Senin, 13 September 2021

SEBUAH CATATAN DAMAI

Saulus bukan orang jahat.

Dia hanya sedang membela agamanya dari ajaran ngawur macam Jalan Tuhan ini.

Supaya tidak semakin luas menyesatkan rakyat mesti dibasmi sampai ke akar-akarnya.

Kabar terakhir yang didengar sudah lebih dari 3000 orang menjadi pengikut sekte sesat ini, itupun hanya gara-gara sekali khotbah doang, apa jadinya jikalau mereka dibiarkan.

Oleh karenanya tindakan tegas harus diambil.

Saulus berada di jalan agama, Tuhan pasti berada dipihaknya meski agama ditegakkan dengan kekerasan.

Tuhan pasti merestui.

Para pelaku inkuisisi bukanlah orang jahat, mereka hanya membela kemurnian ajaran gereja.

Sehingga membunuh menjadi halal daripada gereja tercemar.

Kastil indah Chateau de Chillon di tepi Danau Jenewa menjadi Saksi bisu penahanan dan pengeksekusian orang-orang yang dituduh penyihir. 

Peristiwa pada tahun 1692 yang di kenal sebagai The Salem Witch Trial, di kota Salem, Massachusetts, Amerika Serikat, di mana penduduk Salem ditangkap, diadili dan dihukum dengan kejam karena dituduh sebagai tukang sihir.

Diperkirakan 50 ribu sampai 100 ribu orang tewas pada masa-masa perburuan tukang sihir baik di Eropa maupun Amerika Serikat.

Semua itu dilakukan untuk memerangi iblis dan para pengikutnya, jadi segala tindakan kejam sah-sah saja dilakukan.

Kita jadi mengerti ayat di bawah ini:

"Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah." Yohanes 16:2

Mereka bukan orang jahat, mereka sedang berbuat bakti bagi agama dan institusi sorga yang dipercayakan kepada para pemimpin mereka.

Tanpa sadar kita melakukan inkuisisi, meski dalam skala kecil namun tidak kalah mematikan.

Suatu kali seorang pemimpin gereja bercerita kepada saya bagaimana dia dimusuhi oleh para kolega dan anak-anak rohaninya hanya karena beliau memutuskan pindah gereja karena sesuatu dan lain hal.

Pindah gereja saja dimusuhi, apalagi pindah iman.

Suatu kali seorang bapak bertanya kepada saya apa yang mesti dilakukan terhadap adiknya yang akan menikah dan ikut agama sang calon istri.

Jawaban saya adalah: "Tetap kasihi adikmu!“

Kasih sejati itu melampaui organisasi dan kepercayaan. Dia mampu menjangkau melampaui sekat-sekat agama dan budaya.

Seandainya Tuhan Yesus hanya mengasihi orang-orang Kristen saja, maka tidak akan ada peristiwa Natal, Jumat Agung dan Paskah. 

Kedewasaan kasih teruji ketika perbedaan datang.

Keagungan sebuah ajaran dan kepercayaan terlihat dari menyikapi perbedaan.

Salam Damai

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#LeoImannuel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar