Hal paling menarik dari doa Yabes di 1 Tawarikh 4:10 adalah: "....... Dan Allah mengabulkan permintaannya itu."
Seandainya perikop doa Yabes tidak ditutup dengan kalimat tersebut maka tentunya tidak akan terlalu diperhatikan orang.
Permintaan siapa yg dikabulkan? Permintaannya Yabes dan sesuai konteksnya Yabes pada masa itu.
Apakah dengan mengotak-atik doa Yabes dan berdoa seperti Yabes, menjamin doa kita akan dikabulkan?
Tentu tidak!
Bukan karena Yabes, maka doanya dikabulkan, bukan juga karena kita ikut-ikutan melafalkan doa Yabes maka doa kita cespleng dikabulkan.
Pengabulan doa itu semata-mata hak prerogatifnya Tuhan.
Lalu, salahkah jika seseorang dalam keadaan terjepit lalu berdoa doa Yabes dan berharap doanya dikabulkan?
Tentu tidak!
Sah-sah saja, namanya juga lagi kepepet.
Siapa kita bisa melarang.
Memangnya pernah merasakan betapa takut dan pahitnya dalam keadaan terjepit?
Doa Yabes menjadi harapan di tengah-tengah ketidakpastian.
Namun, sejujurnya banyak juga orang berdoa doa Yabes bukan karena kepepet melainkan semata-mata hanya serakah, dan ingin lebih kaya, lebih berkuasa, lebih hebat, dll.
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar