KASIH ADALAH DASAR SEGALA SESUATU
Matius 22:36-40
(36) Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?
(37) Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
(38) Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
(39) Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
(40) Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
"..........Tanpa dasar cinta atau kasih maka segala sesuatu yang kita lakukan akan hambar karena tidak akan menyentuh hati sendiri, ataupun obyek bagi siapa perbuatan baik tersebut dilakukan."
Tidak heran Tuhan Yesus mencela jemaat di Efesus sebagai jemaat yang telah meninggalkan kasihnya yang semula. Wahyu 2:4.
Meski perbuatan mereka baik, bahkan dipuji namun celaan tetap datang semata-mata karena tidak ada lagi dasar cinta atau kasih dari segala yang mereka lakukan.
Sampai di sini jangan salah paham, saya sedang tidak meninggikan perasaan di atas perbuatan, saya hanya sedang mencoba mengungkapkan keseimbangan diantara keduanya.
Rasul Paulus sudah panjang lebar berbicara mengenai topik ini di dalam 1 Korintus 13.
Semua karunia yang dipraktikan tanpa kasih semuanya sia-sia.
Betapa Tuhan sangat menghargai yang namanya hubungan, bukan hanya sekedar tahu, namun kenal secara dekat, berjumpa secara intens dan intim, bahkan jatuh cinta hingga tergila-gila.
Sehingga tak mengherankan sebenarnya ketika Tuhan Yesus di tanya mengenai hukum terutama di dalam kitab suci, beliau merujuk kepada cinta atau kasih kepada Tuhan dan sesama.
Hidup keagamaan tanpa kasih selalu hanya akan berkutat dari satu larangan ke larangan lainnya, dari satu peraturan ke peraturan lainnya.
Pelanggaran terhadapnya berbuah celaan, hinaan bahkan ekskomunikasi alias dibuang dan diasingkan.
Itulah kekristenan yang agamawi.
Beribadah dan melayani bak robot, tanpa hasrat, tanpa pengenalan, tanpa kerinduan, tanpa cinta yang membara terhadap Dia yang dilayani.
Ibadah dan pelayanan hanya menjadi sekedar sebuah kegiatan atau aktivitas sosial belaka.
Jika dasarnya adalah kasih, maka hati yang mengasihi Tuhan dengan sendirinya akan mecari Tuhan, menghabiskan waktu bersama-Nya, berusaha mengenal-Nya, membaca firman-Nya dengan hasrat membara, beribadah dengan kerinduan, kehidupan kekristenan yang dipenuhi oleh hati yang lapar dan haus akan Dia.
Orang yang jatuh cinta dengan Tuhan pasti akan memiliki kesadaran bathin mengenai mana yang berkenan kepada-Nya dan mana yang tidak, dan memiliki kemampuan dan kemauan untuk melakukan apa yang diperkenan-Nya.
Kesadaran bathin ini harus senantiasa dilatih terus menerus, sehingga menjadi sebuah kecerdasan bathin. JLI
Bersambung...
#Keintiman
Bagian Ke-3B
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
#TheEncounter
#LeoImannuel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar