Mengapa orang jadi beringas ketika beragama?
Semakin fanatik seseorang terhadap agamanya semakin beringas dia.
Seolah mendapatkan cap resmi waralaba surga seseorang bisa memberi label sesat dan mengkafirkan sesamanya yang beda aliran padahal satu agama, apalagi mereka yang berbeda kitab suci, nabi dan ritualnya, terima nasib.
Semakin beragama seseorang merasa layak menggantikan Tuhan atau mewakili-Nya menegakkan hukum-hukum-Nya termasuk memberi hukuman langsung kepada barangsiapa yanv dianggap melanggar atau menentangnya.
Padahal seharusnya beragama itu bukan belajar menjadi Tuhan namun belajar untuk menjadi manusia seutuhnya sebagaimana maksud penciptaannya.
Orang Kristen percaya bahwa manusia diciptakan segambar dan secitra dengan Tuhan sebagai Sang Pencipta (created in God's image).
Gambaran tersebut rusak karena dosa, sehingga penebusan Kristus membuka pintu agar manusia bisa kembali menemukan citranya di dalam Tuhan.
Itulah proses pertobatan. Sebuah perjalanan until menjadi serupa dengan Tuhan, tentunya dalam hal karakter.
Menurut hemat saya perjalanan beragama adalah perjalanan belajar menjadi manusia sebagaimana Tuhan menciptakan kita pada awalnya.
Apakah mungkin Allah yang Maha Pengasih itu menciptakan manusia yang garang, anti perbedaan, dan suka menindas sesamanya?
Apakah mungkin Tuhan yang Maha Kuasa itu membutuhkan manusia untuk menghukum sesamanya yang belum tentu dia lebih putih, bisa-bisa lebih hitam dari gua terdalam.
Maka, beragama seharusnya membuat kita belajar bagaimana menjadi manusia berbudi pekerti luhur dan mulia.
#KiraKiraBegitu
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar