Menabur itu sebuah mentalitas.
Apa itu mentalitas?
Menurut KBBI, mentalitas adalah keadaan dan aktivitas jiwa (batin), cara berpikir, dan berperasaan.
Seseorang dapat menabur walau hanya sesekali, alias jarang-jarang bahkan sangat jarang, mereka melakukannya karena berbagai macam alasan.
Namun, seseorang yang irama hidupnya adalah menabur, pasti memiliki mentalitas seorang penabur.
"Saya paling semangat ketika gembala saya menantang untuk janji iman."
Ucap seorang jemaat dari sebuah gereja, di sebuah kota kepada saya.
Beliau melanjutkan,
"Meski sedang tidak memiliki uang, pasti saya akan menabur, saya percaya Tuhan pasti mencukupkan."
"Dan tiap kali selalu disediakan oleh Tuhan supaya saya dapat melunasi janji iman tersebut."
Ujarnya dengan semangat.
Dari gaya hidupnya dapat terlihat bahwa menabur sudah menjadi mentalitasnya.
Oleh karenanya setiap kesempatan menabur menjadi sukacita tersendiri baginya.
Lalu bagaimana dengan menuai?
Apakah menuai juga memerlukan mentalitas?
Menurut saya iya.
Begini, ketika seseorang selalu menabur atau memberi, maka hal itu akan menjadi sebuah kebiasaan baginya, sementara misalnya ketika ada seseorang yang selalu menerima limpahan kebaikannya ganti memberi, maka dirinya menjadi agak canggung bahkan menolak.
Ini sama artinya dia menolak musim penuaian yang sudah tiba baginya.
Seharusnya jangan ditolak, terima saja, jikalau memang ingin mengembalikan, gunakan cara lain, tapi jangan ditolak.
Karena sebenarnya yang ditolak bukan pemberiannya, namun musim penuaian yang sedang datang mengetuk pintu hidup Anda.
Orang yang menabur memang harus menuai.
"Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya." 2 Timotius 2:6.
Jadi, bahkan menuaipun perlu sebuah mentalitas.
Dalam hal ini tentunya mentalitas yang benar, baik dalam hal menabur atau menuai.
Memang, setiap orang yang menabur pasti menuai, namun jangan jadikan musim menuai sebagai motivasi utama untuk menabur.
Menaburlah karena Anda sudah mengalami berkat Tuhan.
Anda menabur karena Anda sudah diberkati Tuhan, sehingga ketika waktunya menuai, anggaplah itu sebagai kebaikan Tuhan.
Jangan jadi seorang penjudi.
Seorang penjudi menabur demi sebuah keuntungan, dan dibalik keuntungan ada kerugian yang membayangi.
Menaburlah karena Anda mengasihi Tuhan dan juga sesama.
Di dalamnya ada hanya ada sukacita.
Sekali lagi, ingatlah bahwa baik menabur atau menuai memerlukan sebuah mentalitas. JLI.
#KiraKiraBegitu
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar