Minggu, 29 Agustus 2021

Musa Bagian Ke-2

Musa tumbuh menjadi seorang muda dengan pendidikan tinggi a la Mesir.

Di istana Firaun Musa mendapatkan berbagai keistimewaan yang membentuk karakternya menjadi arogan dan agak kurang berhikmat.

"Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir." Keluaran 2:12

Akibat kecerobohannya Musa melarikan diri jauh dari Mesir, meninggalkan keluarganya, kebanggaannya dan segala keistimewaannya sebagai orang dekat istana.

Namun, sebenarnya itulah awal pendidikan Tuhan bagi Musa.

Tuhan perlu membongkar semua pondasi didikan Mesir yang membangun Musa menjadi seorang ceroboh.

Tuhan membuat Musa menjadi nol bahkan mungkin minus.

Musa bukan lagi seorang pangeran Mesir, melainkan gembala biasa di Midian. 

Sehingga ketika Tuhan hendak memakainya menjadi alat kemuliaan-Nya, respon Musa adalah:

"Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"" Keluaran 3:11

Tidak ada lagi sisa Musa muda yang berangasan, angkuh dan merasa dapat melakukan segalanya.

Detik itulah Tuhan "dapat" membangun Musa menjadi seperti rancangan-Nya.

Setiap kita adalah seperti Musa-Musa hari ini.

Tuhan hendak memakai kita bagi pekerjaan-Nya yang besar, di dalam bidang-bidang yang memang sudah Dia tentukan bagi kita.

Sebelum Dia dapat berkarya lebih, Tuhan perlu "menghancurkan" manusia lama, segala kesombongan dan "perasaan bisa" di dalam diri kita, agar Dia dapat membangun gambar diri-Nya di dalam kita.

Sesungguhnya, apapun bidang karya kita di dunia ini, Tuhan dapat memakai kita lebih dahsyat bagi hormat dan kemuliaan-Nya.

Sebelum mulai beraktivitas, ayo tundukkan kepala sejenak dan berdoa, minta Dia berkarya melalui diri kita di dalam profesi kita.

"Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." 
Amsal 3:6 

#Musa

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

#TheEncounter 

#LeoImannuel

Kamis, 26 Agustus 2021

Musa Bagian Ke-1

BORN TO BE A BLESSING

Keluaran 1:13-14
(13) Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, 
(14) dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu. 

Musa dilahirkan dalam masa yang sulit, di mana orang Israel diperlakukan dengan sangat kejam. 

Bayangkan ini, satu bangsa dipaksa untuk jadi budak!

Jika menjadi budak saja tidak cukup kejam, lebih jauh orang Mesir memerintahkan untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir, guna menekan angka pertumbuhan penduduk Israel. (Kejadian 1:16).

Pada masa-masa sukar demikianlah Musa lahir dan disembunyikan oleh ibunya selama tiga bulan sebelum akhirnya di hanyutkan di sungai Nil dan diketemukan oleh putri Firaun. 

Tapi coba berpikir sejenak, setelah kita mengetahui kehidupan Musa, apakah mungkin Musa dilahirkan jika keadaan bangsanya baik-baik saja? 

Musa dilahirkan untuk memutar balik keadaan bangsa Israel. 

Setelah menyelamatkan seorang bayi Israel dari sungai Nil, maka putri Firaun menamainya Musa, ".... sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air."" Keluaran 2:10

Sebuah nama yang aneh, namun jika kita telisik lebih jauh ke dalam bahasa aslinya kita akan mengerti. 

Kata Musa di dalam bahasa Ibrani adalah Moshe (משה), yang dikatakan oleh putri Firaun "keluar dari air Meshi dia (משיתיהו)."

Persamaa pengucapan Moshe dan Meshi (menarik), membuat arti nama Musa akan semakin jelas. 

Kata Moshe adalah sebuah bentuk aktif "Dia (yang) menarik keluar." 

Sebuah nama yang sangat profetis untuk kehidupan Musa yang menarik keluar bangsa Israel dari perbudakan  di Mesir dan menarik bangsa Israel dari dalam laut Teberau. 

Mungkin seperti Musa, Anda dilahirkan dalam keadaan sulit atau sedang menghadapi keadaan sulit. 

Mari kita berpikir terbalik. 

Alih-alih menyesali diri dan keadaan, coba kita mulai berpikir jangan-jangan kita dilahirkan di dunia ini untuk mengatasi dan mengalahkan semua kesulitan yang ada, lalu membalik keadaan menjadi sangat baik? 

Musa dilahirkan untuk membebaskan bangsanya. 

Jika menang, bayangkan akan ada berapa banyak orang yang hidupnya akan diberkati dan dibebaskan oleh karena Anda. 

Sebagai sesama musafir dan pejuang di dalam kehidupan yang Tuhan anugerahkan ini, saya hendak menguatkan saudara-saudari sekalian:

"Stay Strong!" 

"Keep on Fighting!" 

"Never Give Up!" 

#Musa

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter 

#LeoImannuel

IKUT TUHAN DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH

Yosafat menjadi raja menggantikan Asa, ayahnya.

Kesimpulan pemerintahan Yosafat:

2 Tawarikh 17:3
"Dan TUHAN menyertai Yosafat, karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal,"

Tuhan menyertai Yosafat sehingga dia diberkati.

Penyertaan Tuhan jauh lebih penting dan jauh di atas apa yang pengamat ekonomi katakan, diagnosa dokter, apapun sikon saat ini.

2 Tawarikh 17:6
"Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN. Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan dan tiang berhala."

Kata "Tabah Hati" diterjemahkan dari kata Ibrani lêb (labe - לב ) yang bermakna: Segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi (Matius 22:37)

Yosafat tidak main-main ikut Tuhan, dia sungguh-sungguh dengan segenap hatinya ikut Tuhan. Dan Tuhan memberkati Yosafat sedemikian rupa, sehingga bangsa-bangsa disekitarnya menjadi takut bahkan membawa upeti kepadanya. 2 Tawarikh17:10-12

Di tengah-tengah kesukaran dan jepitan musuh, Tuhan mendengar teriakannya meminta tolong dan meloloskannya dari maut. 

2 Tawarikh 18:31
"Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat Yosafat, mereka berkata: "Itu raja Israel!" Lalu mereka mengepung dia, untuk menyerang dia, tetapi Yosafat berteriak dan TUHAN menolongnya. Allah membujuk mereka pergi dari padanya."

2 Tawarikh 19:1
"Yosafat, raja Yehuda, pulang dengan selamat ke istananya di Yerusalem."

Apa yg membuat Tuhan menolong Yosafat, padahal dia bersalah karena bersekutu dengan orang fasik seperti raja Ahab?

2 Tawarikh 19:2-3
(2) Ketika itu Yehu bin Hanani, pelihat itu, pergi menemuinya dan berkata kepada raja Yosafat: "Sewajarnyakah engkau menolong orang fasik dan bersahabat dengan mereka yang membenci TUHAN? Karena hal itu TUHAN murka terhadap engkau. 
(3) Namun masih terdapat hal-hal yang baik padamu, karena engkau menghapuskan tiang-tiang berhala dari negeri ini dan mencari Allah dengan tekun."

Jawabannya sederhana, karena Yosafat dengan tulus hati mengikuti Tuhan dan menyingkirkan "allah-allah" lain, baginya hanya ada TUHAN.

Bahkan ketika pasukan koalisi bani Amon, Moab dan orang-orang dari pegunungan Seir, "suatu laskar yg besar (2 Taw 20:2) menyerang Yerusalem, apakah yang dilakukan Yosafat di tengah ketakutannya? Seperti biasa Yosafat mencari Tuhan

2 Tawarikh 20:3 
"Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa." 

Dan... Tuhan menolong mereka dengan cara yang ajaib.

2 Tawarikh 20:15 
".......... Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah."

Tanpa Yosafat mengangkat senjata, pasukan koalisi saling serang dan bunuh.

Yang Yosafat lakukan hanyalah melakukan sebuah langkah iman, yaitu:

Memuji dan menyembah Tuhan, seolah-olah peperangan sudah dimenangkan

2 Tawarikh 20:19 
"Kemudian orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring."

Dan

Pergi berbaris ke medan pertempuran seperti akan berperang, untuk merebut kemenangan, bahkan di medan perangpun mereka bernyanyi memuji Tuhan (2 Taw 20:20-22), ketika mereka menyanyikan pujian buat Tuhan, entah kenapa tentara koalisi saling serang.

Dalam masa-masa krisis seperti sekarang ini, perkuat iman percaya kita kepada Tuhan, dengarkan apa yang firman-Nya katakan melebihi apa yang berita di media massa atau pengamat katakan. 

Pujilah Dia senantiasa, naikkanlah doa, pujian dan penyembahan, disertai oleh ucapan syukur kepada-Nya.

Karena pertolongan kita ialah dari Tuhan yang menciptakan langit dan bumi (Mazmur 121:1-8).

Hasilnya adalah, musuh dikalahkan meninggalkan harta benda, sebegitu banyaknya sampai diperlukan waktu: "Tiga hari lamanya mereka menjarah barang-barang itu, karena begitu banyaknya" (2 Taw 20:25)

Mau menuai di tengah krisis? Ikutilah teladan Yosafat di atas.

Tidak lupa, setelah meraih kemenangah, Yosafat kembali memuji Tuhan:

2 Tawarikh 20:26 
"Pada hari keempat mereka berkumpul di Lembah Pujian. Di sanalah mereka memuji TUHAN, dan itulah sebabnya orang menamakan tempat itu Lembah Pujian hingga sekarang."

Pujian ini terus menerus dilakukan sambil mereka menuju rumah Tuhan (2 Taw 20:27-28).

Ayo, kita melekatkan hati kepada Tuhan dengan membaca, merenungkan dan melakukan Firman-Nya, berdoa, memuji dan menyembah Tuhan.

Keep Winning By Keeping Our Heart Following God Steadfastly, Pray, Praise & Worship God!!! JLI

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Rabu, 25 Agustus 2021

Yohanes Pembaptis Bagian Ke-8 (Selesai)

Dengan peristiwa kelahiran yang demikian dahsyat, dan karir pelayanan yang demikian cerah, seharusnya hidup Yohanes lebih beruntung, paling tidak demikianlah menurut ukuran kita. 

Namun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat di tolak. 

Matius 14:10-12
(10) "Disuruhnya memenggal kepala Yohanes di penjara" 
(11) "dan kepala Yohanes itu pun dibawa orang di sebuah talam, lalu diberikan kepada gadis itu dan ia membawanya kepada ibunya." 
(12) "Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus." 

Nasibnya, mati muda secara tragis. 

Mungkin beberapa orang akan berkomentar negatif:

"Tuuh kan... Terlalu ekstrim sih!"

"Terlalu radikal sih!"

"Mestinya agak-agak kompromi sedikit tidak apa-apalah!" 

Hidup Yohanes sepertinya sebuah kesia-siaan. 

Hidup dan pelayanannya gugur sebelum dia benar-benar berkembang. 

Benarkah demikian? 

Sebenarnya tidak demikian. 

Hidup dan pelayanan Yohanes Pembaptis sudah mencapai kemaksimalannya. 

Panggilan hidup yang kemudian menjadi pelayanannya adalah membuka jalan bagi Sang Juru Selamat. 

Dan Yohanes melakukannya dengan sangat apik. 

Setelah selesai, tentunya apalagi yang diharapkan kecuali kembali pulang untuk menerima mahkota yang dijanjikan oleh Tuhan yang mengutusnya. 

Ukuran keberhasilan pelayanan bukanlah banyaknya undangan khotbah, banyaknya jemaat, megahnya gedung gereja, melainkan kesetiaan terhadap panggilan. 

Jangan panik dan frustasi hanya karena Anda tetap kecil dan tak terkenal menurut ukuran dunia, karena siapa tahu Anda dipanggil bukan untuk menjadi seorang superstar, Anda dipanggil untuk menjamah kehidupan seseorang atau sekumpulan kecil orang. 

Keberhasilan itu yang menilai Tuhan sendiri dan dinilai berdasarkan kesetiaan dan ketaatanmu.

Jangan terjebak oleh ukuran keberhasilan pelayanan menurut standar dunia. 

Hakim yang akan memutuskan adalah Tuhan sendiri. 

Jangan takut tidak terkenal, jangan terintimidasi hanya karena sepertinya pelayanan jalan di tempat.

Pastikan Anda berada di area di mana Tuhan memanggil Anda, setialah di sana. JLI

#JohnTheBaptist
#YohanesPembaptis 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Yohanes Pembaptis Bagian Ke-7

Sebuah gergaji menjadi bangga karena selalu dipakai oleh tukangnya. 

Sampai suatu kali, tiba-tiba dia berhenti digunakan, tunggu punya tunggu, tak jua sang tukang menggunakan dirinya. 

Sang gergaji menjadi kecewa. 

Padahal, tugasnya sudah selesai. Semua kayu yang dibutuhkan sudah selesai dipotong. 

Kini sang tukang memerlukan alat-alat lain seperti palu dan paku. 

Meski tidak mirip benar, namun kira-kira demikianlah penggambaran Yohanes Pembaptis di dalam penjara. 

"lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?"" Matius 11:3

Keraguan Yohanes bukanlah mengenai kemesiasan Tuhan Yesus, namun mengingat salah satu tugas mesias adalah membebaskan para tawanan dari dalam penjara (Yesaya 42:7). 

Respon Tuhan Yesus adalah

"orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik." Matius 11:5. 

Tuhan memberikan penegasan akan tugas seorang mesias yang Dia lakukan. 

Penjara yang dimaksudkan bukanlah penjara fisik, ada penjara lain yang lebih mengerikan, yang dapat menahan orang meskipun dia berada di luar penjara. 

Seperti penderita kusta, mereka diusir, dijauhkan, dianggap kena kutukan Tuhan. 

Orang tuli terpenjara dari informasi yang seharusnya dapat membantunya hidup lebih baik. 

Dan penjara kematian, bukan fisik melainkan kematian jiwa akibat dosa (Roma 3:23; 6:23).

Yohanes Pembaptis mungkin mengharapkan Tuhan Yesus melakukan sebuah revolusi fisik untuk kemudian menggunakan kekuatan militer membebaskan Israel dari penjajahan bangsa asing. 

Namun, Yohanes salah mengerti bahwa kerajaan-Nya bukan dari dunia ini, bukan memerintah sebuah lokasi geografis tertentu, namun memerintah di dalam hati seluruh umat manusia, bukan membebaskan Israel, namun membebaskan seluruh umat manusia dari penjajahan dosa yang lebih mengerikan daripada penjajahan Romawi. 

Hari-hari ini mungkin Anda sedang kecewa karena apa yang terjadi tidak seperti yang didoakan dan diharapkan. 

Yesaya pernah mengingatkan orang Israel:

(8) "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN." 
(9) "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." Yesaya 55:8-9. 

Jangan salah, rancangan-Nya tetaplah rancangan yang penuh damai sejahtera dan selalu bertujuan untuk memberikan hari depan yang penuh harapan, namun perlu diingat bahwa Dia menjalankan rencananya tidak seperti yang kita mau. 

Dia punya cara tersendiri yang ajaib, God works in a mysterious way, demikian kata orang. 

Jadi, percaya saja, supaya kita:

"Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." Matius 11:6 (JLI)  

#JohnTheBaptist
#YohanesPembaptis 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Yohanes Pembaptis Bagian Ke-6

Suatu kali Michelle Obama pernah berkata kepada suaminya:

"Menjadi seorang presiden tidak merubah kamu, namun menyingkapkan siapa kamu sebenarnya."

Kekuasaan dan uang selalu menghampiri orang-orang terkenal, sehingga mereka terbuai olehnya, akibatnya mereka melupakan visi dan misi semula mengapa mereka melakukan yang mereka lakukan. 

Demi mempertahankan berbagai fasilitas, kemudahan dan kemewahan yang di dapat karena kekuasaan dan uang, mereka wajib terus menerus mempertahankan keterkenalan tersebut, sehingga pesan-pesan mereka menjadi lebih kompromistis, bahkan manipulatif, alih-alih menyampaikan pesan Tuhan, mereka menyampaikan apa yang enak dan sedap didengar, sesuai tuntutan pasar. 

Namun, tidak demikian dengan Yohanes Pembaptis. 

Beberapa ayat menyatakannya, seperti:

1. Menegur Seorang Raja
Lukas 3:19-20
(19) "Akan tetapi setelah ia menegor raja wilayah Herodes karena peristiwa Herodias, isteri saudaranya, dan karena segala kejahatan lain yang dilakukannya,"
(20) "raja itu menambah kejahatannya dengan memasukkan Yohanes ke dalam penjara."

Beliau jujur dengan pesannya, meski penjara resikonya. 

2 Menegur Pemuka Agama
Matius 3:7
"Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?" 

Zaman sekarang ini seperti menegur seorang hamba Tuhan dengan jaringan gereja besar, yang bisa berakibat semua undangan khotbah di batalkan. 

Namun, Yohanes berani melakukannya, semata-mata karena menyuarakan kebenaran. 

3. Menegur Orang Banyak
Lukas 3:12-14
(12) "Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: "Guru, apakah yang harus kami perbuat?"" 
(13) "Jawabnya: "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu.""
(14) "Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?" Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."

Beliau sampaikan kebenaran, meski beresiko tidak disukai oleh orang banyak yang merupakan basis pendengarnya, alasan yang membuatnya terkenal. 

Yohanes Pembaptis, jujur dengan pesannya, dia berani menyuarakan kebenaran, karena memang untuk itulah dia lahir, dan melayani. 

Sebagai hamba Tuhan, seseorang harus berani menyuarakan kebenaran meski menyakitkan dan beresiko kehilangan segalanya. 

Jemaatpun harus berani melakukan kebenaran meski beresiko rugi besar.

Banggalah dengan seorang gembala atau hamba Tuhan yang berani menyatakan kebenaran, bahkan secara pribadi menegur jemaatnya. 

Percayalah, tidak mudah baginya untuk melakukan itu. 

Sebelum melakukannya pasti dia telah berpikir panjang, karena beresiko membuat jemaatnya pindah gereja karena tersinggung. 

Apalagi jika jemaatnya termasuk beruang dan royal memberi, itu artinya dia beresiko kehilangan sumber keuangan bagi gerejanya. 

Hamba Tuhan itu hebat. 

Dia lebih mengasihi jemaatnya lebih daripada uang mereka. 

Hari-hari ini kita perlu lebih banyak orang berani semacam Yohanes Pembaptis ini. 

Namun mengapa menunggu? 

Jadilah orang berani macam Yohanes, hiduplah dengan spirit keberanian macam ini, meski belum dapat merubah dunia, namun minimal kita bisa yakin bahwa gereja telah kehilangan seorang hamba yang penuh kompromistis. JLI. 

#JohnTheBaptist
#YohanesPembaptis 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Yohanes Pembaptis Bagian Ke-5

Lukas 3:1-3
(1) "Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene," 
(2) "pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun." 
(3) "Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu." 

Hidup Yohanes Pembaptis pastilah dipenuhi oleh cerita-cerita hebat mengenai kelahirannya. 

Ayah, bunda dan kerabatnya kemungkinan akan membanjirinya dengan keyakinan bahwa dialah yang telah dinubuatkan oleh Yesaya dan Maleakhi. 

Intinya, dari kecil Yohanes sudah yakin bahwa dia seorang yang spesial. 

Namun, apakah dia akan bertindak gegabah? Tidak! 

Kalimat "Dalam tahun kelima belas...." di atas berbicara mengenai waktu, permulaan dari pelayanannya. 

Yohanes Pembaptis seumur dengan Tuhan Yesus, dengan waktu mulai pelayanan yang juga sama, sekitar usia 30 tahun, sebuah usia yang dianggap cukup dewasa untuk mengajar orang lain. 

Yohanes tidak memulai pelayanannya setahun lebih cepat atau lebih lama, dia memulainya tepat seperti yang Tuhan rencanakan. 

Selama 30 tahun sebelum kemunculannya, dia mempersiapkan diri, padang gurun menjadi seperti kawah candradimuka baginya. 

Banyak orang tanpa sadar berusaha mendahului Tuhan, tidak sabar menunggu waktu untuk mengangkat mereka, tidak tahan di dalam proses pembentukan. 

Padahal tidak pernah ada barang berkualitas dibentuk secara instan, semakin berkualitas sebuah barang, semakin lama waktu yang dipakai untuk membuatnya. 

Jangan pernah mendahului Tuhan, jangan pernah coba-coba mengangkat diri sendiri. 

Bersabarlah, belajarlah, berproses lah, Dia akan mengangkatmu pada waktunya. JLI. 

#JohnTheBaptist
#YohanesPembaptis 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Kekhawatiran Lebih Membunuh Daripada Musuh Sebenarnya

Kekhawatiran Lebih Membunuh Daripada Musuh Sebenarnya

Berapakah tentara Raja Asa?
580.000 orang

2 Tawarikh 14:8 
"Pasukan-pasukan Asa yang dari Yehuda jumlahnya tiga ratus ribu orang yang membawa perisai besar dan tombak, dan yang dari Benyamin jumlahnya dua ratus delapan puluh ribu orang yang membawa perisai kecil, sebagai pemanah. Mereka semua pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa."

Raja Asa pernah di serang oleh Zerah, dengan tentara berjumlah 1 juta orang

2 Tawarikh 14:9 
"Zerah, orang Etiopia itu, maju berperang melawan mereka dengan tentara sebanyak sejuta orang dan tiga ratus kereta."

Namun, Tuhan menolong orang Yehuda

2 Tawarikh 14:12 
"Dan TUHAN memukul kalah orang-orang Etiopia itu di hadapan Asa dan Yehuda. Orang-orang Etiopia itu lari, "

Dengan pengalaman sedemikian rupa Raja Asa seharusnya memiliki iman yang kuat terhadap Tuhan. Namun apa daya, kekhawatiran dan ketakutan yang berlebihan membuatnya melakukan tindakan bodoh.

Ketika Raja Baesa dari Israel menyerang Yehuda, bukannya berpaling meminta pertolongan Tuhan, Raja Asa malah meminta bantuan Raja Aram (2 Tawarikh 16:1-4)

Akibatnya:

2 Tawarikh 16:7-9 
(7) Pada waktu itu datanglah Hanani, pelihat itu, kepada Asa, raja Yehuda, katanya kepadanya: "Karena engkau bersandar kepada raja Aram dan tidak bersandar kepada TUHAN Allahmu, oleh karena itu terluputlah tentara raja Aram dari tanganmu. 
(8) Bukankah tentara orang Etiopia dan Libia besar jumlahnya, kereta dan orang berkudanya sangat banyak? Namun TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, karena engkau bersandar kepada-Nya. 
(9) Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan."

Sampai hari matinya Raja Asa tetap mengeraskan hati dan tidak mau berpaling kepada Tuhan

Kita hidup pada zaman yang serba mengkhawatirkan. 

Pandemi Covid-19 yang telah merenggut ribuan jiwa, ekonomi nyari lumpuh, ancaman terorisme, dll 

Tetaplah ingat akan Tuhan yang berulang kali telah menolong kita. Kali inipun Dia akan menolong kita.  

THIS TOO WILL PASS!!!

Tetaplah berjaga-jaga, namun, jangan tinggal dalam kekhawatiran yang berlebihan. 

Karena kekhawatiran lebih membunuh daripada musuh sebenarnya.

Tuhan tetap memegang kontrol atas segala sesuatu.

Keep Winning By Keep Calm, God Is In Control!!!
JLI

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Selasa, 24 Agustus 2021

Yohanes Pembaptis Bagian Ke-4

Dengan khotbah yang tegas mengenai pertobatan, sontak Yohanes Pembaptis menjadi terkenal. 

Banyak orang datang kepadanya untuk mendengarkan dia dan menjadi muridnya. 

Bahkan jauh setelah kematiannya dia tetap terkenal dan dipandang sebagai nabi. 

Sekilas Matius 21:26, menegaskan pengaruh Yohanes Pembaptis di kalangan orang banyak:

"Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi."

Imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi tidak berani menyangkali kenabian Yohanes Pembaptis, bahkan setelah kematiannya. 

Demikianlah kuatnya pengaruh Yohanes Pembaptis. 

Pada masa itu bangsa Yahudi sedang menantikan kedatangan Mesias, dengan cara berpakaian dan menyampaikan pesan yang berbeda dari semua guru-guru agama kala itu, tidak mengherankan jika rakyat mulai bertanya-tanya bahwa jangan-jangan Yohanes Pembaptis adalah Mesias tersebut. 

Di tengah-tengah pendukung yang dapat membawanya menjadi lebih besar lagi, dengan mantap Yohanes menjawab:

"Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api."
Lukas 3:16

Sebuah wujud kerendahhatian. 

Yohanes dapat berkata demikian karena dia sadar akan tugas dan panggilannya hanya sebagai pembuka jalan, dan bukan jalan itu, sebagai hamba dari suatu pribadi yang jauh lebih besar dan mulia daripada dirinya sendiri. 

Seringkali tanpa sadar kita mencuri kemuliaan Tuhan. 

Seolah semua yang kita bisa dan miliki adalah karena diri sendiri, padahal segalanya dari Tuhan. 

Bahkan ada orang-orang tertentu yang mencuri kemuliaan yang seharusnya milik rekannya, dengan cara mengakui karya rekannya tersebut, atau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh rekannya.

Betapa memalukan dan tercelanya perbuatan tersebut.

Dari Yohanes Pembaptis kita belajar nilai kehambaan.

Tanpa roh kehambaan pelayanan akan kehilangan arti, seseorang akan mengangkat diri menjadi majikan, menuntut dilayani dan bukan melayani. JLI

#JohnTheBaptist
#YohanesPembaptis 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

Yohanes Pembaptis Bagian Ke-3

Selain Tuhan Yesus, tampaknya tidak ada bayi lain yang kelahirannya sangat spektakuker, seperti Yohanes Pembaptis. 

Sudah dinubuatkan oleh Nabi Maleakhi, 400 tahun sebelumnya. Maleakhi 4:5-6.

Diverifikasi oleh Sang Juru Selamat sendiri. Matius 11:13-14. 

Berita akan kelahirannya disampaikan oleh malaikat Gabriel. Lukas 1:11-19.

Dikandung secara mukjizat oleh seorang ibu tua dari suaminya yang juga sudah berusia lanjut. Lukas 1:18.

Kelahirannya sangat menggemparkan, dan disimpulkan dengan:

Lukas 1:65
"Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea."

Dengan peristiwa kelahiran yang luar biasa, dan tujuan hidup yang jelas, maka dapat kita simpulkan betapa hidup jadi amat mudah bagi Yohanes Pembaptis, masa depan yang cerah pasti dapat diraihnya dengan mudah. 

Benarkah demikian? 

Saya rasa tidak demikian. 

Tidak ada kesuksesan diraih tanpa perjuangan. 

Lukas 1:80
"Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel." 

Fase padang gurun adalah masa persiapan diri, dan tampaknya di fase inilah Yohanes Pembaptis menerima panggilannya sebagai nabi. 

Ada konsekuensi dari panggilannya tersebut, sebagaimana yang diberi tahu oleh Gabriel. 

Lukas 1:15 
"Sebab ia akan besar di hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya."

Setiap panggilan, cita-cita, tujuan hidup, senantiasa menuntut sebuah konsekuensi, jika mengingkarinya akan mengakibatkan kegagalan. 

Contohnya, jika seorang anak bercinta-cita hendak menjadi juara kelas, maka konsekuensinya adalah belajar. 

Sang anak harus berani menolak semua tawaran menyenangkan, yang akan menyebabkan dia tidak belajar.

Memiliki tujuan hidup adalah satu hal, namun berani menghidupi konsekuensi untuk menggapainya adalah hal lain lagi. 

Kita berada pada satu zaman, di mana segala hal menjadi serba instan, termasuk kesuksesan di harapkan terjadi secara instan. 

Kopi bisa instan, namun menggapai tujuan hidup tidak pernah intan.

Elevator dan lift menuju sukses selalu dalam keadaan out of order, Kita harus mendaki tangga seperti semua orang. 

Sebagaimana Yohanes Pembaptis berproses demikianlah kita tidak akan lolos dari proses untuk mempersiapkan diri agar dapat menjadi alat-Nya yang mumpuni. JLI

#JohnTheBaptist
#YohanesPembaptis 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

Yohanes Pembaptis Bagian Ke-2

Lukas 1:7
"Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya."

Di dalam masyarakat Yahudi kala itu, adalah sebuah aib bagi seorang perempuan jika dia tidak dapat hamil. 

Jadi dalam tahun-tahun panjang pernikahannya dengan Zakharia, dapat kita bayangkan penderitaan bathin Elizabet, yang lahir dari rasa malu. 

Namun, kemudian di hari tuanya Tuhan membuat mukjizat, Elizabet hamil, bukan sembarang bayi melainkan seorang bayi laki-laki, dia akan membuat kedua orang tuanya dan banyak orang bersukacita, anak ini akan menjadi besar di hadapan Tuhan, bayi ini sejak dalam kandungan ibunya akan penuh dengan Roh Kudus, dan membuat bangsa Israel bertobat, anak inilah Elia yang sudah dinubuatkan 400 tahun sebelumnya. 

Wooowww...!!! 

Adalah sebuah penantian yang layak demi mengandung bayi seperti Yohanes Pembaptis. 

Barang berkualitas memang membutuhkan waktu proses lebih lama. 

Semua barang-barang berkualitas tinggi dibuat dengan sangat hati-hati oleh tangan para ahli, dibuat dari bahan-bahan berkualitas, dan membutuhkan waktu lama, namun ketika jadi, dia akan menjadi mahal dan dikagumi. 

Sama dengan hidup. 

Hidup yang berkualitas tidak akan datang dengan sendirinya. 

Dia harus diusahakan, diniatkan dengan sengaja, kerja keras, berlatih dan terus berlatih, gagal, dan kemudian coba lagi. 

Seringkali memang butuh waktu yang lama, namun dengan semangat juang tinggi pasti akan mencapai ke sana. 

2 Korintus 4:17 
"Sebab penderitaan ringan (elaphros = tidak berat, cepat) yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami." 

Susah payah di dalam proses memang menyakitkan, namun ketika sudah berhasil, susah payah itu tidak ada artinya. 

Jadi, tetap semangat ya, sabar, teruslah tekun di dalam proses. 

Di dalam susah payah perjuangan, ingat saja bahwa kemuliaan yang Tuhan siapkan, jauh lebih besar dan mulia dibandingkan dengan susah payah sekarang ini. JLI. 

#JohnTheBaptist
#YohanesPembaptis 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

DI TENGAH KRISIS

Dunia pada zaman Raja Asa:

2 Tawarikh 15:5-6 (TB)  
"Pada zaman itu tidak dapat orang pergi dan pulang dengan selamat, karena terdapat kekacauan yang besar di antara segenap penduduk daerah-daerah.
Bangsa menghancurkan bangsa, kota menghancurkan kota, karena Allah mengacaukan mereka dengan berbagai-bagai kesesakan."

Mirip dgn zaman kita, dolar melambung tinggi, perekonomian ngos-ngosan, nyaris tiarap dan ancaman perang antara dua Korea. 

Dunia dilanda kekhawatiran yang sangat.

Dalam keadaan demikian apa yang Raja Asa lakukan? 

2 Tawarikh 15:8   
"Ketika Asa mendengar perkataan nubuat yang diucapkan oleh nabi Azarya bin Oded itu, ia menguatkan hatinya dan menyingkirkan dewa-dewa kejijikan dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin dan dari kota-kota yang direbutnya di pegunungan Efraim. Ia membaharui mezbah TUHAN yang ada di depan balai Bait Suci TUHAN."

Raja Asa menguatkan asa-nya dengan semakin mendekat kepada Tuhan, caranya Raja Asa menyingkirkan semua berhala di Yehuda, dan beserta seluruh rakyat negerinya dia mengikat perjanjian untuk tekun mencari Tuhan.

Apa yang bisa kita lakukan di tengah-tengah krisis?

Ayo, perkuat kepercayaan kita kepada Tuhan, terus cari Tuhan dengan segenap hati. Baca dan renungkanlah Firman Tuhan, Jangan Tinggalkan pertemuan-pertemuan ibadah. 

Ayo tinggalkan berhala-berhala modern, terutama yang bernama shopping. Jangan belanja berlebihan, jangan beli barang kenginan (gadget, barang branded dll), perketat pengeluaran, dll

Daniel 11:32 
"Dan orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin; tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak."

Dari Tuhanlah segala berkat dan hikmat. Bersama Tuhan, kita akan tenang, dengan tinggal tenang, kita masih bisa melihat peluang di tengah krisis.

Yesaya 30:15  
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: ".............. dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu........"

Jerih lelah kita di dalam Tuhan tidak akan sia-sia.

Ayo, jangan putus asa, terus bekerja dan berusaha, masih ada Tuhan yang berkenan ditemui, masih bersedia mendengarkan kita, dan masih dengan senang hati membantu.

2 Tawarikh 15:7
"Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!" 

God Bless You and Keep Winning By Keep Seeking God With All Of Our Hearts" JLI

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Senin, 23 Agustus 2021

Yohanes Pembaptis Bagian Ke-1B

Mazmur 139:16

"mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya."

Bagaimanakah dapat menemukan untuk apa kita dilahirkan? 

Percayalah, meski sudah ada nubuatan, konfirmasi dan proses kelahiran yang ajaib, tidak mudah bagi Yohanes muda untuk dapat menerima panggilan hidupnya. 

Perjalanan untuk menemukan panggilan hidup setiap orang berbeda. 

Bagi Yohanes Pembaptis, dia harus tinggal di padang gurun, dan makanannya belalang dan madu hutan. Lukas 1:80. 

Bagi Yusuf, berbagai penderitaan dari lubang sumur sampai penjara Firaun. Kejadian 45:5-8.

Bagu Yunus, perut ikan. 

Tokoh-tokoh Alkitab menemukan alasan mengapa mereka dilahirkan di berbagai tempat dan dalam kondisi yang berbeda, namun satu hal kesamaan di antara mereka  adalah, mereka menemukan panggilan hidupnya di dalam sebuah proses atau setelah setia menyelesaikan proses kehidupan dan penempaan karakter. 

Jadi, carilah kehendak Tuhan di dalam hidup, bergumul dan berproseslah dengan setia. 

Satu hal yang pasti, panggilan hidup sangat berkaitan dengan talenta yang Tuhan berikan, dan pasti tidak ada tujuan keserakahan dan ketamakan diri sendiri di dalamnya. 

Matius 6:33 
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Semua talenta, karunia dan kesempatan yang Tuhan berikan selalu memiliki tujuan utama untuk mempermuliakan diri-Nya, dengan cara menjadi berkat bagi sesama. 

Tidak ada fokus buat diri sendiri. 

Tujuan belajar, berproses, berlatih, agar menjadi yang terbaik adalah supaya kita dapat memberikan yang terbaik bagi sesama, yang melaluinya nama Tuhan akan dipermuliakan. 

Setelah itu barulah Tuhan memberikan kepada kita segala kenikmatan, yang sebenarnya bersifat hanya bonus sampingan, bukan yang penting, apalagi yang utama. 

Soli Deo Gloria. JLI. 

#JohnTheBaptist
#YohanesPembaptis 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

Minggu, 22 Agustus 2021

Yohanes Pembaptis Bagian Ke-1a

Ada sebuah quote bagus yang berkata:

"Dua hari yang paling penting di dalam kehidupan seseorang adalah hari ketika dia dilahirkan, dan hari ketika dia menemukan alasan mengapa dia dilahirkan."

Betapa indahnya jika hidup kita seperti quote di atas, tentunya hidup akan kita bangun dan arahkan sesuai tujuannya.

Demikianlah hidup Yohanes Pembabtis, sekitar 4 abad sebelum kelahirannya Nabi Maleakhi sudah menubuatkannya:

(5) Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. 
 
(6) Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah." Maleakhi 4:5-6

Sebuah nubuatan yang diverifikasi oleh Sang Juruselamat sendiri:

Matius 11:13-14 
(13) Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes
(14) dan — jika kamu mau menerimanya — ialah Elia yang akan datang itu."

Namun, bagaimana jika kita tidak memiliki tujuan hidup?

Kenyataannya adalah tidak seorangpun dilahirkan tanpa tujuan hidup, setiap orang siapapun dia dilahirkan dengan tujuan.

Tidak ada seorangpun lahir karena faktor kebetulan atau bahkan faktor kecelakaan.

Setiap kita lahir berdasarkan rancangan yang rumit dan agung dari Tuhan.

Mazmur 139:13-16
(13) Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. 
(14) Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. 
(15) Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; 

Saya dan Anda dirancang dengan sangat hati-hati, sehingga menghasilkan sebuah masterpiece seni tingkat tinggi. 

Dengan rancangan sedemikian teliti dan indah, tidak mungkin Tuhan menciptakan barang tak berguna, lebih masuk akal jika Dia menciptakan kita dengan sebuah tujuan mulia, sebagaimana yang ditulis oleh ayat berikutnya:

(16) mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya.

Hari ini, Anda dapat yakin bahwa Anda bukan hasil evolusi yang dilahirkan karena faktor ketidaksengajaan, Anda dirancang sedemikian teliti, dan diciptakan dengan tujuan yang Agung dan Mulia.

#JohnTheBaptist
#YohanesPembaptis 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Kamis, 19 Agustus 2021

DOA YABEZ

Hal paling menarik dari doa Yabes di 1 Tawarikh 4:10 adalah: "....... Dan Allah mengabulkan permintaannya itu." 

Seandainya perikop doa Yabes tidak ditutup dengan kalimat tersebut maka tentunya tidak akan terlalu diperhatikan orang. 

Permintaan siapa yang dikabulkan? Permintaannya Yabes dan sesuai konteksnya Yabes pada masa itu. 

Apakah dengan mengotak-atik doa Yabes dan berdoa seperti Yabes, menjamin doa kita akan dikabulkan? 

Tentu tidak! 

Bukan karena Yabes, maka doanya dikabulkan, bukan juga karena kita ikut-ikutan doa Yabes maka doa kita cespleng dikabulkan. 

Pengabulan doa itu semata-mata hak prerogatifnya Tuhan. 

Lalu, salahkah jika seseorang dalam keadaan terjepit lalu berdoa doa Yabes dan berharap doanya dikabulkan? 

Tentu tidak! 

Sah-sah saja, namanya juga lagi kepepet. 

Siapa kita bisa melarang. 

Memangnya pernah merasakan betapa takut dan pahitnya dalam keadaan terjepit? 

Doa Yabes menjadi harapan di tengah-tengah ketidakpastian. 

Namun, sejujurnya banyak juga orang berdoa doa Yabes bukan karena kepepet melainkan semata-mata hanya serakah, dan ingin lebih kaya, lebih berkuasa, lebih hebat, dll.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Rabu, 18 Agustus 2021

DARI MANA DATANGNYA KETIDAKTULUSAN ITU?

Bisa jadi, seseorang melayani jiwa-jiwa dengan tulus karena mereka belum bisa memberi apa-apa kepadanya.

Di sini "memberi" adalah sebuah pengorbanan yang dilakukan dengan penuh kehormatan.

Bahasa kerennya 'bayar harga."

Sampai satu titik, benih pelayanan mulai bertunas dan kemudian berbuah.

Jiwa-jiwa mulai bisa memberi.

Di sinilah keserakahan dan keegoisan mulai menggeliat bangun, mengusir ketulusan dari takhtanya di hati.

Perasaan merasa berhak "menuai" karena sebelumnya telah "menabur" menjadi alasan kuat untuk menjadi terlena.

"Menjaga kawanan domba" disalahartikan menjadi menjaga dari bajakan gereja sebelah, yang memang kadang tak tahu malu secara terang-terangan atau juga malu-malu memprovokasi domba-domba peternakan sebelah untuk pindah, terutama yang gemuk.

Darimana datangnya ketidaktulusan tersebut? 

Tidak usah jauh-jauh mencarinya, tidak perlu menyalahkan iblis, setan dari neraka, pewaris neraka segala. 

Cukup lihat ke dalam hati, dari sanalah sumber segala kejahatan, 

"Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat." Matius 15:19. 

Dia bersembunyi, bagai predator yang sabar menunggu mangsa yang menarik hatinya. 

Sampai suatu saat dia muncul dan menguasai hati manusia. 

Sebagaimana yang dikatakan oleh Abraham Lincoln, 

"Nearly all men can stand adversity, but if you want to test a man's character, give him power."
("Semua orang bisa tahan dengan kesengsaraan, tapi bila kau ingin mengetahui karakter seseorang, berilah dia kekuasaan.")

Masih ingatkah ketika susah payah perintisan dahulu? 

Kemana perginya semua daya tahan, kerelaan, rasa syukur dan ketulusan yang berjaya kala berada di zona tidak nyaman dahulu? 

Buat kita semua yang masih bergumul, ingat-ingatlah untuk selalu menjaga hati dengan waspada. 

Selaras dengan Abe Lincoln, Michelle Obama pernah berkata, 

"Being president doesn't change who you are. It reveals who you are."
("Menjadi presiden tidak mengubah siapa Anda - namun mengungkapkan siapa Anda sebenarnya.").

Tuhan Yesus pernah bersabda bahwa di hari-hari terakhir kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin (Matius 24:12), semoga kita tidak menjadi salah satunya.

#KiraKiraBegitu

#KoreksiDiriSendiri 

#SelfReminder

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Minggu, 15 Agustus 2021

TUNA

Ada yang lebih memiriskan hati daripada tuna rungu, tuna netra dan tuna wicara.

Yaitu,

Dapat mendengar namun menolak untuk memahami.

Bisa melihat namun gagal memerhatikan.

Sanggup berbicara, namun sengaja salah berucap.

Adalagi yang lain,
Dia mendengar hanya apa yang ingin didengarnya.

Dia hanya mau melihat, namun menolak untuk bertindak.

Dia hanya mau berbicara untuk memuaskan egonya.

Itu artinya, dia memilah-milah dan mengambil kebenaran sesuai seleranya, yang pas dengan standar profit dirinya.

Yang naas adalah, 
Dia hanya mendengar apa yang orang suguhkan, tanpa sadar dia hanya melihat yang sudah disetel oleh orang lain, sehingga dia berbicara seperti sebuah paduan suara, satu syair dengan irama yang sama sesuai arahan konduktor.

Kehilangan jiwa kritis, untuk mengulik lebih dalam.

Memiriskan.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Ester Bagian Ke-6

Memiliki Tujuan

Apakah Anda pernah mendengar istilah 'karunia menikmati?'

Istilah itu diberikan buat seseorang yang kerapkali mendapatkan sesuatu yang baik meski tidak mampu atau tidak mengeluarkan pengorbanan apapun untuk mendapatkannya. 

Seperti misalnya, makan di restoran mahal secara gratis, jalan-jalan gratis, dan lain sebagainya.

Sering kali berbagai kebaikan di dalam hidup seperti jabatan, uang, kekayaan, kesehatan, dll kita nikmati tanpa merasa perlu bertanya "Mengapa saya mendapatkannya?"
"Untuk apa semua kebaikan ini?"
"Adakah tujuan ilahi atas semua yang saya terima atau raih ini?"

Padahal semua kebaikan itu melebihi dari apa yang dapat kita nikmati.

Mordekhai, mengajukan pertanyaan yang sama kepada Ester di tengah-tengah kesuksesannya menjadi ratu,

"....... Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu." Ester 4:14b

Mengapa Ester tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam dunia perpolitikan di dalam benteng Susan?

Ignorance atau ketidakperdulian adalah jawabannya.

Sudah mendapat jabatan, kekuasaan, kekayaan dan kenikmatan, hidup fokus kepada diri sendiri, sementara di sekeliling ada begitu banyak kejahatan bahkan yang mengancam bangsanya.

Apa perdulinya? Tidak ada, yang penting diri sendiri aman dan nikmat. 

Bahkan, bagaimana mungkin bisa perduli, wong tahu aja enggak. 

Sibuk bermain-main di dalam istana gading kehidupan sendiri, tidak mau tahu dengan urusan luar. 

Sampai akhirnya Mordekhai menyadarkan Ester, bahwa dibalik segala kesuksesannya menjadi ratu  ada tujuan-tujuan yang lebih besar dari dirinya sendiri, ada alasan mengapa Tuhan menempatkan dirinya pada jabatan ratu.

Tahukah Anda, bahwa hidupmu dengan segala talenta, kepandaian, kekuasaan, bahkan kekayaan yang ada di dalam genggaman bukan hanya untuk dinikmati secara pribadi saja, namun ada tujuan-tujuan yang lebih besar dan lebih mulia, sebuah tujuan ilahi.

Perjanjian Baru menyebutnya sebagai kehendak kerajaan:

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." Matius 6:33

Kata 'carilah' di atas berasal dari kata Yunani zēteō yang bermakna mencari sampai mendapatkan.

Kata tersebut secara Ibrani juga bermakna menyembah Tuhan.

Jadi, mencari kehendak Tuhan alias kehendak kerajaan Allah merupakan sebuah perintah dan sekaligus  wujud penyembahan kepada Tuhan.

Siapa Anda hari ini, apa yang Anda  bisa, semua yang dipercayakan di bawah kekuasaan Anda, pasti memiliki kehendak Allah di dalamnya.

Cari kehendak-Nya dengan sungguh-sungguh, kemudian bertindaklah sesuai kehendak-Nya tersebut.

Ingatlah, segala kemuliaan, kekayaan, kemudahan, keistimewaan, bukanlah reward kita. 

Reward sejati kita kelak akan diberikan di dalam kehidupan yang akan datang di langit baru dan bumi baru.

#Ester

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#LeoImannuel

Sabtu, 14 Agustus 2021

Ester Bagian Ke-5

Tuhan Turut Bekerja

Mengapa Mordekhai melarang Ester memberitahukan asal usul kebangsaannya? 

(10) “Ester tidak memberitahukan kebangsaan dan asal usulnya, karena dilarang oleh Mordekhai.“
(20) "Adapun Ester tidak memberitahukan asal usul dan kebangsaannya seperti diperintahkan kepadanya oleh Mordekhai, sebab Ester tetap berbuat menurut perkataan Mordekhai seperti pada waktu ia masih dalam asuhannya."
Ester 2:10, 20

Kemungkinan Mordekhai mengetahui atau paling tidak mencurigai adanya kemungkinan musuh-musuh yang akan mencelakakan mereka.

Strategi Mordekhai dikemudian hari terbukti cespleng.

Begini, Haman bukan hanya seorang pejabat jahat di dalam benteng Susan, dia adalah pemimpin dari sebuah bangsa dengan dendam kesumat di dada mereka. 

Tuhan bekerja di dalam strategi Mordekhai untuk memusnahkan orang Amalek sampai selamanya. 

Jabatan dan kekuasaan yang didapatnya adalah kesempatan baginya untuk membalaskan dendam nenek moyangnya, namun Haman tidak mengerti bahwa dia bukan sedang berperang dengan Mordekhai atau bangsa Israel, dia sedang berhadapan dengan Tuhan semesta langit sendiri. 

Di benteng Susan, Tuhan menggenapkan rencana-Nya yang sejak awal diberikan kepada Yosua. 

Ulangan 25:17-19 
(17) "Ingatlah apa yang dilakukan orang Amalek kepadamu pada waktu perjalananmu keluar dari Mesir; 
(18) bahwa engkau didatangi mereka di jalan dan semua orang lemah pada barisan belakangmu dihantam mereka, sedang engkau lelah dan lesu. Mereka tidak takut akan Allah.
(19) Maka apabila TUHAN, Allahmu, sudah mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada segala musuhmu di sekeliling, di negeri yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk dimiliki sebagai milik pusaka, maka haruslah engkau menghapuskan ingatan kepada Amalek dari kolong langit. Janganlah lupa!"

Jika rencana Haman memusnahkan bangsa Israel berhasil, maka dia juga akan menghancurkan rencana keselamatan yang Tuhan rancangkan melalui bangsa Israel. 

Seandainya Haman tahu bahwa ratu Ester adalah seorang Yahudi maka pasti dia akan berpikir ribuan kali untuk menyerang.

Namun, akhirnya keadaan berbalik, orang Israel memperoleh kemenangan atas musuh-musuhnya, karena Tuhan. 

Sebagaimana Tuhan tetap menjaga dan memelihara bangsa Israel bahkan dalam keadaan ketika mereka terbuang di sebuah negeri asing, demikianlah Dia senantiasa memelihara dan menjaga kita.

Tuhan mengantisipasi segala kemungkinan masalah atau bahaya di masa depan, bahkan menggenapkan rencana-Nya melalui hidup kita.

Tetaplah percaya kepada Tuhan dan berpeganglah senantiasa kepada janji-janji-Nya. 

#Ester 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#LeoImannuel

Jumat, 13 Agustus 2021

Ester Bagian Ke-4B

"Dendam Kesumat Yang Menghancurkan."

Siapakah sesungguhnya Haman? 

"Sesudah peristiwa-peristiwa ini maka Haman bin Hamedata, orang Agag, dikaruniailah kebesaran oleh raja Ahasyweros, dan pangkatnya dinaikkan serta kedudukannya ditetapkan di atas semua pembesar yang ada di hadapan baginda." Ester 3:1

Haman adalah orang Agag.

Menurut banyak sumber, di dalam Alkitab Agag hanya mengacu kepada satu orang:

"Agag, raja orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup, tetapi segenap rakyatnya ditumpasnya dengan mata pedang." 
1 Samuel 15:8

Orang Amalek adalah suku bangsa yang pertama menyerang bangsa Israel setelah keluar dari laut Teberau.

Akhirnya, Saul menumpas orang Amalek dan menyisakan rajanya yakni Agag, yang kemudian dibunuh oleh Samuel.

Jadi dendam di hati Haman diturunkan dari generasi ke generasi.

Dendamnya semakin menjadi-jadi setelah mengetahui bahwa Mordekhai adalah orang Yahudi.

".......sebab ia telah menceritakan kepada mereka, bahwa ia orang Yahudi." Ester 3:4.

Dendam kesumat di dada Haman yang kemudian menghancurkannya. 

Tidak ada yang lebih berbahaya dan sekaligus menghancurkan orang lain terlebih diri sendiri daripada kekuasaan dan kekayaan yang disematkan kepada seseorang dengan dendam membara di dadanya. 

Tanpa berpikir jernih, Haman menyerang orang Israel, dan menjadikan Mordekhai sebagai sasaran bencinya.

Kebencian yang melahirkan dendam menumpulkan akal sehat dan hati nurani yang bersih, dan tidak akan mendatangkan kebaikan apapun, sehingga harus dilepaskan dengan cara pengampunan.

Di alam semesta ini tidak ada yang lebih berkuasa untuk membebaskan seseorang kecuali pengampunan.

Sebagaimana Tuhan mengampuni kita, demikianlah hendaknya kita mengampuni orang lain.

Matius 6:14-15 merupakan penjelasan dari Tuhan Yesus, mengenai mengapa kita perlu mengampuni, yaitu supaya Bapa juga mengampuni kita. Syarat diampuni adalah memberi ampun.

Bahkan ada ayat yang berkata:

“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." Lukas 6:38

Tidak sedang berbicara mengenai uang, sesuai konteksnya dia berbicara mengenai pengampunan, pemberian maklum yang besar.

Mengampuni belum tentu memulihkan hubungan, namun yang jelas pengampunan membebaskan diri kita dari kemarahan, kegelisahan dan dendam.

Lepaskanlah pengampunan, sebelum dendam menghancurkan diri sendiri.

#Ester

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#LeoImannuel

Kamis, 12 Agustus 2021

Ester Bagian Ke-4A

Ketidakpuasan dan Kesombongan Yang Menuntun Kepada Kehancuran.

Ester 3:1
"Sesudah peristiwa-peristiwa ini maka Haman bin Hamedata, orang Agag, dikaruniailah kebesaran oleh raja Ahasyweros, dan pangkatnya dinaikkan serta kedudukannya ditetapkan di atas semua pembesar yang ada di hadapan baginda."

Kenaikan jabatan, penghasilan, kekayaan, pasti diiringi dengan kenaikan potensi kesombongan.

Demikianlah dengan Haman.

Ester 3:2
"Dan semua pegawai raja yang di pintu gerbang istana raja berlutut dan sujud kepada Haman, sebab demikianlah diperintahkan raja tentang dia, tetapi Mordekhai tidak berlutut dan tidak sujud."

Karena kedudukannya yang tinggi Haman memiliki hampir segalanya, baik kekuasaan maupun kekayaan dan otomatis kehormatan dan kemuliaan, namun hanya karena hal "kecil" seperti Mordekhai, maka dia membuat plot pembunuhan bagi sebuah bangsa. 

Ester 3:5
"Ketika Haman melihat, bahwa Mordekhai tidak berlutut dan sujud kepadanya, maka sangat panaslah hati Haman."

Tidak cukup sampai di sana, egonya sebagai seorang pembesar yang baru mendapatkan promosi mengambil alih pertimbangan hati nurani dan akal sehat.

Ester 3:6 
"tetapi ia menganggap dirinya terlalu hina untuk membunuh hanya Mordekhai saja, karena orang telah memberitahukan kepadanya kebangsaan Mordekhai itu. Jadi Haman mencari ikhtiar memunahkan semua orang Yahudi, yakni bangsa Mordekhai itu, di seluruh kerajaan Ahasyweros."

Bayangkan cara berpikir Haman, dia menganggap dirinya terlalu hina hanya dengan membunuh seorang Mordekhai, dia ingin menumpas seluruh bangsa, hanya demi menunjukkan kebesarannya semata, meski harus membantai ratusan ribu nyawa. 

Ego yang gila akhirnya menuntun Haman bertempur dengan orang yang salah, akibatnya kita tahu Haman kalah.

Apakah artinya seorang Mordekhai dibandingkan dengan seluruh kemuliaan yang dianugerahkan raja kepada Haman? 

Apakah kemuliaan, kekuasaan dan kekayaannya berkurang hanya karena seorang Mordekhai?

Tentu tidak!

Namun, Haman dengan bodoh membiarkan Mordekhai menjadi seperti duri dalam daging, kerikil di dalam sepatu.

Tanpa sadar Haman telah menjadikan Mordekhai sebuah standar bagi keberhasilannya, standar kesuksesannya.

Jika Mordekhai berlutut maka barulah saya berbahagia.

Sebuah keinginan yang aneh dan ngawur, namun tanpa sadar kadang kita melakukan seperti yang Haman lakukan. 

"Saya akan berbahagia jika...."

Titik--titik tersebut bisa suami, orang tua, anak-anak, berbagai benda, status sosial, dll. 

Ingatlah bahwa kebahagiaan itu sebuah keputusan pribadi, dan jangan izinkan siapapun atau apapun menghalangi kebahagiaanmu.

Bagi Haman, Mordekhai adalah sebuah pertanda jiwa yang kosong, tanda Ketidakpuasan akan sesuatu.

Karena ketika seseorang penuh (content), maka sebenarnya dia akan bersyukur atas apa yang ada padanya dan tidak akan terlalu pusing dengan apa yang belum atau tidak dimiliki.

Siapakah atau apakah Mordekhai di dalam hidupmu? 

Cukup anggukan kepala, tersenyum dan lewatilah, anggaplah angin lalu, jangan biarkan dia menghalangimu untuk menikmati kebahagiaan. 

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#LeoImannuel

DIALOG DENGAN TUHAN

Mengapa pagi ini berbeda? Tanyaku kepada Tuhan. 

Dengan lembut Dia menjawab: "Pagi ini sama dengan pagi yang lain."

"Tidak, pagi ini berbeda!" Sanggahku kepada-Nya. 

"Matahari tak seterang biasanya, pepohonan tak sehijau kemarin, udara tak sesejuk sebagaimana mestinya!"

"Matahari cermerlang seperti biasanya, pohon dan rumput tetap hijau dan udara pagi tetap sejuk."

"Lalu, mengapa aku merasa berbeda."

"Hatimulah yang membuatnya menjadi beda."

"Tuhan, aku kehilangan!"

"Bukan, bukan kehilangan, hanya terpisah sesaat."

"Tapi bagiku serasa seribu tahun."

"Hmmm... Waktu memang membatasi manusia, tapi Aku tidak." 

"Tuhan, nasihat setiap orang yang mencoba menghiburku mengatakan bahwa Engkau mengasihinya lebih daripada aku."

"Memang benar Aku mengasihinya Akupun mengasihimu."

"Namun bukan karena itu Aku memanggilnya pulang."

"Buat Aku mengerti ya Sumber Segala Hikmat yang Agung."

"Meskipun Aku rindu Engkau mengerti, namun tidak semua dapat dimengerti dari sudut pandang kefanaan."

"Aku melihat dan merencanakan dari kekekalan dan menurut hikmat-Ku yang tanpa batas. Engkau menilai berdasarkan kefanaanmu"

"Bukankah Aku sudah mengatakannya di dalam Firman-Ku bahwa seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan dan rancangan-Ku."

"Apa yang harus kulakukan Tuhan?"

"Percaya saja pada-Ku." 

"Percaya akan kebaikan-Ku, bahwa Aku tak akan pernah memberikan ular beracun atau batu kepada anak-anak-Ku yang meminta roti"

Aku diam tertunduk tak mampu berucap.

Di dalam diam kulihat cermin jiwa yang kusam menjadi cemerlang.

Di dalam tenang kudengar suara jiwa yang selama ini tertindas dan terbuang.

Sekejapan mata kulihat melalui ketenangan jiwa, kekasihku tersenyum manis... Bahagia, sangat bahagia....

Lalu aku tenang.....

Selasa, 10 Agustus 2021

Ester Bagian Ke-3B

One Night With The King 

Ester 2:12
"Tiap-tiap kali seorang gadis mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan sebelumnya ia dirawat menurut peraturan bagi para perempuan selama dua belas bulan, sebab seluruh waktu itu digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: enam bulan untuk memakai minyak mur dan enam bulan lagi untuk memakai minyak kasai serta lain-lain wangi-wangian perempuan."

Jika Anda para gadis mendapatkan kesempatan untuk terlibat di dalam peristiwa langka demikian, dihadapkan dengan berbagai fashion branded mewah hasil rancangan fashion designer standar kerajaan, berbagai perhiasan mewah, dan setahun penuh mendapatkan perawatan spa standar para ratu, apa kira-kira yang akan kalian lakukan?

Have fun! Of course, daa!

Nikmati sepenuhnya dan semaksimal mungkin!

Demikianlah para gadis itu.

Hanya Ester yang menyadari bahwa tujuan utama dia datang adalah untuk menarik hati sang maharaja, semuanya tentang sang maharaja.

Segala kemewahan yang diberikan hanyalah kendaraan demi menarik hati raja, dan bukan tujuan utama.

Mereka diperlakukan bak ratu, segala keinginannya harus dipenuhi. 

"..... segala apa yang dimintanya harus diberikan kepadanya untuk dibawa masuk dari balai perempuan ke dalam istana raja." Ester 2:13

Namun, banyak dari gadis tersebut yang akhirnya berakhir di tangan Saasgas, sida-sida raja, penjaga para gundik. Tidak diperkenankan masuk lagi menghadap raja, kecuali jikalau raja berkenan kepadanya dan ia dipanggil dengan disebutkan namanya. Ester 2:14 

Namun, Ester berbeda dengan para gadis tersebut, alih-alih memilih semua kemewahan tersebut sesuai seleranya, Ester lebih memilih apa yang disukai raja. 

Siapa yang paling tahu selera raja?

Hegailah orangnya, jadi 'ketika Ester mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apa pun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan." Ester 2:15

Apakah akibatnya?: "..... Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia." 

Sehingga tak heran jika kemudian
"Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti." Ester 2:17

Ester memenangkan kontes dengan cara memilih untuk menyenangkan hati sang raja, untuk itu dia perlu mengesampingkan segala keinginannya sebagai seorang anak dara, dan fokus kepada sang maha raja. 

Seharusnya demikianlah hidup kita. 

Segala apa yang ada dan kita miliki bukanlah tujuan, melainkan hanya sebuah kendaraan agar hidup ini selalu menyenangkan hati Sang Maharaja yang jauh lebih agung dan mulia dibandingkan Ahasyweros. 

Pendidikan, uang, jabatan, karunia, talenta, dan lain sebagainya wajib harus ditujukan bukan untuk kepentingan diri sendiri, melainkan kepentingan Tuhan. 

Tujuan hidup setiap kita adalah menyenangkan hati Tuhan dan Tuhan saja. 

#Ester 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#LeoImannuel 

Senin, 09 Agustus 2021

Ester Bagian Ke-3A

One Night With The King

Perempuan seperti apakah yang cukup layak untuk dipersembahkan kepada sang maharaja?

Ayat berikut ini cukup untuk menerangkannya

Ester 2:12
"Tiap-tiap kali seorang gadis mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan sebelumnya ia dirawat menurut peraturan bagi para perempuan selama dua belas bulan, sebab seluruh waktu itu digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: enam bulan untuk memakai minyak mur dan enam bulan lagi untuk memakai minyak kasai serta lain-lain wangi-wangian perempuan."

Dapatkah Anda bayangkan perawatan yang harus dijalani oleh setiap perempuan peserta ajang lomba calon ratu tersebut?

Selama setahun penuh mereka dipijat dengan minyak wangi berkualitas tinggi, agar bau harum tersebut bukanlah berasal dari semprotan parfum belaka, namun sebuah bau harum yang keluar dari tubuh mereka.

Bisakah dibayangkan, Ester seperti mandi dengan parfum.

Ingatkah Anda akan peristiwa di dalam Yohanes 12:3 bagaimana Maria mengambil setengah kati atau sekitar setengah liter minyak narwastu, yang menurut Yudas Iskariot dapat dijual seharga 300 dinar.

Setelah menuangkannya Injil Yohanes menjelaskan bahwa 'bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.'

Kata 'seluruh' diterjemahkan dari bahasa Yunani plēroō dari kata plērēs yang bermakna seluruhnya atau tidak ada bagian yang tidak terpengaruh. 

Artinya memang seluruh bagian rumah tersebut menjadi wangi akibat apa yang dilakukan oleh Maria dan setengah liter minyak narwastu. 

Nah, kembali kepada para gadis di dalam istana Ahasyweros, setiap hari selama setahun penuh mereka dirawat oleh para ahli kecantikan istana, para gadis tersebut dipijat bahkan mungkin berendam di dalam minyak wangi.

Semua kemewahan dan repot-repot tersebut hanya demi menghabiskan sejenak waktu bagi sang maharaja.

Sebegitu perlunyakah semua kerepotan tersebut?

Sadarilah bahwa Ahasyweros bukanlah raja kecil, beliau adalah seorang maha raja 'yang merajai seratus dua puluh tujuh daerah mulai dari India sampai ke Etiopia.' (Ester 1:1) 

Pada masanya Ahasyweros adalah penguasa dunia, Sebegitu agungnya dia, sehingga hanya 7 orang saja yang boleh memandang wajahnya. (Ester 1:14)

Jadi, ajang pencarian ratupun menjadi perkara yang serius dan sungguh-sungguh.

Dicari seorang wanita yang cukup agung dan mulia untuk dapat mendampingi sang maharaja dan sekaligus menjadi seorang ibu negara.

Mengertikah Anda sekarang mengapa semua kemewahan nan mahal tersebut perlu untuk dilakukan?

Demikianlah kita seharusnya ketika menghadap Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala tuhan.

1 Tawarikh 16:29 berkata 
"Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah menghadap Dia! Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan."

Sebagai mempelai wanita Kristus, kita sebagai gerejanya wajib mendengarkan nasihat Petrus sebagaimana Ester mendengarkan nasihat Hegai.

1 Petrus 3:3-4
(3)" Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah," 
(4) "tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah."

Apakah dengan hidup benar dan menjaga kekudusan merupakan sebuah kerepotan buat Anda?

Ingatlah bahwa semua kesusahan dan kerepotan tersebut demi satu malam bersama Sang Maharaja yang bahkan jauh lebih besar melampaui kebesaran Ahasyweros, Dialah Tuhan dan Juru Selamat dunia.

Ingatlah, camkanlah, sadarilah dengan gemetar dan takutlah, bahwa nasib setiap kita akan ditentukan pada satu malam bersama Sang Maharaja, dan akan bergantung kepada respon-Nya.

Apakah kita akan bernasib sama dengan para gadis lain yang 'terbuang,' atau melesat naik seperti Ester?

Bersambung ke bagian b. 

#Ester

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#LeoImannuel

BELAJAR TETAP PERCAYA

Ketika kata tak mampu terucap. 

Ketika tak satu alasan mampu memuaskan. 

Ketiika tiba pada batas kekuatan. 

Penuhi hati kami ya Tuhan dengan kasih-Mu,

Agar kami tetap memandang-Mu dengan cinta di tengah-tengah berjuta pertanyaan yang bersesakan di dalam jiwa. 

Agar kami tak melepaskan genggaman-Mu di saat keraguan menggoyahkan sendi-sendi iman.

Agar kami tetap melangkah sesuai arahan-Mu di tengah-tengah kabut yang menghalangi pandangan dari tujuan-Mu bagi kami. 

Sesungguhnya roh kepemilikan kami besar, kasih kami kadang bersyarat, pengetahuan kami terbatas......

Rencana-Mu melebihi hikmat kami
Seperti tingginya langit demikianlah jalan-jalan-Mu dibandingkan segala rencana kami

Tuhan, sesungguhnya tak ada yang melebihi kasih-Mu......

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#LeoImannuel

Minggu, 08 Agustus 2021

Ester Bagian Ke-2

Ada dua faktor yang membuat Ester berhasil menjadi Ratu di Babel.

Dua faktor itu adalah faktor Tuhan dan faktor diri Ester sendiri.

Begini, saya jelaskan

Ester 2:8-9 

(8) "Setelah titah dan undang-undang raja tersiar dan banyak gadis dikumpulkan di dalam benteng Susan, di bawah pengawasan Hegai, maka Ester pun dibawa masuk ke dalam istana raja, di bawah pengawasan Hegai, penjaga para perempuan."
(9) "Maka gadis itu sangat baik pada pemandangannya dan menimbulkan kasih sayangnya, sehingga Hegai segera memberikan wangi-wangian dan pelabur kepadanya, dan juga tujuh orang dayang-dayang yang terpilih dari isi istana raja, kemudian memindahkan dia dengan dayang-dayangnya ke bagian yang terbaik di dalam balai perempuan."

Dibandingkan dengan ratusan mungkin, gadis-gadis tercantik dari seluruh kerajaan yang berkumpul di bawah pengawasan Hegai, maka hanya Esterlah yang mendapatkan kasih sayangnya.

Kenapa bisa demikian?

Orang dunia menyebutnya sebagai sebuah keberuntungan atau hoki, namun sebagai orang percaya kita mengetahui bahwa ada Tuhan di balik itu semua.

Amsal pasalnya yang ke-21 ayat 1 mengatakan bahwa "Hati raja seperti batang air di dalam tangan TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini."

Tuhan ikut campur di dalam kontes pemilihan ratu ini dengan menggerakkan hati Hegai untuk mengasihi Ester. 

Tahukah Anda bahwa Tuhan memainkan peranan penting di dalam setiap keberhasilan. 

Betapa pentingnya bagi setiap kita untuk senantiasa mencari perkenanan Tuhan. 

Selalu libatkan Tuhan di dalam segala aktivitas kita, mohonkanlah berkat dan perkenanan-Nya. 

"Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya." Amsal 10:22

Jadi jangan sombong, selalu ingat Tuhan dan bersyukurlah selalu kepada-Nya dengan cara senantiasa berbakti kepada Tuhan. 

“We are not lucky, we are blessed!“

Lalu, apakah hanya karena itu Ester bisa berhasil? Tentu tidak! Ada faktor usaha manusia atau Ester sendiri. 

Kira-kira perempuan seperti apakah yang akan dipilih raja untuk menjadi istrinya? 

Jawabannya pasti, perempuan yang masuk selera raja. 

Seperti apakah perempuan yang masuk selera raja? 

Siapa yang paling mengetahui selera raja akan seorang wanita idaman selain dari pada Hegai, penjaga para perempuan. (Ester 2:8) 

Ester sangat mengetahui ini, sehingga ketika mendapat giliran untuk mepresentasikan dirinya di hadapan raja "maka ia tidak menghendaki sesuatu apa pun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan." Akibatnya "Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia." (Ester 2:15). 

Ketika tampil di hadapan raja, seluruh make up, kostum, perhiasan, tutur kata, jawaban yang diberikan, bahasa tubuh, kerlingan mata, senyum, tingkat kecerdasan, semuanya masuk selera raja. 

Siapa yang mengajarkan itu? Hegai!  

Keberhasilan adalah kombinasi dari berkat Tuhan dan usaha manusia. 

Tuhan tidak akan pernah memberkati seseorang yang tidak berusaha. 

Ulangan 8:18a menegaskan bahwa: "Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan........ "

Tuhan memberikan kuasa kepada kita untuk memperoleh kekayaan atau keberhasilan. 

Yang diberikan TUHAN bukanlah kekayaan, melainkan kuasa untuk memperolehnya. 

Artinya ada kerja keras di dalamnya. 

Jangan malas, ayo bekerja! 

#Ester

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#LeoImannuel

Sabtu, 07 Agustus 2021

Ester Bagian Ke-1

Ester 1:19
"Jikalau baik pada pemandangan raja, hendaklah dikeluarkan suatu titah kerajaan dari hadapan baginda dan dituliskan di dalam undang-undang Persia dan Media, sehingga tidak dapat dicabut kembali, bahwa Wasti dilarang menghadap raja Ahasyweros, dan bahwa raja akan mengaruniakan kedudukannya sebagai ratu kepada orang lain yang lebih baik dari padanya."

Salah satu hal yang unik dari kesempatan adalah seringkali dia datang tiba-tiba.

Seperti contohnya kesempatan menjadi permaisuri di sebuah kerajaan besar macam Babilonia ini, dia datang tiba-tiba.

Jangan pernah mempersiapkan diri hanya setelah ada kesempatan, karena pasti tidak akan cukup waktu sampai Anda benar-benar siap. 

Menurut sebuah website, seorang atlet berlatih kira-kira 4 sampai 8 tahun sebelum dia bertanding di pertandingan olimpiade!

Dapatkah Anda bayangkan persiapan mereka?

Kembali ke Ester, apakah Ester siap ketika kesempatan menjadi ratu terbuka?

Ester pasal 2 ayatnya yang ke-6 menjelaskan sedikit mengenai siapa Ester dan siapa Mordekhai. 

"yang diangkut dari Yerusalem sebagai salah seorang buangan yang turut dengan Yekhonya, raja Yehuda, ketika ia diangkut ke dalam pembuangan oleh raja Nebukadnezar, raja Babel."

Ada 3 tahapan pembuangan bangsa Israel ke Babilonia, pembuangan pertama terjadi pada tahun 605 SM. 

Pada tahapan pertama ini diangkut kira-kira 10.000 orang, siapakah mereka? 

Mereka adalah raja Yehuda dan kaum bangsawan dan kaum cerdik cendekiawan, termasuk Daniel, Sadrakh, Mesak dan Abednego.

Jadi kita bisa katakan bahwa Ester adalah keturunan bangsawan dan dididik menurut etika kebangsawanannya.

Ketika kesempatan jadi ratu terbuka, Ester minimal sudah beberapa langkah di depan kompetitornya, paling tidak mental seorang bangsawan sudah ada di dalam dirinya.

Sebelum seseorang menjadi juara, dia harus memiliki mental seorang juara.

Hari ini dan setiap hari adalah hari persiapan diri, sehingga ketika kesempatan terbuka, kita bisa yakin bahwa kita siap.

Alkitab menggambarkan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali seperti pencuri di waktu malam, artinya sesuatu yang tak terduga dan tiba-tiba.

Jangan mempersiapkan diri besok, hiduplah hari ini sebaik yang bisa kita lakukan, seolah-olah Dia datang satu jam lagi.

#Ester

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#LeoImannuel

Selasa, 03 Agustus 2021

THE PHASES of LIFE

Setiap orang semestinya melewati 4 fase pertumbuhan, yaitu,

1. Unconscious Incompetence
2. Conscious Incompetence
3. Conscious Competence
4. Unconscious Competence

Kita akan pelajari satu persatu, dengan Yesaya pasal 6 sebagai contohnya.

Yesaya adalah seorang imam dan juga nabi, artinya beliau menjalankan aturan agama secara ketat.

Bicara kekudusan, Yesayalah orangnya.

Yesaya sudah bernubuat sejak pasal pertama, namun baru pada pasal keenamlah kita disuguhi oleh semacam pelantikan resmi dari surga mengenai kenabiannya.

Yesaya mengalami ke-4 fase pertumbuhan di atas.

Dari pasal 1-5 Yesaya berada di fase unconscious incompetence, yaitu ketidaksadaran akan kemampuan diri, singkatnya dia tidak tahu bahwa dia tidak tahu.

Dia tidak sadar bahwa dirinya orang berdosa, seluruh korban yang dia persembahan, semua ibadah yang dilakukannya, serta doa-doa yang dipanjatkannya selama ini ternyata tidak membuatnya menjadi kudus.

Dia melayani sebagai imam dan nabi, keluar masuk Bait Allah, hati nuraninya tidak pernah mengganggunya.

Sampai akhirnya pada pasal 6 hadirat Tuhan menyadarkannya.

Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."
Yesaya 6:5.

Pada poin ini Yesaya disadarkan dari fase unconscious incompetence, kemudian secara simultan dia masuk kepada fase conscious Incompetence, atau kesadaran akan ketidakmampuan diri, alias dia tahu bahwa dia tidak tahu.

Hadirat kekudusan Tuhan menyadarkannya, tidak heran kemudian jika Yesaya memberi respon berupa ratapannya akan keberdosaan dirinya, "celakalah aku..."

Sampai kemudian Tuhan menguduskannya

Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."
Yesaya 6:6-7.

Setelah dikuduskan barulah Yesaya berani menanggapi panggilan Tuhan

Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!"
Yesaya 6:8.

Yesaya sudah masuk kepada fase conscious competence, atau kesadaran akan kemampuan dirinya, atau dia tahu bahwa dia tahu.

Dengan hati dan hidup yang baru, Yesaya semakin mantap di dalam melayani panggilan Tuhan.

Bukan hanya sekedar rutinitas yang menjadi kebiasaan, melainkan memainkan peranan khusus sesuai panggilan-Nya.

Dengan berani dan setia Yesaya menyampaikan apa yang Tuhan minta untuk dia sampaikan.

Sampai akhirnya menurut tradisi Yahudi, Yesaya wafat karena digergaji menjadi dua (bandingkan Ibrani 11:37) oleh Raja Manasye yang jahat yang telah menggantikan ayahnya, raja Hizkia.

Disinilah Yesaya masuk kepada fase final yaitu, unconscious competence yaitu ketidaksadaran akan kemampuan diri.

Maksudnya bukanlah dia tidak tahu, melainkan kemampuan diri itu sudah berada di alam bawah sadarnya.

Seperti seseorang yang sudah mahir mengemudikan mobil, tentunya dia tidak perlu berpikir lama untuk kapan harus mengganti persneling, bagaimana bermanuver, kecepatan seberapa yang dibutuhkan, semua itu secara otomatis akan bekerja di dalam dirinya, sebagai kemampuan yang sudah mendarah daging.

Setelah peristiwa pengudusan dan pemanggilannya, Yesaya melayani dan pelayanannya menjadi jati dirinya.

Dia menyesuaikan hidupnya dengan panggilannya, bukan panggilan yang disesuaikan dengan hidupnya.

Dia membangun hidupnya di atas panggilannya.

Yesaya bukanlah Yesaya tanpa pelayanannya.

Tidak bisa tidak Yesaya mesti melayani sesuai panggilannya, sekalipun itu berarti hilang nyawa.

Secara singkat, kira-kira kita berada pada fase yang mana?

Pelayanan masih cari untung?
Hitungan untung ruginya kuat?
Pelayanan masih menjatuhkan orang?
Atau berani menaruh kepala untuk membela panggilan Tuhan?

Silahkan gumuli dengan Tuhan.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Minggu, 01 Agustus 2021

MENGOTBAHI DIRI SENDIRI DULU

Menemukan Tuhan

Hanya karena seseorang telah menemukan kebenaran (atau setidaknya itulah yang mereka anggap) belum berarti mereka telah menemukan Tuhan, sampai mereka menemukan kasih. 

Tuhan adalah kasih. 

Tanpa kasih kebenaran lebih bersifat membunuh dan menghancurkan dibanding membangun. 

Sering kali setelah seseorang menemukan kebenaran, mereka menjadi sombong, menganggap diri lebih daripada orang lain.

Karena senang telah menemukan kebenaran mereka buru-buru mengotbahkannya ke orang lain tanpa merasa perlu mengendapkannya di dalam bathin dan mengotbahkan diri mereka sendiri.

Seharusnya sebuah kebenaran secara simultan membawa seseorang menemukan Tuhan yang adalah kasih.

Jika demikian maka kebenaran tidak akan pernah menjadi alat untuk menghakimi dan merendahkan orang lain.

Kebenaran sejati memunculkan kasih akan membuat hati semakin tunduk di bawah Tuhan dan melihat orang lain dengan penuh belas kasihan.

Bukan malah petantang petenteng, membanggakan pengetahuan dan tanpa sadar juga mempertontonkan kedegilan hati.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)