Senin, 28 Februari 2022

YUNUS Bagian Ke-5

Yunus Bagian 5

DALAM SETIAP KETIDAKTAATAN PASTI ADA KORBAN. 

Yunus 1:5 
"Awak kapal menjadi takut, masing-masing berteriak-teriak kepada allahnya, dan mereka membuang ke dalam laut segala muatan kapal itu untuk meringankannya..........."

Mari kita hitung-hitung kerugian orang-orang yang menjadi korban ketidaktaatan Yunus.

Pertama-tama, sesama penumpang.

Barang-barang yang mereka buang untuk meringankan beban kapal untuk menjaganya supaya tetap terapung.

Itu saja sudah menyebabkan kerugian secara materi.

Barang-barang apa itu?

Kemungkinan barang-barang niaga, barang-barang yang menjadi bahan dasar bagi sebuah industri.

Karena dibuang di laut akhirnya pabrik tidak jadi produksi, pegawai dirumahkan, ekonomi terganggu.

Lalu, para nelayan yang tinggal di pesisir, mereka tidak bisa melaut, akibatnya tidak ada ikan, tidak ada penghasilan.

Industri yang terkait sektor perikanan berhenti produksi.

Karyawan dirumahkan, harga-harga melambung tinggi. 

Bayangkan, kerusakan ekonomi yang ditimbulkan hanya gara-gara sebuah ketidaktaan.

Lalu, apa yang akan terjadi dengan ribuan orang-orang Niniwe?

Mereka akan mati binasa di dalam segala kejahatannya.

Karena apa? Lagi-lagi karena ketidaktaatan. 

Tanggungjawab siapa? Yunus! Siapa lagi?! 

Terlalu mahal harga yang harus dibayarkan akibat ketidaktaatan.

Bayangkan, apa yang akan terjadi seandainya Nommensen tidak taat sehingga tidak datang ke Tanah Batak?

Apa jadinya jika setiap misionaris di Nusantara ini tidak taat terhadap panggilannya?

Binasa kita.

Semua Berkat-berkat rohani yang kita nikmati hari ini adalah buah dari ketaatan setiap misionaris dan para pemimpin rohani.

Jadi, ayo kita taat terhadap kehendak Tuhan.

Mungkin buah ketaatan kita tidak terlihat dalam waktu singkat, namun pasti akan ada orang-orang yang mungkin berbeda generasi dengan kita akan bersyukur buat ketaatan kita hari ini.

Udah, mending taat aja deh, itu lebih baik. JLI.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

#JonahTheSeries

Minggu, 27 Februari 2022

YUNUS Bagian Ke-4

Yunus Bagian 4

TIDAK ADA REVIVAL DI DALAM KETIDAKTAATAN

Yunus 1:5
".......... Tetapi Yunus telah turun ke dalam ruang kapal yang paling bawah dan berbaring di situ, lalu tertidur dengan nyenyak."

Kebangunan rohani atau revival hanya akan terjadi jika kita tetap ada di dalam hadirat Tuhan dan melakukan kehendak-Nya.

Apakah yang terjadi dengan Yunus di atas kapal pelariannya?

Dia turun.

Tidak akan ada kenaikan apapun jika kita melarikan diri dari hadirat Tuhan dan otomatis mengabaikan panggilan-Nya.

Tidak akan ada promosi, nihil urapan, tidak ada kuasa, dll.

Semua itu hanya disediakan bagi orang-orang yang tetap berdiam di dalam hadirat Tuhan dan melakukan panggilan-Nya.

Apalagi yang Yunus lakukan selain turun? Dia tertidur dengan nyenyak.

Bayangkan ini, di tengah-tengah badai hebat yang hampir menenggelamkan mereka semua dan di hadapan orang-orang sekapal yang panik, bisa-bisanya Yunus tidur!

Semua karena ignorance atau ketidakperdulian.

Ignorance atau ketidakperdulian adalah lawan dari kebangunan rohani.

Bagaimana mau ada revival, wong Tuhan tidak menyertai.

Sekali lagi saya tuliskan, kebangunan rohani atau revival hanya akan terjadi jika kita tetap ada di dalam hadirat Tuhan dan melakukan kehendak-Nya.

Ayo kembali sediakan hati kita sebagai bejana-Nya Tuhan, siapkan waktu untuk bersaat teduh, setiap saat senantiasa membangun suasana rohani di dalam hati dengan merenungkan firman Tuhan, memuji dan menyembah-Nya. 

Tunaikan sampai tuntas tugas dan panggilan-Nya bagi kita. JLI. 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

#PursuingGodsHeart 

#JonahTheSeries

Sabtu, 26 Februari 2022

YUNUS Bagian Ke-3

Yunus Bagian 3

BADAI ADALAH CARA TUHAN UNTUK MEMANGGIL KITA KEMBALI. 

Yunus 1:4 
"Tetapi TUHAN menurunkan angin ribut ke laut, lalu terjadilah badai besar, sehingga kapal itu hampir-hampir terpukul hancur."

Tuhan berkomunikasi dengan banyak cara, seperti Dia bicara ketika kita membaca firman-Nya, atau ketika mendengar khotbah, nah badai adalah salah satu cara Dia berbicara kepada kita.

Mengapa badai?

Karena mungkin kita sudah terlalu ndablek, alias sudah menulikan telinga dan hati sendiri terhadap suara panggilan Tuhan.

Di dalam konteks Yunus, badai dikirim untuk memanggilnya kembali kepada tugas dan panggilannya terhadap orang Niniwe.

Tuhan mengirimkan badai untuk mencegahnya jatuh ke dalam dosa pemberontakan alias ketidaktaatan terlalu jauh.

Tuhan bisa memakai siapapun atau apapun (Matius 3:9), namun Tuhan memilih Yunus dan pilihan-Nya tetap.

Puji Tuhan, Dia tidak mengalihkan pilihan-Nya kepada orang lain, jadi badai juga adalah bahasa kasih-Nya.

Hari-hari ini mungkin kita sedang berada di tengah-tengah badai, ingatlah bahwa badai adalah salah satu cara Tuhan untuk berkomunikasi dengan kita.

Berpikirlah dan merenunglah, kira-kira apa yang hendak Dia sampaikan kepada kita.

Adakah kesalahan yang telah kita buat?

Atau badai ini hanyalah sebuah sekolah kehidupan untuk menyiapkan kita bagi sebuah tugas besar yang telah Tuhan persiapkan bagi kita.

Jika badai tak kunjung reda di dalam hidup ini, jangan-jangan Tuhan sedang memakai badai untuk mengajari kita sesuatu.

Well, apapun itu, pastikan jalur komunikasi rohani kita dengan Tuhan jangan terputus. JLI

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

#JonahTheSeries

MAKNA KECAPLAH dan LIHATLAH BETAPA BAIKNYA TUHAN ITU

Mazmur 34:9
"Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!"

Apa yang Anda akan lakukan pertama, melihat makanan baru mengecapnya atau mengecapnya baru kemudian melihatnya?

Sudah dapat dipastikan setiap orang akan melihat makanan baru kemudian mengecapnya.

Oleh karena itu dalam industri kuliner tampak makanan sama pentingnya dengan rasa makanan itu sendiri.

Bukan cuma sekedar rasa, namun juga bagaimana mempresentasikan makanan tersebut.

Tengoklah iklan makanan baik berupa gambar atau video, semua memiliki kesamaan yaitu kita cuma melihat namun tidak bisa mengecapnya bukan?

Apa yang ditampilkan oleh berbagai iklan tersebut?

Benar, tampilan menggiurkan dari berbagai makanan yang diiklankan, karena, bukankah selera muncul setelah melihat makanan? 

Namun, Tuhan berbeda, Beliau memutar balikan sistem dunia, 

"Kecaplah dan (baru kemudian) lihatlah."

Bagaimana seandainya dalam sebuah permainan mata Anda ditutup lalu kemudian diminta mencicipi makanan yang Anda tidak tahu apa dan rasanya seperti apa. 

Bagaimana perasaan Anda? 

Takut? Pasti! khawatir? Apalagi! 

Namun, dalam permainan tersebut Anda pasrah (kemungkinan sambil tertawa), dan mencicipi makanan tersebut. 

Kenapa? Karena Anda percaya tidak akan diracun, paling hanya 'dikerjain.' 

Bagini, Apa itu kebaikan?

Banyak kita, entah sadar atau tidak menerjemahkan kebaikan sebagai sesuatu yang enak, tidak pernah susah, tidak pernah mengalami sakit, tidak akan khawatir apalagi menakutkan, tidak pernah rugi, selalu untung, tidak pernah gagal, dan lain sebagainya. 

Berarti ketidakbaikan adalah semua yang negatif bukan? 

Menilai sesuatu itu baik atau tidak dilihat dari bagian akhir sebuah rencana. 

Sebuah rencana yang didesain untuk mendatangkan kebaikan, seperti contohnya memberi obat pahit kepada seorang anak kecil.

Anak kecil ini menangis bahkan meraung, menolak obat pahit tersebut, orang tua bukannya jahat, namun berusaha memberi kesehatan kepada sang Anak. 

Tuhan memiliki rencana buat setiap kita, dapat dipastikan semuanya untuk kebaikan. (Yeremia 29:11). 

Dalam rancang bangun kehidupan yang Dia rencanakan buat kita itu, tidak melulu berupa sesuatu yang nyaman, tiap kali Dia melatih kita melalui padang gurun, bahkan lembah kekelaman, kerja keras, penolakan, penundaan, tangisan, ratapan, rintihan, keputusasaan, ketakutan, kekhawatiran, dlsb. 

Di dalamnya dan melaluinya kita berproses agar berpengalaman, lebih ahli, lebih bisa, menghargai hal-hal yang mungkin selama ini diabaikan, belajar beriman dengan tetap bergantung kepada-Nya, belajar memercayai-Nya disaat-saat tergelap dalam kehidupan. 

Namun, di sepanjang pergumulan dan perjuangan itu ada penyertaan, penghiburan dan kekuatan-Nya. Tuhan memenuhi janji-Nya untuk tidak pernah meninggalkan kita. 

Dan jika menang, di penghujung akan ada kemuliaan menanti, bahkan sebetulnya kemuliaan dapat kita rasakan sepanjang jalan perjuangan, berupa ya itu, penyertaan-Nya, hadirat-Nya, dan berbagai mukjizat. 

Jadi, sama saja seperti Tuhan berkata: "Sudah kecap aja dulu, rasakan dulu, baru kamu bisa melihat kebaikan-Ku."

Di sini peranan iman atau kepercayaan bahwa Dia baik, bahwa Tuhan tidak akan pernah memberi batu atau ular beracun kepada anak-anak-Nya (Matius 7:9-11), sangat diperlukan.

Pada akhirnya kita akan mengerti, kenapa Tuhan izinkan semua penderitaan dan penundaan itu terjadi, ternyata untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28).

Jadi, yuk beranikan diri, tetapkan langkah, untuk 'mengecap' agar kita 'melihat' kebaikan Tuhan. JLI.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#AllAboutJesus

Jumat, 25 Februari 2022

YUNUS Bagian Ke-2

Yunus Bagian 2

LARI DARI PANGGILAN ADALAH LARI DARI HADIRAT TUHAN. 

Yunus 1:3 
"Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN."

Siapakah Yunus? Seorang nabi.

Apakah tugas nabi? Menyampaikan firman Tuhan.

Nah, untuk dapat melakukannya berarti seorang nabi harus 'mendapat' firman untuk disampaikan.

Di mana mendapatkan firman Tuhan? Di dalam hadirat Tuhan.

Ketika Tuhan hadir, maka Dia berfirman.

Jadi tak heran ketika Yunus menolak perintah itu dan melarikan diri ke Tarsis, dikatakan: "jauh dari hadapan TUHAN."

Hadirat Tuhan atau dapat dikatakan perkenanan Tuhan selalu akan berada di panggilan-Nya.

Jadi, meskipun Tuhan panggil kita untuk pergi ke padang gurun gersang, tempat itu akan menjadi tanah yang subur, semata-mata karena di sana ada hadirat-Nya, penyertaan-Nya dan perkenanan-Nya.

Sebaliknya jika kita malah melarikan diri ke tanah subur, di sana akan menjadi padang gurun gersang, karena semata-mata tidak ada hadirat-Nya, tidak ada penyertaan-Nya, apalagi perkenanan-Nya.

Kisah Yunus mengajarkan kita untuk selalu taat kepada panggilan-Nya.

Dia tidak mungkin menjerumuskan anak-anak-Nya, sebaliknya, Tuhan senantiasa memberikan yang terbaik bagi kita.

Ingatlah, ketaatan adalah kunci utama untuk menjadi alat bagi kemuliaan-Nya. JLI.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

#JonahTheSeries

YUNUS Bagian Ke-1

Yunus Bagian 1

PERINTAH TUHAN ADALAH SEBUAH KEHORMATAN BAGI MANUSIA. 

Yunus 1:1-2 
(1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: 
(2) "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku."

Apakah Anda akan memerintahkan anak umur 5 tahun untuk mengganti galon air mineral yang sudah habis?

Tentu tidak bukan?

Pasti Anda akan memberi tugas tersebut kepada seseorang yang memang cukup kuat untuk melakukannya.

Ketika Tuhan memberi perintah kepada Yunus, masalahnya bukanlah mampukah dia, melainkan maukah dia melakukannya. 

Tahukah bahwa ketika Tuhan memberi perintah itu tandanya bahwa Dia menganggap Anda sudah cukup mampu untuk melakukannya.

Semakin berat tugas yang diberi, sebuah pertanda semakin mampu Anda di mata-Nya.

Tengoklah tokoh-tokoh besar di Alkitab, seperti Nuh.

Bisakah dibayangkan, jika Anda adalah Nuh, tanpa pengalaman dan diperintahkan membangun bahtera besar?

Takut? Pasti!

Gemetar? Cemas? Merasa tidak mampu? Pastinya akan demikian.

Namun, bahtera berkualitas terbaik akhirnya selesai juga.

Musa yang gemetar bahkan sempat menolak ketika diperintahkan mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir, namun toh akhirnya berhasil juga.

Sebenarnya Tuhan sudah meletakkan kemampuan tersebut di dalam diri mereka, sekarang masalahnya mau taat atau tidak, bukan bisa atau tidaknya.

Keterampilan atau keahlian bukanlah modal utama untuk menyelesaikan visi Tuhan, namun ketaatan.

Keterampilan dapat dipelajari sepanjang jalan, namun tanpa ketaatan tidak akan ada perjalanan sama sekali.

Jadi, ketika Tuhan memberi visi atau perintah, jangan ukur dengan kekuatan diri saat ini, ukurlah dengan kekuatan Tuhan yang senantiasa akan menyertai.

Taatilah, mulailah, berjalanlah bersama Tuhan. JLI.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

#JonahTheSeries

Selasa, 15 Februari 2022

BAGAIMANA CARA ANDA MENDENGAR?


Pagi ini ketika membaca Alkitab saya sangat tertarik dengan perkataan Tuhan Yesus di dalam Lukas 8:18

"Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar....."

Mengapa Tuhan Yesus mesti memperingati murid-murid-Nya tentang cara mendengar? 

Memangnya ada cara lain dalam mendengar kecuali dengan telinga?

Jika telinga kita sehat, mendengar adalah perkara mudah bukan? 

Ternyata tidaklah demikian adanya, memiliki telinga yang sehat belum tentu mendengar, memiliki mata yang sehat belum tentu melihat. 

Tuhan Yesus sedang menegaskan mengenai cara mendengar yang lain. 

Kata 'perhatikan' pada ayat di atas diterjemahkan dari kata Yunani 'blepo' yang bisa diartikan sebagai 'konsentrasi' atau 'seksama' jika dikaitkan dengan topik perenungan hari ini bisa dituliskan 'mendengarlah dengan seksama' atau 'mendengarlah dengan penuh konsentrasi' atau 'jangan mendengar sambil lalu.'

Sementara kata 'mendengar' diterjemahkan dari kata 'akouo' yang bermakna bukan cuma mendengar saja melainkan mendengar (berusaha) untuk memahami. 

Demikian beberapa terjemahan kalimat di atas dari berbagai terjemahan:

BMIK
"Sebab itu perhatikanlah baik-baik apa yang kalian dengar." 

The Passion Translation
"So pay careful attention to your hearts" (perhatikan benar-benar). 

NIV
"Therefore consider carefully how you listen." (pertimbangkan baik-baik) 

NKJV
"Therefore take heed how you hear."
(simaklah) 

AMP
"So be careful how you listen" (berhati-hati lah bagaimana Anda mendengar) 

Easy English Bible
"So you should think carefully about what you hear." (wajib mendengar dengan berhati-hati). 

Semua terjemahan menegaskan bahwa Tuhan Yesus meminta kita untuk mendengar dengan sangat hati-hati, penuh konsentrasi dan tidak bisa sambil lalu dalam menyimak perkataan atau ajaran-Nya. 

Untuk itu kegiatan 'mendengar' yang dimaksudkan Tuhan Yesus  tidak bisa hanya dengan organ telinga saja, dia juga memerlukan topangan segenap hati dan pikiran yang penuh konsentrasi. 

Artinya di sini dalam mendengar kita mesti menyediakan waktu tersendiri, tanpa adanya gangguan apapun yang dapat mengalihkan konsentrasi. 

Itulah mengapa Tuhan Yesus melakukan aktifitas ini:

"Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." Markus 1:35. 

Pagi hari hati dan pikiran masih segar, berbagai kegiatan manusia belum dimulai.

Tempat yang sunyi dan nyaman bagi-Nya untuk berdoa. 

Para Imam Yahudi beranggapan adalah hal yang memalukan jika ayam berkokok dan mereka belum berdoa. 

Kata mendengar dengan menyimak dalam bahasa Inggris adalah LISTEN, yang memiliki huruf-huruf  yang sama dengan kata SILENT alias diam. 

Kita tidak bisa mendengar sambil berbicara. 

Mengapa pengertian rohani kita akan Firman Tuhan kadang dangkal padahal sudah membaca Alkitab atau mendengar khotbah sama puluhan tahun? 

Mungkin salah cara kita dalam mendengar. 

Siapkan hati dan pikiran, juga waktu dan tempat khusus untuk kita mendengarkan Tuhan secara khusyuk. 

Jika melakukannya maka sambungan ayat di atas akan terjadi kepada kita. 

"Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya."

Apakah yang dipunyai dan tidak dipunyai?

Konteks ayat di atas adalah jawaban Tuhan Yesus atas pertanyaan para murid apa arti  perumpamaan seorang penabur, yang kemudian dilanjutkan dengan perumpamaan mengenai pelita, yang bermakna bahwa semua yang tertutup dari firman Tuhan akan disingkapkan, namun perhatikanlah dengan sesama dan penuh konsentrasilah ketika mendengarkannya. 

Nah, bagi mereka yang memang sungguh-sungguh ingin mendengar firman Tuhan maka lambat laun rahasia firman-Nya akan disingkapkan seperti benih yang tumbuh di tanah yang subur dan berbuah seratus kali lipat, sementara bagi mereka yang asal-asalan dalam mendengar firman-Nya maka taburan benih firman Tuhan itu akan diambil oleh burung-burung di udara, atau mati terhimpit batu dan semakin duri. 

Demikian The Passion Translation menerjemahkan ayat Lukas 8:18

"So pay careful attention to your hearts as you hear my teaching, for to those who have open hearts, even more revelation will be given to them until it overflows. And for those who do not listen with open hearts, what little light they imagine to have will be taken away.”

(terjemahan bebas: Jadi berhati-hatilah di dalam hatimu dalam menaruh perhatian  ketika mendengarkan ajaran-Ku, karena bagi mereka yang membuka hatinya, pewahyuan yang berkelimpahan akan diberikan kepada mereka. Dan bagi mereka yang tidak mendengar dengan hati yang terbuka, pencerahan kecil yang mereka impikan untuk mereka miliki akan diambil) 

Demikian juga Amlified Bible

"So be careful how you listen; for whoever has [a teachable heart], to him more [understanding] will be given; and whoever does not have [a longing for truth], even what he thinks he has will be taken away from him.”

(Terjemahan bebas: Jadi, berhati-hatilah bagaimana kamu mendengar; karena bagi siapapun yang memiliki [hati yang dapat diajar], kepadanya [pengertian] akan diberikan; dan siapapun yang tidak memiliki [kerinduan/hasrat akan kebenaran], apapun yang mereka pikir mereka miliki akan diambil dari padanya.) 

Jadi, mari kita memiliki hasrat akan kebenaran, sehingga dengan segenap hati akan mencarinya, dan mendengarkan/membaca dan merenungkan firman Tuhan dengan penuh konsentrasi.

Mendengar sesuai kualifikasi Tuhan Yesus berarti tidak bisa hanya sekali saja, pengulangan atau repetisi adalah salah satu kunci utama. 

Selamat mendengar, Tuhan Yesus memberkati. JLI. 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words).

Minggu, 13 Februari 2022

MELAYANI TUHAN dan MELAYANI UMAT-NYA adalah DUA HAL yang BERBEDA

MELAYANI TUHAN dan MELAYANI UMAT-NYA adalah DUA HAL yang BERBEDA. 

Yang pertama adalah yang terutama.

Yang kedua jangan sampai ada tanpa yang pertama, karena yang pertama pasti menghasilkan yang kedua, yang kedua belum tentu menghasilkan yang pertama.

Bagaimana jika saya katakan bahwa melayani umat Tuhan (pelayanan gerejawi atau para church) adalah sebuah peperangan rohani?

Ya, menurut saya pelayanan adalah peperangan rohani.

Semua pelayanan berberfokus kepada penyampaian kabar baik kepada orang-orang sengsara, merawat orang-orang yang remuk hati, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, kelepasan dari penjara (penjara dosa: sex addict, porn addict, drugs addict, phobia, dll), kepada orang-orang yang terkurung kelepasan, memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, penghiburan kepada semua orang berkabung, mengaruniakan kepada mereka perhiasan kepala ganti abu, minyak untuk pesta ganti kain kabung, nyanyian puji-pujian ganti semangat yang pudar (Yesaya 61:1-3).

Untuk melakukannya kita harus menjadi orang-orang yang telah menerima kabar baik, tidak lagi remuk hati, sudah merdeka, sudah lepas bebas, menjalani hidup dan pelayanan dengan bergairah dan penuh suka cita, sehingga keseluruhan hidup (ragawi, rohani dan jiwani) memiliki sebuah berita (bahkan menjadi berita itu sediri) mengenai tahun rahmat Tuhan.

Nah, di mana kita memperoleh itu semua, kecuali di dalam hadirat Tuhan.

Di sana, di hadirat-Nya, ketika kita berduaan dengan Tuhan, kita akan dibersihkan dari kotoran dunia yang mungkin hinggap di dalam hati, kita akan memperoleh kekuatan baru, suka cita, damai sejahtera, urapan, bobot dan wibawa rohani yang akan membuat kita bergairah dan memiliki otoritas alias kuasa ilahi dalam melayani.

Sesekali wajib rutin melambatkan tempo hidup dan pelayanan untuk mencari wajah-Nya.

Jika tidak maka tak heran pelayanan menjadi berat, melelahkan jiwani dan rohani, menjadi beban berat.

Oleh karena itu, ayo kembali hidupkan bara asmara kepada Tuhan.

Gelorakan cinta dan pengagungan akan Tuhan.

#KiraKiraBegitu 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

Sabtu, 12 Februari 2022

DEFISIT ROHANI

Defisit rohani dapat menyerang setiap orang Kristen terutama para pelayan Tuhan.

APA ITU DEFISIT ROHANI DAN BAGAIMANA INI DAPAT TERJADI?
Defisit rohani terjadi ketika beban pelayanan dengan segudang kesibukannya lebih berat daripada kekuatan rohani yang kita peroleh dari bersaat teduh pribadi dan kurangnya, bahkan tidak pernah melakukan disiplin rohani semacam doa dan puasa.

APA MAKSUDNYA
Sederhana, intensitas pelayanan tidak sebanding dengan intensitas bersekutu secara pribadi dengan Tuhan.

APA AKIBATNYA 
Akibatnya seseorang menjadi kering rohani, burn out, cenderung negatif, tidak bergairah secara rohani, pelayanan cenderung menjadi hanya sebuah rutinitas, suam-suam kuku, agamawi dan tinggal tunggu waktu akan muntaber alias mundur teratur tanpa berita.

LALU SOLUSINYA? 
Lakukanlah lagi apa yang semula kita lakukan dan sudah tidak lagi kita lakukan, yaitu membangun keintiman dengan Tuhan, melalui hal-hal klasik namun kebenarannya telah menembus zaman dan generasi seperti bersaat teduh, membaca dan merenungkan firman Tuhan, memuji dan menyembah Tuhan, doa dan puasa untuk sungguh-sungguh mencari wajah Tuhan. 

Jikalau perlu, cuti pelayanan dulu, ambil waktu sabat, pelankan laju kesibukan pelayanan, untuk sungguh-sungguh mencari wajah Tuhan. JLI. 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#KiraKiraBegitu

I WILL MEET YOU AT THE UNLIKELY PLACE

Kadang kita berjumpa dengan orang-orang kunci dalam hidup justru di tempat-tempat yang kurang menyenangkan.

Yusuf berjumpa dengan para saudagar-saudagar Ismael di dalam sumur yang kemudian membuatnya bekerja di rumah Potifar, yang kemudian membawanya ke penjara, di sana dia berjumpa dengan Juru Roti dan Juru Minuman Firaun.

Dari penjara karirnya melesat sampai menjadi raja muda di Mesir.

Di tempat pemerasan anggur, Tuhan menjumpai Gideon, yang kemudian menghantarnya menjadi seorang pahlawan. 

Musa dalam keadaan gagal, frustasi dan buronan Mesir, dijumpai Tuhan di padang penggembalaan. 

Dari sana ia mendisrupsi kehidupan bangsa Mesir, dan tentunya bangsa Israel dengan memimpin mereka ke Tanah Perjanjian. 

Di dalam samudera dan perut ikan Yunus mengalami pencerahan rohani yang membawanya kepada keberserahan diri kepada Tuhan yang dari-Nya ia melarikan diri. 

Onesimus, seorang budak pelarian berjumpa dengan Paulus di dalam penjara.

Di sana ia dibebaskan dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran dengan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, dan juga bebas dari perbudakan atas permintaan Paulus kepada Filemon majikannya yang dari padanya ia melarikan diri.

Jika hari-hari ini Anda sedang berada di tempat-tempat yang tidak baik, penuh tekanan, ketakutan dan kecemasan, ingatlah bahwa tempat Anda bukan di sana, Tuhan menyediakan yang jauh lebih baik daripada itu.

Di tempat-tempat demikianlah biasanya Tuhan bekerja. 

Jangan-jangan Tuhan mempertemukan Anda dengan orang-orang kunci yang dapat membebaskan Anda.

Bahkan, biasanya Tuhan akan mempertemukan Anda dengan diri-Nya sendiri, tentunya melalui perenungan akan hidup dan Tuhan yang akan menghatar Anda kepada keberserahan diri kepada Sang Pencipta.

Keep Believing!
Keep Winning!
Keep Fighting!
Keep Persistent!
Keep Consistent!

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Minggu, 06 Februari 2022

TAKUT

Rasa takut pertama kali menghampiri manusia bukan di tempat gelap, rumah berhantu atau berbagai tempat menyeramkan lainnya, melainkan di Taman Eden, sebuah tempat indah dan baik.

Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Kejadian 3:10.

Koq, bisa?

Dosa adalah penyebabnya.

Dosa mengakibatkan keterpisahan manusia dari Allah.

Sejak itu takut dan berbagai perasaan negatif lainnya hinggap pada manusia, bahkan menguasainya.

Bagaimana mengatasinya?

Daud memberikan solusi terbaik ketika beliau bermazmur: "Hanya dekat Allah saja aku tenang..." Mazmur 62:2

Karena ketakutan dan berbagai perasaan negatif lainnya adalah konsekuensi dari dosa yang menyebabkan manusia terpisah dari Tuhan, maka solusinya adalah kembali dekat dengan Tuhan.

Mungkinkah?

Tuhan Yesus membuka jalan untuk ini.

Ibrani 10:19-20

(19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, 

(20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri. 

Kata dekat di Mazmur 62 diterjemahkan dari bahasa Ibrani ēl yang berati bergerak menuju.

Bergerak di sini belum tentu sebuah gerakan tubuh, bisa diartikan gerakan hati yang dicondongkan kepada Tuhan.

Sementara kata tenang diterjemahkan dari dûmîyâ, yang oleh Strong diartikan sebagai menunggu, tenang, diam, percaya.

Jadi, ketika ketakutan melanda yang perlu kita lakukan adalah memercayai Tuhan, berdiam di dalam hadirat-Nya, menanti Tuhan berbicara atau bahkan bertindak, bukan malah grasa grusu ke sana kemari, panik, mengomel termasuk mengomeli Tuhan hahahaha....

Yeremia sendiri menulis di Ratapan 3:26 "Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN."

Karena sebagaimana yang pemazmur serukan,
"Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." Mazmur 121:2.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Rabu, 02 Februari 2022

PEMALAS dan PEKERJA KERAS

Ada 2 ayat yang jika disalah mengerti akan sangat berbahaya bagi etos kerja manusia. 

Ayat yang pertama berbunyi: 

"Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya."
Amsal 10:22

Bagi seorang pemalas yang selalu mencari alasan ayat ini seolah-olah mengajarkan tidak usah kerja keras, cari saja berkat Tuhan. 

Bagi seorang relijius yg tidak berimbang ayat ini seolah-olah mengajarkan untuk selalu berdoa dan melayani Tuhan dan tidak usah kerja terlalu keras, Tuhan akan memberkati. 

Bayangkan berapa banyak usaha rugi besar bahkan bangkrut, meninggalkan hutang dan menyusahkan keluarga, gara-gara pelaku usaha meninggalkan kerja mereka dan lebih sibuk melayani Tuhan, bahkan menjadi full timer gereja? 

Lagipula sejak kapan sih melayani Tuhan di dalam gereja dan berdoa berjam-jam sampai menyita waktu kerja lebih mulia daripada bekerja dan menjadi berkat di sana bagi banyak orang? 

Konteks ayat ini sebenarnya untuk mengingatkan orang-orang yang bekerja namun tidak mau melibatkan Tuhan baik di dalam dunia kerja maupun kehidupan pribadinya. 

Buat orang-orang demikian, kesuksesan dan kekayaan akan menjadi sia-sia. 

Perumpamaan mengenai orang kaya yang bodoh seperti tercatat di dalam Lukas 12:13-21, sangat menjelaskan maksud ayat di dalam Amsal 10:22 di atas. 

Ayat yang kedua berbunyi:

"Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah — sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur."
Mazmur 127:2 

Bagi pemalas yang suka tidur ayat ini dapat dijadikan untuk menjustifikasi kesukaan mereka akan tidur. 

Yang penting menjadi orang yang dicintai Tuhan. 

Bagi para relijius yang tidak berimbang di dalam pengajarannya ayat ini menjadi senjata ampuh untuk meninabobokan orang untuk selalu hadir di dalam ibadah baik di hari minggu, terutama di hari selain hari minggu, agar tidak lupa melayani Tuhan dengan tenaga, pikiran bahkan uang. 

Lalu mereka mengartikan secara sempit makna disukai Tuhan. 

Padahal ayat ini tidak dimaksudkan demikian. 

Firman Tuhan di dalam Amsal 6:9-11, menegaskan konteks di ayat ini. 

9. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? 
10. "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" — 
11. maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata. 

Ketiga ayat Amsal ini tertulis di dalam konteks menyindir para pemalas agar belajar kepada semut. 

Adalah benar bahwa kita semua adalah orang-orang yang sangat dikasihi oleh Bapa, sehingga itu menjadikan kita orang-orang yang sangat diberkati dan diperkenan oleh-Nya, namun, itu semua tidak pernah dimaksudkan untuk menghapus kerja keras, kerja cerdas dan semua etos kerja baik di dalam keduanya, bahkan meminimalisirnyapun tidak. 

#KiraKiraBegitu 
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 
#TheEncounter 
#LeoImannuel

KEGELAPAN dan TERANG.

Hampir semua film horor menggambarkan kegelapan sebagai tempat yang menakutkan.

Hampir tidak pernah drakula muncul di siang bolong, werewolf selalu berubah wujud di bawah sinar bulan purnama, begitu pula berbagai macam hantu lain selalu beraksi di tempat-tempat yang gelap, apakah itu puri tua nan gelap dan suram, lemari atau basement rumah.

Intinya kegelapan adalah sesuatu yang menakutkan, terang itu membuat nyaman dan aman.

Tahukah Anda bahwa banyak orang lebih takut terhadap terang daripada gelap.

Banyak orang bersembunyi di dalam kegelapan, menutupi diri di dalam kegelapan, menyimpan rapat-rapat diri di dalam lemari hati, takut tersingkap dan mempermalukan diri.
 
Padahal power statement ini benar bahwa keterbukaan adalah awal dari pemulihan.

Hati manusia itu ibarat sebuah gedung besar dengan banyak ruang di dalamnya.

Di dalam ruang itu tersimpan berbagai aib yang coba disembunyikan dan bahkan dilupakan, meski mustahil.

Berbagai aib itu kusam bahkan berbau busuk yang tentunya mengurangi estetika si bangunan besar tersebut.

Sayangnya si pemilik ruang-ruang kecil itu enggan membuang barang-barang berbau busuk tersebut.

Mereka tutup pintu bernama penyangkalan rapat-rapat, bahkan mereka jaga supaya orang bahkan Tuhan sekalipun tidak bisa buka.

Mereka pasang alarm bernama hot button, sampai tersentuh maka centeng penjaganya akan terbangun.

Si centeng bisa mengeluarkan berbagai macam jurus, antara lain 'ngambek' 'marah' 'ancaman' bahkan 'pukulan' 'mengasihani diri sendiri'. 

Kalimat yang keluar bisa:
"Kamu ngerti apa!" 
“Kalian tidak mengerti!"
“Kamu tidak punya kasih!" 
“Sudah, saya pindah gereja saja!"
“Kita pisah!" 
"Kamu ngertiin aku dong!" 

Dan berbagai bentuk kalimat lainnya, termasuk ancaman untuk bunuh diri. 

Jika pintunya bernama 'penyangkalan' maka kuncinya adalah 'pengakuan.'

Mengakui diri lemah dan memiliki kekurangan, memerlukan pertolongan, baik dari orang-orang terdekat dan maupun tentunya Tuhan sendiri. 

Untuk itu alarm mesti di non aktifkan dan Si centeng dipecat. 

Sebanyak pintu yang rela dibuka, sebanyak itulah pemulihan yang dapat Tuhan kerjakan.

Semakin lama menunda, maka semakin banyak orang-orang terdekat yang akan ikut terluka akibat bau busuk bernama tingkah laku tersebut.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)