"BAYAR HARGA."
Pernah dengar istilah itu?
Ikut Tuhan itu ada harga yang harus di bayar.
Pelayanan itu harus bayar harga.
Kira-kira begitulah, kalimat yang kerapkali diucapkan di dalam gereja.
Kadang, jujur saja kalimat itu diucapkan sebagai bentuk intimidasi kepada para pelayan yang tidak bisa melayani karena sesuatu dan lain hal.
Apa sih maksudnya bayar harga?
Bukankah Tuhan Yesus telah membayar semua harga?
Bayar harga sebenarnya secara sederhana adalah sebuah bentuk PENYESUAIAN.
Penyesuaian apa? Terhadap apa?
Penyesuaian semua hal, seluruh hal, segala hal, seluruh aspek, semua di dalam semua yang tidak atau belum sesuai dengan Kristus.
Hal ini bisa berarti gaya hidup.
Gaya hidupnya sudah sesuai belum dengan apa yang Tuhan kehendaki?
Jangan-jangan, namanya saja Kristen, tapi masih KDRT, judi dan zinah jalan terus, mabok terus, dll.
Gaya bicara sudah disesuaikan belum dengan standar sebagaimana orang-orang yang sudah bertobat?
Jangan-jangan mulut masih sama dengan Kebon binatang.
Dalam pelayanan, bayar harga adalah menyesuaikan waktu misalnya.
Minggu pelayanan, Sabtu malam begadang, bangun telat sehingga terlambat atau malah tidak pelayanan.
Mau pelayanan musik, datang latihan gak?
Pelayanan sesuai panggilan tidak?
Berlatih sungguh-sungguh tidak?
Supaya dapat memberikan yang terbaik sesuai panggilan atau talenta
Sebagai pengkhotbah, Bible study tidak?
Ambil pendidikan teologi tidak?
Jangan-jangan, sekolah Alkitab enggak, malas belajar Alkitab, baca buku aja enggak.
Kamseupay ah kamu.
Jadi, BAYAR HARGA adalah KEBERPIHAKAN.
Karena kita berpihak kepada Tuhan, maka segala hal yang bertentangan dengan Tuhan akan kita kalahkan.
Gitu....
Sederhana kan...
Yuk, lakukan. JLI
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar