Rabu, 02 Februari 2022

PEMALAS dan PEKERJA KERAS

Ada 2 ayat yang jika disalah mengerti akan sangat berbahaya bagi etos kerja manusia. 

Ayat yang pertama berbunyi: 

"Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya."
Amsal 10:22

Bagi seorang pemalas yang selalu mencari alasan ayat ini seolah-olah mengajarkan tidak usah kerja keras, cari saja berkat Tuhan. 

Bagi seorang relijius yg tidak berimbang ayat ini seolah-olah mengajarkan untuk selalu berdoa dan melayani Tuhan dan tidak usah kerja terlalu keras, Tuhan akan memberkati. 

Bayangkan berapa banyak usaha rugi besar bahkan bangkrut, meninggalkan hutang dan menyusahkan keluarga, gara-gara pelaku usaha meninggalkan kerja mereka dan lebih sibuk melayani Tuhan, bahkan menjadi full timer gereja? 

Lagipula sejak kapan sih melayani Tuhan di dalam gereja dan berdoa berjam-jam sampai menyita waktu kerja lebih mulia daripada bekerja dan menjadi berkat di sana bagi banyak orang? 

Konteks ayat ini sebenarnya untuk mengingatkan orang-orang yang bekerja namun tidak mau melibatkan Tuhan baik di dalam dunia kerja maupun kehidupan pribadinya. 

Buat orang-orang demikian, kesuksesan dan kekayaan akan menjadi sia-sia. 

Perumpamaan mengenai orang kaya yang bodoh seperti tercatat di dalam Lukas 12:13-21, sangat menjelaskan maksud ayat di dalam Amsal 10:22 di atas. 

Ayat yang kedua berbunyi:

"Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah — sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur."
Mazmur 127:2 

Bagi pemalas yang suka tidur ayat ini dapat dijadikan untuk menjustifikasi kesukaan mereka akan tidur. 

Yang penting menjadi orang yang dicintai Tuhan. 

Bagi para relijius yang tidak berimbang di dalam pengajarannya ayat ini menjadi senjata ampuh untuk meninabobokan orang untuk selalu hadir di dalam ibadah baik di hari minggu, terutama di hari selain hari minggu, agar tidak lupa melayani Tuhan dengan tenaga, pikiran bahkan uang. 

Lalu mereka mengartikan secara sempit makna disukai Tuhan. 

Padahal ayat ini tidak dimaksudkan demikian. 

Firman Tuhan di dalam Amsal 6:9-11, menegaskan konteks di ayat ini. 

9. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? 
10. "Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring" — 
11. maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata. 

Ketiga ayat Amsal ini tertulis di dalam konteks menyindir para pemalas agar belajar kepada semut. 

Adalah benar bahwa kita semua adalah orang-orang yang sangat dikasihi oleh Bapa, sehingga itu menjadikan kita orang-orang yang sangat diberkati dan diperkenan oleh-Nya, namun, itu semua tidak pernah dimaksudkan untuk menghapus kerja keras, kerja cerdas dan semua etos kerja baik di dalam keduanya, bahkan meminimalisirnyapun tidak. 

#KiraKiraBegitu 
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 
#TheEncounter 
#LeoImannuel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar