Senin, 06 September 2021

Keintiman Bagian Ke-2

C I N T A

Kapankah membaca Alkitab menjadi sesuatu yang membosankan?

Bagaimanakah doa menjadi sebuah beban berat yang menjemukan?

Bilakah pujian dan penyembahan dinaikkan dengan perasaan datar?

Apa penyebab pelayanan menjadi sebuah rutinitas belaka, entah sadar atau tidak.

Bilamanakah kekristenan menjadi agama mati yang hanya tinggal berisi berbagai peraturan boleh tidak boleh, dosa tidak dosa, Kudus atau najis, benar atau sesat, yang ujung-ujungnya saling menunjuk dan memaki?

Pertanyaan itu sama dengan kapankah sebuah pernikahan menjadi dingin? Bagaimanakah sebuah hubungan menjadi dingin? Semua aktivitas di dalam pernikahan menjadi rutinitas yang harus dilakukan meski tanpa gairah? 

Jawabnya sederhana saja, semua menjadi rutinitas karena cinta telah meninggalkan sanubari, cinta tidak lagi menjadi motivasi utama. 

Di dalam cinta terdapat trinitas yang saling terikat satu dengan lainnya, yaitu, gairah, keintiman dan komitmen. 

Seseorang bisa kehilangan gairah dan keintiman, dan menyisakan hanya komitmen, namun tanpa kedua lainnya komitmen akan menjadi rutinitas menjemukan. 

Berjalan di dalam religiusitas tanpa gairah dan keintiman di dalam Kekristenan itu berarti berjalan secara agamawi.

Ah sudahlah, saya tutup tulisan ini dengan puisi yang ditulis oleh King Solomon:

Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? — Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau. 

— Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! 

Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.

#Keintiman
Bagian Ke-2

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar