Jumat, 06 Maret 2020

GEREJA YANG SEMPURNA, ADAKAH?

PERJALANAN MENCARI GEREJA YANG SEMPURNA. 

By Leo Imannuel

"Ah, gembalanya payah, gak punya visi!"

"Ah, khotbahnya bikin ngantuk!"

"Anak-anak gereja sini gak keren!"

"Ah, praise and worship-nya jelek!"

"Jemaat sini mengecewakan!" 

"Gereja itu seharusnya bla..bla..bla..

Pernah mendengar kalimat-kalimat demikian? Atau malah mengucapkannya?

Setelah itu dimulailah perjalanan cek gereja sebelah, dan sebelahnya, lalu sebelahnya, sampai akhirnya lelah sendiri, kepahitan, jelek-jelekin gereja, mengeneralisir setiap gereja dan hamba Tuhan secara sepihak, jelek, mata duitan, hamba uang, pro orang kaya, dll.

Bagaimana jika saya katakan TIDAK ADA GEREJA YANG SEMPURNA!

Karena gereja dikelola oleh manusia-manusia yang belum sempurna dan dikunjungi oleh orang-orang yang tidak sempurna.

Nah, bagaimana mau sempurna, wong pengelolanya saja belum sempurna?

Bagaimana bisa yang belum sempurna menyuguhkan yang sempurna?

Nah, pengunjung gereja, baik yang hendak beribadah maupun yang mencari kesempurnaan juga orang-orang yang belum sempurna. 

Lalu bagaimana mungkin dapat menemukan kesempurnaan sementara mencarinya dengan kaca mata ketidaksempurnaannya?

Bahkan, Tuhan yang sempurnapun jadi tidak sempurna kelihatannya.

Loh koq bisa?

Buktikan?!

Gampang saja, 

Berapa sering kita komplain ke Tuhan manakala rencana kita berbeda dengan rencana-Nya?

Minta naik, malah turun.

Minta berkat malah sepertinya rugi besar.

Minta sembuh malah meninggal.

Minta nikah malah diselingkuhi.

Hayooooo.... Siapa yang pernah kecewa sama Tuhan?

Kekecewaan kita itu sebenarnya adalah perwujudan komplain dari ketidaksempurnaan kita terhadap rencana yang sempurna dari Allah yang Maha Sempurna.

Jadi perjalanan mencari gereja yang sempurna adalah sebuah kesia-siaan.

Batalkan saja niat itu.

Sepanjang pengetahuan saya, gereja yang sempurna itu adalah:

1. Gereja di mana kita tidak ada di dalamnya.

Gara-gara kita hadir gereja yang sempurna itu jadi tidak sempurna lagi.

2. Gereja yang sempurna itu adalah gereja di mana kita tutup mata dan tutup mulut akan ketidaksempurnaannya.

Dengan lain kata, kita memaklumi ketidaksempurnaannya.

3. Gereja yang sempurna itu, gereja di mana kita hanya jadi pengunjung saja.

Tidak terlibat di dalam dapur pelayanannya, sehingga tidak mengetahui bagaimana proses dari tidak ada sampai jadi ada produk berupa pelayanan.

Datang, nikmati ibadah lalu pulang.

4. Gereja yang sempurna itu ada sampai kita menyadari bahwa itu hanya ilusi yang ditimbulkan akibat ketidaksempurnaan diri sendiri. 

Makna gereja itu adalah kumpulan orang-orang yang berseru kepada Tuhan, atau yang kedua gereja itu adalah diri kita sendiri. 

Jadi ketika ada gereja yang dirasa kurang sempurna, berhentilah bertanya salah pendeta atau pengurus gereja di mana? 

Mulailah bertanya, andil saya di mana sehingga jurang sempurna dan ketidaksempurnaan ini menjadi semakin lebar saja. 

5. Gereja yang sempurna (paling tidak, kita berhenti komplain) akhirnya tercipta ketika ada kesadaran bahwa kita semua hanyalah makhluk tidak sempurna yang sedang berjuang menjadi sempurna. 

Jadi terimalah dengan lapang dada gereja di mana kamu terpanggil untuk beribadah di dalamnya.

CATATAN:

Tulisan ini BUKAN sebagai sebuah pembenaran bagi makhluk-makhluk durjana yang memang menjadi parasit berbahaya bagi gereja Tuhan. 

Anda orang jahat dan sedang berbuat jahat dengan mencari keuntungan pribadi di dalam gereja, meski dengan mengorbankan orang lain.

Sudah jangan berlagak pilon, Andalah orangnya yang semakin melebarkan jurang antara kesempurnaan dengan ketidaksempurnaan.JLI.

#KiraKiraBegitu.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

Tidak ada komentar:

Posting Komentar