Apa itu iman?
Ibrani 11:6
"Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia."
Saya coba untuk menguraikan pemikiran saya menurut penulis Ibrani di atas.
Ada 3 hal yang saling berkaitan mengenai iman, antara lain:
1. Iman adalah Kepercayaan.
Percaya yang bagaimana?
Menurut saya percaya itu ada dua:
a. Persetujuan Akali
Percaya di sini hanya sekedar percaya akan keberadaan Tuhan.
Percaya pada tataran logika.
Mungkin Tuhan ada di suatu tempat yang jauh, tapi mari pusingkan hidup sehari-hari, urusan Tuhan mah nanti sajalah.
Maka lahirlah atheis praktis, yaitu orang-orang yang percaya akan keberadaan Tuhan, namun hidup seolah-olah Tuhan tidak ada.
b. Persetujuan Batiniah
Di sini, orang bukan hanya percaya secara logika akan keberadaan Tuhan, namun hatinya, juga percaya, bahkan lebih dalam dia percaya Tuhan memberi semacam reward dan punishment kepada mereka yang mengasihi-Nya.
Dari sinilah seseorang akan beranjak dari sekedar percaya sampai kepada dia menyerahkan dirinya ke dalam tangan Tuhan.
Jadi, kata kunci dari percaya adalah berserah atau surrender.
2. Iman adalah Kebersetujuan
Setelah seseorang percaya dan akhirnya berserah kepada Tuhan, maka selanjutnya secara simultan seseorang setuju dengan semua sistem nilai yang terkandung di dalam ketuhanan.
Dalam konteks kita sebagai orang Kristen berarti seseorang yang percaya kepada Tuhan, dia juga setuju dengan semua belief system yang terkandung di dalam Alkitab.
Dia percaya, berarti dia setuju dengan semua poin di dalam Alkitab, atau secara sederhana di dalam pengakuan iman.
Dia percaya Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat, Alkitab adalah firman Tuhan, dlsb.
Jadi, seseorang mulai menjadikan Alkitab sebagai pedoman hidupnya, bahkan menganulir semua pandangan hidup dan gaya hidup yang bertentangan dengan Alkitab, darimana dia mendasarkan seluruh keputusan-keputusan di dalam hidupnya.
Kata kunci dari Kebersetujuan adalah metanoia atau perubahan pola pikir, alias pertobatan.
3. Iman adalah Keberpihakan
Setelah orang percaya kepada Tuhan sampai tahapan berani menyerahkan seluruh hidupnya, maka itu artinya dia setuju dengan seluruh sistem nilai yang terkandung di dalam konsep ketuhanan, dalam konteks kita adalah dengan Alkitab.
Konsekuensinya adalah dia hidup berbeda, dengan nilai-nilai hidup yang berbeda daripada yang dia hidupi selama ini.
Maka orang-orang yang selama ini senilai dengannya akan protes, bahkan mengancam.
Semua itu sebenarnya adalah wujud dari keberpihakannya terhadap Tuhan dan ajaran-Nya.
Memilih Tuhan dibandingkan dunia.
Memilih Tuhan dibandingkan keuntungan dan kekayaan.
Memilih Tuhan dari semua hal yang dunia bisa tawarkan.
Sebagaimana yang Tuhan Yesus wanti-wanti kepada para murid,
"Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." Matius 6:24
Dan juga di dalam Matius 10:37
"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku."
Ini adalah keberpihakan.
Berpihak kepada siapa?
Tentunya kepada Tuhan di dalam Yesus Kristus.
Jadi iman adalah keberpihakan.
Kata kunci dari keberpihakan adalah memilih Tuhan.
#KiraKiraBegitu
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar