Senin, 17 Mei 2021

ORANG BENAR Vs. ORANG FASIK

Mazmur 37 ini banyak menggunakan istilah orang fasik.

Di ayat 1 dituliskan “Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang;”

Ada istilah berbuat jahat dan curang, kemudian berlanjut di ayat 9 frasa “berbuat jahat” (evildoers = Ibr. rāʿaʿ = pemecah belah, perusak, pelaku kejahatan) kembali digunakan. 

Kemudian di ayat ke-10 digunakan istilah orang fasik (the wicked = Ibr. rāšāʿ - rasya = secara harfiah berarti tidak taat secara aktif).  

Kata ini juga bermakna "bertindak jahat", yang makna dasarnya adalah 'merusak' atau 'meremukkan' sehingga tak berharga lagi, tidak menyenangkan, tidak enak, menjijikkan. Kata ini mencakup perbuatan jahat itu dan akibat-akibatnya. 

Alkitab berbahasa Indonesia menggunakan kata ganti ‘orang fasik’ terhadap pembuat kejahatan.

Kemudian di ayat ke 9, kita menemukan istilah  ‘orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN,’ di ayat 11 ada istilah  ‘orang-orang yang rendah hati’ dan  ‘orang benar’ di ayat ke-12. 

Ketiga istilah ini dikontraskan dengan istilah orang fasik. 

Dengan mudah dapat disimpulkan bahwa baik istilah  ‘orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN,’ maupun ‘orang-orang yang rendah hati’ adalah ‘orang benar.’

Nasib akhir dari kedua golongan ini (orang benar dan orang fasik) sudah dinubuatkan oleh Daud, seperti orang fasik akan dilenyapkan (ayat 9, 10, 13), senjata kejahatan orang fasik akan melukai diri mereka sendiri, alias senjata makan tuan (ayat 15). Lengan orang fasik akan dipatahkan (ayat 17), orang fasik akan binasa (ayat 20), dikutuk Tuhan (ayat 22).

Sementara orang benar akan menerima berkat-berkat yang luar biasa, seperti: 
- Tuhan akan memunculkan kebenaran mereka seperti terang, dan hak mereka seperti siang (ayat 6), 

- mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah (ayat 11), 

- TUHAN menopang orang-orang benar (ayat 17), 

- Tuhan mengetahui hari-hari orang yang saleh, dan milik pusaka mereka akan tetap selama-lamanya (ayat 18), 

- mereka tidak akan mendapat malu pada waktu kecelakaan, dan mereka akan menjadi kenyang pada hari-hari kelaparan (ayat 19), 

- Mewarisi negeri (ayat 22), 

- Tuhan menetapkan langkah-langkah mereka (ayat 23), 

- Apabila jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya (ayat 24), 

- tidak akan ditinggalkan dan keturunannya tidak akan berkekurangan, memberi pinjaman dan menjadi berkat (ayat 25 dan 26).

Bukan saja lebih banyak berkat untuk orang benar bahkan lebih dahsyat, sementara kemalangan orang fasik juga tidak kalah mengerikan.

Siapakah Orang Fasik dan Orang Benar Itu?
Raja Daud di Mazmur pasal 37 ini menjelaskan siapakah dia orang fasik itu, dari bagaimana kelakuan mereka.
Orang fasik adalah seseorang yang:

• Berbuat jahat dan berbuat curang (ayat 1, 9).

• Melakukan tipu daya (Ayat 7).

• Merencanakan kejahatan terhdap orang benar, dan benci kepadanya (ayat 12).

• Menekan orang sengsara dan miskin, serta membinasakan orang jujur (ayat 14).

• Tidak mau mebayar hutang (ayat 21).

• Selalu mengintai (stalking) orang benar dan berusaha membunuhnya (ayat 32).

• Sombong (ayat 35).
Sementara itu orang benar adalah seseorang yang,

• Percaya kepada Tuhan, berlaku baik dan setia (ayat 3)

• Bergembira karena Tuhan (ayat 4).

• Menyerahkan hidupnya kepada Tuhan (ayat 5).

• Berdiam diri di hadapan Tuhan dan menantikan Tuhan; tidak iri hati alias jengkel terhadap orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya (ayat 7, 8).

• Rendah hati (ayat 11).

• Orang yang saleh (ayat 18).

• Orang tulus dan jujur (ayat 37). 

Kesimpulan hidup orang benar ada di ayat 23 dan 24, 

“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.”

Bisa dikatakan bahwa orang fasik selalu mau mengendalikan hidupnya sendiri dan karena mereka seorang control freak maka sudah pasti mereka juga cenderung berusaha  keras bahkan dengan menghalalkan segala cara untuk mengontrol hidup orang lain, 

Sementara itu orang benar menyerahkan kendali hidupnya kepada Tuhan. 

Mereka membiarkan hidupnya dipimpin oleh Tuhan dan hukum-hukum-Nya. 

Sehingga tidak heran Tuhan mengasihi orang benar dan memberkati mereka.

Berkat sejati itu akan terlihat bukan di dalam dunia ini saja, namun terutama di dalam kekekalan. Nasib dari keturunan (anak cucu) akan menunjukkan siapakah orang fasik dan siapakah orang benar. Kesenangan orang fasik hanya untuk sesaat, namun berkat orang benar akan menembus batas generasi.

Jadilah orang benar!

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar