Saya pernah mengalami lawatan Roh Kudus ketika remaja dulu.
Berbagai pengalaman supranatural yang mengikuti bahkan hingga bertahun setelahnya membantu akar iman saya mencengkram kuat di tanah Pentakostalisme.
Kala itu salah satu isu yang mencuat dan saya gumuli adalah revival atau kebangunan rohani.
Saya berdoa supaya kebangunan rohani terjadi atas gereja di mana kami melayani, atas kota dan bangsa.
Segala macam doa saya jalani, doa di gereja, doa keliling, doa puasa, segala jenis roh sudah kami tengking, doa pelepasan, dlsb.
Buku-buku karangan Peter Wagner dan terutama Owen Murphy yang menceritakan berbagai kebangunan rohani di seluruh dunia dan tak lupa video transformasi bajakan yang biasa dijual kala acara KKR, turut berjasa membentuk opini apa dan bagaimana seharusnya kebangunan rohani tersebut.
Tanpa sadar mereka membentuk sebuah blue print bahwa kebangunan rohani itu harus seperti itu, dan kala itu tak terjadi keraguan dan kekecewaan mulai muncul.
Ide mengenai kebangunan rohani sampai sekarang menurut saya tetap relevan, namun apakah itu akan terjadi persis seperti di buku-buku atau video kisah kota Almolonga?
Nah, itu yang saya ragukan.
Dunia berubah, zaman berubah, masyarakat berubah, dan Tuhan sangat kreatif karena Dia adalah Sang Kreator.
Menurut saya Tuhan akan bertindak dengan cara yang berbeda.
Bukan lagi khotbah-khotbah KKR lapangan yang menampilkan seorang, ya hanya 1 orang pembicara hebat, di beberapa tempat KKR lapangan sudah sangat tidak memungkinkan dan kurang efektif, disamping superstar rohani seringkali jatuh ke dalam skandal baik seks maupun keuangan.
Saya percaya kebangunan rohani sekarang bukan lagi superstar namun super team, super Christian.
Tidak terjadi di KKR apalagi di dalam gereja, namun akan terjadi di market place, dunia kerja, dunia karya, di mana iman Kristen dipraktikkan secara nyata, di mana tantangan secara nyata di hadapi dan harus diatasi.
Di mana iman Kristen bukan lagi di bahasakan hanya melalui doa dan dogma, melainkan sebuah karya nyata, bisa berupa karya seni, esai, buku, blog, film pendek atau bioskop, bahkan demonstrasi buat keadilan dan lingkungan hidup.
Mimbar Kristen bukan lagi melulu dan hanya gereja, melainkan dunia politik, arena olah raga, pertelevisian, blog, YouTube, galeri seni, panggung-panggung seni gerak dan lagu, sekolah atau kampus, dlsb.
Pelayanan bukan lagi melulu sekolah minggu, WL, singer, kolektan, dll, namun, profesi mereka adalah pelayanan mereka.
Kemungkinan besar mereka tidak lagi atau jarang mengutip apa kata Louis Berkhoff, Luther atau Calvin, sebaliknya mereka akan lebih banyak mengutip apa kata Tim Tebow, Stephen Curry atau Mel Gibson, atau bahkan nama-nama yang asing bagi para ayah dan Opa.
Lalu apa peran gereja?
Masih adakah gereja?
Masihkah gereja relevan bagi generasi sekarang dan nanti?
Bagi Anda yang anti gereja, kecewa dengan gereja, apatis dengan gereja, nyinyir terhadap gereja daaann... diam-diam masih cari nafkah di dalam gereja hehehehehehehe....
Manurut saya gereja masih akan ada dan tetap akan ada, dan Tuhan masih mempercayakan gereja, semata-mata karena Dia yang punya gereja.
Gereja adalah bisnis-Nya.
Sepanjang sejarah gereja Tuhan sudah beberapa kali mereformasi gereja-Nya, namun gereja hanya berubah dan tetap seperti sekarang.
Tidak kurang-kurang tokoh semacam Marthin Luther, Zwingli, Calvin mereformasi gereja, namun gereja ya sama saja.
Secara spirit mungkin berubah, namun bentuk hirarki sama.
Pergerakan macam methodisme, pietisme, holiness movement dan Pentakostalisme, bahkan karismatik melanda dunia, dan gereja ya sama saja.
Jadi, yang ingin merubah wujud gereja, lupakan saja.
Reformasi praktik busuk di dalamnya dan berikan contoh bagaimana seharusnya praktik gereja yang benar, daripada meracuni orang dengan konsep gereja baru, seperti ibadah di rumah misalnya.
Lalu, apa peran gereja?
Menurut saya, gereja menjadi semacam training center, di mana Jemaat diperlengkapi secara rohani melalui firman dan urapan, termasuk mungkin pengetahuan akan hal-hal praktis yang akan berguna di dunia kerja dan karya.
Sehingga berita dari mimbar gereja tidak melulu dikuasai oleh masalah doktrinal, namun juga pesan-pesan yang membangun kesadaran jemaat akan misi dunia kerja dan dunia karya.
Tidak heran gereja-gereja yang memperlengkapi dan memotivasi jemaatnya dengan pesan-pesan positif yang relevan dengan dunia nyata, semakin digandrungi oleh orang.
Jadi, berhentilah mengagungkan atau mengkultuskan ajaran sendiri, sambil menyesat-nyesatkan ajaran kelompok lain, atau kalau tidak bisa karena takut kekurangan bahan khotbah, cukup kurangi.
Perbanyak pesan-pesan bagaimana menjadi garam dan terang di dunia nyata.
Bayangkan jemaat yang diperlengkapi oleh hal-hal rohani, penuh urapan dan visi ini bekerja dan berkarya di bidang mereka, kebangunan rohani akan melanda ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Daya ledaknya pasti akan lebih dahsyat. JLI.
#KiraKiraBegitu
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
#PursuingGodsHeart