Rabu, 30 Juni 2021

MAZE KEHIDUPAN

Maze adalah permainan masuk dan berusaha menemukan keluar. Di dalam maze orang bisa tersesat.

Meski tidak 100% sama, namun dunia adalah maze di dalam kehidupan manusia.

Kelahiran adalah pintu masuk, kematian adalah pintu keluar, dengan surga sebagai tujuan. 

Di dalam maze ada banyak pilihan jalan, namun hanya satu yang benar dan akan menuntun kepada pintu keluar yang benar.

Di dalam kehidupan ada banyak jalan, namun hanya satu jalan yang benar.

Di dalam kehidupan seseorang tidak serta merta langsung tancap gas menuju surga, melainkan harus memilih berbagai hal yang akan memperlengkapi hidup, seperti pendidikan, pernikahan, profesi, harta, mobil, hobi, tempat tinggal, dan lain sebagainya.

Dengan semua hal yang melekat tersebut seseorang wajib membantu sesamanya sebagai sesama musafir kehidupan menuju pintu keluar.

Bantuan yang paling berharga adalah memberitahu mereka sekalian jalan yang benar, agar kelak mereka tidak tersesat dan akhirnya kecewa.

Perlu diingat bahwa semua predikat yang melekat di dalam diri bukanlah tujuan, semua itu hanya alat bantu supaya seseorang menambah nilai kehidupannya di dalam maze besar ini melalui berkarya nyata.

Tujuan sesungguhnya adalah surga.

Maze kehidupan ini sangat besar, rumit dan kompleks, sehingga tidak ada satupun yang pernah berhasil mencapai pintu keluar yang benar dan cuma satu itu dengan usaha dan kepandaiannya sendiri.

Di sinilah Sang Pembuat Maze memberikan bantuan, dengan memberikan Jalan yang Benar dan pasti jalan yang akan memberi Hidup.

Bantuan ini kita sebut dengan sederhana sebagai Kasih Karunia.

Jalan yang Benar dan memberi Hidup itu bukanlah sebuah benda, namun seorang pribadi, hanya Dia yang tahu jalan keluar yang benar.

Dari mana Dia bisa tahu? Sederhana saja sebenarnya, karena Dia diutus dari pintu keluar yang benar.

Begini, titik tolak setiap manusia dari pintu masuk, sementara Dia berasal dari pintu keluar, Dia masuk ke dalam Maze untuk membantu setiap orang jalan menuju tempat di mana Dia berasal.

#KiraKiraBegitu 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Minggu, 27 Juni 2021

WHAT IF....... MASUK SURGA...

Surga adalah tujuan setiap orang percaya.

Karena begitu besar kasih Bapa kepada manusia maka jalan menuju surga dibuat semulus mungkin dan pintunya dibuka lebar-lebar melalui Tuhan Yesus.

Saya pikir berdasarkan hitung-hitungan pengorbanan-Nya, Tuhan Yesus lebih kepingin kita masuk surga daripada diri kita sendiri.

Nah, bagaimana seandainya supaya jalan kita menuju surga semakin mulus maka Dia mengizinkan kemiskinan melanda kita, karena Dia tahu bahwa kekayaan akan membuat kita sesat jalan dan bisa tersasar ke tetangga sebelah yang beriklim selalu panas.

Atau Dia izinkan kegagalan datang, baik dalam karir maupun percintaan karena Dia tahu karir atau jodoh yang salah akan membuat kita menjadi seperti Salomo.

Atau bintang kita tidak seterang rekan lainnya atau rumput kita tidak sehijau rumput tetangga, karena kelemahan kita adalah kesombongan, keterkenalan akan membuat kita membelakangi-Nya.

Atau bahkan kadang dia berhentikan durasi hidup seseorang ketika sedang setia dan semangat melayani diri-Nya, hanya karena Dia tahu bahwa orang tersebut dalam beberapa waktu ke depan akan berpaling dari-Nya.

Memang berbagai penderitaan dan keterbatasan membuat hidup ini menderita, namun jika kita menyadari alasan-Nya mengizinkan itu semua terjadi hanyalah agar kita dapat bersama-sama dengan-Nya di dalam kekekalan maka alih-alih menggerutu maka kita akan bersyukur.

Dia izinkan untuk sesaat kita menderita, agar selama-lamanya berbahagia di surga, Dia biarkan air mata tertumpah sebentar agar kelak selamanya kita dapat tertawa.

Semua karena Kasih-Nya kepada kita.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Jumat, 11 Juni 2021

SIAPA BOSS KITA

Peraturan menyebalkan namun jenaka dalam dunia kerja:
1. Boss Tidak Pernah Salah
2. Jika Boss Salah, Silahkan Lihat Peraturan No. 1

Meski diucapkan dengan nada bercanda, namun dalam dunia kerja peraturan tersebut ada benarnya. 

Singkatnya, siapa yang harus kita senangkan? Boss yang menggaji kita atau boss perusahaan tetangga? 

Tentunya boss yang menggaji kita bukan? 

Kurang lebih demikianlah yang Paulus maksudkan ketika beliau menulis:
 
"Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus." (Galatia 1:10) 

Kata 'kesukaan' di atas berasal dari kata Yunani peithō yang bermakna kurang lebih hendak menyenangkan seseorang agar menjadi sahabat. 

Kata 'berkenan' diterjemahkan dari kata Yunani areskō yang bermakna berusaha keras untuk memenuhi standar opini seseorang. 

Nah, pertanyaannya kita ini hamba siapa?

Siapa yang mesti disenangkan supaya kita bersahabat dengannya? 

Jika merasa sebagai hamba Tuhan sudah sepatutnya kita menyenangkan Boss kita, yaitu Tuhan. 

Persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah (Yak. 4:4).

Hal ini tidak berarti kita memusuhi semua manusia. Namun, pasti kita pernah atau akan diperhadapkan dengan situasi di mana harus memilih antara taat kepada Tuhan atau taat kepada manusia, kita harus lebih menaati Tuhan. 

Keep Winning By Keep Pleasing God. JLI! 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

JEMBATAN 2 KATA

SULIT adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang belum kita kuasai

MUDAH adalah kata yang dipakai untuk menggambarkan sesuatu yang telah kita kuasai

Kesenjangan di antara dua kata tersebut dijembatani oleh BELAJAR, COBA LAGI, PANTANG MENYERAH, KONSISTENSI dan PERSISTENSI alias KETEKUNAN

PESIMIS adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan ukuran kekuatan diri lebih kecil dibandingkan tantangan

OPTIMIS adalah kata yang kita gunakan untuk menggambarkan hitungan kekuatan diri lebih besar dibandingkan tantangan

Kesenjangan di antara kedua kata tersebut dijembatani oleh SEMANGAT, STRATEGI dan HIKMAT

MUSTAHIL adalah kata yabg kita gunakan untuk menggambarkan sesuatu yang kita anggap berada jauh di luar jangkauan

KETIDAKMUSTAHILAN adalah sebuah kata yang kita gunakan untuk menggambarkan sebuah pencapaian yang melampaui pesimisme

Kesenjangan di antara kedua kata tersebut dijembatani oleh sebuah kesadaran jiwa melalui sebuah perjumpaan dengan yang Ilahi, yang menuntun kepada sebuah penyerahan diri total kepada kehendak dan kuasa-Nya.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Kamis, 03 Juni 2021

IKUT TUHAN DENGAN KONSISTEN DAN PERSISTEN

1 Raja-raja 11:6, 9
(6) "dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya."

(9) "Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya,"

Apa sih yg kurang dari Salomo? Dalam hal karunia, Tuhan telah 2 kali menampakan diri kepadanya.

Dalam hal hikmat, di kolong langit ini, tidak ada orang yang lebih pandai daripadanya, baik yang lahir sebelum maupun sesudah Salomo,  sampai hari ini. 

Dalam hal kekayaan, Salomo sangat kaya raya, sepanjang sejarah raja-raja Israel tidak ada raja sekaya dirinya.

Dalam hal kekuasaan, 40 tahun dia berkarir sebagai raja, dan musuh-musuhnya takluk kepadanya.

Dalam hal ketenaran, Salomo terkenal sampai ke ujung-ujung bumi, sampai-sampai Ratu negeri Syeba repot-repot datang berkunjung dan mempersembahkan begitu banyak emas, rempah-rempah, dan batu permata. 

Sebegitu banyaknya sampai dituliskan:

"......tidak pernah datang lagi begitu banyak rempah-rempah seperti yang diberikan ratu negeri Syeba kepada raja Salomo itu." 
1 Raja 10:10b

Dengan sebegitu berlimpahnya kasih karunia yang dinyatakan ke dalam hidup Salomo, namun, mengapa dia masih bisa jatuh ke dalam dosa?

Kemana para nabi yang seharusnya mengingatkan raja akan kebenaran?

"Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya." 
1 Raja 11:4

Dalam segala keadaan, perhatikanlah dengan siapa kita bergaul karib, pastikan pergaulan karib kita hanya dengan orang-orang benar dan takut akan Tuhan.

Jika kita setia ikut Tuhan, bagian Tuhan adalah memberkati seluruh aspek hidup kita, bagian kita yang terpenting adalah KONSISTENSI dan PERSISTENSI.

Salomo tidak konsisten dan persisten dgn imannya kepada Tuhan. Don't do the same mistake!

Iman ditenagai, dijaga dan dipelihara oleh KONSISTENSI dan PERSISTENSI.

Keep Winning By Keep Consistence and Persistence in our Faith to God!!! JLI

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

SETIR MOBIL

Dahulu saya setir mobil secara ugal-ugalan, inginnya kebut, apalagi jika disalip pengendara lain, hati panas, dan langsung kejar lalu salip balik.

Hati puas!

Pernah suatu kali saya setir mobil Jakarta - Semarang tidak ada yang membalap.

Waktu itu jalan tol baru sampai Cikampek.

Kalau sekarang ingat-ingat masa itu jadi malu hati sendiri, betapa bodohnya saya kala itu.

Puji Tuhan, tidak pernah berkelahi dengan orang gara-gara potong-potongan jalan dan tidak pernah kecelakaan.

Tuhan baik.

Lama-kelamaan saya belajar untuk setir mobil secara lebih halus dan agak pelan.

Belajar untuk menelan emosi sendiri kala dipotong orang, belajar rela memberi jalan untuk kendaraan lain yang hendak mengambil jalur saya.

Jujur kadang monster yang tertidur bangkit kembali, namun saya segera sadar.

Berbulan-bulan saya belajar mengendalikan emosi ini, menahan kaki yang gatal untuk injak gas lalu potong jalur kendaraan lain. 

Apalagi kalau disetiri orang yang agak lambat atau slow respon, bawaannya gatel dan ngatur si driver hahahaha.... Kawan-kawan yang pernah jengkel sama saya, maaf ya. Sampai hari ini saya masih belajar untuk tutup mulut ketika disetiri orang lain. 

Inilah perjalanan pertobatan saya dari emosi sendiri, kadang masih jatuh bangun, namun secara umum saya berhasil mengendalikannya.

Perjalanan mengenakan manusia baru, sesungguhnya adalah sebuah perjalanan untuk meninggalkan manusia lama dengan semua kebiasaan negatifnya.

Secara kasar bisa juga dikatakan adalah sebuah perjalanan untuk bunuh diri, membunuh bagian diri sendiri yang negatif, melawan anggapan diri sendiri bahwa kalau tidak marah dan melawan itu rugi, menolak anggapan bahwa kita harus membela diri, diri ini tidak boleh direndahkan secara demikian.

Secara singkat Tuhan Yesus memberi istilah sangkal diri dan pikul salib.

Di sini musuh terbesarnya bukan iblis atau setan, namun diri sendiri.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)