Agama siapa yang paling benar?
Agama kamu atau agama aku?
Bagi saya, agama sayalah yang paling benar, makanya saya tetap memeluk agama saya.
Jikalau saya berpikir bahwa agama kamu yang paling benar maka saya sudah pasti akan memeluk agamamu.
Jika percakapan ini diteruskan maka sudah pasti akan berujung kepada pertengkaran.
Untuk membuktikan agama sayalah yang paling benar atau pastinya lebih benar dari agamamu, maka saya perlu membuktikannya.
Di sinilah ilmu perbandingan agama bermain.
Untuk membuktikannya saya pasti harus membeberkan kelebihan agama saya dan kekurangan agama kamu.
Nah, kamu rela mendengar tidak?
Mendengar tanpa panas hati karena agamamu direndahkan.
Pasti kamu tidak mau, oleh karenanya, berhentilah bertanya di ruang publik agama siapa yang paling benar.
Jika kamu secara tidak sengaja maupun sengaja mendengar kuliah seorang pemuka agama di ruang privat, semacam ruang kuliah atau rumah ibadah, mengenai perbandingan agama yang sudah pasti mengagungkan agamanya dan merendahkan agamamu,
Kamu tidak boleh marah.
Karena si pemuka agama tersebut sedang menguatkan iman kepercayaan umatnya terhadap agamanya dan dilakukan di ruang privat untuk kalangan sendiri.
Kan, tidak mungkin dia mengagungkan agamamu di hadapan umat agamanya.
Lain cerita ketika kuliah tersebut di rekam lalu di share di ruang publik.
Jadi di dalam pergaulan secara umum, di tengah-tengah masyarakat kita menunjukkan kebenaran agama kita bukan dengan jalur filosofis dan teologis dogmatis, namun dengan perbuatan.
Jikalau agamamu yang paling benar maka akan sangat terlihat dari perilakumu, terutama dari bagaimana kamu memerlakukan sesamamu yang berbeda kepercayaan.
Bungkuslah kebenaran agamamu bukan cuma dengan perkataan filosofis teologis semata, namun terutama dengan manisnya budi pekertimu.
Sehingga agamamu ada manfaatnya bagi sesama.
Jika saja ini dilakukan maka pasti tidak akan ada ruang bagi terorisme, karena tidak ada yang mau jadi teroris, bahkan konsep mengenai terorismepun akan sirna dan agama akan menutup mulut para skeptis dan ateis.
Siapa saya dan kamu di sini?
Saya dan kamu adalah kita sekalian.
#KiraKiraBegitu
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
#TheEncounter
#LeoImannuel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar