Musa di Midian telah menjelma menjadi pribari yang jauh berbeda dengan ketika dia masih seorang pangeran Mesir.
Di Midian Musa mulai melupakan siapa dirinya dahulu.
Kebanggaan masa mudanya hanya tinggal kenangan yang menggoreskan luka di hati yang coba dilupakannya.
Dia sudah berkeluarga dengan 2 orang anak, karirnya sudah pasti, sampai meninggal dunia akan tetap menjadi seorang gembala, jauh dari hingar bingar metropolitan Mesir.
Atau setidaknya itulah yang ada di dalam pikiran Musa, sampai Tuhan datang dan menyapanya
"Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api." Keluaran 3:2
Musa boleh mulai melupakan jati dirinya, namun Tuhan tetap mengingatnya.
Midian mungkin tempatnya melarikan diri untuk bersembunyi dari dunia, namun tidak ada satu tempatpun di mana Tuhan tidak bisa menjangkaunya.
Seperti apa yang Daud tulis di dalam Mazmurnya, banyak tahun setelah peristiwa semak terbakar ini
(7) Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
(8) Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau.
(9) Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut,
(10) juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
Mazmur 139:7-10
Di manakah Tuhan menjumpai Musa? Di padang penggembalaan.
Di manakah Tuhan menjumpai Onesimus? Di dalam penjara.
Di manakah Tuhan menjumpai perempuan Samaria? Di sumur dengan segala keberdosaannya.
Di manakah Tuhan menjumpai Agustinus? Di balik tembok rumahnya melalui suara anak-anak yang sedang bermain.
Di manakah Tuhan menjumpai John Newton? Di dalam sel sebuah kapal yang hampir tenggelam di tengah gelombang badai samudera.
Tidak ada satu tempat atau apapun yang dapat menghalangi Tuhan menjumpai kita.
Tuhan sudah memanggil, ayo balas panggilannya.
#Musa
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
#LeoImannuel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar