Berdiri samping peti mati dari seorang adik rohani, sedih, berduka, dan bergulat dengan pikiran sendiri, "masih muda," "gone to soon."
Tiba-tiba sebuah pikiran menyeruak entah dari mana,
"Is he gone too soon?"
Bagaimana jika almarhum memang sudah menyelesaikan tugas dan maksud penciptaannya?
Jika kita menghidupi hidup sesuai rencana-Nya, maka panjang pendek usia seseorang bukanlah masalah, jika Sang Pencipta menganggapnya sudah cukup, berarti dia sudah berbuah maksimal, saatnya pulang untuk menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan-Nya.
Kita menyebutnya gone too soon semata dari perspektif kefanaan, yang berupa perasaan kehilangan dan duka, namun dari sudut pandang kekekalan, pasti berbeda.
Kedua, kesehatan itu pemberian Tuhan dari awalnya.
Mayoritas manusia lahir dengan kesehatan, bertumbuh dalam kesehatan tersebut menjadi besar.
Semakin besar kita semakin sempurna kesehatan tersebut, sampai di satu titik akan semakin berkurang seiring bertambahnya umur.
Sepanjang kehidupan, adalah tugas kita untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan kesehatan tersebut.
Memerhatikan asupan makanan, pola makan dan olah raga adalah sebuah keniscayaan dalam mempertahankan kesehatan, pun demikian dengan hati dan pikiran yang mesti bersih, penuh damai dan sukacita.
"Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana" (Mazmur 90:12) demikian doa Musa, Abdi Allah itu.
Bagian tak terpisahkan dari 'menghitung hari-hari' menurut saya adalah mengetahui keadaan tubuh sendiri, mana makanan yang boleh dimakan, berapa banyak boleh dikonsumsi, mana yang sudah harus jarang-jarang, bahkan sama sekali tidak boleh dikonsumsi.
Itulah hati yang bijaksana.
Akhir kata, kesehatan adalah memang anugerah Yang Maha Kuasa, namun adalah juga tanggungjawab kita untuk menjaganya.
#KiraKiraBegitu
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar