Tidak ada movement/kegerakan yang menyimpulkan semua movement/kegerakan sebelumnya.
Semua movement/kegerakan memainkan peranan penting hanya di zamannya dan untuk generasinya.
Keterkaitan antara satu movement/kegerakan dengan movement/kegerakan setelahnya hanyalah warisan iman atau nilai-nilai, dan sama sekali bukan kloningan yang harus sama segala sesuatunya, apakah itu cara dan atau common enemy-nya.
Memang, dia harus harus menjadi salah satu batu pondasi bagi movement/kegerakan setelahnya, namun pasti bukan satu-satunya pondasi.
Beda generasi, pasti beda cara dan beda musuh bersamanya.
Sebenarnya menjadi sesuatu yang wajar jika suatu movement/kegerakan memudar, sebesar apapun dia dahulu.
Menjadi tidak wajar jika orang-orang tertentu tetap ngotot mempertahankannya, nilai-nilainya, maupun musuh bersamanya, tidak boleh beda.
Mesti dipertanyakan motivasinya, mungkin dia pro status quo, kenapa juga pro?
Apakah karena "pekerjaannya" (dapat nafkah) di situ?
Atau Jangan-jangan ketidakmampuannya menangkal angin pergerakan baru? Alias kolot, dengan mentalitas "been there, done that" yang akut.
Salah satu gejalanya adalah selalu cerita masa lalu:
"Saya pernah melakukan ini itu."
"Dulu saya...."
Menurut saya jangan bangkitkan movement/kegerakan yang sudah berlalu, karena mungkin Tuhan memang memaksudkannya untuk tertidur bahkan memudar. JLI.
#KiraKiraBegitu