Selasa, 30 Maret 2021

SAYA PAMIT

Hari Minggu kemarin (28/03/21) saya didapuk menjadi nara sumber salah satu siaran radio.

Di host oleh dua orang muda.

Dan menurut saya mereka amat piawai melakukannya, meski tidak memiliki latar belakang seorang penyiar radio sebelumnya.

Entahlah, namun sepertinya seni berbicara sudah mendarah daging di dalam kebanyakan diri generasi muda.

Mungkin karena mereka bertumbuh besar di dalam budaya YouTube, Tiktok dan berbagai platform sosial media lain yang mengizinkan mereka membuat konten audio maupun video, sehingga tanpa sadar secara alami mereka belajar menjadi seorang content maker, cuap-cuap di depan mike atau kamera tanpa penonton menjadi hal biasa.

Saya semakin diyakinkan bahwa sudah saatnya saya undur diri, pamit dari pelayanan anak-anak muda, dalam artian tidak lagi berada di frontline, harus rela melepaskan mike lalu berhenti memberi komando, seolah lebih tahu segalanya dan seolah mereka tak berdaya tanpa saya.

Waktunya berlari ke balik layar, menemani mereka, ya hanya menemani, bahkan menerima komando dari mereka, seperti diminta menjadi nara sumber misalnya.

Mereka bukan songong hehehehe hanya merasa membutuhkan saya dan pengalaman saya untuk di share.

Apakah dengan melepaskan kontrol mereka akan berbalik menjadi kurang ajar?

Sementara sih tidak ya, namun pasti ada satu dua yang seperti itu, tinggal dinasihati, kalau perlu dihardik, jika masih ngeyel, kebaskan debu, selalu ada ilalang yang kosong melompong di antara gandum berisi padat. Fokus ke gandum.

Peranan ke balik layar ini mesti disadari oleh setiap pemimpin, melepaskan hak ini mesti direlakan, kecuali ego masih besar dan kebutuhan hidup tergantung darinya.

Saya akan menempati tempat saya dengan anteng, karena ternyata sebuah dimensi pelayanan baru telah terbuka.

Tuhan tidak membiarkan saya ongkang-ongkang kaki menjadi pengangguran rohani. JLI.

#KiraKiraBegitu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar