Senin, 27 Juni 2022

JALAN KE SURGA TERBUKA, TAPI BAGAIMANA JIKA.....

Surga adalah tujuan setiap orang percaya.

Karena begitu besar kasih Bapa kepada manusia maka jalan menuju surga dibuat semulus mungkin dan pintunya dibuka lebar-lebar melalui Tuhan Yesus.

Saya pikir berdasarkan hitung-hitungan pengorbanan-Nya sepertinya Tuhan Yesus lebih kepingin kita masuk surga daripada diri kita sendiri.

Nah, bagaimana seandainya supaya jalan menuju surga semakin mulus maka Dia mengizinkan kemiskinan melanda kita, karena Dia tahu bahwa kekayaan akan membuat kita sesat jalan dan bisa tersasar ke tetangga sebelah yang beriklim selalu panas.

Atau Dia izinkan kegagalan datang, baik dalam karir maupun percintaan karena Dia tahu karir atau jodoh yang salah akan membuat kita menjadi seperti Salomo.

Atau bintang kita tidak seterang rekan lainnya atau rumput kita tidak sehijau rumput tetangga, karena kelemahan kita adalah kesombongan, keterkenalan akan membuat kita membelakangi-Nya.

Atau bahkan kadang dia berhentikan durasi hidup seseorang ketika sedang setia dan semangat melayani diri-Nya, hanya karena Dia tahu bahwa orang tersebut dalam beberapa waktu ke depan akan berpaling dari-Nya.

Memang berbagai penderitaan dan keterbatasan membuat hidup ini menderita, namun jika kita menyadari alasan-Nya mengizinkan itu semua terjadi hanyalah agar kita dapat bersama-sama dengan-Nya di dalam kekekalan maka alih-alih menggerutu maka kita akan bersyukur.

Dia izinkan untuk sesaat kita menderita, agar selama-lamanya berbahagia di surga, Dia biarkan air mata tertumpah sebentar agar kelak selamanya kita dapat tertawa.

Semua karena Kasih-Nya kepada kita.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Jumat, 17 Juni 2022

APAKAH TUHAN MAMPU MENAATI HUKUM YANG DIBUATNYA SENDIRI?

Peraturan tak tertulis dalam dunia
1. Boss tidak pernah salah.
2. Jika boss berbuat salah, lihat peraturan nomor 1.

Peraturan menyebalkan namun sayangnya meski tidak tertulis peraturan ini ada. 

Boss memiliki imunitas terhadap berbagai peraturan di kantor. 

Bawahan tidak boleh melanggar, namun boss bisa menari sesuka hati melompati pergi dan balik di batas garis boleh dan tidak tersebut tanpa ada yang berani menegur atau menghukumnya. 

Bagi bawahan yang suka protes dan memang hobi melanggar peraturan, suka ngedumel:
"Memangnya si boss bisa (menaati peraturan atau melakukan tugas)?!"

"Alaaahh... Dia mah bisanya nyuruh-nyuruh doang!"

Tuhanpun memberikan banyak peraturan antara yang boleh dan tidak.

Taurat menyimpulkannya menjadi 10 hukum, yang daripadanya turun banyak peraturan lain, 613 mitvot atau hukum.

Ada 3 hukum yang sangat ketat dijaga sehingga ada ujar-ujar yang berkata Self-sacrifice under Jewish Law, artinya "Orang seharusnya membiarkan dirinya dibunuh daripada melanggarnya", yaitu pembunuhan, penyembahan berhala, dan hubungan badan yang dilarang (Imamat 18).

Secara umum hukum Taurat dibagi menjadi tiga:
1.  Mishpatim 
Meliputi perintah-perintah yang dianggap sudah jelas, misalnya "Jangan membunuh" atau "Jangan mencuri".

2.  Edot ("kesaksian"; "testimonies"), 
Kesaksian dalam cabang-cabang agama Yudaisme, misalnya hari Sabat dikatakan memberi kesaksian pada kisah Allah menciptakan dunia dalam 6 hari dan beristirahat pada hari ketujuh serta menguduskannya.

3. Chukim
Perintah-perintah ini tidak mempunyai alasan yang jelas dan dianggap sebagai manifestasi murni kehendak Ilahi.

Berbagai mazhab Yudaisme memiliki berbagai tafsir hukum Taurat sendiri, seperti ada peraturan turun dari ranjang setelah bangun tidur harus kaki kanan terlebih dahulu, atau wajib mencuci tangan kanan terlebih dahulu baru kiri dan diulang dua kali. 

Markus 7:3-4 menuliskan kesimpulan singkat mengenai berbagai peraturan yang ada, 
(3) Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;
(4) dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.

Buat banyak orang mereka tidak mempertanyakan hanya menaati berbagai peraturan ini, mungkin karena tidak berdaya melanggarnya.

Sebagian mungkin memertanyakannya akibat repotnya mesti menaati secara ketat berbagai hukum tersebut.

Sebagian mungkin berani ngedumel "Apakah Tuhan sendiri bisa menaati peraturan-peraturan yang dibuat-Nya?"

Tuhan adalah Tuhan, Dia Maha Kuasa mungkin Dia bisa menaatinya, tidak fair.

Bagaimana jika Tuhan adalah manusia, bisakah Dia menaatinya secara ketat?

Yesus Kristus adalah jawabannya.

"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." Filipi 2:8

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

PAMER IMAN

Gini ya,

Yosua tidak jemawa menghentikan matahari, dia melakukannya sesuai konteks peperangannya.

Lagi pula tidak setiap hari Yosua menghentikan bulan dan matahari. 

Daniel tidak petantang petenteng mencari goa singa, dia masuk goa singa karena kesetiaan di dalam ibadahnya kepada Tuhan.

Daniel masuk goa singa cuma sekali.

Sadrakh, Mesakh dan Abednego tidak sok-sokan masuk ke dapur perapian.

Mereka masuk ke sana karena meyakini prinsip imannya kepada Tuhan.

Merekapun cuma sekali masuk sana.

Petruspun sama, cuma sekali jalan di atas air.

Petrus tetap memerlukan perahu untuk mencari ikan.

Petrus berjalan di atas air sesuai konteksnya saat itu.

Singkatnya, iman Kristen bukan buat pamer, gagah-gagahan.

Iman Kristen tidak pernah cari gara-gara, meski ketika gara-gara sudah tak bisa dihindari, kita berdiri teguh dan memercayakan segalanya kepada kehendak Tuhan.

Jadi, jangan nekat tengking langit minta matahari dan bulan stop ya, nanti orang pikir kamu sudah tidak waras.

Jangan lompat ke laut, pasti tenggelam, kecuali bisa berenang.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Kamis, 16 Juni 2022

TEOLOGI MELAWAN ARUS YESUS

Apakah teologi yang Yesus anut kala itu?

Menurut saya salah satunya teologi melawan arus. Menentang kebiasaan yang sudah lazim atau menentang kekuatan di sekitarnya.

Contohnya adalah pernyataan bahwa umat-Nya adalah garam dan terang dunia.

Mengapa menjadi garam dan terang dunia, kecuali kalau dunia sudah tawar dan gelap?

Sekelilingnya berada di dalam ketawaran dan kegelapan. 

Ini sama saja dengan Dia menyuruh gereja-Nya untuk menjadi berbeda, melawan arus. 

Ini artinya gereja-Nya harus melawan arus, meski menjadi minoritas. Berpikir dan berlaku berbeda dari yang dipikirkan dan dilakukan oleh minoritas.

Inilah yang membuat-Nya dan gereja awal dituduh subversif, karena mengakui raja lain selain kaisar.

Hal lain, ketika para elit agama menjauhi orang-orang berdosa semacam pelacur dan pemungut cukai, Yesus malah melawan arus mendekati mereka sehingga Dia dikenal sebagai sahabat pemungut cukai dan orang berdosa (Mat. 11:19).

Bagi Yesus menjadi minoritas bukanlah masalah, asal mayoritas di dalam karya.

Hanya dibutuhkan garam secukupnya untuk menghilangkan rasa tawar di dalam sepanci sayur, dan hanya dibutuhkan satu matahari untuk menerangi siang dan satu bulan untuk malam. 

Buat apa menjadi mayoritas di dalam jumlah, namun minoritas di dalam karya, kerjanya hanya membuat gaduh saja.

Melawan arus dunia yang sistemnya sudah terkorup oleh dosa adalah misi-Nya.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Selasa, 07 Juni 2022

KRITIK YANG SEHAT

Pendapat 1
"Boleh mengkritik asal membangun"

Tapi, jikalau ada kritik yang membangun, mengapa setiap kritikan selalu melukai hati, bahkan bisa merusak hubungan?

Pendapat 2
"Mana ada kritik yang membangun, jadi tidak boleh mengkritik"

Tapi, jikalau tidak boleh mengkritik, lalu bagaimana kita bisa membantu seseorang menjadi pribadi yang lebih baik?

Menurut aplikasi KBBI di iOS, KRITIK adalah:
"Kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dlsb"

Thesaurus di aplikasi yang sama:
KRITIK: apresiasi, catatan, celaan, iktirad, kecaman, komentar, penilaian, pertimbangan, sanggahan, siasat, suara miring, teguran.

MENGKRITIK: mempersoalkan, mempertimbangkan, memprotes, menganalisa, mengecam, mengevaluasi, menghakimi, mengomentari, menilai, menyanggah, menyerang, menyentil

Menurut Merriam-Webster, juga di iOS, KRITIK adalah:
"One who expresses a reasoned opinion on any matter especially involving a judgment of its value, truth, righteousness, beauty, or technique"

Berasal dari bahasa Latin 'criticus', yang berasal dari bahasa Yunani kritikos' = able to discern or judge

Dari penjelasan di atas, maka sebuah kritik disampaikan, wajib menyertai sebuah ulasan yang masuk akal dan bisa dipertanggungjawabkan keilmiahannya.

Berarti kritik tidak berdiri sendiri, wajib disertai sebuah ulasan, yang tanpanya sebuah kritik menjadi sebuah hujatan semata.

Menurut saya sebuah kritik yang disampaikan wajib memenuhi beberapa syarat:

1. Memiliki Tujuan Baik
Pikir masak-masak sebelum mengkritik, cek hati kita, apakah kritikan ini membawa tujuan baik? Atau hanya sekedar pelampiasan amarah saja dan menjadi sarana balas dendam?

2. Bangun Hubungan
Biasanya kita akan memberi toleransi berlebih kepada seorang sahabat atau seorang yang kita kasihi.
Kritik tanpa disertai sebuah hubungan jarang sekali membawa kebaikan dan rasa aman.

Jika kita membangun hubungan terlebih dahulu, maka minimal barier perasaan tidak nyaman dan tidak aman sudah jauh menipis.

Jika harus mengkritik namun, tidak memiliki hubungan yang intens, gunakan orang lain yang dekat dengannya, kemukakan uraian dan alasan yang masuk akal, kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Cari Cara, Waktu dan Bahasa Yang Terbaik
Tidak ada orang yang suka dikritik, termasuk para pengkritik. 

Jadi carilah waktu yang terbaik untuk menyampaikan sebuah kritik. Berdoalah, minta kairos atau momen tepat untuk menyampaikan sebuah kritikan.
Gunakan cara yang bijak, dan gunakan bahasa yang baik, jangan gunakan, intonasi dan kata yang bersifat menghakimi. 

Pastikan seseorang yang dikritik tahu bahwa kita berada dipihaknya, dan bahwa kita mengasihinya (biasanya ini muncul karena hubungan yang dibangun).

Nabi Natan sangat memahami poin ini. Ketika beliau harus menegur Daud berkenan dengan dosanya terhadap Uria dan Batsyeba. Nabi Natan tidak datang dengan telunjuk teracung lalu menghujami Daud dengan penghakiman. 

Namun, beliau memakai cerita tentang orang kaya jahat yang menindas orang miskin, setelah Daud bereaksi dan membela si miskin yang tertindas, barulah Nabi Natan, memberi tahu bahwa Daudlah orang kaya jahat yang menindas orang miskin (dalam hal ini adalah Uria). Hasilnya? Daud menyesal dan bertobat. 2 Samuel 11-12.

4. Motivasi Yang Benar
Pastikan hati kita berada dalam kondisi motivasi yang benar ketika akan menyampaikan kritikan.

Jangan sampaikan kritikan dalam keadaan emosi dan amarah, karena yang akan sampai bukanlah kebenarannya, melainkan emosi dan amarah tersebut.

Jangan mengkritik karena iri hati.

Bagaimana kita bisa menyampaikan kritik dengan motivasi yang benar? Sebuah kritik adalah sebuah kritik, jika disertai oleh sebuah ulasan yang masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya, dan disampaikan dengan mempertimbangkan masak-masak poin 1, 2, 3, 4.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Minggu, 05 Juni 2022

BERSYUKUR dan MENGUCAP SYUKUR

Untuk bisa bersyukur seseorang membutuhkan sebuah alasan.

Bersyukur karena apa? Naik jabatan? Dapat rejeki? Dll

Tentu sulit untuk bersyukur tanpa sebuah alasan, atau atas hal-hal yang kurang baik.

Rasul Paulus mengajarkan sebuah konsep yang out of the box:

"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
1 Tesalonika 5:18

Jika bersyukur membutuhkan sebuah alasan dan sangat ditentukan oleh pengetahuan akan maksud dan tujuan, maka mengucap syukur dapat dilakukan dalam segala keadaan.

Jangan letakkan syukur di hati atau suasana hati, karena mood atau suasana hati gampang berubah

Letakkan syukur dalam keputusan kita, ucapkanlah syukur apapun keadaannya, maka hati lambat laun akan mengikuti keputusan, dan kita akan menemukan alasan untuk bersyukur yang selama ini tertutup oleh ketakutan, kecemasan, kemarahan, kekecewaan, dan berbagai perasaan negatif lainnya.

Meski belum mengerti atau belum mendapat pencerahan dari pertanyaan "Mengapa?" mulai Ucapkanlah Syukur.

Keep Winning By Keep Giving Thank's For All Circumstances!!! JLI

@Leo_Imannuel
@AOCJakarta

Sabtu, 04 Juni 2022

3 TINGKAT KEBENARAN dan KASIH KARUNIA

Ada 3 tingkat kebenaran:
1. Asumsi
2. Kebenaran
3. Hikmat

Asumsi adalah sebuah kebenaran yang belum teruji kevalidannya

Kebenaran adalah sebuah kebenaran yang sudah terbukti kevalidannya.

Hikmat adalah kemampuan untuk menerapkan kebenaran

Dari ketiganya asumsilah yang paling rendah tingkatannya.

Banyak orang mendapatkan pencerahan sampai tingkatan kedua, yakni kebenaran, dan tidak sampai kepada hikmat, sehingga kebenaran menjadi sebuah alat kaku untuk membedakan hitam dan putih.

Alih-alih memerdekakan, kebenaran yang diterapkan dengan kaku justru lebih bersifat merusak, menghancurkan dan membunuh.

Tengoklah orang-orang seperti Zakheus, perempuan berdosa yang hampir dilempari batu, Lewi Pemungut Cukai, bahkan Saulus, hidup mereka berubah secara radikal ketika diperhadapkan dengan kasih karunia, dan bukan kebenaran hukum.

Kasih karunia tidak menganggap enteng dosa. Dosa adalah dosa. Namun, kasih karunia menangani dosa (baca: orang berdosa) dengan cara yang berbeda.

Kasih karunia adalah hikmat Allah untuk menerapkan kebenaran.

Tanpa hikmat, kebenaran lebih bersifat menghakimi.

Keep Winning By Keep Living In His Wisdom and Grace!!! JLI

@Leo_Imannuel
@AOCJakarta

Jumat, 03 Juni 2022

KEJATUHAN SALOMO

(6) "dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya. 
(9) Sebab itu TUHAN menunjukkan murka-Nya kepada Salomo, sebab hatinya telah menyimpang dari pada TUHAN, Allah Israel, yang telah dua kali menampakkan diri kepadanya,"
1 Raja-raja 11:6, 9

Apa sih yang kurang dari Salomo? 

Dalam hal karunia, telah dua kali Tuhan menampakan diri kepadanya.

Dalam hal hikmat, di kolong langit ini tidak ada orang yang lebih pandai daripadanya, baik yang lahir sebelum maupun sesudah Salomo, sampai hari ini. 

Dalam hal kekayaan, Salomo sangat kaya raya, sepanjang sejarah raja-raja Israel tidak ada yang sekaya dirinya.

Dalam hal kekuasaan, 40 tahun dia berkarir sebagai raja, dan musuh-musuhnya takluk kepadanya.

Dalam hal ketenaran, Salomo terkenal sampai ke ujung-ujung bumi, sampai-sampai Ratu negeri Syeba repot-repot datang berkunjung dan mempersembahkan begitu banyak emas, rempah-rempah dan batu permata. 

Sebegitu banyaknya sampai dituliskan:

"......tidak pernah datang lagi begitu banyak rempah-rempah seperti yang diberikan ratu negeri Syeba kepada raja Salomo itu." 
1 Raja 10:10b

Dengan sebegitu berlimpahnya kasih karunia yang dinyatakan ke dalam hidup Salomo, namun, mengapa dia masih bisa jatuh ke dalam dosa?

Kemana para nabi yang seharusnya mengingatkan raja akan kebenaran?

"Sebab pada waktu Salomo sudah tua, isteri-isterinya itu mencondongkan hatinya kepada allah-allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, Allahnya, seperti Daud, ayahnya." 1 Raja 11:4

Dalam segala keadaan, perhatikanlah dengan siapa kita bergaul karib, pastikan itu dengan orang-orang benar dan takut akan Tuhan.

Jika setia ikut Tuhan, bagian Tuhan adalah memberkati seluruh aspek hidup kita, bagian kita yang terpenting adalah KONSISTENSI dan PERSISTENSI.

Salomo tidak konsisten dan persisten dgn imannya kepada Tuhan. Don't do the same mistake!

Iman ditenagai, dijaga dan dipelihara oleh KONSISTENSI dan PERSISTENSI.

Keep Winning By Keep Consistence and Persistence in our Faith to God!!! JLI

@Leo_Imannuel
@AOCJakarta

Kamis, 02 Juni 2022

NILAI 1 TALENTA

#TulisanLama 

Saya pindah dari daerah ke Jakarta sekitar 20 tahun yang lalu. Ketika itu saya baru saja beranjak dari masa kanak-kanak ke masa remaja. 

Di Jakartalah saya mengenal dunia gereja dan belajar melayani Tuhan.

Belajar berorganisasi dengan menjadi pengurus bidang remaja. Meski dari tahun ke tahun jabatan Saya “hanya” seksi perlengkapan saja (maklum anak bawang), namun hati senang dan merasa terhormat bisa menjadi bagian dari sebuah pelayanan. 

Rasa senang dan terhormat ini sebagian karena bisa dipakai Tuhan, dan sebagian lain karena bangga (yang lahir dari minder khas anak daerah yang culun) bisa memiliki teman dan diterima oleh anak-anak kota Jakarta.

Pada masa itu saya beranggapan karunia yang paling hebat itu menyanyi di dalam vokal grup.

Kenapa bukan khotbah? Karena saya beranggapan khotbah itu cuma bisa dilakukan oleh pendeta, lagipula saya agak gagap dan tidak berani membayangkan berdiri di mimbar dan berkhotbah, mau ngomong apa nanti? 

Pasti baru dua tiga patah kata sudah bingung mau ngomong apa lagi. 

Boro-boro khotbah, berdiri dan ngomong di depan rapat aja gemetaran, apalagi khotbah di hadapan banyak orang, wiiiihh takut ah! 

Khotbah terlalu sulit, terlalu suci dan mulia buat saya. Itu bagiannya pendeta. 

Beda dengan menyanyi vokal grup. Karena rame-rame nyanyinya saya tidak takut.

Tapi apa mau dikata, saya tidak bisa menyanyi, suara saya terlalu sumbang untuk bernyanyi. 

Hal yang paling mudah di dunia, tinggal buka mulut dan bersenandung, tidak mampu saya lakukan. 

Saya cuma bisa menyaksikan teman-teman menjadi juara dalam salah satu kejuaraan vokal grup (saya tahu diri, keluar dari grup karena tidak bisa menyanyi), kemudian mereka diundang menyanyi di perayaan natal di salah satu hotel ternama di jalan Jendral Sudirman Jakarta. 

Jujur bicara, saya sedih dan sedikit kecewa dengan Tuhan, kenapa Tuhan tidak memberikan karunia apa-apa kepada saya? 

Kenapa saya tidak diberi barang 1 talentapun. I have nothing special in me!

Saya menghibur diri, ketika pembina remaja berkhotbah dan mengatakan bahwa setiap orang diberi minimal 1 talenta. 

Sejak hari itu saya selalu bertanya kepada Tuhan, apa talenta Saya? 

Singkat cerita, kami masing-masing pengurus diberi kesempatan untuk membawakan renungan singkat di ibadah doa remaja, lalu satu persatu diberi kesempatan untuk berkhotbah di ibadah raya remaja. 

Dari sinilah perlahan-lahan saya tahu satu karunia yang Tuhan berikan, yaitu berkhotbah. 

Dengan satu talenta ini (berkhotbah) saya pergi ke banyak tempat dan bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang. 

Dengan satu talenta ini, saya dapat melayani ke luar negeri. Dengan satu talenta ini banyak kesempatan terbuka. Dengan satu talenta ini minder saya perlahan-lahan pupus dan berganti dengan kepercayaan diri yang seimbang dari Roh Kudus.

Sungguh, kita seharusnya tidak meremehkan nilai 1 talenta. 

Perumpamaan tentang Talenta di dalam Matius 25:14-30, menggambarkan dua orang hamba melakukan yang terbaik dan satu orang hamba tidak melakukan yang terbaik, bahkan dia tidak melakukan apa-apa. 

Hamba yang memperoleh 5 dan 2 talenta segera melakukan yang terbaik dan menghasilkan yang terbaik dan mendapat apresiasi terbaik dari sang majikan. 

Sedangkan hamba yang hanya memperoleh satu talenta, segera menguburkan talentanya. 

Dia beranggapan satu talenta itu terlalu sedikit, padahal jika kita baca di kamus alkitab 1 talenta itu ukuran timbangan sebesar 3000 syikal = kurang lebih 34 kg. 

Dalam Perjanjian Baru ukuran jumlah uang yang sangat besar nilainya yaitu 6000 dinar. 

Sementara dinar sendiri adalah mata uang Romawi. 1 dinar adalah upah pekerja harian dalam satu hari (Mat.20:2). 

Berarti 1 talenta adalah upah pekerja selama 6000 hari kerja (-/+ 16,5 tahun kerja!)

Jika dikalikan dengan jumlah UMR, berapa ratus juta rupiah tuh?!

Jadi satu talenta bukanlah sesuatu yang sedikit jumlahnya.

Masalahnya bukan terletak pada berapa banyak talenta yang kita miliki, namun pada seberapa tekunnya kita menghargai dan mengembangkan talenta yang Tuhan berikan.

Jika kita setia pada perkara kecil, maka Dia akan menambahkannya dengan perkara-perkara besar.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)