Sabtu, 22 Juli 2023

TRAGEDI KEHIDUPAN

Tragedi kehidupan bukanlah kematian melainkan mati selagi hidup. 

Hidup namun tak bergairah, hidup namun tak berkarya, hidup tapi tak ada penghayatan, hidup namun tak bermakna, hidup namun tak berguna bagi sesama, hidup hanya bagi diri sendiri. 

Nikmat kehidupan bukanlah umur panjang namun menemukan dan memenuhi semua destiny. 

Bukan seberapa lama kita hidup, namun Seberapa penuhnya kita menghidupi kehidupan ini. 

Hidup dengan segala kebaikan di dalamnya bukan untuk disia-siakan atau di sesali namun untuk dinikmati, tentunya di dalam koridor yang patut dan benar. 

Terlalu memandang dunia dan melupakan kehidupan kekal kelak juga salah, namun terlalu memikirkan kekekalan dengan melupakan dunia juga tidak tepat. 

Hanya karena Alkitab menempatkan istilah “dunia” pada segala sesuatu yang buruk banyak kita “memusuhi” dan agak “anti” dengan dunia namun tanpa sadar kita masih tinggal di dalam dunia. 

Dunia adalah tempat di mana kita bisa menemukan destiny, berkarya, melayani Dia dan tentunya having fun 😃

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Kamis, 20 Juli 2023

DEDIKASI

Semua pekerjaan yang diembankan oleh sebuah institusi kepada seseorang memang sewajarnya diganjar oleh penghasilan atau uang. 

Namun, ada jenis-jenis pekerjaan tertentu yang tidak bisa dinilai oleh uang, profesi seperti tentara, polisi, guru, rohaniawan, dll. 

Karena acapkali pengorbanan yang mereka lakukan melebihi penghasilan yang diterima. 

Contohnya tentara yang membela negara, polisi yang berjibaku dengan pelaku kejahatan, guru-guru di pedalaman, para rohaniawan yang terus menerus berjuang menjaga kerohanian umat agar terus berperilaku benar, para tenaga medis sewaktu pandemi Covid-19, coba bayangkan jika mereka itu seseorang yang Anda kasihi entahkah suami, istri atau anak, kira-kira berapa gaji yang pantas untuk mereka? 

Jika uang yang menjadi tujuan utama mungkin mereka akan memilih profesi lain. 

Namun, apa yang membedakan motivasi seseorang terhadap sebuah pekerjaan?

Menurut hemat saya dedikasi adalah jawabannya.

Menurut KBBI dedikasi adalah pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu usaha atau tujuan mulia; pengabdian.

Jadi, uang bukanlah tujuan, namun tercapainya sebuah tujuan mulia, sehingga waktu, tenaga dan pikiran akan dikorbankan, bahkan lebih dari yang dituntut, lembur dilakoni, bahkan korban nyawa siap dan rela dijalankan.

Profesi, sebaik apapun itu akan menjadi rusak karena para oknumnya tidak memiliki dedikasi sama sekali, bukan semangat pengabdian yang dikedepankan melainkan keuntungan diri sendiri.

Segalanya dinilai berdasarkan hitungan untung rugi.

Semangat dedikasi ini mesti terus terpelihara di dalam sanubari.

Jadilah orang mulia dengan memuliakan profesi kita melalui dedikasi alias pengabdian.

Kata pengabdian berasal dari pada dasar abdi yang berarti pelayan atau hamba.

Semangag kehambaan ini mesti terus menerus dipertahankan, tidak boleh tergerus oleh kebutuhan hidup atau keinginan mata dan keangkuhan hidup gara-gara melihat kolega sudah punya ini itu.

Tetap Semangat.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Rabu, 05 Juli 2023

BERAGAMA, BELAJAR MENJADI TUHAN ATAU MANUSIA?

Mengapa orang jadi beringas ketika beragama?

Semakin fanatik seseorang terhadap agamanya semakin beringas dia.

Seolah mendapatkan cap resmi waralaba surga seseorang bisa memberi label sesat dan mengkafirkan sesamanya yang beda aliran padahal satu agama, apalagi mereka yang berbeda kitab suci, nabi dan ritualnya, terima nasib.

Semakin beragama seseorang merasa layak menggantikan Tuhan atau mewakili-Nya menegakkan hukum-hukum-Nya termasuk memberi hukuman langsung kepada barangsiapa yanv dianggap melanggar atau menentangnya.

Padahal seharusnya beragama itu bukan belajar menjadi Tuhan namun belajar untuk menjadi manusia seutuhnya sebagaimana maksud penciptaannya.

Orang Kristen percaya bahwa manusia diciptakan segambar dan secitra dengan Tuhan sebagai Sang Pencipta (created in God's image).

Gambaran tersebut rusak karena dosa, sehingga penebusan Kristus membuka pintu agar manusia bisa kembali menemukan citranya di dalam Tuhan.

Itulah proses pertobatan. Sebuah perjalanan until menjadi serupa dengan Tuhan, tentunya dalam hal karakter.

Menurut hemat saya perjalanan beragama adalah perjalanan belajar menjadi manusia sebagaimana Tuhan menciptakan kita pada awalnya.

Apakah mungkin Allah yang Maha Pengasih itu menciptakan manusia yang garang, anti perbedaan, dan suka menindas sesamanya?

Apakah mungkin Tuhan yang Maha Kuasa itu membutuhkan manusia untuk menghukum sesamanya yang belum tentu dia lebih putih, bisa-bisa lebih hitam dari gua terdalam.

Maka, beragama seharusnya membuat kita belajar bagaimana menjadi manusia berbudi pekerti luhur dan mulia.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)