Minggu, 27 Maret 2022

ORANG TULUS Vs. ORANG FASIK Bagian Ke-3

Tulus Bukan Berarti Bodoh 
Mazmur 11:2-3
(2) Sebab, lihat orang fasik melentur busurnya, mereka memasang anak panahnya pada tali busur, untuk memanah orang yang tulus hati di tempat gelap. 
(3) Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?

Ketulusan kadang kala dianggap sebagai kebodohan, semata-mata hanya karena orang tulus melakukan sesuatu yang tidak populer dan tidak menguntungkan.

Hitungan keuntungan di dalam hati mereka bukanlah secara ekonomi, melainkan apa yang paling menguntungkan bagi kerajaan sorga.

Dan memang orang tulus sering diperdayai oleh orang fasik, oleh karena itu Tuhan Yesus di dalam Matius 10:16 memperingati dan menasihati kita, 

"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati." 

Kata cerdik atau wise dalam terjemahan KJV, di atas berasal dari kata phronimos, oleh Thayer diartikan bijaksana yang menyiratkan karakter yang berhati-hati. 

Tulus dalam melakukan sesuatu, namun tidak sembrono memercayai semua orang dan ketika melakukan sesuatu. 

Kata phronimos, berkaitan dengan kata sophos, salah satu makna dari kata ini menurut Thayer adalah sebagai membuat rencana terbaik dan menggunakan cara terbaik dalam pelaksanaannya

Jadi, ternyata tulus saja tidak cukup, diperlukan juga kecerdikan.

Begini, diperlukan hati dan niat tulus untuk melakukan sesuatu, namun supaya sesuatu itu jadi diperlukan sebuah kecerdikan.

Supaya kecerdikan tidak berubah menjadi kelicikan yang hanya bertujuan menguntungkan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain, dan supaya menjadi pembeda antara tulus dan fasik, Tuhan Yesus menambahkan kata "tulus seperti merpati", atau 'harmless' sebagai penyeimbang kata "cerdik seperti ular".

Kata tulus di atas berasal dari bahasa Yunani akeraios yang menurut Thayer bermakna pikiran, tanpa campuran kejahatan, bebas dari tipu daya, tidak bersalah, sederhana.

Jadi kecerdikan seperti ular dijaga oleh ketulusan seperti merpati.

Kecerdikan dan ketulusan ini penting, untuk menjaga orang tulus agar tidak dimanfaatkan oleh orang-orang fasik, terutama orang-orang fasik berjubah imam, serigala berbulu domba, dan sebaliknya kecerdikan orang-orang tulus dilindungi oleh hatinya yang tidak ada kejahatan sama sekali.

Kedua kualitas tak terpisahkan ini perlu diperingatkan oleh Tuhan Yesus karena Dia sadar telah mengutus kita "seperti domba ke tengah-tengah serigala".

Bagaimana mungkin kecerdikan anak-anak dunia hanya dilawan oleh ketulusan? Tidak bisa.

"...... Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang." Lukas 16:8b

Tuhan tidak hanya meminta kita untuk tulus dan jujur, namun juga cerdik. JLI. 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)  

Bagaimanakah orang tulus dapat tergoda?

Pada bagian mana ketulusan dapat bergeser menjadi kefasikan?

Temukan jawabannya, besok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar