprehensif, yang kedua akan membuat kita taat, mendengarkan Bapa, belajar dari-Nya, mengasihi Bapa, dan memiliki mental memiliki (ownership), sekaligus melayani (stewardship).
JANGAN MILIKI MENTAL PEGAWAI, MILIKILAH MENTALITAS SEORANG ANAK.
S E L E S A I.
#TheProdigalSon
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
#AllAboutJesus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar