Seseorang pernah berkata,
"Udaaah gak perlu teologi-telogiaan, yang penting praktik!"
Beliau yang mengucapkan kalimat demikian, pasti bicara tanpa berpikir jauh.
Begini, semua yang kita lihat, bahkan gunakan berasal dari sebuah teori.
Alat transportasi baik darat, udara maupun laut, semuanya berasal dari teori sebelum dia menjadi barang jadi.
Pun demikian dengan alat elektronik seperti televisi, alat-alat dapur, dan gawai pintar, bermula dari sebuah teori.
Jika kita tarik lebih jauh, sebelum teori ada ide.
Ide biasanya dimulai karena keterbatasan.
Keterbatasan yang dihadapi biasanya diawali dengan sebuah khayalan berupa kalimat yang dimulai dengan kata "seandainya."
"Seandainya kami bisa menyeberang danau ini atau lautan ini."
"Seandainya kita bisa berpergian bersama-sama."
"Seandainya kita bisa terbang."
Itulah awal mulai dimulainya penciptaan alat transportasi darat, laut dan udara.
Dan berbagai "seandainya" yang lain telah menuntun manusia berinovasi dengan menemukan berbagai penemuan yang memudahkan hidupnya.
Jadi menurut saya inovasi adalah sebuah usaha cespleng untuk mengatasi keterbatasan.
Di mana teorinya?
Teori fisika, aerodinamika, biologi, matematika, psikologi, dan lain-lain ada di alam tinggal diketemukan dan dikembangkan.
Siapa yang meletakkan teori tersebut?
Tuhan!
Arthur F. Holmes mengklaim bahwa semua kebenaran adalah kebenaran Tuhan, di manapun, kapanpun dan oleh siapapun itu diketemukan.
Premisnya berasal dari kredo bahwa Tuhan adalah pencipta segala sesuatu.
Kitab suci menuliskan,
"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." Yeremia 1:5.
Darimana Tuhan mengenal bahkan sebelum kita ada, selain dari kenyataan bahwa sebelum diciptakan kita ada di dalam pikiran dan ide-Nya?
Jadi, bahkan semua makhluk dimulai dari ide Tuhan.
Dari penjelasan di atas kita menyadari bahwa adalah mustahil dan akan menjadi sia-sia melakukan segala sesuatu, terutama pelayanan tanpa terlebih dahulu berteori.
Lalu, beranjak dari klaim Holmes, kita bisa melihat bahwa adalah mustahil melakukan pelayanan tanpa berteologi.
Bahkan beberapa teolog lebih berani berkata bahwa semua ilmu pengetahuan mesti ditundukkan di bawah teologi, tujuannya agar manusia tidak melupakan Tuhan, bahkan "membunuh" Tuhan.
#KiraKiraBegitu
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar