Minggu, 31 Juli 2022

PERTOBATAN YOSIA

Dari semua kisah pertobatan, mungkin kisah pertobatan Yosia adalah yg paling dramatis. 

2 Raja-raja 23:25
“Sebelum dia tidak ada raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak ada bangkit lagi yang seperti dia.”

Namun juga kisah pertobatan Yosia menorehkan tragedi 

2 Raja-raja 23:26-27 
“Tetapi TUHAN tidak beralih dari murka-Nya yang sangat bernyala-nyala itu yang telah bangkit terhadap Yehuda oleh karena segala sakit hati-Nya yang ditimbulkan Manasye.

Lalu berfirmanlah TUHAN: "Juga orang Yehuda akan Kujauhkan dari hadapan-Ku seperti Aku menjauhkan orang Israel, dan Aku akan membuang kota yang Kupilih ini, yakni Yerusalem, dan rumah ini, walaupun Aku telah berfirman tentangnya: Nama-Ku akan tinggal di sana!" 

Sebegitu murkanya Tuhan terhadap Yehuda, bahkan pertobatan yg paling dramatis sekalipun tidak menyurutkan api amarah-Nya. 

Jangan salah, pertobatan Yosia, tentu sangat dihargai oleh Tuhan, namun sudah terlambat buat pemulihan. 

Biasanya ketika seorang Raja bertobat, Tuhan memulihkan kerajaannya. Namun, ini murka Tuhan sudah sampai pada batasnya. 

Bertobatlah hari ini, jangan tunggu sampai terlambat, jangan tunggu sampai tidak ada kesempatan untuk pemulihan.

Bertobatlah, mumpung masih kuat, gagah, sehat, masih ada uang, masih ada umur. Jangan tunggu stroke, koma di ICU, miskin, baru bertobat. 

Jangan tunggu ditinggal kabur pasangan baru bertobat. Jangan sampai kesempatan untuk dipulihkan dan memulihkan sudah tertutup baru bertobat. 

BERTOBATLAH SEKARANG!!! 

KEEP WINNING BY STARTING REPENTANCE NOW!!!  JLI
@Leo_Imannuel 
@AOCJakarta

ZONA NYAMAN

Zona Nyaman

Jangan musuhi zona nyaman.
Jangan emohi dia. 
Jangan buru-buru tinggalkan dia. 

Zona nyaman memberikan kita penghiburan yang menyenangkan setelah hati lelah karena marah, takut, iri, putus asa, kecil hati, dan berbagai efek negatif lainnya, di dalam perjuangan untuk mencapainya.

Zona nyaman adalah tempat istirahat terbaik setelah lelah berjuang dengan mengerahkan segenap kekuatan fisik maupun psikis, demi meraihnya.

Zona nyaman adalah kebanggaan dan pembuktian diri, bahwa semua yang dicita-citakan, dipercayai, diperjuangkan telah berhasil diraih, termasuk menjadi alat untuk menutup mulut mereka yang selama ini meragukan Anda.

Zona nyaman adalah modal diri untuk dipercaya orang lain, demi kelak meningkatkan kualitasnya.

Jangan pernah meninggalkan zona nyaman demi apapun juga, kecuali demi sebuah perjuangan menuju zona nyaman berikutnya yang lebih baik.

Jangan pernah perangi zona nyaman, kecuali dia menghalangimu untuk berjuang meraih puncak gunung berikutnya yang tentunya lebih tinggi.

Malah sebenarnya kita tidak akan benar-benar pernah meninggalkan zona nyaman ketika berjuang untuk zona nyaman berikutnya. 

Actually, we are expanding our comfort zone, not leaving it behind. 

Ingatlah bahwa perjuangan di dalam zona tidak nyaman hanya memiliki satu tujuan, yaitu supaya kita sampai kepada zona nyaman berikutnya.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Sabtu, 30 Juli 2022

BERBAGAI KUALITAS DIRI

KASIH adalah KEKUATAN 

SUKACITA adalah KEKUATAN 

DAMAI SEJAHTERA adalah KEKUATAN 

KESABARAN adalah KEKUATAN 

KEMURAHAN adalah KEKUATAN 

KEBAIKAN adalah KEKUATAN 

KESETIAAN adalah KEKUATAN 

KELEMAHLEMBUTAN adalah KEKUATAN 

PENGUASAAN DIRI adalah KEKUATAN 

BERSYUKUR adalah KEKUATAN 

MENGAMPUNI adalah KEKUATAN 

RELA BERKORBAN adalah KEKUATAN 

BERTANGGUNGJAWAB adalah KEKUATAN 

BERIMAN adalah KEKUATAN 

PANTANG MENYERAH adalah KEKUATAN 

MAWAS DIRI adalah KEKUATAN 

Berbagai kualitas di atas (dan mungkin masih ada yang belum tertulis) tidak bisa dilakukan oleh semua orang, HANYA seorang pahlawanlah yang mampu melakukannya. 

Tidak perduli betapapun kita lemah secara fisik (apalagi jikalau kuat), tidak masalah meski kita miskin (apalagi jikalau kaya raya), tidak memiliki kuasa (apalagi jikalau memiliki kuasa), jika kita mampu memunculkan kualitas di atas pada saat dibutuhkan, kita adalah seorang PAHLAWAN, SANG JUARA. 

Para pengecut ketika diperhadapkan dengan situasi yang menuntut kualitas di atas, biasanya membungkus dirinya dengan marah, egois, berkelahi, memukul, memaki atau melarikan diri. 

Seolah mereka menang, padahal mereka sedang dikalahkan oleh ketakutan yang lahir dari asumsi dan gambar diri yang salah. 

Seolah mereka berani, padahal mereka sedang bersembunyi dibalik kepengecutannya, bersembunyi dibalik keengganan mengaku salah dan kemudian meminta maaf untuk bertanggungjawab 

Amsal 16:32
"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota."

Jumat, 29 Juli 2022

PENDETA OH PENDETA

Pendeta:

Kurus, dikatain kurang berwibawa.
Gemuk, diledek gak pernah puasa.

Punya istri cantik, disinisin gak tahan hawa nafsu.
Istri kurang cantik, disindir tak pandai cari ibu gembala.

Kaya Raya, difitnah korupsi uang persembahan.
Miskin, dihina tak diberkati Tuhan.

Pake jeans, diledek mirip koboi.
Pake celana bahan, dibilang kuno.

Pake kemeja, dibilang terlalu resmi.
Pake kaos, katanya mirip engko-engko Glodok.

Banyak undangan khotbah keluar, digosipin cari PK.
Jarang yang undang khotbah, dihina gak laku.

Khotbah pake tab atau iPad, diomongin gak menghormati Alkitab.
Bawa Alkitab, katanya gaptek.

Daftarnya bisa panjang loh.

Salah siapa ya?

Ya salah si pendeta, ngapain ngedengerin orang ngomong.

#KiraKiraBegitu

NAMANYA JUGA PENDETA

Pendeta itu ngurusin dari mulai kelahiran, kehidupan, pernikahan sampai kematian.

Bahkan berita yang mereka sampaikan menjangkau sampai kehidupan setelah kematian.

Kelahiran bayi, pendeta dipanggil berdoa.

Ulang Tahun, pendeta dipanggil untuk berdoa.
Baptisan, pendeta juga.

Rumah baru, toko atau tempat usaha baru, sami mawon.

Termasuk ngusir setan, ya pendeta juga.
Pernah gak pikir kalo pendetanya juga sebenarnya takut, cuma ya itu, diberani-beranikan, namanya juga pendeta hahahahaha.....

Masalah keluarga, perceraian, panggil pendeta juga.

Suami istri berantem, ya panggil pendeta juga. 

Doakan orang sakit, juga pendeta, padahal pendetanya lagi masuk angin, butuh kerokan, dan paracetamol.

Termasuk jemaat yang hendak meninggal, sudah meninggal sampe penguburan, pendeta layani.

Di sela-sela itu semua dia harus sempatkan diri urus keluarganya sendiri, baca buku, ikut seminar, berleha-leha istirahat, liburan keluarga, sekolah lagi, mempersiapkan khotbah bernutrisi rohani tinggi untuk kesehatan rohani jemaatnya.

Termasuk ngurus dirinya sendiri, karena kadang dia juga sakit, lemah, takut, cemas, ragu-ragu, tidak percaya, marah, kecewa, minder, bahkan putus asa, terintimidasi, boro-boro mau urus orang lain, lah urus dirinya sendiri aja juga sudah kepayahan.

Berat ya jadi pendeta.

But somehow dia berpikir bahwa semua yang dia lakukan adalah tugas mulia, di tengah kesusahannya dia selalu mengatakan kepada dirinya sendiri, "upahku besar di sorga" "dunia bukan rumahku."

Seger lagi dia, semangat lagi dia.

Ayo jemaat, sayangi pendetamu.

Ayo para pendeta tetap semangat ya.

#KiraKiraBegitu

Selasa, 26 Juli 2022

MUKJIZAT MASIH ADA

Apakah Mukjizat masih ada?

Apakah masih ada masalah di dalam dunia?

Apakah manusia masih memiliki masalah atau berpotensi ditimpa masalah?

Jika iya, maka selama itu juga mukjizat masih ada.

Mukjizat adalah intervensi ilahi untuk merubah yang tak bisa dirubah, ini bisa keadaan, hukum alam atau bahkan persepsi atau hati manusia.

Doa memohon mukjizat adalah bukti kelemahan manusia dan pengakuan akan Kemahakuasaan Tuhan, yang melaluinya kita menyatakan kebergantungan diri kepada-Nya. 

Mengatakan mukjizat sudah tidak ada, sesungguhnya adalah sebuah bentuk dari kesombongan, seolah tidak perlu Tuhan, kuasa dan hikmat-Nya.

Namun, perlu diingat bahwa mukjizat tidak akan pernah menggantikan tanggungjawab maupun usaha manusia.

Ada pepatah mengatakan:

"Do your best and God will do the rest." (Lakukan yang terbaik, dan Tuhan akan mengerjakan setelahnya atau bagian-Nya).

Melalui perkataan di atas kita dapat mengerti bahwa mukjizat terjadi hanya setelah manusia bekerja dan berkarya.

Kadang mukjizat lambat datang, atau bahkan tidak ada sama sekali, karena Tuhan ingin kita berproses melewati takut, pahit, getir, kecewa, sakit, untuk memunculkan yang terbaik dari dalam diri. 

Berhati-hatilah ketika berdoa untuk mukjizat, Tuhan bukan bedinde yang dapat kita suruh-suruh sesuka hatinya.

Tetaplah bersyukur entahkah mukjizat terjadi maupun tidak, karena mukjizat bukanlah yang terbaik, namun respon hati yang positif terhadap Tuhan dan rencana-Nya adalah persembahan yang terbaik untuk-Nya.

Karena Tuhan sudah mengasihi sejak kita masih berdosa, kitapun harus membalas dengan mengasihi-Nya bahkan di tengah-tengah keadaan yang tidak baik.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Minggu, 24 Juli 2022

BERTOBAT ITU.....

Pertobatan itu bukan cuma sekedar tidak melakukan dosa lagi. 

Pertobatan itu terjadi di dalam diri, alasan mengapa dia tidak melakukan dosa lagi. 

Ada orang tidak berbuat dosa karena tidak punya uang, tidak ada kesempatan, tidak sempat, tidak mampu secara fisik, dll. 

Jika demikian apa benar mereka sudah bertobat? 

Bertobat itu, bukan cuma tidak melakukan dosa lagi, melainkan sampai pada tahap membenci dosa. 

Mengapa sampai membenci dosa? 

Alasan di baliknya menentukan apakah dia sudah bertobat atau belum. 

Membenci dosa semestinya lahir dari pemahaman akan keberadaan diri sendiri dan Allah yang membenci dosa. 

Lalu berpaling kepada Allah, karena menyadari bahwa perbuatan dosa itu adalah mendurhakai Tuhan Sang Pencipta. 

Pertobatan bukan cuma tidak melakukan dosa lagi. 

Dia lahir dari pemahaman bahwa dosa bukan sekedar perbuatan jahat, melainkan sebuah status, apapun perbuatannya, status berdosa tetaplah orang berdosa, sampai dia rubah statusnya. 

Di sini harus dipahami bahwa merubah status itu memerlukan dua faktor: Allah dan si manusia itu sendiri. 

Allah yg membuka diri dengan kasih memberikan kesempatan bagi manusia untuk datang kepada-Nya dan merubah statusnya dan faktor manusia yang mau datang kepada-Nya, lalu berjuang untuk mengalahkan keinginan daging. 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 
#RISEandSHINE 

#LeoImannuel

Sabtu, 23 Juli 2022

MEMUASKAN TUHAN

Banyak manusia berambisi memuaskan Tuhan dengan hidupnya. 

Berbagai cara mereka gunakan untuk bisa melakukannya, termasuk melalui cara-cara yang disebut dengan berbagai istilah bombastis seperti "mati bagi diri sendiri" "mematikan kedagingan" dll,  yang sebenarnya adalah sebuah bentuk askese masa kini. 

Kematian adalah sebuah fase akhir yang final bagi daging. Sedetik setelah maut menjemput daging tidak memerlukan hal-hal yang berbau dunia lagi. 

Jadi seharusnya orang yang memercayai dan menjalani teori "mati bagi diri sendiri" sudah tidak memerlukan makan, kerja, naik gaji, liburan, menikah, dan segala hal yang diperlukan guna meningkatkan kualitas kehidupan, termasuk beribadah, karena toh mereka sudah "mati", sudah tak berguna, kecuali untuk beberapa masa dikenang, lambat laun terlupakan. 

Kembali ke topik "Memuaskan Tuhan" 
Jonathan Edwards pernah berujar  bahwa manusia paling mampu memuaskan Tuhan, dalam posisi dia sendiri merasakan kepuasan.

Itulah hedonisme rohani. 

Alih-alih stress memikirkan bagaimana hidup yang serba terbatas ini mencoba memuaskan Tuhan yang tak terbatas, dan sepanjang hidup deg-degan bertanya pertanyaan yang tak akan terjawab, Apakah Tuhan Sudah Puas? 

Bukankah lebih baik kita membiarkan Tuhan memuaskan hasrat hati kita dan melalui kebaikkan-Nya, dengan kepuasan yang dari Tuhan ini maka niscaya kita bisa memberikan yang terbaik yang bisa kita berikan bagi hormat dan kemuliaan-Nya 

Lagipula, kita tidak bisa memberi sesuatu yang kita tidak miliki bukan? 

Bagaimana mungkin kita memberikan kepuasan kepada Tuhan, sementara kita sendiri tidak memiliki kepuasan? 

Lagipula mencoba memuaskan Tuhan, adalah sebuah bentuk kesombongan yang lahir dari filosofi ketuhanan yg salah, seolah-olah Tuhan adalah makhluk yang berkekurangan dan membutuhkan kepuasan. Jika demikian Dia bukan lagi makhluk yang Serba Maha, The Most Supreme, singkatnya Tuhan bukan lagi Tuhan. Bukankah begitu?

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Jumat, 22 Juli 2022

TRAGEDI KEHIDUPAN

Tragedi kehidupan bukanlah kematian, melainkan mati selagi hidup. 

Hidup, namun tak bergairah, hidup namun tak berkarya, hidup tapi tak ada penghayatan, hidup namun tak bermakna, hidup namun tak berguna bagi sesama, hidup hanya bagi diri sendiri. 

Nikmat kehidupan bukanlah umur panjang, namun menemukan dan memenuhi semua destiny. 

Bukan seberapa lama kita hidup, namun Seberapa penuhnya kita menghidupi kehidupan ini. 

Hidup dengan segala kebaikan di dalamnya bukan untuk disia-siakan atau di sesali namun untuk dinikmati, tentunya di dalam koridor yg patut dan benar. 

Terlalu memandang dunia dan melupakan kehidupan kekal kelak juga salah, namun terlalu memikirkan kekekalan dgn melupakan dunia juga tidak tepat. 

Hanya karena Alkitab menempatkan istilah “dunia” pada segala sesuatu yg buruk, banyak kita “memusuhi” dan agak “anti” dengan dunia, tanpa sadar kita masih tinggal di dalam dunia. 

Dunia adalah tempat di mana kita bisa menemukan destiny, berkarya, melayani Dia dan tentunya having fun 😃

Minggu, 17 Juli 2022

MATA KULIAH PERTUMBUHAN GEREJA

Usul:

Bagaimana jika mata kuliah Pertumbuhan Gereja (Church Growth) dirubah menjadi Pertumbuhan Kekristenan (Christianity Growth)?

Ada beberapa alasan:

1. Karena banyak orang (pendeta) tersesat dengan menghitung kenaikan jumlah kehadiran di dalam kebaktian, meski karena pindahan dari Gereja lain sebagai tanda kalau gerejanya bertumbuh.

Sementara gereja sekeliling menangis, karena bedol desa.

2. Akibat pola pikir demikian maka pertumbuhan gereja karena orang-orang yang lahir baru asli alias "jatuhan pohon" agak terabaikan, akibatnya pertumbuhan kekristenan agak lambat atau bahkan jalan di tempat, meski tampaknya gereja-gereja tertentu banyak pengunjungnya.

3. Banyak gereja-gereja, terutama yang di perkotaan, terjebak di dalam pola pikir meningkatkan jumlah kehadiran saja, dan agak mengabaikan (bukan menjadi prioritas) pertumbuhan secara pertobatan.

Kalaupun ada seruan untuk PI, biasanya hanya slogan kosong tanpa disertai program yang jelas. 

Hal ini terlihat dari produk-produk yang dihasilkan, terutama ibadah dan berbagai hal yang terhubung dengannya, semuanya demi menarik orang (yang sudah) Kristen untuk datang beribadah di gerejanya (n kecil).

Bahkan berbagai kesaksian yang di blow up juga bukan untuk memproklamirkan ketuhanan Kristus bagi yang belum menerima-Nya, namun juga di dalam kerangka berpikir bagaimana menarik orang (yang sudah Kristen) datang.

Nah, nah... Apakah saya sudah terlalu menuduh? 

4. Pertumbuhan Gereja (Church Growth) harusnya hanya cabang dari sebuah arus utama yang bernama Pertumbuhan Kekristenan.

Gereja bertumbuh (secara jumlah) belum tentu mengakibatkan Pertumbuhan Kekristenan.

Pertumbuhan Kekristenanlah yang seharusnya menjadi kerangka berpikirnya.

Namun, selama namanya masih Pertumbuhan Gereja (Church Growth), maka akan sulit untuk berpikir secara luas (kota dan bangsa).

Donald McGavran, menemukan semangat Church Growth ketika menjadi misionaris di India, juga berpikir di dalam kerangka pertobatan baru, bukan perpindahan jemaat.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

KEPAHITAN SAMA PENDETA ATAU GEREJA

Pernah kepahitan sama gereja?

Atau sama hamba Tuhan?

Atau sedang kepahitan dengan salah satu atau malah dengan keduanya?

Atau pernah mendengar seseorang menjelek-jelekan seorang hamba Tuhan dan gereja?

Saya ada beberapa pendapat mengenai hal itu:

1. Pendeta itu manusia biasa yang jauh daripada sempurna, jadi wajar jika membuat kesalahan.

Demikian juga gereja yang mereka kelola, sama tidak sempurnanya.

Pun demikian dengan Anda atau mereka yang kepahitan dan hobi membusukkan hamba Tuhan, sama tidak sempurnanya.

2. Karena baik si hamba Tuhan, gereja yang dikelolanya dan jemaat yang kepahitan tersebut sama-sama tidak sempurna, maka adalah mustahil dapat memuaskan semua orang.

Sehingga orang-orang kepahitan alias BSH (Barisan Sakit Hati) akan selalu ada.

3. Jika kita mau repot sedikit untuk menelisik lebih jauh kepada orang-orang yang kepahitan tersebut, maka kemungkinan besar kita akan menemukan penyebab kepahitan tersebut adalah keinginan yang tak terakomodir, ambisi yang tak terpuaskan, singkatnya gembala yang tidak bisa mereka atur atau setir.

Intinya, alasan sebenarnya dari banyak kepahitan tersebut adalah mereka memiliki keinginan, ide, ambisi, angan-angan bagaimana seharusnya sebuah gereja dijalankan, dan tidak terpenuhi, sehingga mereka kecewa.

Lucunya ketika menggosipkan hamba Tuhan, mereka pura-pura lupa menyebutkan bagian andil mereka, dan melulu lebih menitikberatkan kepada kenegatifan sang hamba Tuhan.

Jikalau ada kesempatan untuk crosscheck, si hamba Tuhan juga memiliki versi cerita yang berbeda dengan si anggota BSH. 

4. Pada akhirnya mereka menyamaratakan semua hamba Tuhan tidak benar.

Itu sangat menggelikan, kenapa?

Ada ribuan pendeta dan Gembala di Jakarta saja, belum di kota-kota lain, apakah mereka sudah pernah menjumpai mereka semua?

Sudahkah mereka mendapatkan bukti bahwa semua pendeta itu brengsek?

Koq, bisa-bisanya memukul rata semua orang?

5. Pada akhirnya mereka tidak akan kemana-mana, sebagian tetap menjadi sumber kenegatifan dengan mulut penyebar berita maut (dalam konteks sosmed, ibu jari 😂)

Meski memaki gereja, sebagian tetap mencari nafkah dari dalam gereja.

Note:

Tulisan saya bukan bermaksud melulu membela diri atau sesama pendeta, dan menyalahkan para BSH tersebut, karena:

1. Ada jemaat yang susah, lalu gereja tidak membantu.

2. Ada pendeta-pendeta yang memang fokus dengan profit.

#KiraKiraBegitu

Kamis, 07 Juli 2022

BERHUTANG BANYAK SAMA TUHAN

Selama hidup, dan seingat saya sudah beberapa kali Tuhan melindungi dari Giam Lo Ong (raja neraka alias malaikat maut 🤤).

Pertama, sewaktu kecil saya ikut kakak dan para tetangga berenang di laut, karena tidak bisa berenang saya naik ban dalam mobil yang dipompa angin, menjadi semacam pelampung.

Dengan iseng, seorang tetangga membalikkan ban tersebut, sehingga saya tercebur dan tenggelam.

Mereka semua panik lalu mencari saya, dan dengan tidak sengaja salah seorang dari tetangga menabrak saya, lalu mengangkat saya ke atas. Selamat deh.

Kejadian lainnya, gara-gara mengejar bola plastik yang terlepas dari tangan, saya hampir tertabrak angkot, puji Tuhan si supir mengerem mobil dengan jarak setitian rambut dibelah tujuh 😂😂, alias sangat dekat dengan saya. Selamat lagi. 

Kali lain, saya pernah tersengat listrik, gara-gara kabel rol ada yang aus karetnya sehingga bagian tembaganya keluar dan tersentuh ibu jari sebelah kiri.

Sambil seluruh tubuh bergetar, saya berteriak dan mengibaskan tangan, namun kabel itu menempel tak mau lepas, macam perangko dengan lem power glue.

Kakak saya yang sedang menenangga segera lari dan memadamkan listrik dari boks meteran.

Ibu jari saya yang ditempel kabel itu bolong, namun tidak berdarah. Sampai sekarang masih berbekas.

Lain waktu, perahu yang saya tumpangi bersama rekan-rekan hamba Tuhan lainnya dihantam ombak, di perairan Nanusa, Sulawesi Utara, ketika hendak mencapai Pulau Miangas.

Puji Tuhan, perahu tidak tenggelam, hanya mesin perahu mati total, dan untuk sesaat kami terkatung-katung di laut kala malam.

Itu sebagian yang saya ingat dan sadari.

Yang tidak saya ingat, maupun tidak saya sadari, yang dengan diam-diam Dia selamatkan saya, jumlahnya mungkin tak terhitung. 

Betapa Tuhan sangat baik dan selalu melindungi saya.

Sesuai nama saya Imannuel, yang artinya Tuhan beserta kita, Dia senantiasa menyertai saya.

Jadi, Anda lihat saya sangat berhutang nyawa kepada Tuhan Yesus.

Hidup yang saya hidupi sekarang ini adalah hidup karena anugerah-Nya.

I really am, is the product of grace.

Tidak bisa tidak, saya harus melayani-Nya.

Tahukah Anda, bahwa Tuhanpun sudah berulang kali menyelamatkan nyawa Anda.

Coba Ingat-ingat, lalu bersyukurlah kepada-Nya.

Layanilah Dia.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

Rabu, 06 Juli 2022

TUHAN SEPERTI APA YANG KAMU SEMBAH

Bagaimana kita tahu perbuatan jahat itu seperti apa?

Secara sederhana mudah saja, perbuatan jahat adalah segala sesuatu yang kamu tidak mau orang lain lakukan terhadap dirimu.

Contohnya: mau tidak orang lain menghina kamu seperti Anjing? Kafir?

Pasti tidak kan?

Kata mereka Tuhan itu Maha Baik.

Jika klaim mereka itu benar,

lalu apakah Tuhan yang Maha Baik itu akan menjadikan seseorang jahat dengan mengatakan dan melakukan hal-hal jahat terhadap dirimu?

Lalu sebagai pengikut dari Tuhan Yang Maha Baik tersebut, mengapa koq, kamu mengatakan, melakukan dan bahkan mengajarkan hal-hal jahat yang bahkan dirimu sendiri tidak mau orang lain perlakuan demikian terhadap dirimu?

Jadi sebenarnya Tuhan yang mana yang sedang kamu sembah?

Kamu mungkin berkilah, bahwa Tuhan memang Maha Baik, namun kebaikan-Nya hanya bagi umat-Nya saja.

Jika benar demikian maka tolong hapuskan kata 'maha' dari gelarnya tersebut.

Karena ternyata Tuhanmu itu, Tuhan yang tidak maha alias terbatas, karena kebaikan-Nya dapat dibatasi.

Kata Maha yang disematkan kepada-Nya, menandakan bahwa Dia tidak terbatas, kuasa-Nya tidak terbatas dan juga kebaikan-Nya tak terbatas.

Dia mengasihi semua orang, makanya tak heran terik matahari buat semua orang, hujan buat semua orang, kesuburan tanah buat semua orang, oksigen buat semua orang.

Sampai sini, sudahkah kamu mengerti?

Tugas orang beragama hanyalah menyatakan kebaikan-Nya bagi semua orang yang belum beragama atau beragama namun belum  sungguh-sungguh, alias belum memperdulikan agama.

Bagaimana kita menyatakan kebaikan Tuhan bagi semua manusia?

Jadilah orang baik dengan mengatakan, melakukan dan mengajarkan hal-hal yang baik.

Seperti apa itu hal-hal yang baik?

Secara sederhana, yaitu dengan melakukan hal-hal yang kamu mau orang lain perlakuan terhadap dirimu.

Apakah kamu ingin dihormati?
Hormatilah orang lain terlebih dahulu. 

Apakah kamu ingin dikasihi?
Kasihilah orang lain terlebih dahulu.

Yah, hal-hal sederhana seperti itulah.

Tetaplah lakukan hal-hal baik meskipun orang lain tidak membalas hal yang sama kepadamu.

Karena kamu melakukannya bukan karena mengharapkan balasan dari mereka, namun, semata-mata karena memang kamu orang baik.

Sadarkah kamu mengapa banyak orang yang tidak sepaham dengan dirimu, orang-orang yang menjadi objek kebencianmu tetap sabar terhadap perilaku dan ajaranmu itu?

Mereka sedang menjadi orang baik.

Sampai di sini mulai pahamkah kamu?

Jika tidak paham juga, tidak apa-apa, karena kebaikanku tidak tergantung kepada perilakumu.

Kamu hanya menjadi ujian bagi kepercayaanku, sebuah antithesis yang akan semakin menebalkan dan mengukuhkan bagi semua hal yang disebut kebaikan dan kebajikan.

Kami akan memberikan makna bagi kebajikan dan kebaikan, sementara kamu, aaah...hidupmu hanya akan memberi pemaknaan kepada kemunafikan dan segala kejahatan. 

#KiraKiraBegitu