Rasa takut pertama kali menghampiri manusia bukan di tempat gelap, rumah berhantu atau berbagai tempat menyeramkan lainnya, melainkan di Taman Eden, sebuah tempat indah dan baik.
Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi." Kejadian 3:10.
Koq, bisa?
Dosa adalah penyebabnya.
Dosa mengakibatkan keterpisahan manusia dari Allah.
Sejak itu takut dan berbagai perasaan negatif lainnya hinggap pada manusia, bahkan menguasainya.
Bagaimana mengatasinya?
Daud memberikan solusi terbaik ketika beliau bermazmur: "Hanya dekat Allah saja aku tenang..." Mazmur 62:2
Karena ketakutan dan berbagai perasaan negatif lainnya adalah konsekuensi dari dosa yang menyebabkan manusia terpisah dari Tuhan, maka solusinya adalah kembali dekat dengan Tuhan.
Mungkinkah?
Tuhan Yesus membuka jalan untuk ini.
Ibrani 10:19-20
(19) Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,
(20) karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri.
Kata dekat di Mazmur 62 diterjemahkan dari bahasa Ibrani ēl yang berati bergerak menuju.
Bergerak di sini belum tentu sebuah gerakan tubuh, bisa diartikan gerakan hati yang dicondongkan kepada Tuhan.
Sementara kata tenang diterjemahkan dari dûmîyâ, yang oleh Strong diartikan sebagai menunggu, tenang, diam, percaya.
Jadi, ketika ketakutan melanda yang perlu kita lakukan adalah memercayai Tuhan, berdiam di dalam hadirat-Nya, menanti Tuhan berbicara atau bahkan bertindak, bukan malah grasa grusu ke sana kemari, panik, mengomel termasuk mengomeli Tuhan hahahaha....
Yeremia sendiri menulis di Ratapan 3:26 "Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN."
Karena sebagaimana yang pemazmur serukan,
"Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi." Mazmur 121:2.
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar