Selasa, 30 November 2021

HARTA, TAKHTA dan WANITA

Jangan salah, harta, takhta dan wanita bukanlah musuh orang Kristen, apalagi musuh pendeta. 

Banyak orang salah menduga dengan menganggap uang adalah musuh, padahal dia masih perlu uang dan masih cari uang. 

Orang salah pikir dengan menganggap jabatan sebagai sebuah bentuk kesombongan, padahal jabatan, kehormatan dan kuasa yang menyertainya sangat diperlukan untuk mengatur segala sesuatu menjadi baik. 

Bahkan tidak sedikit yang alergi dengan wanita, seolah wanita adalah sumber dosa, padahal setiap orang lahir dari rahim seorang wanita dan memiliki istri yang wanita dan anak-anak yang juga wanita. 

Kenapa pula wanita diasosiasikan dengan godaan seks? 

Nafsu seks itu adanya di otak manusia yang sudah terkorup oleh dosa. 

Kerapkali mereka mengajar atau menulis mengenai berbahayanya harta, takhta dan wanita ini, padahal Tuhan Yesus tidak pernah menganggap ketiganya sebagai musuh. 

Lukas 8:1-3 
(1) Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia,
(2) dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, 
(3) Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.

Harta (uang), takhta (jabatan/kedudukan/status sosial, wanita (godaan seks) bukanlah musuh.

Yang harus kita waspada adalah respon kita terhadap ketiganya.

Sehingga seseorang senantiasa harus menjaga 'spirit' eling di dalam jiwa, supaya ketika memiliki semuanya dia tidak tergerus dan tergelincir lalu menjadi lupa diri, lupa Tuhan dan lupa keluarga.

Kalo sudah begitu... Amsyiong dah. JLI. 

#KiraKiraBegitu
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
#TheEncounter
#LeoImannuel

Senin, 29 November 2021

JIKA MEMANG MILIK, BUKANKAH SEHARUSNYA KITA BISA....

Jikalau hidup ini milik kita, lalu kenapa kita tidak bisa menentukan kapan dan di mana memulai kehidupan ini?

Jikalau hidup ini berada di dalam kekuasaan kita, lalu kenapa kita tidak tahu kapan hidup ini akan berakhir?

Jikalau memang kita yang mengatur kehidupan ini lalu mengapa masih mengeluh dan merasa diperlakukan tidak adil?

Jikalau semua keberhasilan adalah milik kita, lalu mengapa kita tidak membawa apa-apa ketika nafas terakhir terhembus?

Jikalau kita memang tuan atas hidup ini, lalu mengapa setiap hal dalam kehidupan ini mesti dipertanggungjawabkan? 

Atau memang sebenarnya dari awal kita bukanlah pemilik kehidupan ini. 

Jikalau demikian bukankah sudah sepatutnya hidup mesti wajib ekstra hati-hati, karena kita harus mempertanggungjawabkan setiap kata yang terucap, setiap tindakan yang diambil, setiap pilihan yang dipilih.

Jika kita tidak akan dapat memenuhi tuntutan, konsekwensi dan tanggung jawab kehidupan ini, maka tidakkah sebaiknya kita memiliki seorang Juru Selamat bukan? 

Selamat Hari Minggu dan Selamat Beribadah!

Keep Winning By Keep Living By Principe!!!

In His Movement
JLI @AOCJakarta

Sabtu, 27 November 2021

BUNGKUS ITU PENTING

Saya suka dengan sebuah lagu yang dikarang dan dinyanyikan oleh seorang hamba Tuhan senior.

Dengan maksud supaya dinyanyikan sebagai lagu penyembahan di ibadah doa, guna itu saya perdengarkan lagu tersebut kepada salah seorang pendoa kami.

Begitu mendengar irama dan cara sang hamba Tuhan menyanyikan lagu tersebut, segera saja pendoa syafaat saya berkata:

"Hadeeehhhh Ko, lagu apa itu?! Gak enak bener!"

Dengan senyum kecut saya ganti lagu dengan yang berirama lebih modern.

Beberapa Minggu setelahnya saya mendengar lagu Hillsong yang berjudul The Broken Vessel (Amazing Grace), begitu masuk reffrein tiba-tiba saya kaget, ternyata itu himne gubahan mantan pedagang budak yang bertobat, John Newton.

Kedua kejadian ini membuat saya berpikir, kenapa lagu sang hamba Tuhan tidak bisa menarik perhatian generasi zaman now, padahal liriknya bagus, sementara himne yang ratusan tahun lebih tua bisa dinyanyikan oleh ribuan kids zaman now di seluruh dunia?

Jawabannya adalah himne Amazing Grace dibungkus atau di repackaging oleh musik yang dikenal oleh generasi sekarang khas Hillsong, sementara lagu si hamba Tuhan itu tetap mengikuti pakem tahun 80-an, bahkan 70-an.

Di situ saya belajar bungkus itu penting.

Saya belajar, makanan seenak apapun jika di bungkus sembarangan dan di delivery asal-asalan akan kalah laku dibandingkan dengan makanan dengan rasa dan gizi biasa dengan bungkus menarik hati dan di delivery dengan apik.

Para pengkhotbah sekalian, sepintar apapun  kita berteologia, setinggi apapun sekolah teologi yang kita ambil, jika khotbah kita tidak dibungkus dengan apik dan cara menyampaikan pesan sangat membosankan  maka percayalah sedikit orang akan betah mendengarkan.

Tidak heran pengkhotbah-pengkhotbah zaman now yang tidak sekolah dan pesan khotbah dengan teologia yang yahh begitulah lebih laku dan didengarkan dengan antusias dibandingkan mereka yang belajar teologia, semata-mata karena packing dan cara delivery mereka yang mengesankan.

Stop marahi jemaat yang lebih senang mendengarkan mereka, stop sesat-sesatkan pengkhotbah kontemporer yang demikian.

Mulailah periksa diri, perbaiki packing khotbah kita, lebih kreatiflah dalam men-delivery pesan firman Tuhan.

Niscaya, jemaat akan mendengarkan dan akibatnya mereka terselamatkan dari kesesatan.

#SambilBisikBisik Kalo jemaat tertipu dengan Injil palsu nan mempesona packing dan delivery-nya, sebagian juga tanggungjawab pengkhotbah sekolahan yang berkhotbah asal-asalan hehehehehehe maaf ya.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Jumat, 26 November 2021

YOSIA Bagian Ke-11 (Selesai)

GENERASI MACAM APA?

Setelah kematian Yosia maka Yoahas, putranya menggantikan ya menjadi raja. 

Alkitab menyimpulkan kehidupannya singkat saja, 

2 Raja-raja 23:31-32
(31) "Yoahas berumur dua puluh tiga tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Hamutal binti Yeremia, dari Libna." 
(32) "Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN tepat seperti yang dilakukan oleh nenek moyangnya."

Semua perjuangan untuk mereformasi bangsanya habis dan selesai begitu saja, menguap tanpa bekas hanya karena Yoahas memiliki kebijakan politik, budaya dan agama yang berbeda dengan ayahnya.

Generasi pertama membangun, generasi berikutnya menghancurkannya.

Mengapa bisa demikian?

Salah siapa?

Apakah Yosia tidak mendidik putranya dengan baik?

Ataukah ini murni kehendak Bebas Yoahas sebagai seorang muda dengan kekuasaan besar?

Kemungkinan Yoahas dipengaruhi oleh sisa-sisa kekuatan lama yang terpinggirkan oleh reformasi yang dilakukan Yosia.

Apa yang dilakukan Yoahas merupakan awal dari kehancuran bangsanya.

Generasi macam apa kita?

Pewaris dan kemudian inovator yang mengembangkan ataukah pewaris dan penghancur?

Apapun yang pandahulu wariskan, kita dapat merubahnya, entahkah warisan negatif atau positif. 

Warisan nama buruk atau nama baik. 

Warisan gaya hidup negatif atau gaya hidup positif. 

Kita selalu dapat mengunyahnya menjadi positif, semuanya ada di dalam keputusan kita di dalam hidup.

Jadilah generasi pengembang, jadilah seorang history maker. 

Selesai. 

#Yosia
#LeoImannuel 
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Kamis, 25 November 2021

KEBENARAN DALAM BATHIN

"Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin......."
Mazmur 51:8a.

Kata 'batin' menurut KBBI bermakna sesuatu yang terdapat di dalam hati; sesuatu yang menyangkut jiwa (perasaan hati dan lain sebagainya); sesuatu yang tersembunyi (gaib, tidak kelihatan).

Nah, jika demikian lalu bagaimana caranya dapat tahu kebenaran dalam batin seseorang?

Benarkah orang yang kita asumsikan secara negatif seburuk yang kita duga?

Jangan-jangan motivasi di dalam hatinya adalah benar? 

Jika demikian bukankah kita menjadi salah karena menuduhnya negatif bahkan mengumbar keburukan yang nampak oleh mata ke mana-mana, alias menyebar gosip?

Menurut saya itulah mengapa Tuhan tidak memberikan hak kepada kita untuk menghakimi sesama.

Karena kita hanya dapat melihat dari yang nampak, namun apa yang ada di dalam hati? 

Tidak ada seorangpun yang tahu kecuali orang itu sendiri. Itupun kadang tersamarkan oleh kelicikan hati yang menutupi kejahatan dan motivasi salah dengan berbagai pembenaran diri (Yeremia 17:9). 

"Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah."
1 Korintus 2:11

Namun Tuhan mengetahui segalanya, 

"....... Karena Ia mengetahui rahasia hati!" Mazmur 44:22b

Itulah mengapa hak menghakimi tetap ada pada-Nya.

Tulisan saya ini janganlah menjadi alasan pembenaran diri, karena tindakan atau omongan tidak baik pasti bersumber dari hati yang tidak baik juga (Matius 15:18-19).

Jadi yang sedang menyinyiri orang lain berhati-hatilah, jangan-jangan Anda sedang berbuat salah, dan yang sedang dinyinyiri pastikan ada kebenaran di dalam bathin dan bukannya pembenaran. JLI.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

YOSIA Bagian Ke-10B

DIPAKAI TUHAN

Sangat unik sekali kisah Yosia dan Firaun Nekho ini, terutama kalimat yang diucapkannya. 

2 Tawarikh 35:21
Ia mengirim utusan kepada Yosia, dengan pesan: "Apakah urusanmu dengan aku, raja Yehuda? Saat ini aku tidak datang melawan engkau, tetapi melawan keluarga raja yang sedang kuperangi. Allah memerintahkan aku supaya segera bertindak. Hentikanlah niatmu menentang Allah yang menyertai aku, supaya engkau jangan dimusnahkan-Nya!"

Tuhan itu Maha Besar lebih besar dari siapapun dan apapun, hal ini sangat disadari oleh Nebukadnezar, raja sombong sebagaimana dituliskan di dalam kitab Daniel pasal ke-4.

Bagaimana raja besar dihalaukan Tuhan, menjadi sama rendah seperti binatang, sampai dia kembali memuliakan Allah, Tuhan di atas segala tuhan.

Karena kebesaran-Nya itu Tuhan dapat memakai siapapun, termasuk orang dunia macam Nekho ini.

Dari kisah Nekho ini kita melihat bahwa "dipakai Tuhan tidaklah sama dengan diperkenan-Nya."

Tuhan bisa memakai siapapun untuk melaksanakan rencana-Nya, Dia pernah memakai keledai (Bil. 22:28).

Jangan sombong dan merasa diri lebih daripada yang lain ketika dipakai Tuhan, terutama ketika mukjizat merap kali terjadi di dalam pelayanan kita, atau lembaga pelayanan yang kita bangun bertumbuh luar biasa. 

Karena bisa-bisa sebenarnya kita hanyalah alat yang dipakai untuk menggenapi rencana-Nya bagi orang lain, meski sebenarnya Dia tidak berkenan kepada kita.

Ingatkah Anda akan ucapan Tuhan Yesus di Matius pasal 7:22-23 mengenai orang-orang yang telah melakukan banyak mukjizat, pada akhirnya mereka ditolak, dan Tuhan Yesus mengucapkan kalimat paling mengerikan yang bisa diucapkan-Nya kepada manusia:

"Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Tertolak di pintu gerbang, tertolak di detik terakhir, tertolak ketika menganggap diri layak dan diperkenan-Nya, hanya karena 1 atau 2 mukjizat yang dilakukan. 

Selalu ingat bahwa diri hanya hamba Tuhan, bukan hamba manusia. 

Hanya Dia yang kita layani, hanya Dia yang mendapatkan keuntungan dari apa yang kita lakukan. 

#Yosia
#LeoImannuel
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Rabu, 24 November 2021

YOSIA Bagian Ke-10A

TUHAN BERBICARA MELALUI ORANG-ORANG YANG TIDAK KITA DUGA

2 Raja-raja 23:29
"Dalam zamannya itu majulah Firaun Nekho, raja Mesir, melawan raja Asyur di tepi sungai Efrat; raja Yosia pergi menghadapi dia; tetapi Firaun membunuhnya di Megido, segera sesudah ia melihatnya."

Sebuah kalimat singkat yang menandakan berakhirnya sejarah hidup Yosia.

Sebenarnya Firaun Nekho bukan hendak menyerang Yehuda, melainkan Asyur.

Kemungkinan untuk memotong jalur kekuasaan Babel yang diduganya akan bekerja sama dengan Asyur.

Yosia menyerang Nekho kemungkinan karena berpihak kepada Babel. 

Ada sebuah kalimat menarik yang Nekho ucapkan kepada Yosia,

Ia mengirim utusan kepada Yosia, dengan pesan: "Apakah urusanmu dengan aku, raja Yehuda? Saat ini aku tidak datang melawan engkau, tetapi melawan keluarga raja yang sedang kuperangi. Allah memerintahkan aku supaya segera bertindak. Hentikanlah niatmu menentang Allah yang menyertai aku, supaya engkau jangan dimusnahkan-Nya!" 2 Tawarikh 35:21.

Unik bahwa Tuhan memakai Nekho (gambaran orang dunia) untuk memperingati Yosia.

Tahukah Anda bahwa kadang Tuhan memakai orang yang kita tidak duga untuk menegur atau memperingati kita.

Yosia tidak peka akan ini, mengingat kepentingan keamanan dalam negeri dan politik luar negerinya.

Ketika awal reformasi budaya dan agama yang dilakukannya, Yosia bertanya kehendak Tuhan kepada nabi, namun kali ini tidak tercatat bahwa dia bertanya kepada Tuhan, hingga hasilnya sangat fatal.

Dalam hidup ini, kita harus menjaga kepekaan hati untuk dapat mendengar Tuhan berbicara atau memberikan tuntunan, kemudian menaati-Nya.

Ingatlah, kadang Tuhan berbicara kepada kita melalui orang-orang yang kita tidak duga, hanya kepekaan akan Tuhanlah yang dapat memampukan kita untuk mendengarnya.

#Yosia
#LeoImannuel
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Selasa, 23 November 2021

YOSIA Bagian Ke-9

MENYELAMATKAN DIRI MASING-MASING

Dengan reformasi sedahsyat yang Yosia lakukan, ngeri membayangkan amarah Tuhan,

"Tetapi TUHAN tidak beralih dari murka-Nya yang sangat bernyala-nyala itu yang telah bangkit terhadap Yehuda oleh karena segala sakit hati-Nya yang ditimbulkan Manasye." 2 Raja-raja 23:26

Dari sini kita belajar, jangan pernah memainkan kasih karunia Tuhan, jangan anggap keselamatan yang Dia beri layaknya barang murahan.

Lalu bagaimana nasib Yosia?

2 Raja-raja 22:19-20
(19) oleh karena engkau sudah menyesal dan engkau merendahkan diri di hadapan TUHAN pada waktu engkau mendengar hukuman yang Kufirmankan terhadap tempat ini dan terhadap penduduknya, bahwa mereka akan mendahsyatkan dan menjadi kutuk, dan oleh karena engkau mengoyakkan pakaianmu dan menangis di hadapan-Ku, Aku pun telah mendengarnya, demikianlah firman TUHAN,"
(20) "sebab itu, sesungguhnya Aku akan mengumpulkan engkau kepada nenek moyangmu, dan engkau akan dikebumikan ke dalam kuburmu dengan damai, dan matamu tidak akan melihat segala malapetaka yang akan Kudatangkan atas tempat ini." Lalu mereka menyampaikan jawab itu kepada raja."

Karena pertobatannya maka Yosia tidak mengalami zaman malapetaka akibat kejahatan yang nenek moyangnya lakukan.

Keselamatan itu urusan masing-masing.

Kita bisa bahkan harus memberitakan keselamatan di dalam Tuhan Yesus, namun harus selalu ingat bahwa keselamatan itu masing-masing, tidak bisa seorang suami menggandeng tangan istrinya yang tidak percaya agar terseret ikut selamat.

Matius 24:40-42
(40) "Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan;"
(41) "kalau ada dua orang perempuan sedang memutar batu kilangan, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan."
(42) "Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang." 

Jadi, masing-masing orang harus mengerjakan keselamatannya sendiri dengan takut dan gentar.

Kedua, mungkin Anda bekerja di sistem yang korup, setiap orang berbuat jahat, berbuat serong adalah hal biasa, namun, ingat jangan terbawa arus.

Tetaplah hidup lurus dan benar, Anda sedang menyelamatkan diri sendiri.

Karena masa-masa perhitungan akan datang, cepat atau lambat, dia pasti datang.

Pastikan kita tetap menjadi orang benar dan kedapatan hidup benar ketika masa perhitungan itu tiba.

#Yosia
#LeoImannuel
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Senin, 22 November 2021

YOSIA Bagian Ke-8

LEADERSHIP

Apakah Anda pernah mendengar pepatah yang mengatakan ikan busuk dari kepalanya? 

Pepatah itu benar adanya. 

Dari manakah kebobrokan moral bangsa Yehuda? 

"Tetapi Manasye menyesatkan Yehuda dan penduduk Yerusalem, sehingga mereka melakukan yang jahat lebih dari pada bangsa-bangsa yang telah dipunahkan TUHAN dari depan orang Israel." 
2 Tawarikh 33:9

Raja Manasyelah yang telah 'meracuni' rakyatnya dengan kejahatan. 

Dan kemudian Yosialah yang mengembalikan kekudusan kepada bangsa Yehuda, 

"Yosia menjauhkan segala dewa kekejian dari semua daerah orang Israel dan menyuruh semua orang yang ada di Israel beribadah kepada TUHAN, Allah mereka. Maka sepanjang hidup Yosia mereka tidak menyimpang mengikuti TUHAN, Allah nenek moyang mereka." 2 Tawarikh 34:33

Betapa berbahayanya seorang pemimpin, dia dapat menyesatkan orang-orang yang dia pimpin, atau dapat memuliakannya. 

Dulu, sewaktu putra saya masih kecil, saya menegurnya karena meletakkan sepatu sembarangan, lalu Ibu mertua saya 'nyeletuk' "seperti papanya!"

Hal itu menyadarkan saya bahwa sayapun kadang berbuat demikian, Putra saya hanya mengikuti apa yang dilihatnya dari sang ayah.

Betapa sebagai pemimpin di bidang apapun atau sebagai seorang ayah di rumah kita harus sangat berhati-hati dalam memimpin. 

Keteladanan adalah kuncinya, walk the talk begitu kata orang.

Perbuatan berbicara lebih keras daripada kata-kata.

Gaya hidup yang kita jalani, apakah itu jalan hidup saleh atau penuh dosa, sebenarnya kita sedang menginvestasikannya kepada anak-anak.

Investasi rohani yang baik bagi kesalehan kita, atau investasi gaya hidup yang bergelimangan dosa, bagi hidup penuh dosa yang kita jalani.

Yuk, hidup benar, bagi Tuhan, bagi diri sendiri dan terutama bagi generasi setelah kita.

#Yosia
#LeoImannuel
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Minggu, 21 November 2021

HAWA, ULAR dan GODAANNYA

Kejadian 3:1-6
(1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
(2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 
(3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
(4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, 
(5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
(6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.

Demikianlah percakapan singkat antara ular dengan Hawa.

Cobalah membuat drama singkat menggunakan percakapan di atas, kira-kira normalnya berapa lamakah percakapan di atas dapat diselesaikan?

Saya pernah, dan dalam hitungan detik, selesai.

Seriously, Anda yakin hanya dengan percakapan demikian singkat Hawa dengan mudahnya jatuh ke dalam dosa dan Adam dengan gampangnya begitu saja menerima buah dari istrinya? 

Saya kok tidak yakin ya. 

Coba kita renungkan sejenak, dari semua manusia hanya Adam dan Hawa yang memiliki keintiman luar biasa dengan Tuhan.

Mereka hidup pada zaman di mana manusia dapat mencapai tingkat kekudusan tertinggi, karena belum ada dosa.

Tingkat keintiman Adam dan Hawa dengan Tuhan tersirat di dalam Kejadian 3:8, 

"Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman."

Kalimat "mereka mendengar langkah kaki Tuhan" menyiratkan sebuah bentuk keintiman.

Dengan tingkat kekudusan dan keintiman demikian tentunya Anda akan setuju dengan saya bahwa tidak semudah itu Adam dan Hawa jatuh bukan?

Jadi bagaimana dong?

Jadi, menurut saya begini, tidak ada seorangpun yang keluar rumah lalu mendadak menjadi seorang penzinah, pencuri atau pembunuh. 

Setiap orang pasti memiliki kekuatan tatanan etis moral hasil didikan keluarga dan agama, jadi tidak mungkin seseorang langsung membunuh, mencuri atau berzina. 

Pasti sebelumnya ada stimulus dari luar, sebuah keinginan karena kebutuhan yang diendapkan di dalam jiwa dan terngiang-ngiang setiap saat, sehingga menjadi sebuah tindakan, sebagaimana yang tertulis di dalam Yakobus 1:15

"Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."

Kembali ke Hawa, percakapannya dengan ular tentunya tidak sesingkat dan sesederhana itu.

Pasti sebelumnya sudah ada percakapan sejenis yang diulang terus menerus.

Awalnya Hawa memberikan argumentasi untuk menolak, namun lambat laun pikiran memberi berbagai alasan yang melemahkan argumentasi tersebut.

Bahkan, meskipun percakapan dengan ular tidak intens, namun ide "menjadi sama dengan Allah," telah tertancap di dalam pikiran, sehingga menimbulkan percakapan dengan akal sehat.

Secara praktis percakapan ini kita kenal dengan nama godaan, cobaan atau rangsangan yang menimbulkan keinginan.

Sampai di sini, mengertikah Anda mengapa bahwa Kain, tidak serta merta membunuh Habel.

Tidak dalam semalam Daud berselingkuh dengan Batsyeba, serta membunuh suaminya.

Tidak mendadak Yudas menjual Tuhan Yesus seharga 30 keping uang perak.

Perhatikan dan selidikilah keinginan kita, patahkan segera apa yang tidak berkenan kepada Tuhan.

Bahkan meskipun keinginan tersebut tampaknya baik, namun untuk meraihnya dengan menghalalkan segala cara, dia mesti dipatahkan sebelum dia menyeret dan memikat hati kita.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

Sabtu, 20 November 2021

ROH IZEBEL

Sesekali nulis yang rada-rada ngeroh ah.

Roh Izebel

Istilah roh Izebel digunakan hanya karena ada kemiripan dengan Izebel di PL. 

Roh Izebel yang bekerja di akhir zaman ini bukan masalah gender, namun fungsi.

Sehingga yang kerasukan roh ini bukan melulu perempuan, priapun ada.

Izebel tidak pernah menjadi nomor wahid, namun selalu mau mengatur segalanya.

Dia bukan raja, namun mengatur raja, seolah dia adalah raja, raja bayangan. 
Dia bukan gembala, namun selalu mengatur gembala, gembala bayangan.
Dia bukan suami, namun suaminya dibikin tidak berkutik, suami de facto.

Control freaks adalah naturnya.

Dia muncul dan berkuasa karena mendapatkan kesempatan akibat raja yang tidak berfungsi, gembala yang lemah, atau suami yang tidak melakukan fungsinya.

Roh Izebel selalu berusaha mengkudeta otoritas yang Tuhan berikan kepada seorang pemimpin.

Dengan melakukannya dan pemimpin yang membiarkannya karena ketidakberdayaan, sebenarnya sedang mengizinkan keabnormalan masuk dan mengambil alih.

Adalah abnormal dan tentunya tidak baik jika perdana mentri, Ibu suri atau permaisuri lebih berkuasa daripada raja.

Adalah abnormal jika seorang jemaat bisa mengatur visi gembala. Biasanya karena persembahannya lumayan.

Adalah abnormal jika seorang istri menguasai suami, sehingga suami berada di bawah ketiak istri.

Tinggal tunggu waktu kehancuran akan datang.

Otoritas kepemimpinan mesti dikembalikan kepada yang berhak, hormati itu.

#KiraKiraBegitu

GEREJA MASA KINI

Takutnya di gereja masa kini:

Banyak penyanyi, namun sedikit penyembah.

Kualitas musik sangat baik, namun tidak ada hadirat Tuhan.

Jemaat asik bernyanyi bahkan bergoyang, namun tanpa keintiman.

Gedung gereja megah dengan fasilitas ibadah sangat nyaman, namun tidak ada kemuliaan Tuhan apalagi memancarkannya.

Banyak pengkhotbah bagus, namun tidak ada pemberita firman yang jujur dan berani hanya menyatakan kebenaran meski tidak enak di telinga.

Khotbah disampaikan, namun kebenaran yang utuh disembunyikan, sehingga hanya menekankan kepada satu kebenaran saja, pada umumnya hanya berkat dan peningkatan kualitas hidup. 

Menjadi besar lebih penting daripada menjadi banyak, sehingga gereja menjadi besar, sementara gereja tetangga menangis karena jemaatnya kesedot. 

Pertumbuhan gereja lokal, lebih dikejar daripada pertumbuhan kekristenan, sehingga meski gereja penuh, jumlah orang Kristen tidak bertambah. 

Orang ramai berkunjung dan ikut ibadah, namun tidak ada pengutusan. Mereka disimpan dididik hanya menjadi domba (perahan?), sehingga tidak pernah ditransformasi menjadi singa yang mengaum di dunia. 

Lambat laun tidak heran gereja hanya menjadi salah satu institusi agama, tidak mentransformasi masyarakat, tidak menambah atau mengurangi nilai jika dia ada atau tiada. 

Semoga saya salah.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

YOSIA Bagian Ke-7

PASKAH

Setelah semua reformasi ideologi, politik, budaya dan religius selesai dilakukan, Yosia merayakan Paskah.

2 Tawarikh 35:1
"Kemudian Yosia merayakan Paskah bagi TUHAN di Yerusalem. Domba Paskah disembelih pada tanggal empat belas bulan yang pertama."

Apa itu Paskah?

Paskah atau "Passover" dalam bahasa Inggris, atau "Pesakh" (Ibrani) atau "Pascha" (Yunani) adalah sebuah perayaan untuk mengenang  pembebasan bangsa Israel dari tanah Mesir oleh Tuhan, di mana pada saat itu diadakan upacara "roti tidak beragi" dan "persembahan anak sulung" dengan "upacara korban domba paskah", dan merupakan perintah Tuhan agar dikenang oleh Musa dan bani Israel (Kel 12:14,17,21).

Bagaimana orang Yahudi merayakan Paskah? 

Dalam tradisi Yahudi yang lazim sampai saat ini, kepala keluarga mengucapkan puji-pujian lalu mengedarkan cawan anggur pertama. 

Makanan kecil disajikan sebagai hidangan pendahuluaan. Kemudian cawan anggur yang kedua diedarkan. 

Lalu ada seorang anak laki-laki harus bertanya, "Apa arti semua upacara ini?" kepala keluarga menjawab dengan membacakan kitab Ulangan 26:5-11. 

Pembacaan kitab suci kemudian disambut dengan menyanyikan salah satu Mazmur, biasanya mazmur 113-118. 

Sesudah kepala keluarga membagikan roti yang tidak beragi, daging anak domba dan kuah pahit, lalu cawan anggur yang ketiga diedarkan. 

Setelah semua selesai makan, mereka menyanyikan bagian kedua dari Mazmur. Biasanya nyanyian-nyanyian itu diakhiri dengan mengulang beberapa ayat tertentu. 

Perayaan ini diakhiri dengan cawan anggur keempat sebagai cawan perpisahan. 

Perjamuan Paskah Yahudi seperti itulah yang dirayakan Yesus bersama murid-murid-Nya seperti yang dicatat dalam Injil Lukas 22.
https://paskah.sabda.org/paskah_dan_sejarahnya

Jadi, Paskah dilakukan di rumah-rumah, di mana anak-anak diajar mengenai sejarah bangsa mereka dan bagaimana Tuhan berperanan sangat penting dalam membebaskan mereka dari perbudakan. 

Kasih, hormat dan takut akan Tuhan diajarkan di rumah-rumah, di mana orang tua menjadi pengajar, bukan hanya dengan ucapan bibir melainkan dengan keteladanan akan kesalehan hidup.

Dengan merayakan Paskah, Yosia mengembalikan tradisi pendidikan iman ke dalam rumah, di mana orang tua bertanggungjawab penuh terhadap pengenalan dini akan Tuhan.

Ayo, kembalikan rumah kita menjadi tempat pertama di mana anak-anak belajar mengenai Tuhan Yesus, di mana mereka dididik mengenai iman dari ayahnya bukan hanya dengan perkataan, melainkan dengan keteladanan juga.

#Yosia
#LeoImannuel
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Jumat, 19 November 2021

NILAI SEBUAH PERJUANGAN

Demi sebuah "nilai-nilai" yang  dihidupi

Kadang kita harus memilih rugi dan kehilangan kesempatan, demi sebuah komitmen.

Kadang kita memilih diam, meski banyak berita salah berseliweran.

Kadang memilih untuk "kalah" demi sebuah keyakinan di dalam hati.

Kadang tidak berbuat apa-apa dan terlihat tak berdaya, hanya karena "komando" di dalam hati berkata: "berdiam dirilah!"

Semua dilakukan karena memercayai bahwa pada waktu-Nya Tuhan sendiri akan bertindak.

Dengannya kita mempercayakan hidup ini dan seluruh nafsu dan ambisi di dalamnya untuk dikomandoi oleh Roh Kudus.

Melaluinya kita berkata:

"namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Galatia 2:20. 

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Kamis, 18 November 2021

YOSIA Bagian Ke-6

ALKITAB

Menarik sekali, kitab Taurat diketemukan setelah pembersihan Yerusalem dan Bait Allah selesai dan perbaikannya mulai dilakukan. 

"Berkatalah imam besar Hilkia, kepada Safan, panitera itu: "Telah kutemukan kitab Taurat itu di rumah TUHAN!" Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan terus membacanya." 2 Raja-raja 22:8

Apakah Taurat benar-benar hilang?

Lalu bagaimana mereka beribadah?

Bukankah budaya lisan sangat kuat di antara masyarakat Yahudi?

Saya pikir, Taurat tersembunyi karena selama ini otoritasnya diabaikan.

Ketika firman Tuhan diabaikan, maka pasti degradasi moral akan terjadi.

Setelah kitab Taurat diketemukan maka tindakan reformasi yang dilakukan Yosia bertambah luas.

Jika kita mulai membersihkan berhala-berhala dari dalam diri maka pewahyuan firman Tuhan akan mengalir dengan deras. 

Betapa pentingnya peranan Alkitab bagi kehidupan orang-orang percaya, tapi sayangnya banyak dari kita mengabaikannya.

Kapankah terakhir Anda membaca dan merenungkan Alkitab?

Jika jarang, maka tak heran kehidupan rohani kita menjadi kering kerontang.

Pengabaian akan Firman Tuhan berarti mengizinkan degradasi moral terjadi.

Yuk, kita kembali kepada firman, kembali membaca dan merenungkannya dan kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

#Yosia
#LeoImannuel
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Rabu, 17 November 2021

YOSIA Bagian Ke-5

MINORITAS, MUNGKIN, TAPI TIDAK SENDIRIAN.

Bahkan di tengah-tengah kebobrokan moral orang-orang Yehuda akibat penyembahan berhala, masih ada orang-orang jujur, 

"Orang-orang itu melakukan pekerjaan itu dengan setia....." 2 Tawarikh 34:12

"Tetapi tidak usahlah mengadakan perhitungan dengan mereka mengenai uang yang diberikan ke tangan mereka, sebab mereka bekerja dengan jujur." 
2 Raja-raja 22:7

Mereka ini sebagian orang-orang Yehuda yang menjaga hatinya tetap murni, sehingga ketika diserahkan uang untuk memperbaiki Bait Allah, Yosia tidak meminta perhitungan biaya, saking percayanya kepada mereka.

Sebagai orang jujur yang sedang berjuang mempertahankan kejujuran Anda mungkin merasa sendiri, merasa berjuang sendiri.

Percayalah sesungguhnya Anda tidak sendiri, ada orang-orang jujur lainnya yang juga sedang berjuang.

Temukan mereka dan jadikan partner kerja.

Selalu tersisa orang-orang jujur yang juga gelisah melihat keadaan, berjejaringlah dengan mereka, minimal bisa saling mendukung dan menguatkan.

Jangan menyerah lalu ikut arus ketidakjujuran.

Atau Anda melihat di sekeliling atau bahkan keluarga melakukan hal-hal yang kurang baik. 

Anda tergoda untuk ikutan melakukan hal-hal yang tidak baik tersebut hanya karena semua melakukannya.

Bertahanlah, masih banyak orang-orang yang memilih untuk tidak melakukan hal-hal tidak baik tersebut.

Jangan jadikan orang-orang jahat sebagai ukuran dan panutan, jadikan kebenaran dan orang-orang benar sebagai ukuran dan panutan, bahkan jadilah orang benar dan jadilah panutan.

#Yosia
#LeoImannuel
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Selasa, 16 November 2021

YOSIA Bagian Ke-4b

MEMPERBAIKI BAIT ALLAH

Setelah selesai melakukan pembersihan di Yerusalem, maka langkah kedua Yosia memperbaiki Bait Allah. 

2 Tawarikh 34:8
"Pada tahun kedelapan belas dari pemerintahannya, setelah selesai mentahirkan negeri dan rumah TUHAN, ia menyuruh Safan bin Azalya, dan Maaseya, penguasa kota, serta Yoah bin Yoahas, bendahara negara, untuk memperbaiki rumah TUHAN, Allahnya."

Karena selama ini raja-raja Yehuda membiarkan Bait Allah rusak,

"Mereka memberikannya kepada tukang-tukang kayu dan tukang-tukang bangunan, supaya tukang-tukang itu membeli batu pahat dan kayu untuk tupai-tupai dan untuk memasang balok-balok pada gedung-gedung, yang oleh raja-raja Yehuda dibiarkan roboh." 2 Tawarikh 34:11.

Bait Allah adalah lambang kehadiran Tuhan di antara Bangsa Israel, Rumah Tuhan menjadi sentral penyembahan seluruh orang Israel atau Yehuda pada zaman kerajaan Israel pecah dua.

Membersihkan (dari berhala), dan kemudian memperbaikinya adalah usaha untuk mengembalikan fungsi Bait Allah menjadi pusat ibadah dan tentunya kehidupan religius orang-orang Yehuda, melaluinya nama Tuhan kembali diagungkan, Tuhan kembali menjadi satu-satunya Allah yang disembah.

Seperti yang Tuhan Yesus lakukan, sebagaimana yang tercatat di Injil Matius 21:13
"dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.""

Kita mesti mengembalikan fungsi Bait Allah menjadi tempat penyembahan kepada Tuhan, baik berupa gedung Gereja atau hati dan hidup kita. 

Adakah berhala di dalam gereja? 

Jangan-jangan sang gembala sudah menjadi berhala yang dicari dan diandalkan jemaat lebih daripada Tuhan. 

Kadang jemaat merasa lebih mantap jika didoakan oleh hamba-hamba Tuhan tertentu, atau  merasa khotbah hamba-hamba Tuhan tertentu lebih benar  dan lebih rohani daripada pendeta lainnya, sehingga tanpa sadar merendahkan hamba-hamba Tuhan lain. 

Tanpa sadar mereka memberhalakan sang pendeta lebih daripada Tuhan, mirisnya ada hamba-hamba Tuhan tertentu yang memang dengan sengaja mengultuskan dirinya. 

Kita harus menyingkirkan berhala-berhala dari dalam gereja, memperbaiki gereja, terlebih gereja batiniah yaitu hati kita.

Ingat, sentral penyembahan itu Tuhan, bukan manusia. 

Tuhan melihat hati, oleh karena itu bangunlah hati, perbaikilah hati dan hidup kita agar menjadi bait yang layak bagi Roh Kudus untuk tinggal dan berkuasa di dalamnya.

#Yosia
#LeoImannuel
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Senin, 15 November 2021

YOSIA Bagian Ke-4

MELETAKKAN PONDASI YANG BARU 

Setelah selesai menahirkan Yerusalem maka giliran berikut adalah memperbaiki Bait Allah yang selama ini terbengkalai, 

2 Tawarikh 34:8
"Pada tahun kedelapan belas dari pemerintahannya, setelah selesai mentahirkan negeri dan rumah TUHAN, ia menyuruh Safan bin Azalya, dan Maaseya, penguasa kota, serta Yoah bin Yoahas, bendahara negara, untuk memperbaiki rumah TUHAN, Allahnya."

Seberapa besarkah kerusakan Bait Allah? Ayat berikut menjelaskannya

2 Raja-raja 23:4
"Raja memberi perintah kepada imam besar Hilkia dan kepada para imam tingkat dua dan kepada para penjaga pintu untuk mengeluarkan dari bait TUHAN segala perkakas yang telah dibuat untuk Baal dan Asyera dan untuk segala tentara langit, lalu dibakarnyalah semuanya itu di luar kota Yerusalem di padang-padang Kidron, dan diangkutnyalah abunya ke Betel."

Berhala di rumah Tuhan!

Siapa yang meletakkannya di sana?

Kakeknyalah yang telah menajiskan  Bait Allah dengan meketakkan di sana berhala,

2 Raja-raja 21:4-5
(4) Ia mendirikan mezbah-mezbah di rumah TUHAN, walaupun sehubungan dengan rumah itu TUHAN telah berfirman: "Di Yerusalem Aku akan menaruh nama-Ku!"  

(5) Dan ia mendirikan juga mezbah-mezbah bagi segenap tentara langit di kedua pelataran rumah TUHAN.

Hari ini saya hendak menyampaikan bagian pertama, bagian kedua besok.

Raja Manasye, kakek dari Yosia telah menajiskan Bait Allah dengan cara memasukkan patung berhala ke dalam Bait Allah yang kudus, sebuah penodaan terhadap tempat kediaman Allah, yang mendatangkan kutuk atas bangsanya.

Yosia, melakukan sebuah tindakan yang berbeda, dia mengeluarkan semua berhala tersebut dalam rangka hendak menguduskannya.

Perhatikan ini, Manasye sang kakek menajiskan Bait Allah, Yosia, sang cucu menguduskannya.

Dua tindakan yang berlawanan dari dua generasi yang berbeda.

Pada renungan pertama kita membahas mengenai dosa generasi yang bisa dipatahkan, kita bisa menjadi berbeda dari para pendahulu, jika mereka hidup di dalam kegelapan, kita bisa hidup di dalam terang.

Yosia melakukannya, oleh karenanya dia telah menorehkan sejarah baru bagi dirinya.

Temukan sumber dosa di keluarga dan bertindaklah dengan berbeda daripada para leluhur.

Jika para pendahulu suka bersungut-sungut, jadikanlah ucapan syukur sebagai kebiasaan baru.

Jika Anda seorang pegawai di tengah-tengah budaya korupsi, tekadkan hati untuk menjadi orang jujur.

Jadilah seseorang yang menguduskan diri setiap hari, Anda sedang menuliskan sejarah baru bagi diri sendiri.

Jangan takut meski ada perlawanan terutama dari mereka yang merasakan bahwa Anda berbeda, jalan saja terus, waktu yang akan membuktikan bahwa memilih ikut Tuhan tidak akan pernah sia-sia.

#Yosia
#LeoImannuel
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Sabtu, 13 November 2021

YOSIA Bagian Ke-3

MENGURANGI dan MENAMBAHI

Yosia dengan bersungguh hati mencari Tuhan, dia ingin mentransformasi bangsanya, namun keduanya amat sulit dilakukan jika ada begitu banyak berhala yang mengganggu fokusnya dari Tuhan, maka Dia melakukan pembersihan di Yerusalem. 

2 Tawarikh 34:3
"Pada tahun kedelapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari Allah Daud, bapa leluhurnya, dan pada tahun kedua belas ia mulai mentahirkan Yehuda dan Yerusalem dari pada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan."

Semua hal yang menjadi "saingan" Tuhan dan menyulitkan dirinya dan rakyat untuk menyembah Tuhan disingkirkannya.

Ini adalah tindakan yang membawa transformasi baik bagi dirinya sendiri dan juga bangsanya.

Ada begitu banyak berhala yang membuat kita sulit fokus dengan Tuhan, baik fokus pikiran dan terutama hati.

Hati dan pikiran kita dengan mudahnya teralihkan  fokusnya kepada hal-hal yang tanpa sadar sudah menjadi berhala modern. 

Televisi, gawai, aplikasi chatting, hobi, pekerjaan, berbagai kesibukan lainnya, bahkan pelayanan, dan berbagai keruwetan hidup telah menyita waktu-waktu berharga kita dan menyisakan tenaga sisa terakhir yang mulai pudar di hari itu untuk Tuhan.

Akibatnya, kita hanya doa sebisanya, membaca Alkitab seadanya, atau bahkan sama sekali tidak membacanya apalagi merenungkannya.

Tuhan adalah sumber kehidupan, Dia adalah segalanya, kepada-Nya juga kita akan bersandar di dalam kekekalan, sehingga memberikan waktu spesial setiap hari untuk-Nya adalah sebuah keniscayaan. 

Sedapat mungkin beri waktu untuk merenungkan firman-Nya, membangun hubungan dengan-Nya, sehingga memiliki kepekaan akan kehadiran-Nya setiap saat, dalam apapun yang kita kerjakan. 

Untuk itu, kita memang harus membuang atau paling tidak mengurangi beberapa hal yang menghalangi fokus kita kepada Tuhan.

Kurangi waktu menonton televisi, kurangi waktu bermain sosial media, kurangi waktu bermain game, kurangi waktu dalam hal yang tidak membangun sampai kepada kekekalan, kemudian tambahi waktu untuk membaca dan merenungkan firman-Nya, tambahi waktu untuk berdoa dan menyembah-Nya, tambahi waktu untu benar-benar rileks dan berduaan dengan-Nya.

Tanpa disadari tiba-tiba ada hikmat dan pengertian di dalam hati akan diri-Nya dan tentunya mengenai kehidupan yang sedang kita jalani, ada kekuatan dan penghiburan akan segala hal sulit yang mungkin sedang atau akan kita hadapi.

Tiba-tiba kita diberkati seutuhnya.

Ayo, singkirkan berhala dan mulai fokus mencari Tuhan.

#Yosia
#LeoImannuel
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Jumat, 12 November 2021

KEMENANGAN SEJATI

Kemenangan tidak selalu diwarnai oleh gegap gempita keramaian, sorak sorai, perasaan meledak-ledak, ucapan selamat, dan kalungan medali.

Sebaliknya, kekalahan kadangkala dialami dalam gegap gempita dan kepuasan.

Kemenangan diraih tanpa sorak sorai, sepi, tanpa ada yang tahu, dalam perasaan sedih.

Karena bagaimana kita bisa bersukacita kala mengampuni musuh yang telah menyakiti sedemikian rupa? 

Bagaimana bisa bersorak sorai kala menahan diri untuk tidak marah dan menahan emosi sedemikian rupa?

Tapi sesungguhnya di dalam hati kita tahu sedang melakukan kebenaran. Di sana di lubuk hati yang terdalam kita tahu bahwa surga berkenan terhadap perjuangan kita.

Kekalahan disambut sbg kemenangan adalah sebuah dusta (Yoh 8:44), kita merasa puas karena berhasil memuaskan ego, kesombongan bahkan dendam. 

Namun, sebenarnya kita sedang kalah, dikalahkan oleh dusta, ambisi, ego dan kesombongan sendiri.

Ingatlah bahwa kemenangan adalah hasil mempertahankan dan melakukan kebenaran, dan tidak ada hubungannya dengan medali dan penghargaan manusia.

"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." Amsal 16:32

Keep Winning by Keep Winning! 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

YOSIA Bagian Ke-2

MENCARI TUHAN. 

Kunci utama yang Yosia lakukan dan wajib kita lakukan adalah:

"Pada tahun kedelapan dari pemerintahannya, ketika ia masih muda belia, ia mulai mencari Allah Daud, bapa leluhurnya, dan pada tahun kedua belas ia mulai mentahirkan Yehuda dan Yerusalem dari pada bukit-bukit pengorbanan, tiang-tiang berhala, patung-patung pahatan dan patung-patung tuangan." 2 Tawarikh 34:3

Sejak usia muda Yosia telah mencari Tuhan. 

Kata "mencari" diterjemahkan dari kata dârash yang dapat diterjemahkan bertanya, menyelidiki dengan hati-hati dan sungguh-sungguh dan beribadah. 

Menjadi raja diusia muda tanpa pengalaman, dengan keadaan bangsa yang merosot secara moral kepada siapa dia hendak bertanya dan berkonsultasi kecuali kepada Tuhan Allah nenek moyangnya. 

Sebuah pembelajaran hidup yang luar biasa, sejak muda mencari Tuhan, belajar dan menyelidiki dengan sungguh-sungguh segala hal mengenai Tuhan. 

Tuhan senang dengan orang-orang yang bersungguh hati terhadap diri-Nya, 

2 Tawarikh 16:9
"Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia...."

Kita sedang menghadapi masa-masa sulit yang tidak pasti akibat pandemi ini, kepada siapa hendak berlindung kecuali kepada Tuhan, Raja di atas segala raja. 

Untuk anak-anak muda ayo mulai mencari Tuhan dengan segenap hati, Tuhan akan membiarkan diri-Nya diketemukan olehmu. 

Ayo, hiduplah dengan takut akan Tuhan, sungguh-sungguh mencari Tuhan, jangan tinggalkan Tuhan untuk atau demi apapun. 

Sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi Amos di dalam 5:4, 

"Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup!" 

#Yosia
#LeoImannuel 
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Kamis, 11 November 2021

BUAH

Buah itu hasil dari sebuah pohon yang sehat.

Jadi, jangan samakan buah dengan karunia roh, sehebat apapun karunia tersebut. 

Karunia adalah pemberian kepada siapapun, di manapun dan kapanpun oleh Sang Pemberi karunia. 

Sementara sebuah pohon berproses untuk menghasilkan buah, itu bukan pemberian, itu kerja keras si pohon, yang malah tidak terlihat maupun tidak terdengar. 

Proses itu terjadi di dalam, tahu-tahu musim berbuah dia berbuah. 

Demikian dengan buah roh, atau buah kehidupan. 

Ada proses terjadi di dalam diri seseorang, di dalam pergulatan bathinnya, melalui pertobatan dan pengertian yang Roh Kudus bisikan kepadanya, proses ini akan menghasilkan buah yang akan terasa pertama-tama oleh orang-orang dekat. 

Buah itu bukan jadwal pelayanan yang membludak, laris manis.

Hasil dari buah mungkin bisa menjadi penyebabnya, tapi itu bukan buah.

Karena hal-hal demikian bisa diperoleh melalui karunia berkata-kata, dan berbagai karunia lain, bahkan sedikit manipulasi.

Buah sejati tidak akan memanipulasi, atau melakukan berbagai bentuk kecacatan moral dan karakter lainnya.

Dia murni, suci, Kudus dan penuh kebaikan yang diidamkan oleh semua manusia. 

Buah itu akan sama dengan pohonnya, dia tidak akan menjadi buah yang lain.

Pohon mangga akan berbuah mangga, demikian kira-kira.

Jika pohon induk seseorang adalah Roh Kudus dan Firman Tuhan sudah pasti dia akan terasa manis, dan disukai oleh banyak orang. 

Secara singkat dikatakan "tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu."

Karena secara akal sehatpun siapa orang di dunia ini yang akan menolak kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 
kelemahlembutan, penguasaan diri?

Namun, jika sebaliknya tentunya sudah dapat dipastikan pohonnya beracun.

Proses berbuah itu dimulai oleh kesadaran di dalam bathin akan kebenaran yang hakiki dan juga kesadaran akan keadaan diri yang jauh dari kebenaran tersebut.

Kemudian kebenaran tersebut diadopsi menjadi sistem nilai yang ditaati bagi kehidupan, yang menjadi dasar darimana dia mengambil keputusan apapun.

Bukan sistem nilai berupa buku berisi seperangkat hukum dan peraturan yang mesti ditaati secara ketat karena ada pahala dan hukuman (punishment and reward) sebagai ganjaran, melainkan sebuah kesadaran diri, sebuah hati yang berubah yang menjadikan respon otomatis manakala rangsangan datang menghampiri, terutama rangsangan negatif.

Kita menyebutnya sebagai lahir baru. 

Sehingga buah adalah juga adalah perlengakapan senjata peperangan antara positif dan negatif, kebaikan dan kejahatan.

Seseorang yang memiliki buah roh akan tetap berdiri tegap manakala godaan negatif datang menyapa, karena dia akan menjadikan kebenaran seperti ikat pinggangnya sehingga pakaian kekudusannya tidak melorot, bertindak bijaksana karena dia menjadikan keadilan bagaika baju zirah yang melindungi hatinya dsri berbuat dan berperilaku jahat terhadap sesama, sehingga otomatis dia membawa Injil damai sejahtera bagi sesama berupa perkataan dan tindakan kasih. 

Buah itu seperti iman yang menjadi perisai perlindungan terhadap nilai-nilai yang dia percayai dan lakukan, supaya dia dapat terus melakukannya meski banyak tantangan. 

Nilai-nilai yang dilakukan itu akan menjadi ketopong keselamatan bagi dirinya dan orang-orang yang terberkati okeh kelakuan mulianya. 

Buah roh yang berupa sistem nilai itu membuatnya menjadi pelaku Firman, seorang prajurit yang memegang pedang Roh.

Percayalah semua itu sangat sulit dilakukan, kecuali oleh orang-orang yang memiliki karakter kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

ALAT TUHAN

Kita ini alatnya Tuhan.
Ini artinya:

Kita dipakai oleh Tuhan demi benefit-Nya, bukan kita memakai Tuhan buat benefit diri sendiri.

Sadarilah bahwa kita dipakai Tuhan untuk keperluan khusus yang sesuai dengan kegunaan kita.

Kadang Dia istirahatkan kita dan memakai rekan lain untuk keperluan lain yang sesuai dengan kekhasannya.

Kita bukan alat serba guna, namun hanya salah satu alat di tools box-nya Tuhan.

Jangan iri melihat Tuhan pakai rekan kerja.

Pada gilirannya Tuhan akan kembali menggunakan kita.

Jika belum, ya istirahat saja, tunggu Tuhan, asah diri, pertajam diri dengan belajar, agar ketika waktunya tiba, kita siap kembali digunakan Sang Majikan kapanpun Dia membutuhkan kita.

Sadari sesadar-sadarnya, TIDAK ADA ALAT YANG LEBIH MULIA DARI SANG AHLI YANG MENGGUNAKANNYA.

Sang maestro selalu lebih dipuji, lebih dihargai, lebih dihormati daripada alat-alatnya.

Sang maestro menerima penghargaan yang dia layak dapatkan, sementara akat-alatnya kembali masuk tool box.

Ingatlah segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#LeoImannuel

YOSIA Bagian Ke-1

YOSIA 

Bagian Ke-1

MENJADI GENERASI YANG LEBIH BAIK. 

By Leo Imannuel 

Tuhan menggerakkan saya untuk membaca ulang kisah Raja Yosia. 

Seingat saya ada 3 peristiwa kebangunan rohani besar (great revival) yang tercatat di Alkitab, yaitu:
1. Pertobatan Niniwe. 
2. Pertobatan Yehuda zaman Raja Yosia. 
3. Peristiwa loteng Yerusalem (Pentakosta). 

Tercatat, bahwa Yosia adalah cucu dari Manasye dan anak dari Amon. 

Alkitab menyimpulkan kehidupan keduanya dengan kalimat  "melakukan apa yang jahat di mata Tuhan."

Jadi Yosia ini keturunan orang-orang jahat, pun demikian, Yosia berbeda dari ayah dan kakeknya, Alkitab menyimpulkan kehidupannya dengan kalimat:

"Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN dan hidup sama seperti Daud, bapa leluhurnya, dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri." 2 Raja-raja 22:2. 

Dari sini kita bisa belajar bahwa meski berasal dari keluarga atau keturunan yang tidak ideal, tidak berarti hidup kita harus selalu sama dengan leluhur. 

Jikalau mereka menyembah berhala, bukan berarti kita ikut menyembah berhala, atau jika ada dosa favorit yang diturunkan seperti 'keluarga penjudi,' 'keluarga pemabuk,' 'keluarga kawin cerai,' dan lain sebagainya, tidak berarti kita otomatis sama seperti itu. 

Generasi kita harus menjadi seorang pembuat sejarah baru (history maker) dengan hidup secara berbeda, yang kemudian secara otomatis berarti menulis ulang sejarah keluarga buat generasi selanjutnya. 

Bersama Tuhan kita bisa menjadi seseorang dengan gaya hidup dan nasib yang berbeda dari para pendahulu, menjadi lebih baik. 

Untuk itu memang ada beberapa hal yang Yosia lakukan. 

Akan kita bahas besok. 

#Yosia 
#LeoImannuel 
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Sabtu, 06 November 2021

MARAH SAMA SIAPA?

Aristoteles pernah berkata:

“Siapapun bisa marah – marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar, dan dengan cara yang baik – bukanlah hal mudah.”

Pernahkah Anda berjumpa dengan orang yang selalu marah? 

Selalu menyalahkan orang lain dan keadaan, marah terhadap istri, anak-anak, suami, mertua, pemerintah, dll. 

Di matanya tidak ada yang benar, semua salah, seolah hanya dirinya yang paling benar dan tidak pernah salah. 

Apapun atau siapapun dikomplain. 

Atau jangan-jangan, malah Anda sendiri yang seperti itu. 

Sebenarnya, orang lain, lingkungan dan keadaan bukanlah sumber marah. 

Orang, lingkungan dan keadaan hanyalah pelampiasan saja, marah yang sebenarnya ada di dalam diri sendiri. 

Marah terhadap diri sendiri. 

Bertumpuk di dalam jiwa kekecewaan, rasa malu, sesal dan amarah terhadap Tuhan, orang lain, dan terutama diri sendiri. 

Sangat menyesal terhadap hal-hal yang seharusnya dilakukan, namun tidak dilakukan, hal-hal yang seharusnya dikatakan, namun tidak dikatakan, dan sebaliknya hal-hal yang yang seharusnya tidak dilakukan atau katakan, namun dilakukan dan dikatakan. 

Semua kekecewaan, rasa sesal, aib dan malu itu tidak sanggup dan tak bisa terungkapkan, mengendap menjadi semacam bom waktu. 

Bagaikan kanker dia mengerogoti semua kebaikan di dalam diri. 

Kemampuan untuk mengucap syukur, berganti menjadi bersungut-sungut, kaca mata positif hilang, berganti kaca mata negatif, lidah lemah lembut menjadi sinis. 

Kemampuan menjadi pahlawan berubah menjadi sosok yang senantiasa menganggap diri korban, alias mengasihani diri sendiri (self pity). 

Dan masih banyak lainnya, Namun satu hal yang pasti, hubungan dengan sesama terganggu, juga dengan Tuhan. 

Sampai seseorang dapat menyadari ini, barulah kemudian mampu berdamai dengan diri sendiri, dan perlahan namun pasti perubahan terjadi. 

Singkatnya, sebelum marah yuk periksa diri, marah sama siapa? Pada siapa sebenarnya sumber masalah itu? 

Bereskan cepat-cepat, berdamailah dengan diri sendiri terlebih dahulu, lepaskan pengampunan buat diri sendiri dahulu. 

#KiraKiraBegitu 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

#PursuingGodsHeart

Jumat, 05 November 2021

BU PUN SU

Selama membaca beberapa buku cerita silat karangan Asmaraman Sukowati Kho Ping Ho, saya menemukan beberapa pendekar rekaan beliau yang bisa dikatakan sebagai pendekar di atas segala pendekar, karena tingkat kesaktiannya yang tiada tara.

Salah satunya adalah Lu Kwan Cu.

Tidak ada yang tahu nama aslinya, dua orang kakek menemukannya sedang mengapung di tengah gelombang laut, pingsan, dan amnesia.

Salah seorang kakek yang merupakan saudara dari seorang menteri negara memberi marga Lu seperti marganya sendiri, kakek satunya yang bermuka merah merupakan tokoh kangaw (dunia persilatan) memberi nama Kwan Cu kepadanya, jadilah namanya Lu Kwan Cu.

Lu Kwan Cu kemudian menjadi pendekar sakti mandraguna karena menemukan dan mempelajari kitab sakti bernama Im Yang Butek Cin Keng, sebuah kitab yang berisi ilmu pengobatan, ilmu perang dan intisari ilmu kung-fu dari seluruh dunia.

Diceritakan lawannya baru sekali bergerak saja dia sudah tahu akan kemana jurus terarah, sehingga dapat dipatahkannya, hal itu membuatnya tidak pernah terkalahkan. 

Sang pendekar memberi gelar kepada dirinya sendiri Bu Pun Su, alias tidak berkepandaian, sangat kontras dengan kenyataan bahwa dia adalah manusia paling sakti. 

Bagi orang-orang sakti yang bukan saja dalam ilmu silatnya, namun juga dalam batiniahnya, nama menjadi tidak penting, terkenal menjadi seperti sebuah ilusi.

Apalah arti sebuah nama demikian menurut William Shakespeare, bukankah bunga mawar akan tetap berwarna merah dan berbau harum, apapun kita menyebutnya?

Demikianlah kira-kira filosofi yang coba ditampilkan oleh Kho Ping Ho.

Bahkan murid dari Bu Pun Su Lu Kwan Cu, Sie Cin Hai, bergelar Pendekar Bodoh, meski diapun sakti mandraguna seperti gurunya. 

Dalam salah satu cerita lainnya, seorang pendekar muda nan sakti bernama Sia Han Lin, memiliki guru sakti yang dia tidak tahu siapa namanya, Han Lin hanya memanggilnya dengan sebutan Lojin atau orang tua.

Bercermin ke dalam gereja, banyak sekali orang-orang yang tergila-gila dengan gelar.

Namanya mengekor kepada gelar seperti Dr. Ps. Pdt. Rev. bahkan Prophet, Apostle dan setelah namanya digandeng dengan berbagai macam gelar yang tidak kalah menterengnya seperti D.Th, Th.D, Ph.D, M.Th, S.Th dan berbagai gelar akademisi lainnya.

Apalah arti sebuah gelar jika kosong melompong, dan digunakan hanya untuk gagah-gagahan semata dan diperoleh dengan cara tidak halal, seperti membeli gelar tanpa kuliah formal misalnya.

Apalagi berbagai gelar yang kelihatannya rohani sekaligus angker seperti nabi, dan disertai oleh pemahaman yang dengan sengaja dan terencana diajarkan, seperti

"Jangan mengganggu orang yang diurap."

"Gembala kita adalah orang yang diurapi Tuhan."

"Pemimpin kita orang yang intim dengan Tuhan, Tuhan banyak memberi pewahyuan kepadanya."

Di balik berbagai kalimat tersebut tersembunyi sebuah pesan, bahwa para pemimpin adalah orang spealsial, sehingga tidak boleh mengkritisi, terima saja apapun keputusan dan ajaran mereka, dan memaklumi kesalahan mereka.

Sebuah bentuk megalomania yang bersembunyi di dalam jiwa  manusia sejak Taman Eden, "kamu akan menjadi seperti Allah."

Termasuk berbagai gelar yang lebih umum digunakan seperti "mentor" dan "bapa rohani" yang disalahgunakan seolah seseorang yang bergelar demikian memiliki hak otoritatif untuk memanfaatkan orang-orang tulus sebagai mentee atau anak rohani untuk kepentingan mereka.

Memang pemakaian gelar akademisi dan organisasi tidak bisa dihindari, sebagai bentuk pertanggungjawaban identitas.

Seperti siapa yang mengajar ini? Apakah beliau memiliki kemampuan akademisi atau kepakaran untuk mengajarkannya?

Namun, tentunya gelar akademisi  dari pendidikan formal yang layak dan sah, bukan sim salabim bayar lalu dapat gelar.

Itu semua lahir dari insecure mentality, yang menandakan kedangkalan bathin. 

Lebih baik menjadi diri sendiri apa adanya, namun bernas dalam pesan, efektif dalam pelayanan, berpengaruh positif dalam kehidupan.

#KiraKiraBegitu
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

BUKAN IMAN SEPERTI DIRI SENDIRI

Tuhan....
Aku tidak meminta iman seperti Daniel.

Karena pergumulan yang di hadapi Daniel, situasi, kondisi berbeda dengan yang kuhadapi.

Takutnya iman seperti Daniel kurang kuat, atau bahkan terlalu kuat, sehingga tidak cocok untuk jenis pergumulanku di masa ini.

Lagipula, bukankah iman adalah respon terhadap segala hal yang dihadapi, jadi bagaimana aku dapat meminta sesuatu yang seharusnya aku latih dan perjuangkan sendiri? 

Namun, jika memang harus meminta, aku meminta imanku sendiri yang cocok dan pas untuk pergumulan yang aku hadapi.

Tuhan...
Aku juga tidak akan berpuasa seperti Daniel atau Ester atau apalah orang sekarang menamakannya, jika hanya menjadikan puasa itu sebagai penyanderaan bagi-Mu, seolah Engkau wajib melakukan apa yang aku minta karena sudah berdoa dan berpuasa.

Tuhan....
Jika berpuasa, aku hanya akan menaklukan kedagingan dan segala keinginannya, termasuk membungkam suaranya yang seringkali merupakan suara hawa nafsuku sendiri, supaya aku bisa mendengar suara-Mu untuk kemudian menaatinya.

Tuhan...
Tolong aku untuk ikut Engkau dengan tulus, dan hanya berusaha menyenangkan-Mu.

Bantu Aku berjalan di jalan-Mu, tanpa perduli dengan segala jargon yang sepertinya keren dan rohani pada zamanku ini padahal hasil rekaan yang sebenarnya hanya untuk mengesankan manusia lain.

Amin.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

BAGAIMANA KITA BERKOMUNIKASI?


Suatu kali seorang kawan meminta bantuan saya untuk menjemput seorang yang berasal dari Tiongkok dan mengantarnya ke stasiun kereta. 

Selama perjalanan kami hanya terdiam, bicara seperlunya dengan bahasa isyarat, maklum saya tidak bisa berbahasa mandarin. 

Tuhan juga berkomunikasi dengan manusia, bahkan Beliau yang menginisiasi komunikasi tersebut. 

Ibrani 1:1
"Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi."

"Pelbagai cara"
NKJV "various ways"
TPT "many different ways" 

Mengapa Tuhan berbicara kepada manusia, terutama umat-Nya dengan berbagai cara? 

Menurut saya karena Dia Tahu betul bagaimana berkomunikasi kepada manusia sesuai konteks kekinian zaman dan latar belakang kehidupan ketika pesan-Nya hendak disampaikan. 

Ayat kedua menegaskan bahwa Allah berbicara melalui perantaraan Anak-Nya, TPT memakai istilah 'in the language of a Son' (dalam bahasa seorang Putra). 

Yesus menjadi bahasa Allah, cara Allah berkomunikasi dengan manusia. 

Nah, Yesus inipun perlu dikomunikasikan sesuai konteks kekinian zaman. 

Missio Ecclesia (misi gereja) akan tidak maksimal jika gereja gagal mengkomunikasikan Yesus kepada generasi di zaman di mana kita berada. 

Jangan salah, Yesus dan Alkitab tidak berubah dan tidak boleh dirubah, alias tidak bisa dikontekstualkan, apa yang Alkitab larang tidak boleh dipermisifkan. 

Pada sisi lain, bahasa adalah produk budaya yang tentunya akan berkembang dan berubah, nah, bagaimana mengkomunikasikan Yesus dan firman-Nya yang memang mesti dikontekstualusasikan sesuai kekinian zaman. 

Jangan salah mengerti, istilah mengkomunikasikan atau membahasakan bukan terbatas hanya pada bahasa verbal berupa khotbah, melainkan kepada keseluruhan pesan, dari persiapan, cara penyampaian, dan si penyampai sendiri. 

Gereja, liturgi ibadah, teologi dan doktrin yang dianut, kebijakan pelayanan, keanekaragaman pelayanan, panggung dan gaya (outfit/fashion) orang-orang yang melayani di sana, bahkan termasuk lokasi gereja, semuanya adalah bagian dari komunikasi. 

Kemudian, pertanyaan paling krusial adalah apakah cara kita membahasakan Yesus dan Alkitab sudah sesuai dengan konteks kekinian zaman? 

Bagaimana respon anak-anak muda, sebagai perwakilan generasi muda terhadap pesan kita? 

Sudah tepatkah cara kita mengkomunikasikan Yesus dan firman-Nya? 

Lalu, mengapa banyak anak-anak muda seperti menguap dari dalam gereja? 

Perlu sebuah perenungan diri untuk mampu menjawabnya. 

#KiraKiraBegitu 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Senin, 01 November 2021

TIDAK PERLU TEOLOGI?

Seseorang pernah berkata, 

"Udaaah gak perlu teologi-telogiaan, yang penting praktik!"

Beliau yang mengucapkan kalimat demikian, pasti bicara tanpa berpikir jauh.

Begini, semua yang kita lihat, bahkan gunakan berasal dari sebuah teori.

Alat transportasi baik darat, udara maupun laut, semuanya berasal dari teori sebelum dia menjadi barang jadi.

Pun demikian dengan alat elektronik seperti televisi, alat-alat dapur, dan gawai pintar, bermula dari sebuah teori.

Jika kita tarik lebih jauh, sebelum teori ada ide.

Ide biasanya dimulai karena keterbatasan. 

Keterbatasan yang dihadapi biasanya diawali dengan sebuah khayalan berupa kalimat yang dimulai dengan kata "seandainya."

"Seandainya kami bisa menyeberang danau ini atau lautan ini."

"Seandainya kita bisa berpergian bersama-sama."

"Seandainya kita bisa terbang."

Itulah awal mulai dimulainya penciptaan alat transportasi darat, laut dan udara.

Dan berbagai "seandainya" yang lain telah menuntun manusia berinovasi dengan menemukan berbagai penemuan yang memudahkan hidupnya. 

Jadi menurut saya inovasi adalah sebuah usaha cespleng untuk mengatasi keterbatasan. 

Di mana teorinya? 

Teori fisika, aerodinamika, biologi, matematika, psikologi, dan lain-lain ada di alam tinggal diketemukan dan dikembangkan. 

Siapa yang meletakkan teori tersebut?

Tuhan! 

Arthur F. Holmes mengklaim bahwa semua kebenaran adalah kebenaran Tuhan, di manapun, kapanpun dan oleh siapapun itu diketemukan. 

Premisnya berasal dari kredo bahwa Tuhan adalah pencipta segala sesuatu. 

Kitab suci menuliskan, 
"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." Yeremia 1:5. 

Darimana Tuhan mengenal bahkan sebelum kita ada, selain dari kenyataan bahwa sebelum diciptakan kita ada di dalam pikiran dan ide-Nya?

Jadi, bahkan semua makhluk dimulai dari ide Tuhan.

Dari penjelasan di atas kita menyadari bahwa adalah mustahil dan akan menjadi sia-sia melakukan segala sesuatu, terutama pelayanan tanpa terlebih dahulu berteori. 

Lalu, beranjak dari klaim Holmes, kita bisa melihat bahwa adalah mustahil melakukan pelayanan tanpa berteologi.

Bahkan beberapa teolog lebih berani berkata bahwa semua ilmu pengetahuan mesti ditundukkan di bawah teologi, tujuannya agar manusia tidak melupakan Tuhan, bahkan "membunuh" Tuhan.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

BERANI JUJUR

BERANI JUJUR

By Leo Imannuel 

Kita mengagumi sesuatu yang dianggap sebagai kelebihan seseorang, hanya karena tidak mengetahui "isi dapurnya."

Sampai kita mengetahui berbagai manipulasi dan kebohohongan yang dilakukannya agar nampak baik bahkan lebih di mata orang,  maka kekaguman akan berubah menjadi ketidaksukaan.

Nah, bayangkanlah, bagaimana Tuhan yang Maha Tahu memandang hidup manusia yang bertopeng dan berpura-pura. 

Dia Tahu segalanya.

Dia paham betul semua topeng itu.

Dia mengerti semua kepura-puraan.

Dia sangat mafhum semua kelemahan bathin manusia akibat hidup dalam kepalsuan.

Matanya melihat sampai ke kedalaman jiwa, menebus semua topeng, memandang wajah asli dibalik senyuman manis namun bathin kosong melompong, menyelisik jiwa merana yang coba ditutupi dengan tawa, mengetahui keadaan asli dibalik semua gemerlap aksesoris yang melekat di tubuh.

Oleh karenanya Dia meminta setiap kita datang dengan jujur. 

Berani. 

Berani untuk jujur, pertama-tama bukan terhadap-Nya, melainkan berani jujur kepada diri sendiri.

Datang pada-Nya dengan apa adanya, bukan ada apanya.

Lepaskan, tanggalkan, dan singkapkan segalanya kepada Dia Yang Maha Tahu.

Selama kepalsuan masih dipertahankan pemulihan dan perbaikan akan menjauh, semakin menjauh, lalu hilang di lautan dusta diri.

Kita datang kepada-Nya, karena
Dia kuat, kita lemah, 
Dia kaya, kita miskin,
Dia berkuasa, kita tidak,
Dia kudus, kita penuh noda,
Dia baik dan penuh anugerah, pintu-Nya terbuka.

Kita tidak akan dikuatkan jika pura-pura kuat, tidak diberkati jika sok kaya, dan merasa memiliki kuasa, oleh karena sombong dan menolak bergantung kepada-Nya.

Jujurlah.

Berani jujur, kepada diri sendiri dan kemudian kepada Tuhan.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)