3 September 2020
Dia berubah cara kita bertutur kata sapa dan salam.
Jabat tangan kuat penuh keakraban berubah hanya sekedar salam di dada, tatapan hangat berubah menjadi tatapan curiga dan takut-takut, senyuman manis yang biasa tersungging di bibir tertutup, entahkah di sana ada senyum atau hanya datar saja.
Namun, semoga tali hubungan mesra di hati tidak ikut memudar.
Pandemi ini telah merubah kita.
Dia merubah cara kita bersosialisasi.
Perjumpaan nyata dirubah menjadi perjumpaan maya.
Ruang kelas menjadi maya, semoga tetap menciptakan para cerdik cendikiawan.
Rumah ibadah pun telah menjadi maya, semoga tidak menurunkan kualitas penyembahan terhadap Sang Khalik, maupun hubungan antar sesama penyembah-Nya, meski yang rapih hanya baju bagian atas.
Pandemi ini telah merubah kita.
Merubah cara kita berjual beli, tiba-tiba pusat perbelanjaan tidak lagi terlalu dibutuhkan, mendadak semua menjadi pedagang tanpa gerai hanya bermodalkan gawai pintar.
Merubah cara kita berpakaian, masker telah menjadi fashion harian yang tak terpisahkan, mendadak pakaian-pakaian bagus hanya diam digantungan tak terpakai.
Pandemi ini telah memaksa kita cuci tangan sesering mungkin, cairan desinfektan menjadi peralatan wajib ada di dalam tas, thermo gun menjadi perlengkapan wajib setiap gedung, melebihi metal detector.
Sedihnya, tiba-tiba beberapa karib "pulang" terlebih dahulu, tanpa sempat berpamit, tanpa sempat melambaikan tangan.
Pandemi ini telah meluluhlantakkan segala sendi kehidupan, namun pastikan semangat kita tidak ikut di dalamnya.
Namun, Pandemi ini telah mengajari kita sesuatu.
Dia mengajari kita bahwa kesehatan itu jauh lebih penting dari harta.
Bahwa menjadi dekat dengan orang-orang terdekat lebih penting daripada mengejar karir.
Dia mengajari kita bahwa agama, beragama dan beribadah itu lebih luas dan dalam daripada gedung, dia berbicara mengenai hubungan hati dengan Sang Pencipta dan sesama umat-Nya.
Mau tidak mau kita menerima ajarannya bahwa kematian bukan masalah lanjut usia, oleh karenanya lebih dekat dengan-Nya setiap hari menjadi begitu hakiki.
Pandemi ini seharusnya membuat kita menjadi insan yang lebih baik. JLI.
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar