Pengkhotbah menuliskan sebuah kemalangan bagi anak-anak manusia di kolong langit ini
Pengkhotbah 6:1-2
(1) "Ada suatu kemalangan yang telah kulihat di bawah matahari, yang sangat menekan manusia:"
(2) "orang yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatu pun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit."
Orang-orang beruang, namun tidak memiliki kuasa untuk menikmati kekayaannya.
Saya pernah membaca kisah hidup John D. Rockefeller, milioner pertama di dunia.
Kabarnya, tanah di Manhattan yang menjadi lokasi gedung PBB adalah hasil sumbangannya.
Kira-kira satu abad yang lalu penghasilannya 1 juta dolar per minggu, namun karena penyakit pencernaan yang akut John D. Rockefeller hanya dapat makan makanan lembut, semacam bubur yang disaring seharga 2 dolar saja.
Orang terkaya di dunia namun, tragis karena tidak dapat menikmati kekayaannya.
Perumpamaan Tuhan Yesus di dalam Lukas 12:13-21 juga menceritakan orang kaya bodoh yang pada akhirnya hanya dapat menuai namun kuasa untuk menikmatinya dicabut oleh Tuhan.
Apakah itu 'menikmati' kekayaan?
Apakah foya-foya, pesta pora, dapat membeli segala sesuatu yang diinginkan hati?
Saya rasa bukan itu yang dimaksud oleh Pengkhotbah.
Menurut saya menikmati kekayaan adalah sebuah kuasa yang dianugerahkan oleh Tuhan yang memberikan kekayaan tersebut agar kekayaan yang dianugerahkan-Nya dapat memberikan kepuasan bathin dengan menggunakannya bagi tujuan-tujuan ilahi.
Apakah foya-foya dapat memberikan kepuasan bathin? Apakah pesta pora dapat memberikan kegembiraan yang abadi?
Tentu tidak!
Tuhan menciptakan manusia dengan sebuah lobang kantung kebutuhan di dalam jiwa yang hanya dapat dipuaskan oleh-Nya, supaya manusia senantiasa ingat dan bergantung kepada-Nya senantiasa.
Kepuasan sejati dari Tuhan ini tidak dapat dibeli dengan uang, hanya dengan hati yang berserah kepada-Nya.
Uang dapat juga memberi sukacita, namun berbeda dari yang Tuhan beri.
Uang dapat memberi sukacita jika digunakan untuk tujuan-tujuan yang Tuhan beri.
Ada orang yang menemukan sukacitanya ketika memakai uangnya untuk menolong anak-anak miskin, atau untuk dunia pendidikan, dlsb. JLI.
Pengkhotbah 5:18
"Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya - juga itu pun karunia Allah."
#KiraKiraBegitu
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar