Minggu, 15 Maret 2020

REVIVAL

Ada satu tempat retreat di mana untuk pertama kalinya saya dan adik-adik rohani merasakan lawatan Tuhan secara nyata.

Sepulang dari sana kami sangat berapi-api. 

Bayangkan acara doa anak-anak muda tidak kurang dari 3 jam! Pun demikian dengan kebaktian youth, tidak kurang dari waktu itu. 

Tiap kali kami selalu mengalami Tuhan secara nyata. 

Dan setiap kami bernostalgia mengenai masa lalu, wisma retreat tersebut selalu di-refer sebagai tempat bersejarah.

Hingga suatu kali, kembali saya mengunjungi tempat tersebut.

Ada sedikit getaran dalam hati (goosebumps) ketika memasuki kompleksnya.

Namun, setelah masuk lebih dalam dan melihat-melihat sambil mengenang kejadian di masa lalu, saya tidak "mendapatkan" perasaan seperti dahulu, tidak ada hadirat Tuhan sekuat dahulu.

Hanya ada saya, termangu di dalam nostalgia masa lalu.

Mengapa demikian?

Di mana anak-anak muda yang dahulu menangis di dalam sensasi lawatan Tuhan? 

Di mana Tuhan?

Sederhana, anak-anak itu sudah melanjutkan hidup, mereka sudah lulus sekolah, bekerja bahkan menikah. 

Tuhan ada di mana? 

Tuhan sudah move on, saya belum. 

Tuhan melawat kami saat itu bukan supaya kami berkutat hanya di sana. 

Ada dunia luas dengan begitu banyak orang perlu dijangkau. 

Jangan bandingkan masa lalu dengan hari ini di mana kita berada.

Bahkan, jika bisa kembali ke masa lalu, sejaya apapun kita dikala itu, hal tersebut adalah sebuah bentuk kemunduran. 

Keinginan untuk kembali di masa lalu adalah sebuah tanda ketidakpuasan akan masa kini. 

Masa lalu sudah lewat, sudah selesai, Tuhan juga sudah selesai dengan masa lalu kita. 

Lalu mengapa kita tidak melakukan yang sama? 

Jangan hidup di masa lalu, jadikan masa lalu sebuah pembelajaran untuk membangun hari ini, demi masa depan lebih baik. 

Boleh membangun monumen, namun jangan pernah tinggal di sana, apalagi terikat tak bisa bergerak darinya. 

Kita hidup di hari ini, Tuhan ada di masa kini, bekerja sama dengan kita untuk membangun masa depan. 

#KiraKiraBegitu 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

#TheEncounter 

#LeoImannuel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar