Mazmur 11:2-3
(2) Sebab, lihat orang fasik melentur busurnya, mereka memasang anak panahnya pada tali busur, untuk memanah orang yang tulus hati di tempat gelap.
(3) Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?
Seperti orang tulus masih banyak, pun demikian dengan orang fasik, (the wicked = râshâ‛) yang dapat diartikan sebagai seseorang yang bertindak salah secara etika maupun agama.
Mereka mungkin juga melayani Tuhan sebagian ada di dalam gereja, namun telah kehilangan "keculunan", hatinya lebih mencari keuntungan diri daripada keuntungan kerajaan sorga.
Secara natural musuh mereka adalah orang-orang yang tulus hati.
Mengapa bisa demikian?
Sederhana, hanya orang-orang tulus hatilah yang secara alami menentang mereka ketika hendak mencari keuntungan pribadi.
Karena kepentingan orang fasik pasti tidak akan diakomodir oleh orang tulus, ketulusan hati nurani mereka tidak akan mengizinkannya.
Di sini kita melihat ketulusan bukanlah kelemahan, namun kekuatan karakter.
Tentu kita ingat frasa terkenal yang diucapkan oleh salah seorang mantan pejabat tinggi negeri ini:
"Pemahaman nenek lu!"
Sontak ucapan tersebut menjadi viral, sebuah ucapan yang menggambarkan sikap penolakan tegas terhadap kepentingan diri sendiri dan golongan.
Dibutuhkan sebuah keberanian untuk menentang kefasikan. Pengecut tidak akan pernah mampu melakukannya.
Tidak herankan kalau orang tulus pasti dimusuhi oleh orang fasik?
Nah, bagaimanakah cara orang fasik menyerang orang tulus?
Kita mesti melihat ke ayat 3
"Apabila dasar-dasar dihancurkan".
Apa itu dasar?
Kata dasar di sana berasal dari bahasa Ibraninya shâthâh yang menurut Strong's secara figuratif berarti sebuah dasar moral.
Kenapa orang tulus tidak cari untung?
Karena dasar moralnya adalah dia bekerja bagi Tuhan untuk melayani sesama.
Mereka "membuang diri ke ladang Tuhan" demikian kata sebuah lagu, sehingga menempatkan keinginan kaya raya dan terkenal ke poin yang paling buncit dalam daftar keinginan.
Siapa sih yang tidak ingin punya banyak uang?
Namun, orang tulus tidak mau meraihnya dengan mengorbankan dasar moral atau nilai-nilai luhur dari kasih mula-mula.
Nah, dasar moral inilah yang coba dihancurkan oleh orang-orang fasik.
Karena ketika dasar moral orang tulus bergeser, maka mereka dapat diajak bekerja sama untuk mendatangkan keuntungan pribadi.
Kalau masih dapat diajak berkawan, bereslah barang itu.
Kalau orang tulus keukeuh tidak mau maka akan disingkirkan.
Dengan licik orang fasik memanah orang tulus di "tempat gelap" (ôphel = menurut BDB Dictionary secara figuratif bermakna kesuraman spiritual).
Ada kalanya orang-orang tulus juga mengalami getir hati, kecewa dan putus asa.
Nah, kala itulah orang fasik menarik panahnya dan membunuh orang tulus.
Gambaran anak panah orang fasik menurut saya adalah perkataan yang melemahkan dengan maksud merusak dasar moral orang tulus dan perkataan gosip yang menghancurkan martabat dan reputasi orang tulus.
Ketika dasar moral mengapa orang tulus melakukan segalanya dengan tulus hancur, maka pasti ketulusannya akan bergeser, setelah itu otomatis menjadi culas karena kecewa dan akhirnya entah bergabung dengan orang fasik dengan ikutan menjadi fasik atau pergi meninggalkan pelayanan dan menyangkali panggilannya.
Gosip yang disebar, berbagai kecaman yang diberikan bagaikan ratusan anak panah yang bertubi-tubi menyerang orang tulus, terutama di dalam keadaannya yang memang sedang lemah.
Tujuannya hanya 1, bergabung atau pergi!
Kawan, jangan korbankan idealisme yang kita peroleh dari kasih mula-mula.
Pasanglah perisai imanmu (Efesus 6:16).
Orang fasik pasti memiliki gerombolan, demikian juga seharusnya orang tulus.
Cari komunitas orang-orang tulus yang akan memberikan kekuatan, nasihat, bahkan perlindungan kala kita diserang.
Please Stay Strong, for The Kingdom Sake. JLI.
Wahyu 14:13
Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka."
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
#PursuingGodsHeart
Ketulusan terkesan bodoh, karena seringkali diperdayai oleh orang fasik.
Benarkah harus selalu demikian?
Temukan jawabannya, besok dalam kelanjutan renungan harian ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar