Bisakah seseorang bertumbuh tanpa luka?
Nihil kecewa?
Mulus bebas amarah dan benci?
Tampaknya seperti si punguk merindukan bulan bukan?
At some point dalam hidup seseorang akan mengalami kekecewaan, marah bahkan benci.
Karena segala hal yang menimbulkan perasaan negatif itu merupakan sebuah keniscayaan maka bagaimana kita meresponinya menjadi sangat penting.
At some point seseorang harus mengampuni, berdamai dengan dirinya, orang lain dan Tuhan.
Apakah luka-luka masa lalu hanya akan menjadi penyesalan seumur hidup atau pembelajaran berharga yang dapat diajarkan kepada orang lain?
Apakah kekecewaan itu menjadi aib memalukan yang akan menghalangi hidup dari segala kebaikan atau menjadi batu pijakan untuk kita menjadi lebih dewasa dan bijaksana.
Tuhan memberikan kemampuan kepada setiap orang untuk mempositifkan segala hal negatif yang terjadi.
Memberikan makna positif bahkan untuk kejadian terburuk sekalipun.
"Untung" demikian nenek moyang kita mengajarkan sebuah filosofi bersyukur.
Dalam setiap kejadian buruk yang menimpa, selalu diucapkan: "untung cuma...."
Melaluinya mereka mengajarkan kita untuk merelakan yang hilang dan mulai mensyukuri apa yang masih sisa.
Sesungguhnya luka, kecewa bahkan amarah selain membawa perasaan negatif juga membawa "blessing in disguise" paling tidak berupa pelajaran kehidupan supaya kita bisa menghargai banyak hal, dan merayakan bahkan hal-hal kecil sekalipun.
Dari luka, kecewa dan amarah saya belajar mengampuni dan betapa sulitnya pengampunan itu, melaluinya saya sangat menghargai pengampunan yang Tuhan anugerahkan kepada diri ini.
Ketika merasakan sulitnya mengampuni saya memandang kepada Tuhan dan berkata: "Sesulit ini sebuah pengampunan?" Bersyukur sangat bersyukur.
Bapa merelakan Putra Tunggal-Nya demi sebuah pengampunan.
Melalui luka, kecewa dan amarah akibat pengkhiatanan saya belajar arti penting sebuah kesetiaan, berharganya sebuah hubungan, sangat penting memiliki sahabat sejati.
Luka, kecewa dan amarah telah mengajari saya mengenai hidup dan betapa berharganya sebuah kehidupan itu, sehingga tidak ingin merusaknya.
Ketika luka, kecewa dan amarah datang jangan sia-siakan dengan tangisan penyesalan seumur hidup, belajar darinya dan jadilah kebih bijak.
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar