Kamis, 31 Mei 2018

Daud Bagian 8

Daud 8

Ketika Daud menyatakan niatnya untuk melawan Goliat apakah tanggapan Saul?

1 Samuel 17:33
Tetapi Saul berkata kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit."

Saul menggunakan kata 'Tidak Mungkin' karena menjadikan dirinya dan Goliat sebagai ukuran bagi Daud.

Maksudnya begini, sedang dirinya yang prajurit gagah perkasa saja tidak mampu mengalahkan Goliat apalagi Daud, kira-kira begitu.

Apakah kata 'Tidak Mungkin' menghalangi Daud? Tentu tidak!

Kita semua mengetahui kemudian Daud berhasil mematahkan 'Tidak Mungkin' tersebut dengan membunuh Goliat.

Mentalitas 'Tidak Mungkin' telah memenjara Saul, dengan membesarkan tantangan dan mengerdilkan diri sendiri dan Tuhan.

Pada opening film animasi Bee Movie ada sebuah kalimat menarik, dikatakan bahwa menurut ilmu aerodinamika lebah tidak mungkin bisa terbang, sayapnya terlalu kecil dan tubuhnya terlalu besar. Namun, lebah tidak perduli, mereka terbang saja.

Apakah ketidakmungkinan di dalam hidup Anda?

Apakah ada 'Tidak Mungkin' yang orang katakan kepada Anda atau bahkan yang Anda katakan kepada diri sendiri?

Anda tidak akan pernah dapat menaklukkannya jika hanya termangu dan mempercayai bahwa itu 'Tidak Mungkin.'

Namun perlu diingat bahwa Daud tidak secara sembrono mengalahkan Goliat.

Ada perhitungan kuat yang dia yakin akan mampu mengalahkannya, apakah itu?

Pada tulisan kemarin, kita belajar bahwa Daud selalu bergantung kepada Tuhan.

Tuhan adalah senjata rahasia Daud.

Meskipun penting, namun 'Tidak Mungkin' tidak dapat dikalahkan hanya oleh kepercayaan diri belaka.

Kita harus melibatkan Tuhan dan mempercayai-Nya dalam segala keadaan.

Taati Tuhan ketika Dia melatih Anda langkah demi langkah agar kelak mampu mengalahkan 'Tidak Mungkin' tersebut.

#Daud

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Rabu, 30 Mei 2018

Daud Bagian 7

Daud 7

Apakah Daud dengan naif dan pongah menantang Goliat?

Apakah tidak ada hitungannya sama sekali sehingga Daud nekat melawan Goliat?

Tentunya tidak.

Meskipun masih muda, Daud bukanlah seorang yang sembrono.

Jika Daud seorang yang sembrono tentunya singa maupun beruang sudah menghabisinya di padang penggembalaan.

Kita lihat beberapa reaksi Daud ketika menghadapi Goliat:

1 Samuel 17:26
".......... Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?"

Kemarahan Daud terhadap hinaan Goliat bukanlah kemarahan ego seorang muda, melainkan karena pembelaan dan kebanggaannya karena menjadi bagian laskar dari Allah yang hidup.

1 Samuel 17:37
Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau."

Selama 'pendidikannya' di padang penggembalaan Daud belajar apa artinya bergantung dan berlindung pada Tuhan.

Di dalam Mazmur 121:2 Daud menulis:
"Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi."

Daud menulis ini berdasarkan pengalamannya.

Lebih jauh Daud memproklamasikan kepada Goliat bahwa pertempuran ini adalah pertempuran Tuhan.

1 Samuel 17:45-47
Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.

Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah,

dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan TUHANlah pertempuran dan Ia pun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami."

Dari ketiga ayat di atas Daud menegaskan, pertama ini adalah peperangan Tuhan. Goliat bukan bertempur dengan Daud semata, melainkan dengan Tuhan semesta langit.

Kedua Daud menyatakan apa yang akan diperbuatnya terhadap Goliat dan ketiga Daud hendak mengajar bangsa Israel bahwa di pihak mereka ada Tuhan. Jangan takut, Tuhan beserta dengan mereka.

Iman Daud bukanlah iman yang konyol dan tanpa perhitungan.

Daud mengalami sendiri perlindungan Tuhan selama 'pendidikannya' di padang penggembalaan.

Seperti Daud, kita juga menghadapi peperangan kita sendiri, dengan Goliat yang berbeda berdiri menghalangi jalan.

Memastikan bahwa kita ada dipihak Tuhan jauh lebih penting dari segalanya.

Selalu libatkan Tuhan di dalam segala apa yang kita lakukan.

Kesuksesan tanpa Tuhan di dalamnya menjadi sia-sia dan hampa.

#Daud

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Selasa, 29 Mei 2018

Daud Bagian 6

Daud 6

Apakah hanya karena faktor keberuntungan (beginner's luck) Daud berhasil mengalahkan Goliat?

Ketika Daud mengajukan diri untuk melawan Goliat, di tengah-tengah para prajurit Israel dan bahkan Saul yang ketakutan, apakah Daud hanya seorang muda naif tanpa pengalaman yang terlalu semangat sehingga agak sembrono dan takabur?

Paling tidak ucapan Saul menggambarkan anggapan semua orang kala itu:

Tetapi Saul berkata kepada Daud: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit."
1 Samuel 17:33

Saul mentertawakan niat Daud, kurang lebih Saul menasihati Daud untuk mengukur kemampuan diri sendiri, jangan takabur.

Namun, Saul dan semua orang yang meragukan Daud salah besar.

Daud bukanlah seorang pemuda naif tanpa pengalaman yang terlalu semangat sehingga agak sembrono dan takabur.

Yang orang tidak tahu adalah bahwa di padang penggembalaan Tuhan telah melatih Daud untuk menjadi seorang raja yang gagah perkasa.

Beruang dan singa adalah lawan tanding yang dipakai Tuhan untuk melatih kemampuan berstrategi dan bertempur.

Dari mana Daud bisa dengan tepat mengarahkan batu diumbannya tepat di dahi Goliat, kalau bukan karena latihan yang tekun.

Dari rajin dan ketekunannya melakukan tanggungjawab harian yang tampaknya sepele, Tuhan sedang melatih Daud untuk memiliki keterampilan tempur dan naluri perang.

Tuhan mempersiapkannya untuk sebuah kesempatan yang akan mempromosikannya dari hanya seorang gembala menjadi pahlawan yang gagah perkasa dan dielu-elukan di seluruh Israel.

Jangan pernah remehkan apapun pekerjaan atau pelayanan yang Tuhan percayakan kepada Anda hari ini.

Lakukanlah dengan segenap hati meski kurang perhatian dan penghargaan, karena sesungguhnya Tuhan sedang memberi pelatihan agar siap untuk sebuah kesempatan yang akan mempromosikan Anda.

Ketika promosi datang, Anda tahu bahwa Anda telah siap.

Penggenapan pentahbisan Samuel kepada Daud menjadi raja Israel, tidak dimulai ketika Daud mengalahkan Goliat.

Itu dimulai di padang penggembalaan, jauh dari istana, jauh dari medan perang, jauh dari perhatian orang.

Kesuksesan Anda tidak dimulai nanti, melainkan hari ini, yang mungkin jauh dari sorotan spotlight publik, namun Tuhan ada di sana sedang mempersiapkan diri Anda untuk sebuah promosi.

#Daud

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Senin, 28 Mei 2018

Daud Bagian 5

Daud 5

1 Samuel 16:16-18
(16) baiklah tuanku menitahkan hamba-hambamu yang di depanmu ini mencari seorang yang pandai main kecapi. Apabila roh jahat yang dari pada Allah itu hinggap padamu, haruslah ia main kecapi, maka engkau merasa nyaman."

(17) Berkatalah Saul kepada hamba-hambanya itu: "Carilah bagiku seorang yang dapat main kecapi dengan baik, dan bawalah dia kepadaku."

(18) Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya: "Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia."

Ada satu hal yang menarik hati saya dari ayat-ayat di atas.

Percakapan Saul dengan hamba-hambanya terjadi akibat Saul diganggu roh jahat, lalu hamba-hambanya mengusulkan untuk mencari seorang pemain kecapi.

Yang menarik untuk ditanyakan adalah dari mana hamba-hamba Saul tahu bahwa Daud pandai bermain kecapi?

Lalu dari mana pula mereka bisa yakin bahwa Daud adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa?

Istilah pahlawan yang gagah perkasa dalam bahasa aslinya bernuansa seorang pemberani dan perkasa di medan perang.

Nah, kala itu Daud hanyalah seorang gembala domba, belum pernah berperang sebelumnya.

Bahkan baru pada pasal 17-lah Daud  berperang dan mengalahkan Goliat.

Lalu pada pasal 16 dari mana mereka tahu?

Sederhana saja, kepandaian Daud bermain kecapi dan keberaniannya melawan singa dan beruang sudah melegenda dan menjadi buah bibir di antara para gembala.

Sampai akhirnya hamba-hamba Saul  melihat dan mendengar sendiri bagaimana indahnya Daud bermain kecapi.

Merekalah orang-orang yang akhirnya mempromosikan Daud sampai masuk istana.

Daud bukan hanya rajin melakukan tugas-tugas harian yang tampaknya sepele, namun dia melakukannya dengan sungguh-sungguh.

Tanpa disadarinya, ada orang-orang yang memperhatikan dan pada akhirnya ketika ada kesempatan merekalah yang mempromosikan Daud.

Sekali lagi lakukanlah tugas-tugas yang menjadi bagian kita meski tampaknya sepele dan kurang dihargai.

Sesungguhnya melalui itu semua Tuhan sedang melatih kita untuk sebuah pekerjaan besar.

Kesempatan dan promosi akan datang, dan Tuhan sedang mempersiapkan kita untuk kesempatan tersebut.

Berikan effort yang terbaik atas semua yang kita lakukan.

Diam-diam ada orang-orang yang memperhatikan dan menyukai kesungguhan kita dalam melakukannya.

Tetaplah berjuang, teruslah belajar guna mengembangkan talenta yang Tuhan beri sehingga dapat memberikan yang terbaik.

#Daud

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Minggu, 27 Mei 2018

Daud Bagian 4

Daud 4

Melalui perkataan Eliab kita mengerti bahwa Daud hanya melakukan tugas-tugas remeh:

".........Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun?...." (1 Samuel 17:28)

Benarkah Daud hanya menggembalakan 2-3 ekor kambing domba?

Tentu tidak demikian.

Beberapa ayat di bawah ini membuktikannya kepada kita.
1 Samuel 17:15
" Tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem."

Apakah benar Isai hanya memiliki 2-3 ekor kambing domba? Jika demikian lalu mengapa Daud harus repot bolak-balik Yerusalem Bethlehem?

Pastinya Isai memiliki banyak kambing domba yang memerlukan supervisi dari Daud.

1 Samuel 17:20
" Lalu Daud bangun pagi-pagi, ditinggalkannyalah kambing dombanya pada seorang penjaga......."

Jika kambing domba Isai hanya 2-3 ekor, tentunya Daud tinggal memasukkannya ke dalam kandang bukan?

'Seorang penjaga' menggambarkan jumlah yang cukup banyak.

Jadi menurut saya ejekan Eliab hendak menegaskan bahwa pekerjaan sebagai prajurit jauh lebih penting dan lebih terhormat daripada pekerjaan sebagai seorang gembala.

Pun jika memang benar demikian, Daud tetap melakukan tanggungjawabnya dengan sungguh-sungguh.

Kita bisa melihat ini dari kedua ayat di atas, demi tanggung jawabnya sebagai gembala Daud harus bolak balik Yerusalem dan Bethlehem, kemudian Daud tidak membiarkan kambing dombanya tanpa pengawasan ketika dia tidak ditempat.

Selain itu, Daud berani bertaruh nyawa demi kambing dombanya.

1 Samuel 17:34-36
(34) "Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya,"
(35) " maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya."
(36) "Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup."

Dari keterangan ketiga ayat di atas kita bisa melihat betapa bertanggungjawabnya Daud terhadap pekerjaan yang tampaknya sepele.

Kecenderungan banyak orang adalah suka menyepelekan tanggungjawab yang tampak sederhana di mata manusia.

Jangan pernah remehkan hal-hal sederhana di dalam hidup kita.

Kerjakanlah pekerjaan-pekerjaan harian yang menjadi bagian kita sebaik mungkin seremeh apapun tampaknya itu.

Tuhan dan juga manusia tidak menilai dari remehnya pekerjaan yang kita lakukan, namun menilai dari tanggungjawab dan kesungguhan yang kita berikan terhadap pekerjaan-pekerjaan tersebut.

It is not just about the job but the effort you put to your job is far more important.

Apapun yang Tuhan dan manusia percayakan lakukanlah dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:23)
.
Mungkin orang-orang di sekeliling atau mungkin atasan tidak memperhatikan bahkan kurang menghargai semua usaha dan kerja keras kita, namun jangan lupa ada Tuhan yang memperhatikan dan diam-diam ada orang lain yang juga memperhatikan segala yang kita kerjakan.

Ingatlah selalu bahwa promosi datang dari Tuhan dan Tuhan menggerakkan orang lain yang diam-diam memperhatikan apa yang kita lakukan untuk memberikan promosi tersebut.

#Daud

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Jumat, 25 Mei 2018

Daud Bagian 3

Daud 3

Tahukan Anda bahwa yang membawa Daud ke Istana bukanlah karena dia berhasil membunuh Goliat, melainkan karena hobinya bermain kecapi.

1 Samuel 16:18-19
(18) Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya: "Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia.
(19) Kemudian Saul mengirim suruhan kepada Isai dengan pesan: "Suruhlah kepadaku anakmu Daud, yang ada pada kambing domba itu."
Apa yang Daud lakukan ketika domba-domba gembalaannya sedang makan di padang penggembalaan?

Dia bermain kecapi.

Bermain kecapi bukanlah tugas utamanya, namun seperti sebuah hobi.

Sambil menunggu Daud menyembah Tuhan sambil bermain kecapi.

Dari sana terciptalah keintiman dengan Tuhan.

Dari keintiman tersebut lahirlah banyak karya sastra berkualitas tinggi dalam bentuk Mazmur.

Mengapa Tuhan lebih memilih Daud daripada saudara-saudaranya yang lain?

Melalui seluruh kehidupannya kita bisa melihat betapa hubungannya dengan Tuhan adalah sesuatu yang penting.

Mungkin pekerjaan harian Daud sebagai gembala kurang penting, sehingga bahkan Eliabpun meremehkannya.

".........Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun?...." (1 Samuel 17:28)

Perkataan _'dua tiga ekor'_ adalah sebuah ejekan terhadap pekerjaan Daud yang dianggap kurang penting.

Namun satu hal yang Eliab kurang paham adalah bahwa kualitas keintiman Daud dengan Tuhan sangat dalam.

Di tengah-tengah menjalankan pekerjaannya yang sepele Daud mengambil hati Tuhan.

Menurut saya Daud mengerti benar bahwa sesungguhnya promosi datang dari Tuhan.

Itulah mengapa Daud menulis di dalam Mazmur 113:7-8

"Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, bersama-sama dengan para bangsawan bangsanya."

Di manapun posisi kita dan apapun pekerjaan yang kita lakukan hari ini, ingatlah untuk selalu membangun keintiman dengan Tuhan.

Sembahlah Tuhan dan nikmatilah firman-Nya senantiasa.

Mencari hati Tuhan jauh lebih penting daripada 'mencari muka' manusia.

Ingatlah senantiasa bahwa promosi itu datangnya dari Tuhan.

#Daud

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

Kamis, 24 Mei 2018

Daud Bagian 2

Daud 2
1 Samuel 16:11
Lalu Samuel berkata kepada Isai: "Inikah anakmu semuanya?" Jawabnya: "Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba." Kata Samuel kepada Isai: "Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari."

Pertanyaan Samuel kepada Isai menggambarkan posisi Daud di dalam pandangan orang tua dan saudara-saudaranya.

Mengapa Daud tidak dipanggil oleh ayahnya?

Menurut saya bukan karena Daud dikucilkan oleh ayah dan saudara-saudaranya, melainkan hanya karena Daud bukanlah tipikal yang cocok untuk menjadi raja.

Dengan wajah kemerahan, matanya indah dan parasnya elok, tidaklah menggambarkan seorang raja yang seharusnya gagah perkasa, berwibawa dan menakutkan bagi musuh.

Namun, siapa sangka dibalik gambarannya yang kemayu tersebut terdapat jiwa seorang pahlawan yang gagah perkasa, roh seorang raja agung dan paling dihormati sepanjang sejarah monarki Israel.
Samuel diutus Tuhan untuk membangkitkan jiwa dan roh raja besar tersebut dari dalam jiwa Daud.
Daud mungkin hanya anak bungsu yang agak diremehkan, namun kini jiwa seorang raja sudah dibangunkan dari dalam dirinya.

Mungkin hari-hari ini Anda seperti Daud dahulu, tidak dianggap dan cenderung diremehkan orang lain.

Tapi dengarkan ini, Tuhan menginvestasikan hal-hal yang besar di dalam dirimu.

Ada potensi luar biasa di dalam dirimu yang perlu dibangkitkan.

Seperti Daud, Andapun diciptakan untuk tujuan-tujuan tertentu, dan pastinya bukanlah tujuan yang sepele.

Anda berada di bumi ini bukan dengan cara diseludupkan.

Anda diciptakan untuk sebuah tujuan.

Jangan dengarkan hal-hal negatif dan melemahkan yang orang coba katakan mengenai Anda.

Apa yang Tuhan katakan mengenai Anda, dan apa yang Anda percayai mengenai diri sendiri jauh lebih penting dan jauh lebih menentukan.

Dari padang pengembalaan Tuhan membawa Daud ke Istana.

Entah berada di mana posisi Anda hari ini, Tuhan mampu membawamu jauh melampaui ekspektasimu sendiri.

Dia mampu mempromosikanmu jauh lebih hebat dari apa yang manusia mampu lakukan.

Tetaplah percaya, tetaplah semangat mengerjakan bagianmu.

Tuhan akan mengerjakan bagian-Nya.

#Daud

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Rabu, 23 Mei 2018

Daud Bagian 1

1 Samuel 16:12-13
Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu TUHAN berfirman: "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia." 
Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

Tidak ada seorangpun memiliki tampang buat apapun.

Tidak ada pencopet punya tampang pencopet.

Jika pencopet punya tampang pencopet, maka dapat dipastikan tidak ada orang yang akan kecopetan.

Pun demikian dengan penipu, jika penipu punya tampang penipu maka tidak ada seorangpun akan tertipu.

Demikianlah halnya dengan sukses.

Orang sukses punya tampang sebagai orang sukses setelah dia sukses.

Orang kaya punya tampang orang kaya setelah dia kaya.

Daud tidak memiliki tampang sebagai raja.

Menjadi raja pada masa itu, haruslah seorang yang berperawakan gagah perkasa, tinggi besar dan jago berperang.

Alkitab menggambarkan perawakan Saul raja pertama Israel sebagai seseorang yang paling elok rupanya di seluruh Israel dan lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.
(1 Samuel 9:2)

Tak heran begitu melihat Eliab Samuel langsung jatuh hati dan berkata di dalam hatinya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya." (1 Samuel 16:6). 

Dan seperti apakah perawakan Daud? Ia kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. (1 Samuel 16:12).

Intinya Daud tidak ada tampang untuk menjadi raja. Menjadi seorang foto model mungkin.

Itulah mengapa Isai tidak memanggil Daud, karena memang anak bungsunya itu pastilah tidak memiliki kualifikasi sebagai seorang Raja.

Namun, puji Tuhan, Dia tidak memandang rupa seseorang, tidak pernah memilih seseorang berdasarkan latar belakang sosial, budaya atau kasta.

Tuhan hanya melihat hati seseorang.

1 Samuel 16:7b
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: ............Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." 

Apapun keadaanmu hari ini, dari manapun Anda berasal, dari status ekonomi macam apapun, atau dari keluarga seperti apapun Anda dilahirkan, Tuhan tidak memandangnya.

Dia hanya melihat kualitas hatimu kepada-Nya.

Daud menjadi raja bukan karena memiliki tampang seorang raja.

Daud menjadi raja semata-mata karena Tuhan senang dengan hatinya.

Kemudian kita tahu bahwa Daud adalah seorang penyembah, tulus, jujur dan pemberani dan tidak sombong.

Kualitas demikianlah yang Tuhan cari dalam diri seseorang.

Bangkitlah kawan, jangan perdulikan hal-hal negatif yang setan dan dunia coba tanamkan di dalam jiwamu.

Mulailah dengarkan apa yang Tuhan  katakan kepadamu, bahwa Dia mengasihimu, dia memberkatimu, menciptakanmu dengan ajaib.

Daud sangat menyadari hal itu, sehingga dia menulis Mazmur yang sangat bagus:

Mazmur 139:14 
"Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya."

You are simply fearfully and wonderfully made.

Anda adalah sasaran utama dari Kasih-Nya.

Untukmu Dia rela mengorbankan Putra Tunggalnya sendiri.

Kesuksesan menjadi milikmu karena Tuhan menyertaimu senantiasa.

#Daud

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Senin, 21 Mei 2018

Meminta Di Dalam Doa

Meminta di dalam doa itu tidak salah dan tidak akan pernah menjadi salah.

Jadi jangan pernah berpikir kalau meminta kepada Tuhan itu, doanya kalah keren dibandingkan dengan yang hanya berdiam diri saja.

Justru ketika meminta di dalam doa kita sedang memuliakan Tuhan, karena kita menjadikan-Nya sumber segala kehidupan.

Kita mengaku diri ini lemah dan hanya Dialah sumber segala penghidupan kita, makanya kita meminta kepada-Nya.

Yang salah itu ketika kita memaksa Tuhan untuk mengabulkan segala doa dan permohonan sesuai keinginan dan waktu kita.

Bahkan, Tuhan Yesus ketika berdoapun meminta kepada Bapa-Nya, namun Dia mengakhiri doanya dengan kalimat "Bukan kehendak-Ku yang jadi melainkan kehendak-Mu."

Nah, jadi biarkan Dia jadi Tuhan dan relakan diri kita jadi hamba-Nya yang tunduk dan menerima dengan lapang dada segala kehendak dan keputusan-Nya atas segala doa dan permohonan kita.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Yusuf Bagian 11

Keberhasilan Yusuf adalah keberhasilan (dari) Allah.

Hikmat Yusuf adalah hikmat (dari) Allah.

Berkat Yusuf adalah berkat (dari) Allah.

Akibat Yusuf menyadari bahwa Tuhan senantiasa menyertainya, oleh karenanya dia selalu memuliakan Tuhan,

ayat-ayat di bawah ini memberitahu kita apa yang terjadi kepada orang-orang lain ketika Yusuf selalu memuliakan Tuhan:

Kejadian 39:3
"Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN (Yehôvâh יהוה) dan bahwa TUHAN (Yehôvâh יהוה) membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya"

Kejadian 41:38-39 
Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?" (rûach 'ĕlôhı̂ym רוּח אלהים) Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena  Allah ('ĕlôhı̂ym אלהים) telah memberitahukan semuanya ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana seperti engkau."

Baik Firaun maupun Potifar menyadari bahwa ada Tuhan yang Maha Besar dan Maha Kuasa yang menyertai Yusuf, oleh karenanya mereka ikut memuliakan Tuhan.

Hari ini apakah Anda sudah memuliakan Tuhan di atas semua perjuangan dan kesuksesanmu?

Apakah orang-orang di sekeliling Anda menyadari kehadiran Tuhan di balik semua perjuangan dan kesuksesanmu?

Mulailah dengan sikap hati yang mengakui karya Tuhan di dalam hidupmu, karena hal tersebut pasti akan mempengaruhi sikap hidupmu, dan akan terlihat dari tutur katamu yang memuliakan Tuhan.

Seluruh hidup kita, tujuannya hanya satu, yakni memuliakan Tuhan Yesus.

#Yusuf11

#BagianTerakhir

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Yusuf Bagian 10

Siapa yang dibenci oleh saudara-saudaranya? Yusuf.

Siapa yang dibuang ke sumur? Yusuf.

Siapa yang dijual jadi budak? Yusuf.

Siapa yang bekerja jadi budak di rumah Potifar? Yusuf.

Siapa yang berpikir dan kemudian bekerja keras untuk mengatur seluruh rumah tangga Potifar? Yusuf.

Siapa yang tahan digoda oleh istri Potifar? Yusuf.

Siapa yang masuk penjara? Yusuf.

Siapa yang kemudian karena kepandaiannya bekerja keras mengatur seluruh penjara? Yusuf.

Siapa yang mengartikan mimpi juru roti, juru minuman dan kemudian mengartikan mimpi Firaun? Yusuf.

Siapa yang begitu pandainya dia mampu mengatur seluruh Mesir? Yusuf.

Di mana peranan Tuhan?

Di tengah kesuksesan seringkali orang tergoda untuk berpikir bahwa dia berhasil karena kekuatan tangannya sendiri.

Karena memang betul, dia yang berpikir, dia yang keringatan dan kesulitan berjuang, dan kemudian dia sendiri yang berhasil.

Namun, Yusuf berbeda.

Berkali-kali Alkitab mengatakan bahwa Tuhan menyertai Yusuf di rumah Potifar (Kejadian 39:2, 3, 5), Yusuf sangat menyadari ini, sehingga alasan di balik penolakannya terhadap godaan istri majikannya adalah:

Kejadian 39:9 
"......... Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah? ( Elohim  אלהים)

Di dalam penjarapun jejak penyertaan Tuhan atas Yusuf terlihat sangat jelas (Kejadian 39:21-23).

Ketika mengartikan mimpi juru minuman dan juru rotipun, Yusuf selalu me- refer kepada Tuhan:

Kejadian 40:8b
"......... "Bukankah Allah (Elohim  אלהים) yang menerangkan arti mimpi?"

Pun demikian di hadapan Firaun, Yusuf tetap memberikan kemuliaan kepada Tuhan:

Kejadian 41:16
Yusuf menyahut Firaun: "Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah (Elohim  אלהים) juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun."

Kejadian 41:25 
Lalu kata Yusuf kepada Firaun: "Kedua mimpi tuanku Firaun itu sama. Allah (Elohim  אלהים) telah memberitahukan kepada tuanku Firaun apa yang hendak dilakukan-Nya."

Sikap hati yang mempengaruhi sikap hidupnya, terlihat dari tutur kata yang memuliakan Tuhan, menuntunnya menemukan panggilan sejatinya, bukan hanya sekedar untuk menjadi raja muda Mesir, melainkan melaluinya Yusuf menyelamatkan bangsa-bangsa di dunia dari kepunahan akibat bencana kelaparan, bahkan terutama menyelamatkan keluarganya sendiri, yang dengan demikian Yusuf turut mengamankan karya keselamatan melalui Kristus yang di bawa oleh keluarganya.

Tidak heran Yusuf mampu mengampuni saudara-saudaranya.

Karena dia sadar sesadar-sadarnya bahwa Tuhan turut bekerja di dalam segala hal untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi-Nya.

Siapakah sutradara kesuksesan kita?

Apakah diri Anda sendiri?

Tentu setiap kita memiliki peran yang tidak sepele di dalam kesuksesan diri sendiri, namun, perlu diingat sebagai anak-anak Tuhan, ada Bapa yang mengatur hidup kita sesuai dengan rencana-Nya yang sempurna dan seringkali jauh berbeda dari apa yang kita sudah bayangkan atau rencanakan.

Ingatlah, ada Tuhan dibalik perjuangan dan kesuksesanmu.


#Yusuf10

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Yusuf Bagian 9

Yusuf akhirnya dapat menggapai masa depan yang gilang gemilang.

Orang tua dan saudara-saudaranya sujud kepadanya.

Namun, kisah Yusuf tidak berhenti sampai di sana.

Kesuksesan yang dilihat dan dijanjikan kepadanya bukanlah tujuan utama, melainkan hanya sebuah cara agar tujuan yang lebih besar dapat tercapai.

Kejadian 45:5-8
"Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu. Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai. Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong. Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir."

Yusuf akhirnya mengerti bahwa segala kesuksesan yang diraihnya bukanlah buat hormat dan kemuliaannya sendiri, melainkan demi menyelamatkan nasib keluarganya, bahkan nasib banyak bangsa dari kepunahan akibat bencana kelaparan.

Lebih jauh, rencana Tuhan melalui Yusuf adalah mengamankan rencana besar Tuhan, yakni keselamatan bagi umat manusia melalui Yesus Kristus.

Apa yang Anda anggap sebagai puncak kesuksesan?

Jabatan? Kekayaan? Kejayaan?

Setelah Anda dapat meraihnya, lalu apa?

Apakah hanya itu? Ataukah ada tujuan ilahi yang jauh lebih besar dan mulia daripada itu semua?

Matius 6:33 
"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."

Sebelum ayat ini, Tuhan Yesus sedang mengajarkan kepada murid-murid-Nya bahwa burung dan bunga bakung dipelihara Tuhan, apalagi hidup mereka.

Bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah mencari sandang, pangan dan papan, namun anak-anak Tuhan harus mencari tujuan kerajaan di dalam hidup mereka.

Apakah tujuan kerajaan bagi hidupmu? Apakah kehendak Tuhan bagimu?

Apa yang akan Tuhan lakukan melalui segala kesuksesan yang akan Anda capai?

Yusuf berhasil menemukannya, kitapun harus dapat menemukannya.

Ingatlah bahwa Tuhan tidak mengukur kesuksesan kita dari pencapaian-pencapaian duniawi, Tuhan melihat pencapaian kita berdasarkan tujuan-tujuan-Nya buat kita.

#Yusuf9

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Yusuf Bagian 8

Menunggu adalah pekerjaan yang menjemukan.

Apalagi menunggu penggenapan janji akan kesuksesan di dalam keadaan serba kekurangan.

Melihat setiap kesempatan lewat begitu saja di depan mata dan dilupakan oleh orang-orang yang pernah kita bantu tentu menyakitkan hati.

Demikianlah yang dialami oleh Yusuf.

Kejadian 40:23
"Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya."

Bagaimana kira-kira perasaan Yusuf?

Geregetan? Mungkin.

Marah? Sepertinya demikian.

Kecewa? Bisa jadi.

Ngomel? Semua bisa saja.

Namun, itulah cara Tuhan.

Waktu-Nya selalu yang terbaik.

Ada sebuah idiom berbunyi "sukses terjadi ketika kesiapan dan kesempatan bertemu."

Itulah sebenarnya yang sedang terjadi di dalam hidup Yusuf.

Secara keahlian dia sudah siap, namun situasi dan kondisi belum membutuhkannya.

Kesempatan belum tiba, Tuhan sedang mengerjakannya sesuai dengan hikmat dan waktu-Nya.

Pada akhirnya kita tahu bahwa Yusuf menjadi the right man at the right place in the right time (orang yang tepat, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat).

Ketika waktunya tiba, Tuhan segera mempromosikan Yusuf naik puluhan tingkat, dari seorang budak dan tahanan menjadi seorang raja muda di Mesir.

Kejadian 41:41
"Selanjutnya Firaun berkata kepada Yusuf: "Dengan ini aku melantik engkau menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir."

Hari-hari ini mungkin Anda memiliki potensi yang belum dilirik orang, berbagai kesempatan diberikan kepada orang lain dan bukannya Anda, meskipun Anda merasa dapat melakukannya jauh lebih baik dari orang tersebut.

Bersabarlah dan tetaplah bertekun di dalam perjuangan. 

Lakukanlah selalu yang terbaik, meski bagi pekerjaan yang tampaknya sepele dan bagi orang-orang yang tampaknya tidak penting.

Sadarilah satu hal, selalu ada orang-orang yang memperhatikan Anda dan apa yang Anda kerjakan.

Seperti juru minuman yang pada akhirnya mempromosikan Yusuf, demikianlah di sekeliling Anda kemungkinan ada juru minuman yang suatu saat akan mempromosikan Anda.

Jika kesempatan tak jua kunjung datang, sebenarnya Tuhan sedang menyimpan, mempersiapkan dan saat yang bersamaan sedang menyiapkan sebuah kebutuhan besar yang cocok bagi Anda.

Sebuah kesempatan yang dapat mempromosikan Anda lebih cepat daripada yang lain.

#Yusuf8

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Yusuf Bagian 7

Dalam dua periode kehidupan Yusuf, yaitu di dalam rumah Potifar sebagai budak ataupun di dalam penjara sebagai tahanan, hidup Yusuf tidaklah benar-benar susah.

Kedua ayat di bawah ini menerangkannya bagi kita

Kejadian 39:6 
"Segala miliknya diserahkannya pada kekuasaan Yusuf, dan dengan bantuan Yusuf ia tidak usah lagi mengatur apa-apa pun selain dari makanannya sendiri."

Kejadian 39:22
"Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya."

Baik Potifar maupun Kepala Penjara  mempercayakan segala urusan rumah, bisnis maupun urusan penjara kepada Yusuf.

Yusuf menjadi seorang kepala atau manajer atas segalanya.

Apa rahasianya?

Kedua periode hidup Yusuf ini menjelaskan bahwa Tuhan menyertainya, sehingga apapun yang dipercayakan kepadanya bisa berhasil.

Jikalau kita mau jujur, meskipun di dalam tekanan perjuangan hidup atau panggilan Tuhan, pasti ada penghiburan dari Tuhan.

Itu merupakan bukti bahwa Dia menyertai kita sepanjang jalan.

Penyertaan Tuhan jauh lebih penting dari apapun di dalam dunia ini.

Semua tokoh-tokoh Alkitab menjadi berhasil karena disertai Tuhan, sebaliknya ketika Tuhan tidak menyertai kegagalan demi kegagalan mereka alami.

Di dalam berbagai pencobaan dan kesusahanpun Yusuf tetap bersinar karena Tuhan menyertainya.

Hidup kitapun tetap bersinar jikalau Tuhan menyertai kita.

Dari dalam penjara akhirnya Yusuf bangkit, bukan karena kepandaiannya melainkan semata-mata karena Tuhan menyertainya.

Tetaplah semangat berjuang, berkarya baik di dalam pelayanan maupun di dalam bidang yang lain.

Tundukkan kepala dan berdoalah untuk penyertaan-Nya di sepanjang hari ini.

Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.

#Yusuf7

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Yusuf Bagian 6

Baru saja keadaan sedikit membaik di rumah Potifar, Yusuf segera mengalami pengalaman paling pahit di dalam hidupnya, penjara.

Seolah menjadi budak saja tidak cukup menistakannya, Tuhan membawa Yusuf ke dalam penjara.

Kejadian 39:20
"Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana."

Sekali lagi, dimanakah Tuhan? Tidakkah Dia perduli nasib umatnya?

Well, seperti biasa Dia selalu turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8:28).

Pasti Anda pernah membaca ayat ayat di bawah ini:

Yesaya 55:8-9
"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu."

Dalam kisah Yusuf kita jadi mengerti ayat tersebut.

Yusuf sudah berada di Mesir, di rumah salah seorang pegawai kepercayaan Firaun, tapi kemudian bagaimana caranya membawa Yusuf ke dalam istana Firaun, tepat ke hadapannya untuk mempresentasikan keahliannya?

Penjara adalah jawabannya.

Begini,

Siapakah orang yang paling dipercaya oleh Firaun?

Mentrinya? Jenderal perangnya?

Orang yang paling dipercaya oleh Firaun adalah seseorang dengan jabatan yang akan paling mudah mencelakakannya.

Siapa dia?

Siapa lagi selain mereka yang setiap hari memiliki kesempatan untuk meracuni Firaun, mereka adalah juru minuman dan juru roti.

Sebagai seseorang dengan tugas sepenting itu tentunya kedua orang ini juga tidak akan mudah percaya sama orang.

Mereka akan sangat berhati-hati dengan siapa mereka bergaul.

Dapat dipastikan, budak seperti Yusuf bukanlah salah seorang yang mereka berdua akan memberi perhatian.

Lalu bagaimana cara Tuhan mempertemukan mereka?

Penjara adalah jawabannya.

Di dalam penjara, Yusuf adalah orang penting dan mereka berdua hanyalah seorang pesakitan.

Kejadian 39:22 
"Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya."

Tentu mereka mau mendengarkan Yusuf.

Kemudian kita tahu bahwa kepala juru minumanlah yang membawa Yusuf ke hadapan Firaun.

Seringkali apa yang kita pikirkan dan rencanakan berbeda dengan apa yang Tuhan lakukan di dalam hidup kita.

Tuhan memiliki pikiran yang maha dalam dan luas, sehingga hampir selalu kita tidak dapat memprediksi rencana-Nya.

Yang perlu kita lakukan hanyalah mempercayai dan mentaati-Nya dalam segala keadaan.

Mungkin keadaan Anda hari ini jauh dari apa yang Dia janjikan, namun ingatlah bahwa Tuhan mampu membawa Yusuf ke dalam istana Firaun dari dalam penjara.

Tetaplah lakukan yang terbaik, tetap menjaga integritas diri, karena promosi sedang dalam perjalanan dan akan tiba di saat-saat kita tidak mengiranya.

#Yusuf6

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Yusuf Bagian 5

Rumah Potifar memainkan peranan penting terhadap Yusuf dan karirnya ke depan.

Di rumah majikannya Yusuf belajar satu hal yang maha penting dari seluruh perjalanan hidupnya kelak, integritas.

Menurut KBBI Integritas adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.

Sementara Kamus Merriam-Webster mengartikan integritas sebagai ketaatan yang teguh kepada sebuah nilai kepercayaan, terutama hal moral, atau tidak bisa dikotori alias sangat jujur.

Hal ini paling terlihat ketika Yusuf meresponi godaan istri Potifar:

Kejadian 39:9
"bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"

Bagi Yusuf integritas adalah segalanya, meski untuk menjaganya berarti dia harus masuk penjara.

Dari mana integritas ini berasal?

Ayat di atas memberikan sedikit gambaran:

"Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"

Dari jawaban yang diberikannya tersirat hubungannya dengan Tuhan.

Yusuf tidak mau menodai dirinya dan hukum-hukum Tuhan yang terpatri di dalam jiwanya.

Menyakiti Tuhan tidak pernah menjadi pilihan baginya.

Dosa bukanlah hanya sebuah pelanggaran terhadap hukum-hukum Tuhan, melainkan sebuah pengkhianatan terhadap hubungan yang penuh kasih dengan Tuhan.

Dalam membangun sebuah hubungan apapun dengan manusia lainnya, apakah itu pernikahan, persahabatan, bisnis, dlsb, integritas adalah kualitas yang kita cari dari dalam diri seseorang.

Dalam perjalanan hidup ini, apapun bidang yang kita tekuni, jadilah seseorang yang berintegritas, jadilah seseorang yang dapat diandalkan dan dipercayai, bahkan terhadap hal-hal kecil dan remeh sekalipun.

Karena dari sana tanggung jawab besar akan diberikan.

Karir gilang gemilang Yusuf dimulai dari integritasnya di rumah Potifar. 

Lukas 19:17
"Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota."

#Yusuf5

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Yusuf Bagian 4

Lubang sumur menjauhkan Yusuf dari mimpinya akan masa depan yang gilang gemilang, namun apa yang terjadi selanjutnya mengubur masa depan tersebut dan menjadikannya manusia terhina tanpa masa depan sama sekali.

Yusuf dijual menjadi budak.

Kejadian 37:28
"Ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir."

Menjadi budak berarti tidak lagi memiliki hak azasi sebagai manusia.

Kamus Merriam-Webster mengartikan budak sebagai seseorang yang secara resmi dibeli/dimiliki oleh seseorang dan dipaksa bekerja untuk pemiliknya tanpa gaji.

Nasib manusia menjadi sama dengan binatang peliharaan seperti sapi atau kerbau yang bekerja di ladang.

Jadi, apa yang Yusuf alami adalah kebalikan dari mimpinya.

Dari mimpi disembah (sebagai raja), malah menjadi budak.

Dari ujung ekstrim positif menjadi ujung ekstrim negatif.

Namun, inilah yang Yusuf tidak tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Roma 8:28

Tidak ada satu kuasapun yang dapat mengagalkan rencana-Nya.

Dia bekerja dan memastikan segala sesuatu mendatangkan kebaikan bahkan dari dalam kehancuran sekalipun agar rencana dan panggilan-Nya menjadi nyata, bagi mereka yang mengasihi-Nya.

Tanpa Yusuf sadari dia semakin dekat dengan kenyataan dari mimpinya.

Yusuf semakin dekat dengan tampuk kekuasaan negara adidaya seperti Mesir.

Melalui lubang sumur dan perbudakan Tuhan membawa Yusuf ke jantung kekuasaan Mesir.

Apapun kondisi kita hari ini ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah gagal di dalam rencana dan panggilan-Nya, pastikan saat ini kita sedang mengerjakan panggilan-Nya di dalam hidup kita, mengejar mimpi-Nya dan bukan ambisi pribadi.

Di tengah pergumulan yang mungkin sedang dialami, tetaplah bersabar dan teruslah berjuang.

Siapa tahu sebenarnya kita sudah sampai di Mesir, hanya tinggal menunggu waktu Tuhan bekerja saja.

#Yusuf4

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter 

#LeoImannuel

Yusuf Bagian 3

Lubang sumur menjauhkan Yusuf dari mimpinya akan masa depan yang gilang gemilang, namun apa yang terjadi selanjutnya mengubur masa depan tersebut dan menjadikannya manusia terhina tanpa masa depan sama sekali.

Yusuf dijual menjadi budak.

Kejadian 37:28
"Ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir."

Menjadi budak berarti tidak lagi memiliki hak azasi sebagai manusia.

Kamus Merriam-Webster mengartikan budak sebagai seseorang yang secara resmi dibeli/dimiliki oleh seseorang dan dipaksa bekerja untuk pemiliknya tanpa gaji.

Nasib manusia menjadi sama dengan binatang peliharaan seperti sapi atau kerbau yang bekerja di ladang.

Jadi, apa yang Yusuf alami adalah kebalikan dari mimpinya.

Dari mimpi disembah (sebagai raja), malah menjadi budak.

Dari ujung ekstrim positif menjadi ujung ekstrim negatif.

Namun, inilah yang Yusuf tidak tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Roma 8:28

Tidak ada satu kuasapun yang dapat mengagalkan rencana-Nya.

Dia bekerja dan memastikan segala sesuatu mendatangkan kebaikan bahkan dari dalam kehancuran sekalipun agar rencana dan panggilan-Nya menjadi nyata, bagi mereka yang mengasihi-Nya.

Tanpa Yusuf sadari dia semakin dekat dengan kenyataan dari mimpinya.

Yusuf semakin dekat dengan tampuk kekuasaan negara adidaya seperti Mesir.

Melalui lubang sumur dan perbudakan Tuhan membawa Yusuf ke jantung kekuasaan Mesir.

Apapun kondisi kita hari ini ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah gagal di dalam rencana dan panggilan-Nya, pastikan saat ini kita sedang mengerjakan panggilan-Nya di dalam hidup kita, mengejar mimpi-Nya dan bukan ambisi pribadi.

Di tengah pergumulan yang mungkin sedang dialami, tetaplah bersabar dan teruslah berjuang.

Siapa tahu sebenarnya kita sudah sampai di Mesir, hanya tinggal menunggu waktu Tuhan bekerja saja.

#Yusuf3

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter 

#LeoImannuel

Yusuf Bagian 2

Pernah dengar istilah "mendaki tangga sukses" atau “menggapai puncak sukses?“

Istilah itu menyiratkan bahwa sukses seperti mendaki gunung, sulit dan penuh perjuangan, namun yang pasti sesulit apapun sebuah pendakian, perjuangan itu membawa kita naik ke atas.

Dengan jaminan masa depan yang gilang gemilang pastilah Yusuf berharap hidupnya akan terus naik.
Namun, alih-alih naik, malahan untung tak dapat diraih, malang tak dapat di tolak.

Yusuf terjerembab ke dalam bagian bumi paling bawah.

Bukan gunung yang didaki melainkan sumur kering menjadi bagiannya.

Kejadian 37:23-24
"Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, mereka pun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu. Dan mereka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair."

Kata 'menanggalkan' diterjemahkan dari kata Ibrani pâshaṭ yang artinya menelanjangi (dengan paksa), alias sebuah bentuk kekerasan.

Sementara kata melemparkan diterjemahkan dari kata Ibrani shâlak yang dapat juga diartikan membuang.

Jadi, bukannya naik dan dihormati, Yusuf malah dipermalukan dan dibuang oleh saudara-saudaranya.

Kira-kira apa yang ada di dalam pikiran Yusuf kala itu, bagaimana jiwanya mempertanyakan Tuhan, mimpi-mimpinya dan kenyataan yang dia alami?

Di mana Tuhan?

Demikianlah pertanyaan yang kerapkali ditanyakan orang di dalam pergumulan panjang.

Tanpa Yusuf sadari Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan baginya.

Sukses Yusuf di mulai dari dalam sumur.

Dari sana Tuhan membawanya sampai ke dalam istana Firaun.

Satu hal yang akhirnya Yusuf sadari kemudian

"Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan." Kejadian 50:20a

Di mana posisi kita hari ini?

Perjuangan atau pergumulan apa yang sedang kita alami hari ini?

Tuhan ada di sana untuk mereka-rekannya untuk kebaikan.

Bersabarlah di dalam pergumulan, setialah di dalam perjuangan demi visi yang Tuhan beri.

Kisah hidup Yusuf dapat kita baca karena sudah selesai, kisah hidup kita belum selesai, kita sedang menulisnya.

Tuliskanlah kisah hidup yang baik supaya kelak dapat menginspirasi banyak orang.

Tetap semangat!

Tetap setia!

Tetap berjuang!

#Yusuf2

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Yusuf Bagian 1

Bagaimana jika Anda berulang kali mendapatkan sebuah visi atau mimpi yang sangat jelas dan seperti sebuah wangsit dari langit, bahwa Anda kelak akan menjadi orang besar?

Bagaimana perasaan Anda?

Bagaimana Anda memandang diri, orang lain dan lingkungan?

Pasti cara hidup Anda akan berubah bukan?

Dengan masa depan yang gilang gemilang demikian tentunya Anda akan memiliki optimisme tinggi akan hidup bukan?

Demikianlah dengan Yusuf.

Mimpi-mimpi yang didapatnya memberitahu akan masa depannya yang gilang gemilang.

Jubah maha indah sebagai lambang putra mahkota, pewaris kesulungan dari ayahnya semakin menegaskan hal tersebut.

Yang Yusuf tidak sadari adalah semua gambaran gilang gemilang tersebut berada jauh di masa depan dan ada sebuah kesenjangan besar antara Yusuf masa kini dan Yusuf di masa depan.

Masa depan yang gilang gemilang tidak terjadi begitu saja seperti turun dari langit, tidak perduli betapa mulianya pengalaman ketika mendapatkan visi tersebut.

Ada sebuah proses panjang untuk dapat meraihnya.

Bagi Yusuf proses tersebut dimulai ketika dimusuhi oleh saudara-saudaranya, yang mengantarnya ke lubang sumur kering, rumah Potifar, penjara hingga akhirnya istana Firaun, sebelum akhirnya setiap mimpinya digenapi.

Melalui berbagai proses tersebut Yusuf akhirnya menyadari bahwa berbagai mimpi yang dia terima bukanlah mengenai dirinya.

Ada sebuah tujuan yang lebih besar dan mulia daripada hanya sekedar sebuah kejayaan diri, seperti yang dikatakannya sendiri

"Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu." Kejadian 45:5

Ingatlah visi yang Anda terima hari ini bukanlah mengenai Anda saja, ada tujuan yang jauh lebih mulia dan agung, yakni tujuan-tujuan Tuhan yang membawa keselamatan dan kesejahteraan bagi banyak orang.

Bagi tujuan-tujuan tersebutlah seharusnya kita bergerak, berjuang dan melayani.

#Yusuf1

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel