Sabtu, 06 Agustus 2022

BERBAHAGIA

7 Agustus 2018

BAHAGIA
(Sebuah catatan ringan di hari ulang tahun) 

Kata "bahagia" dalam Perjanjian Lama berasal dari kata Ibrani: אָשֵׁרִי - 'ash'rey.

Alkitab LAI menterjemahkan kata tersebut di dalam Mazmur 1:1 dengan kata "berbahagialah."

Namun Alkitab King James, menterjemahkannya dengan kata "blessed."

Dalam Perjanjian Baru, padanan kata Ibrani 'ash'rey (אָשֵׁרִי) adalah kata Yunani makarios (μακαριος).

Contohnya khotbah di bukit, atau kita kenal dengan istilah Sabda Bahagia, di dalam Matius pasal 5, menggunakan kata makarios.

Banyak Alkitab bahasa Inggris menterjemahkannya menjadi "blessed," sementara LAI menggunakan kata "berbahagialah."

Secara singkat dan sederhana kita dapat simpulkan bahwa diberkati adalah berbahagia, atau manifestasi dari berkat adalah berbahagia.

Seorang sahabat yang juga gembala  jemaat, mengatakan bahwa beliau suka melihat Facebook saya karena isinya beragam. 

Bukan cuma melulu hal-hal yang berbau rohani, seolah-olah hidup hanya rohani saja, melainkan juga ada berbagai foto perjalanan pelayanan saya, liburan, hang out dengan keluarga, kuliner atau sekedar ber-fellowship dengan banyak orang, dll. 

Beberapa foto itu sengaja diambil dengan pose saya yang agak jenaka, sesuai dengan profile psikologis saya yang agak jenaka dan senang bercanda. 

Semua postingan itu menunjukkan adanya keseimbangan antara rohani, jiwani dan ragawi. 

Intinya terlihat bahwa saya berbahagia.

Dalam momen ulang tahun, saya melihat foto-foto lama dan menyadari bahwa saya sangat diberkati Tuhan, buktinya saya sangat berbahagia. 

Setiap hari saya sibuk berbahagia, saya putuskan untuk selalu berbahagia, apapun yang terjadi. 

I am a happy man. 

I choose to be happy, no matter what. 

Segera saya meng-upload beberapa foto ke media sosial dengan tagar

#SayaSibukBerbahagia 

dan tak lupa menuliskan sebuah tagar ajakan 

#SeharusnyaKamuJuga 

sebagai sebuah seruan ajakan bagi orang lain agar tidak lupa untuk berbahagia. 

Mengapa perlu diajak untuk berbahagia? 

Karena kadang orang suka lupa untuk berbahagia. 

Makanya banyak orang suka sibuk menyinyiri orang lain. 

Nyinyir adalah sebuah bentuk ketidakbahagiaan. 

Entah sadar atau tidak seseorang yang nyinyir menyalahkan orang lain atas ketidakbahagiaannya. 

Jika berbahagia maka dia tidak punya waktu untuk menyinyiri orang lain, hatinya penuh (content) dengan bahagia, tidak ada ruang kosong yang dapat diisi oleh kemarahan, kecewa, iri hati dan berbagai perasaan negatif lainnya. 

Sadarilah bahwa berbahagia adalah sebuah keputusan yang Anda buat sendiri. 

Kebahagiaan Anda tidak bergantung kepada orang lain, jadi jangan jadikan orang lain sebagai penentu apakah Anda berbahagia atau tidak. 

Andalah yang bertanggungjawab atas kebahagiaan diri Anda sendiri.

Jika Anda mengatakan bahwa Anda diberkati Tuhan, maka sudah pasti Anda berbahagia.

Sadarilah bahwa diri sangat dikasihi Tuhan dan oleh karenanya diberkati oleh-Nya. 

Saya diberkati Tuhan, oleh karenanya saya berbahagia.

Maaf, saya akhiri tulisan sampai di sini, saya hendak melanjutkan kesibukan berbahagia.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar