2014
Kemenangan tidak selalu diwarnai oleh gegap gempita keramaian, sorak sorai, perasaan meledak-ledak, ucapan selamat, dan kalungan medali.
Sebaliknya, kekalahan kadangkala dirayakan dengan gegap gempita dan kepuasan.
Kemenangan diraih tanpa sorak sorai, sepi, tanpa ada yang tahu, dalam perasaan sedih. Karena bagaimana kita bisa bersukacita kala mengampuni musuh yang telah menyakiti sedemikian rupa? Bagaimana kita bisa bersorak sorai kala menahan diri untuk tidak marah dan menahan emosi?
Tapi sesungguhnya di dalam hati kita tahu sedang melakukan kebenaran. Di sana di lubuk hati terdalam kita tahu bahwa surga berkenan terhadap perjuangan kita.
Kekalahan disambut sebagai kemenangan adalah sebuah dusta (Yoh 8:44), kita merasa puas karena berhasil memuaskan ego, kesombongan bahkan dendam.
Namun, sebenarnya sedang kalah, dikalahkan oleh dusta, ambisi, ego dan kesombongan sendiri.
Ingatlah bahwa kemenangan adalah hasil memertahankan dan melakukan kebenaran, dan tidak ada hubungannya dengan medali atau penghargaan manusia.
"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." Amsal 16:32
Keep Winning by Keep Winning
In His Movement
JLI @AOCJakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar