Senin, 31 Januari 2022

BOTH SIDE OF THE STORY

Suatu kali seorang ibu berkeluh kesah kepada seorang hamba Tuhan mengenai keadaan rumah tangganya.

Di dalam sesi konseling beliau banyak mencerca suaminya yang tidak hadir pada waktu itu, sebagai penyebab utama kekisruhan rumah tangga mereka. 

Sang pendeta segera jatuh kasihan kepada si ibu dan di dalam hati agak menyalahkan sang suami.

Sampai seorang hamba Tuhan senior memperingatinya bahwa istrinya pasti punya andil tidak sedikit terhadap kekisruhan yang terjadi.

Benar saja, tak lama si hamba Tuhan menemukan bahwa baik sang istri maupun si suami sama-sama bermasalah.

Selalu ada dua sudut pandang dalam sebuah cerita, atau both side of the story.

Masalahnya adalah, ketika bercerita seseorang cenderung menitikberatkan keburukan kepada orang lain yang menjadi lawannya, baik itu pasangannya, gerejanya, rekan pendeta, gembala atau jemaatnya, dan menjadikan diri sendiri sebagai korban.

Kedua, sebagai pendengar, kitapun cenderung jatuh kasihan kepada pencerita pertama, dan menelan begitu saja ceritanya tanpa mengecek kebenarannya.

Entah sudah berapa banyak korban ketidakadilan ini, sudah berapa orang yang dibunuh karakternya oleh cerita-cerita demikian, sudah berapa banyak orang-orang yang terfitnah tanpa diberikan kesempatan untuk membela diri, sering asumsi diri mengenai seseorang menjadi negatif sehingga membatasi hubungan tanpa mengecek kebenarannya.

Hal ini kadang dipakai oleh para pemimpin untuk melindungi kelemahan dirinya dengan melemparkan kesalahan sepenuhnya kepada orang lain.

Para pendengarnya yang mungkin adalah rekan-rekan sendiri atau jemaatnya menelan mentah-mentah, kemudian sebagaimana yang diharapkan akan membangun tembok.

Sehingga seharusnya ketika mendengar sebuah cerita atau curhat, selalu ingat setidaknya selalu ada dua sisi dalam sebuah cerita, kita harus melihat, mendengar dan menyelidiki kedua sudut pandang dari sebuah cerita.

Jangan bangun asumsi dulu, sampai kita sendiri menyelidiki dari dua sudut pandang, tetap miliki asumsi positif, jangan jatuhi hukuman sosial, jangan bangun tembok sampai semuanya jelas.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Sabtu, 29 Januari 2022

TUHAN MELIHAT HATI

1 Samuel 16:7
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

Tuhan melihat hati, hal ini berarti kita tidak akan dapat menipu-Nya dalam hal apapun. 

Dia melihat jauh ke dalam, melampaui yang terlihat oleh mata, bahkan mampu menembus apa yang dapat dirasa. 

Dia melihat ke dalam hati manusia, melihat sampai kepada alasan sebenarnya yang menggerakkan seseorang melakukan semua kebaikan yang tampaknya mulia. 

Sehingga sesuatu yang tampaknya mulia bagi manusia belum tentu demikian bagi Tuhan. 

Bisa saja seseorang melakukan semua kebaikan itu demi ketenaran diri, untuk iklan diri, membangun opini publik, untuk menyenangkan orang lain, kalaupun ada untuk Tuhan atau sesama biasanya itu menjadi alasan kesekian dan bukan yang utama. 

Mazmur 51:8
"Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin,
dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku."

Pernahkah Anda diperlakukan tidak baik oleh seseorang dengan alasan-alasan yang dikatakannya sebagai sesuatu yang rohani,  sesuatu yang baik dan untuk mendatangkan kebaikan, padahal jauh di lubuk hati kita sadar bahwa semua alasan itu sebenarnya hanya lips service, dibalik itu ada ketidaktulusan, dan keegoisannya semata.

Hal-hal demikian biasanya diucapkan oleh para pemimpin dan sayangnya juga digunakan oleh para pemimpin rohani.

Namun, tenang saja, Tuhan melihat hati.

Gusti Ora sare, begitu kata orang.

Ada Tuhan yang akan membela orang-orang yang ditindas, Tuhan melihat hati dan akan menyatakan keadilan-Nya.

Dan orang akan berkata: "Sesungguhnya ada pahala bagi orang benar, sesungguhnya ada Allah yang memberi keadilan di bumi." Mazmur 58:12. 

Orang tulus pada akhirnya akan dibela Tuhan.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
#AllAboutJesus

Jumat, 28 Januari 2022

ORANG HEBAT dan ORANG BESAR

"Orang Hebat"
Adalah sebuah pe-label-an yang diberikan oleh orang lain kepada seseorang.

Label diberikan karena sebuah dampak positif yang diberikan.

Dampak positif dimulai ketika seseorang meninggalkan ego dan keegoisannya dan mulai berkarya bagi orang lain.

"Orang Besar"
Adalah juga sebuah pe-label-an yang diberikan oleh orang lain kepada seseorang, bukan cuma karena karya nyatanya bagi orang lain, namun juga karena kenal dekat dengan karakternya yang luar biasa.

Seseorang menjadi "Orang Besar" karena pilihan-pilihan yang dibuatnya. Keputusan-keputusan yang dibuat berdasarkan kebenaran dan keadilan meskipun bertentangan dengan ego diri, kelompok dan golongan.

Seseorang bisa menjadi hebat tanpa menjadi orang besar.

Namun, seorang besar pasti menjadi orang hebat.

"Orang Hebat" pasti dikenal orang banyak.

"Orang Besar" belum tentu terkenal, karena kadang mengambil keputusan yang tidak populer.

Kebenaran dan Keadilan adalah dasar keputusannya, bukan kepopuleran.

Jadilah "Orang Besar" dan "Orang Hebat".
Jikalau harus memilih jadilah "Orang besar"

Keep Winning By Be A Great Man.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

VVIP DI DALAM GEREJA

Uang kartal telah merubah manusia berperilaku.

Semakin banyak uang yang dimiliki, semakin naik kepercayaan diri, semakin menjulang harga diri.

Semakin banyak uang yang dibelanjakan atau diberikan, semakin merasa bahwa penghormatan dan perlakuan istimewa dari orang lain wajib diberikan. Kurang dari itu berarti penghinaan.

Contoh sederhana, pernahkah Anda melihat seseorang memaki seorang pelayan restoran hanya karena perkara sepele seperti lambat menghidangkannya, begitu datang eh, salah? Atau pesanan makanan sendiri tak ditulis oleh pelayan restoran?

Sebuah kesalahan kecil yang seharusnya bisa ditangani secara simpel dan manis. 

Memang secara naluri orang akan memberikan keistimewaan bagi mereka yang akan membelanjakan atau memberi uangnya. 

Beberapa orang bahkan merasa uangnya menjadi sebuah privilege untuk dia kebal hukum. 

Dalam konteks gereja, orang-orang yang berlebih dalam memberi mendapat perlakuan istimewa, seperti tempat duduk khusus dan slot parkir khusus, baik beliau-beliau itu beribadah atau tidak, kedua slot itu haram ditempati orang lain. 

Tidak salah juga sebenarnya.

Namun, perlakuan istimewa dari orang lain tersebut, terutama dari hamba Tuhan akan menjadi berbahaya bagi pertumbuhan kerohanian si beliau. 

Si pendetapun kadang hanya diam dan tidak berani bertindak melihat kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh para VIP tersebut.

Kalaupun ada pendeta yang nekat menegur, maka perasaan mesti diperlakukan sebagai seorang VIP menyebabkan gerombolan ego yang bernama tersinggung dan marah muncul duluan dari dalam jiwa, daripada mikir dan merenungkan teguran tersebut.

Akibatnya semua bantuan dan donasi dihentikan, seraya beliau itu pindah gereja.

Padahal si pendeta sangat berani mempertaruhkan kemungkinan pindah gereja akibat tersinggung dan marah dari si beliau itu, yang berakibat terhentinya berbagai donasi, demi keselamatan jiwanya.

Di pendeta lebih mengasihi pribadi si beliau daripada uangnya.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Rabu, 26 Januari 2022

SABAR

Sadarkah Anda bahwa buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri, maka penguasaan diri dan sabar adalah semacam batu penjurunya.

Penguasaan diri menghasilkan  kesabaran atau sebaliknya yang kemudian melahirkan ketujuh kualitas lainnya.

Hanya orang yang dapat mengendalikan diri dan sabar yang dapat mengasihi, bisa bersukacita, oleh karenanya memiliki damai sejahtera, sehingga dia memiliki kemurahan dan kebaikan.

Pengendalian diri dan kesabaran juga menciptakan kesetiaan, orang sabar pasti lemah lembut.

Seseorang tidak mungkin bisa sabar jika dia tidak dapat menguasai dirinya manakala sesuatu hendak merampas sukacita yang ujungnya dapat kehilangan damai sejahteranya, menjadikan dirinya tidak berkemurahan, sehingga dia menjadi tidak baik dan tidak setia, menjadikannya pribadi yang tidak lemah lembut. 

Singkatnya, ketidakmampuan menguasai diri membuatnya kehilangan kesabaran yang kemudian akan menghancurkan ketujuh kualitas lainnya.

Kesabaran sangat bertalian erat dengan pengendalian diri. Mereka bagaikan sebuah koin dengan kedua sisinya. 

Hanya orang sabar yang dapat mengendalikan dirinya, atau orang yang dapat mengendalikan dirinya pasti akan memiliki kesabaran. 

Dengan kata lain bagaimana dapat menguasai diri jika Anda tidak sabar, sebaliknya bagaimana Anda bisa sabar jika tidak mampu menguasi diri. 

Nah, apa itu sabar? Kata sabar di ayat ini diterjemahkan dari kata Yunani makrothymia, yang oleh
NIV diterjemahkan sebagai  forebereance (menahan nafsu). NKJV menggunakan istilah  longsuffering (daya tahan menahan kesulitan), sementara AMP menggunakan kata patience (sabar) dan MSG memakai kata serenity (tenang).

Pada ayat di atas kata sabar digunakan dalam nuansa menahan emosi untuk tidak membalas dendam, tapi mari kita lihat dengan cakupan lebih luas.

Sabar dan kesabaran adalah kunci hidup berkemenangan.

Jika Anda memiliki sebuah keinginan sementara keadaan finansial tidak mendukung, apa yang akan dilakukan? Gesek kartu kredit? Atau sabar menunggu sampai waktunya tiba?

Atau contoh lain dalam dunia pelayanan, Tuhan memberikan visi kepada seorang pelayan Tuhan atau gembala, yang kadang diberikan dalam suasana bombastis berupa penglihatan atau nubuatan misalnya. 

Kemudian, apakah visi tersebut akan jadi dalam satu malam? Apakah seseorang itu perlu langsung berkemas dan pergi menjalankan visi, ataukah dia perlu berdiam diri lalu berproses di dalam kehidupannya? Sehingga dia tidak self fulfilled prophecy, namun sabar menunggu kairos Tuhan? 

Sabar menunggu waktu-Nya untuk bertindak melakukan sesuatu atau tidak melakukannya adalah bukti sahih penundukkan dan penyerahan diri kepada Roh Kudus.

Memang sangat diperlukan kepekaan dan terutama ketaatan dalam melakukannya.

Dalam berbagai kasus kehidupan maka sabar selalu menjadi kunci.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Selasa, 25 Januari 2022

MAKNA DIBALIK KALIMAT SEGALA PERKARA DAPAT KUTANGGUNG DI DALAM DIA YANG MEMBERI KEKUATAN KEPADAKU

Filipi 4:13
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

TPT
And I find that the strength of Christ’s explosive power infuses me to conquer every difficulty.

APLIFIED BIBLE
I can do all things [which He has called me to do] through Him who strengthens and empowers me [to fulfill His purpose—I am self-sufficient in Christ’s sufficiency; I am ready for anything and equal to anything through Him who infuses me with inner strength and confident peace.]

Perkara manakah yang bisa kita tanggung di dalam Dia?

Apakah semua perkara?

Tentu tidak!

Perkara yang dapat tanggung di dalam Dia hanyalah perkara di dalam konteks panggilan-Nya kepada kita.

Jikalau kita baca di ayat sebelumnya, Paulus sedang menceritakan berbagai kesukaran yang dialaminya dalam menginjili dan mengembalakan jemaat Filipi dan tentunya jemaat-jemaat di kota-kota lain.

Lebih jelasnya Amplified Bible menerangkan di dalam kurung berupa kalimat "which He has called me to do" (yang Dia panggil untuk saya lakukan).

Kemudian menerangkan kalimat "...memberi kekuatan" untuk apa? Kembali di dalam kurung
to fulfill His purpose (untuk memenuhi tujuan-Nya), tujuan Tuhan bukan ambisi pribadi yang kadang dibalut oleh kalimat-kalimat rohani, tapi di balik itu penuh dengan nafsu kedagingan. 

Kekuatan untuk apa dan bagaimana? AMP melanjutkan sebagai keterangan "I am self-sufficient in Christ’s sufficiency; I am ready for anything and equal to anything through Him who infuses me with inner strength and confident peace." (Aku mencukupi diriku dengan kecukupan Kristus; aku siap untuk apapun dan setara dengan apa pun melalui Dia yang memberi saya kekuatan batin dan yang kepercayaan diri yang memberi damai sejahtera).

Jadi kesimpulannya, perkara yang dapat kita tanggung di dalam Kristus karena kekuatan yang diberikan-Nya hanyalah perkara di dalam lingkaran ketika kita melakukan kehendak-Nya.

Ketika seseorang lari dari panggilan-Nya atau sedang membangun kerajaannya sendiri, mau-maunya sendiri maka fasilitas kekuatan itu tidak akan diberikan.

Kemudian, tidakkah Anda bertanya-tanya, mengapa perlu diberikan kekuatan?

Kekuatan hanya diperlukan ketika ada tantangan yang melebihi kekuatan natural.

Itu artinya akan ada tantangan, meski kita sedang melakukan kehendak-Nya, pekerjaan-nya, dan untuk benefit-Nya.

Tidak ada jalan mudah, semua akan ada proses kehidupan.

Melalui kesusahan dan tantangan yang menghadang ketika melakukan kehendak-Nya, Tuhan membentuk kita, pelayanan dan semua tantangannya akan membentuk kita menjadi pribadi yang kuat, tangguh, berhikmat dan berkarakter seperti Kristus.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Kamis, 13 Januari 2022

NILAI SEBUAH KETAATAN

Yeremia 35:6-7
(6) "Tetapi mereka menjawab: "Kami tidak minum anggur, sebab Yonadab bin Rekhab, bapa leluhur kami, telah memberi perintah kepada kami, katanya: Janganlah kamu atau anak-anakmu pun minum anggur sampai selama-lamanya;
(7) "janganlah kamu mendirikan rumah, janganlah kamu menabur benih; janganlah kamu membuat atau mempunyai kebun anggur, melainkan haruslah kamu diam di kemah-kemah selama hidupmu, supaya lama kamu hidup di tanah, di mana kamu tinggal sebagai orang asing!"

Jika disimpulkan maka Yeremia pasal 35 ini berbicara mengenai ketaatan.

Bayangkan mereka mentaati perintah nenek moyang untuk tidak minum anggur, tidak memiliki rumah, ini berarti tidak punya aset, tidak memiliki ladang atau juga kebun anggur, ini sama saja mereka tidak boleh berbisnis, tinggal di dalam kemah seperti nenek moyang mereka selama penggembalaan di padang gurun.

Berapa lama mereka telah mentaati gaya hidup yang demikian?

Jika dihitung dari nama Yonadab bin Rekhab muncul di dalam 2 Raja-Raja 10:15, 16, 23 sampai kepada Yeremia pasal 35 ini (sekitar tahun 600 SM) maka mereka telah mengikuti gaya hidup puritan ini kira-kira selama 200 tahun! 

Saya membayangkan kalau jadi seperti mereka, melihat rekan-rekan telah memiliki usaha yang maju, aset yang banyak, sementara saya hanya tinggal di tenda yang non permanen atau mungkin ngontrak rumah, bagaimana ya perasaan saya, masihkah dapat bertahan kepada komitmen yang bahkan bukan saya yang buat, namun nenek moyang saya?

Renungan kali ini menguatkan dan meneguhkan saya mengenai nilai sebuah ketaatan.

Apakah Anda pernah merasa rugi karena taat? 

Pernah ingin mundur, namun ada suatu komando di dalam jiwa yang menahan Anda untuk bertahan meski situasi dan kondisi tidak menguntungkan? 

Menyesalinya?

Ketahuilah, seringkali Tuhan menuntut sebuah ketaatan bukan untuk merubah situasi dan kondisi sekeliling, melainkan untuk merubah diri kita sendiri. 

Namun, Tuhan sangat menghargai nilai sebuah ketaatan:

Yeremia 35:18-19
(18) "Tetapi berkatalah Yeremia kepada kaum orang Rekhab: "Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Oleh karena kamu telah mendengarkan perintah Yonadab, bapa leluhurmu, telah berpegang pada segala perintahnya dan telah melakukan tepat seperti yang diperintahkannya kepadamu,"
(19) "maka beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Keturunan Yonadab bin Rekhab takkan terputus melayani Aku sepanjang masa."

Jangan goyah, teruslah taat kepada komando Tuhan meski tampak bodoh.

Tugas kita bukan untuk merubah situasi, tugas kita hanya untuk mentaati Tuhan. JLI. 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

#PursuingGodsHeart

Rabu, 12 Januari 2022

TUHAN dan HUKUM-HUKUMNYA

Tuhan adalah Pribadi yang bertatanan, artinya memiliki tata tertib dan aturan.

Dia menciptakan alam semesta berdasarkan prinsip-prinsip atau hukum, yang oleh ilmu pengetahuan disebut dengan hukum fisika dan biologi dan semua turunannya.

Arthur F. Holmes, menyebut semua kebenaran adalah kebenaran Tuhan, yang juga menjadi judul bukunya.

Semua kebenaran di alam kita ini merupakan milik Tuhan karena Dialah yang menciptakan segalanya.

Berarti, Tuhan dan tatanan-Nya atau hukum-hukum-Nya TIDAK DAPAT DIPISAHKAN, karena itu bagian tak terpisahkan dari diri-Nya. 

Beberapa orang berpendapat seolah-olah  mengerdilkan anugerah Kristus jika ada yang memerhatikan hukum-hukum buatan-Nya.

Padahal anugerah atau grace juga adalah hukum-Nya.

Kasih juga adalah hukum.

Lebih daripada hukum tertulis, Tuhan ingin kita mengenal-Nya secara pribadi, mengenal Tuhan berarti juga mengenal hukum-hukum-Nya.

Menaati hukum-hukum-Nya karena kita mengasihi Dia, di sini ketaatan karena kasih bukan ketakutan.

Lah, bagaimana mau taat jika kita tidak pernah memerhatikan hukum-hukum-Nya?

Anugerah Kristus TIDAK MEMBEBASKAN seseorang dari hukum-hukum-Nya.

Mengasihi Kristus berarti juga menaati hukum-hukum-Nya.

Hidup Kudus adalah bagian dari perjuangan hidup setelah keselamatan.

Memang, perlu disadari bahwa mereka yang fanatik atau lebih menekankan suatu ajaran di dalam Alkitab, cenderung lebih mengutamakan ayat-ayat tertentu yang mendukung ajaran mereka dan menutup mata terhadap ayat-ayat lain yang sepertinya menyangkali ajaran tersebut.

Alkitab adalah satu kesatuan, tidak bisa main comot ayat seenaknya.

#KiraKiraBegitu
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Selasa, 11 Januari 2022

ANJING MENGONGGONG KAFILAH BERLALU

#ThinkOutofTheBox

"Anjing menggonggong kafilah berlalu."

1. Pastikan dahulu bahwa Anda adalah kafilahnya.

2. Kalau ada anjing menggonggong sebaiknya jangan buru-buru berlalu, berhenti dan perhatikan:
a. Jangan-jangan dia bukan sedang menggonggong kepada Anda.
b. Jangan-jangan dia sedang menggonggong kepada orang di sebelah atau di samping Anda.
c. Jangan-jangan dia sedang memperingati Anda akan bahaya yang sedang mengintai.
d. Jangan-jangan dia sedang memberitahu akan kekurangan diri Anda.

Jikalau demikian bukankah sebaiknya sebelum berlalu sebaiknya Anda mendengarkan gonggongan si anjing? 

3. Sebelum akhirnya memutuskan berlalu, sebaiknya bawakan sang Anjing makanan. Setiap dia menggonggong kasih makanan, siapa tahu dia akan menurut dan malah menjadi kawan Anda.

4. Kalau dia masih menggonggong, sebaiknya lewat jalan lain.

5. Jangan buru-buru tersinggung dengan si Anjing, karena siapa tahu gonggongannya bukan ditujukan kepada Anda melainkan kepada dirinya sendiri.

Dia kesal karena terantai dan terpenjara, Anda hanyalah sasaran kekesalannya terhadap diri sendiri dan orang yang telah merantainya.

Jangan-jangan dibalik kegarangan gonggongannya sebenarnya adalah sebuah bentuk permintaan tolong kepada kita.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

Jumat, 07 Januari 2022

KEUNTUNGAN

Keuntungan tidak melulu bicara mengenai uang dari hasil bisnis, warisan atau hibah.

Dia juga termasuk salah satunya perhatian yang diberikan orang, bahkan uang.

Nah, yang beginian biasanya memanfaatkan penderitaan diri sebagai "produk jualan."

Mentalitas menjadikan diri sebagai korban dan pihak yang tidak berdaya.

Keuntungannya apa?

Ya itu, supaya lebih dihargai, perhatian dan belas kasihan orang, beberapa ujung-ujungnya uang.

Mereka menyangkali kekuatan diri yang mampu bertahan dalam segala situasi, buktinya masih hidup kan?

Cuma mentalitas "playing self victim" sudah terlanjur dipilih sebagai cara berpikir dan politik hidup.

Alih-alih menjadikan kekurangan sebagai motivasi diri untuk bangkit dan berjuang, mereka menjatuhkan diri dalam mentalitas mengasihani diri sendiri (self pity).

Kita bisa diyakinkan bahwa kemiskinan sebenarnya bukanlah harta melainkan hati, paradigma atau mentalitas.

Orang-orang baik yang penuh belas kasihan, selalu memberi menjadi racun yang melestarikan mentalitas salah semacam ini.

Orang-orang baik ini melakukannya mungkin hanya demi memiliki perasaan lega karena sudah absen diri melakukan tindakan kasih sebagaimana yang diminta oleh hukum agama.

Jadi, sebenarnya kedua pihak saling memanfaatkan.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Rabu, 05 Januari 2022

YANG PALING BERHARGA (2016)

Apa Yang Paling Berharga?

"Yang paling berharga adalah cinta dari orang-orang terdekatmu"

Itu adalah dialog terakhir yang diucapkan oleh Grand Master Wing Chun, Ip Man, diperankan sangat apik oleh Donnie Yen, dalam film Ip Man.

Beliau mengatakan itu kepada sesama grand master Wing Chun yang berambisi mengalahkannya demi menjadi Nomor 1, sementara Ip Man lebih mengutamakan menemani istrinya yang sedang sakit kanker.

Meski ditantang secara umum Ip Man lebih memilih belajar berdansa demi membahagiakan sang istri daripada membela pamornya sebagai grand master kungfu.

Sang Grand Master Ip Man yang tak terkalahkan pada akhirnya menyadari bahwa keluarga dan bagaimana membahagiakan mereka adalah hal yang paling penting.

Tahun 2016, mari kita bertanya, apa yang paling berharga dalam hidup ini? Semua perjuangan yang kita lakukan dalam hidup ini untuk siapa?

Setelah itu barulah mengejar goal setting yang telah kita buat.

Apakah kekayaan, ketenaran dan keberhasilan, bahkan jadwal khotbah lebih penting daripada keluarga?

Jika ditanya, tentu jawabannya adalah semua perjuangan ini demi keluarga.

Namun, jangan-jangan demi mengejar itu semua kita mengorbankan keluarga, sehingga pada akhirnya kita mengorbankan alasan perjuangan itu demi ambisi dan ego pribadi.

Kakak dari sahabat saya pernah bertanya kepada seorang hamba Tuhan yang hebat, seorang saksi mata dan pelaku kebangunan rohani dahsyat yang melanda salah satu pulau di Indonesia pada tahun 60-an.

Apa alasan dari kesalahan yang beliau buat, jawabannya adalah:

"Saya kebanyakan pelayanan!"

Kebanyakan pelayanan, sehingga mengorbankan hal yang paling penting, yaitu, keluarga.

"Apa Yang Paling Berharga Di Dalam Hidupmu?"

#CatatanAwalTahun 
#REACH  
#LIFEWords 
(Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

@Leo_Imannuel 
@AOCJakarta

JANJI BERKAT

Janji-janji berkat akan selalu menjadi magnet kuat untuk meninabobokan jemaat.

Padahal puncak berkat Tuhan yang sesungguhnya adalah Yesus Kristus, bukan uang, kekayaan, kemakmuran, dan lain sebagainya yang mirip dengan itu.

Kemudian hadirlah pendeta mata duitan, sehingga terbentuklah jemaat yang sami mawon dengan pendetanya.

Berkat secara finansial tentu ada di dalam Alkitab, tujuannya agar kita sejahtera kemudian dapat mensejahterakan orang lain.

Jadi, singkatnya berkat kesejahteraan tidak pernah hanya untuk diri sendiri, selalu harus dan mesti disalurkan bagi kesejahteraan bersama, baik seiman maupun tidak seniman.

"Berkati aku Tuhan supaya aku bisa memberkati orang lain."

Demikian kira-kira doa seorang Kristen yang tidak matre.

Tujuannya selalu menjadi berkat buat orang lain.

Nah, masalahnya kita tidak akan bisa berdoa demikian dengan tulus tanpa terlebih dahulu berada di dalam rencana-Nya, bergerak di dalamnya, bergulat dengan ke-matre-an diri lalu menang.

Tujuannya, hanya selalu buat kesejahteraan bersama, bukan supaya punya uang untuk pamer foto jalan-jalan atau barang-barang mewah di sosial media.

Eh, tapinya untuk dapat mensejahterakan orang lain, tidak mesti tunggu kaya raya, kian lama kian kaya, dan menjadi sangat kaya kan ya? 

#KiraKiraBegitu
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Selasa, 04 Januari 2022

EBEN-HAEZER & JEHOVA JIREH

2 kata kuat yang Tuhan taruh di hati saya buat tahun 2016, adalah: "Eben-Haezer" dan "Yehova Jireh"

1. Kata Eben-Haezer ditemukan dalam 1 Samuel 7:2-14. Dalam kisah ketika orang Israel diserang oleh orang Filistin, mereka datang kepada Samuel, lalu mereka berdoa dan Tuhan menolong orang Israel dgn cara yang sangat dramatis, daaaannn.... Pembalikan Keadaan terjadi! 

1 Samuel 7:12 
Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: "Sampai di sini TUHAN menolong kita." 

Eben-Haezer berarti "Batu Pertolongan"

Sebelum  melangkah terlalu jauh di tahun 2016, ada baiknya kita berdiam diri lalu menengok ke belakang, untuk melihat sudah sejauh mana Tuhan membawa kita, apa saja kebaikan yang sudah Dia berikan kepada kita.

Sepanjang 2015, tentunya ada pengalaman duka, namun ada sukacita juga, rugi, tapi ada untung juga, ada yang pergi, tapi ada juga yang datang.

Apapun itu, pastikan kita mengingat kebaikan-Nya, sebagai sebuah monumen (batu pertolongan), untuk mengenang bahwa ternyata Dia memang sangat baik, sebagai sebuah batu iman dikala kegamangan datang, bahwa Dia dahulu menolong, maka sekarangpun Dia pasti menolong.

Di Desember 2016, kita bisa berkata: "Sampai Di Sini Tuhan Menolong Kita!"

2. Kata yg kedua adalah Yehova Jireh, diketemukan dalam Kejadian 22:1-19. Dalam kisah iman Abraham diuji, ketika Tuhan memintanya untuk mempersembahkan Ishak.

Yehova Jireh berarti "Tuhan Melihat" (mengamati)

Sedetik sebelum pisau membunuh Ishak, Tuhan menghentikan Abraham dan menyediakan domba sebagai ganti Ishak.

Oleh karena itu:

Kejadian 22:14 (KJV)
"And Abraham called the name of that place Jehovahjireh: as it is said [to] this day, In the mount of the LORD it shall be seen."

Gunung adalah sebuah misteri bagi Abraham, namun dia percaya bahwa Tuhan akan menyediakan.

Menanggapi pertanyaan Ishak mengenai domba yg hendak dikorbankan:

Kejadian 22:8
Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama."

Benarkah Abraham tahu dgn pasti bahwa Tuhan akan menyediakan korban pengganti Ishak? Pasti tidak, namun Abraham mengatakan perkataan iman.

Seperti apakah tahun 2016? No one knows for sure, only a prediction.

Tapi satu hal yang pasti Tuhan Melihat, Dia Mengamati dan akan bertindak. Dia Menyediakan.

Filipi 4:19 
 "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus."

So, Keep Calm and walked with faith through 2016.

#CatatanAwalTahun
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Senin, 03 Januari 2022

JADILAH BEJANA

Jadilah Bejana

Hidup kekristenan kita seperti bejana.

Ada 2 hal mengenai bejana:

1. Bejana tidak pernah memiliki air. 
Baik bejana maupun air di dalamnya dimiliki oleh si empunya bejana. 

Sang Pemilik berhak mengambil air kapanpun dan berapapun yang dibutuhkannya.

Percayalah dia tidak akan membiarkan bejana itu kosong.

Yang bejana harus lakukan hanyalah membuka dirinya agar mudah diambil dan diisi kembali.

Tahukah Anda bahwa segala hal yang kita kerjakan dan miliki bukanlah milik kita, melainkan milik sang empunya kehidupan, yaitu, Tuhan sendiri.

Apakah itu keluarga, pekerjaan, bisnis, uang, kekayaan, pelayanan, bahkan hidup ini sendiri.

Relakanlah diri kita untuk dipakai oleh-Nya, Sang Pemilik kehidupan untuk dipakai menjadi alat kemuliaan-Nya. 

Berilah ketika Dia meminta kita untuk memberi, relakanlah ketika Dia meminta kita untuk merelakan sesuatu.

Percayalah Dia tidak akan membiarkan dirimu kosong. Dia akan segera mengisinya kembali.

Orang yang menjadi saluran berkat, akan menjadi lumbung berkat, sehingga tidak akan kekurangan berkat.

2. Seberapa banyakah volume air yang dapat ditampung oleh bejana? Tergantung seberapa besar bejana tersebut.

Tahun ini, perbesarlah kapasitas iman, kapasitas hidup, kapasitas keahlian, kapasitas pemberian.

Fasten your seat belt!

Ayo, berjalan lebih jauh, berlari lebih kencang, terbang lebih tinggi, bersyukurlah senantiasa, memberi lebih banyak, melayani lebih sungguh-sungguh, berdoa lebih sering, jangan sekali-kali tinggalkan waktu-waktu ibadah.

Seringkali, bukannya Tuhan kikir dalam memberkati namun, kapasitas bejana kita yang perlu diperbesar supaya dapat menampung berkat-Nya lebih besar lagi.

#CatatanAwalTahun

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

KEPERCAYAAN ABRAHAM DIUJI

Kejadian 22:1-19
Kepercayaan Abraham diuji 

Ketika membaca kisah Abraham hendak mengorbankan Ishak, anaknya, suatu pertanyaan menyeruak di dalam hati saya, 

1. Kenapa Tuhan masih menguji iman Abraham? Kurang apalagi Abraham ini di mata Tuhan? Bukankah sudah puluhan tahun Abraham membuktikan iman dan ketaatannya terhadap Tuhan? 

2. Kenapa janji kepada Abraham  diberikan ketika namanya masih Abram (bapa yang luhur) dan ujian diberikan ketika namanya sudah dirubah menjadi Abraham (bapa dari banyak bangsa)? 

Bukankah pergantian namanya merupakan sebuah kenaikan level iman dan kehidupan, sebuah penegasan akan panggilan Tuhan terhadap Abraham?

Seharusnya pengujian sebelum masa pergantian nama, yang menjadi syarat lulus tidaknya Abram. 

3. Kenapa ujian diberikan justru ketika janji sudah digenapi dan bukan sebelumnya? 

Bukankah seharusnya ujian adalah syarat apakah Abram layak atau tidak menerima penggenapannya. 

Menurut saya jawabannya ada di respon Tuhan atas ketaatan Abraham

Kejadian 22:12 
Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, *bahwa engkau takut akan Allah,* dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

Ishak adalah bukti iman Abraham kepada Tuhan tidak sia-sia.

Ishak adalah kisah kesuksesan Abraham yang kemudian menjadi jati dirinya. 

Milik siapa semua itu?

Roh kepemilikan Abraham atas Ishak sangat besar.

Tuhan ingin menguji apakah Abraham tetap taat jika kesuksesannya diambil?

Apakah Abraham masih tetap lebih mengasihi Tuhan dibandingkan dengan semua yang telah dia peroleh?

Apakah hatinya tetap melekat kepada Tuhan?

Apakah Abraham tetap sadar bahwa Tuhanlah sumber segala kesuksesannya?

Jika Ishak adalah perusahaan, pelayanan atau gereja yang kita bangun, karena siapakah segala keberhasilan itu? Lalu, milik siapa itu semua? 

Kita cenderung mengidentifikasikan diri dengan segala kesuksesan, seolah-olah itu semua milik sendiri, dan Tuhan hanya figuran semata. 

Roh kepemilikan (the spirit of ownership) menjadi besar dan sebaliknya roh penatalayanan (the spirit of stewardship) menjadi pudar. 

Apakah rela seandainya Tuhan meminta kita untuk menyerahkan segalanya? 

Jangan-jangan cinta kepada prestasi yang kita banggakan jauh lebih besar daripada kasih kepada Tuhan. 

Jangan-jangan kita sudah lupa bahwa segala pencapaian adalah karena Tuhan dan bukan karena gagah dan kuat diri sendiri. 

Jangan-jangan kita lupa bahwa segala yang di tangan adalah milik Tuhan, kita hanya dipercayakan untuk mengelolanya saja. 

Bukankah hidup adalah milik-Nya dan bukan milik kita? 

Ingatlah bahwa ujian yang paling berat diberikan di tengah-tengah kesuksesan. 

Galatia 2:20
"namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku."

Kisah Abraham menegur dan mengingatkan saya, semoga Anda juga.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Sabtu, 01 Januari 2022

HUKUMAN DOSA YANG PALING MENGERIKAN

Jangan salah, hukuman atas dosa yang paling mengerikan bukanlah malapetaka melainkan pembiaran.

Malapetaka bisa membuat seseorang bertobat

Namun, pembiaran dapat membuat seseorang akan tergoda untuk terus melakukan dosa karena menganggap Tuhan oke dengannya, bahkan berkat datang dianggap sebagai justifikasi perkenanan sorga.

Padahal Tuhan sedang tidak mengacuhkannya dan membiarkan dia berada di dalam dosa sampai genap waktunya untuk dihukum.

Jadi,

1. Ketika melihat seseorang mengalami malapetaka jangan buru-buru mengatakan dia dihukum Tuhan.

2. Juga ketika melihat seseorang diberkati, hidupnya tampak baik-baik, pelayanannya diurapi, jangan tergesa-gesa berkata bahwa Tuhan berkenan kepadanya.

3. Jadi jangan nyinyir terhadap orang yang sedang dirundung masalah dan jangan iri melihat seseorang tampaknya semakin diberkati.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)