Sabtu, 26 Februari 2022

MAKNA KECAPLAH dan LIHATLAH BETAPA BAIKNYA TUHAN ITU

Mazmur 34:9
"Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!"

Apa yang Anda akan lakukan pertama, melihat makanan baru mengecapnya atau mengecapnya baru kemudian melihatnya?

Sudah dapat dipastikan setiap orang akan melihat makanan baru kemudian mengecapnya.

Oleh karena itu dalam industri kuliner tampak makanan sama pentingnya dengan rasa makanan itu sendiri.

Bukan cuma sekedar rasa, namun juga bagaimana mempresentasikan makanan tersebut.

Tengoklah iklan makanan baik berupa gambar atau video, semua memiliki kesamaan yaitu kita cuma melihat namun tidak bisa mengecapnya bukan?

Apa yang ditampilkan oleh berbagai iklan tersebut?

Benar, tampilan menggiurkan dari berbagai makanan yang diiklankan, karena, bukankah selera muncul setelah melihat makanan? 

Namun, Tuhan berbeda, Beliau memutar balikan sistem dunia, 

"Kecaplah dan (baru kemudian) lihatlah."

Bagaimana seandainya dalam sebuah permainan mata Anda ditutup lalu kemudian diminta mencicipi makanan yang Anda tidak tahu apa dan rasanya seperti apa. 

Bagaimana perasaan Anda? 

Takut? Pasti! khawatir? Apalagi! 

Namun, dalam permainan tersebut Anda pasrah (kemungkinan sambil tertawa), dan mencicipi makanan tersebut. 

Kenapa? Karena Anda percaya tidak akan diracun, paling hanya 'dikerjain.' 

Bagini, Apa itu kebaikan?

Banyak kita, entah sadar atau tidak menerjemahkan kebaikan sebagai sesuatu yang enak, tidak pernah susah, tidak pernah mengalami sakit, tidak akan khawatir apalagi menakutkan, tidak pernah rugi, selalu untung, tidak pernah gagal, dan lain sebagainya. 

Berarti ketidakbaikan adalah semua yang negatif bukan? 

Menilai sesuatu itu baik atau tidak dilihat dari bagian akhir sebuah rencana. 

Sebuah rencana yang didesain untuk mendatangkan kebaikan, seperti contohnya memberi obat pahit kepada seorang anak kecil.

Anak kecil ini menangis bahkan meraung, menolak obat pahit tersebut, orang tua bukannya jahat, namun berusaha memberi kesehatan kepada sang Anak. 

Tuhan memiliki rencana buat setiap kita, dapat dipastikan semuanya untuk kebaikan. (Yeremia 29:11). 

Dalam rancang bangun kehidupan yang Dia rencanakan buat kita itu, tidak melulu berupa sesuatu yang nyaman, tiap kali Dia melatih kita melalui padang gurun, bahkan lembah kekelaman, kerja keras, penolakan, penundaan, tangisan, ratapan, rintihan, keputusasaan, ketakutan, kekhawatiran, dlsb. 

Di dalamnya dan melaluinya kita berproses agar berpengalaman, lebih ahli, lebih bisa, menghargai hal-hal yang mungkin selama ini diabaikan, belajar beriman dengan tetap bergantung kepada-Nya, belajar memercayai-Nya disaat-saat tergelap dalam kehidupan. 

Namun, di sepanjang pergumulan dan perjuangan itu ada penyertaan, penghiburan dan kekuatan-Nya. Tuhan memenuhi janji-Nya untuk tidak pernah meninggalkan kita. 

Dan jika menang, di penghujung akan ada kemuliaan menanti, bahkan sebetulnya kemuliaan dapat kita rasakan sepanjang jalan perjuangan, berupa ya itu, penyertaan-Nya, hadirat-Nya, dan berbagai mukjizat. 

Jadi, sama saja seperti Tuhan berkata: "Sudah kecap aja dulu, rasakan dulu, baru kamu bisa melihat kebaikan-Ku."

Di sini peranan iman atau kepercayaan bahwa Dia baik, bahwa Tuhan tidak akan pernah memberi batu atau ular beracun kepada anak-anak-Nya (Matius 7:9-11), sangat diperlukan.

Pada akhirnya kita akan mengerti, kenapa Tuhan izinkan semua penderitaan dan penundaan itu terjadi, ternyata untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Roma 8:28).

Jadi, yuk beranikan diri, tetapkan langkah, untuk 'mengecap' agar kita 'melihat' kebaikan Tuhan. JLI.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#AllAboutJesus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar