Buat sebagian orang istilah menabur selalu identik dengan uang.
Tidak sepenuhnya salah, namun juga berarti tidak sepenuhnya benar.
Setiap hari kita selalu menaburkan berbagai macam benih, apakah itu kebaikan atau keburukan.
Tingkah laku, tutur kata, perbuatan baik, senyum menabung, beribadah, bahkan kelicikan, nyinyir, iri hati, muka masam, tidak ramah, kikir adalah berbagai macam taburan yang kita taburkan di dalam kehidupan.
Jika demikian bahkan orang paling kikirpun setiap saat menabur.
Apakah Anda ingat dengan peribahasa "siapa menabur angin, akan menuai badai"?
Kalimat yang berarti siapa berbuat dia sendiri akan menanggung akibatnya ini dikutip oleh Bung Karno dalam salah satu bukunya dan dlkemudian dijadikan judul buku oleh Soegiarso Soeroyo pada tahun 1988.
Namun, sebenarnya kalimat tersebut berasal dari nabi Hosea di dalam kitabnya pasal 8:7a
"Sebab mereka menabur angin, maka mereka akan menuai puting beliung......"
Oleh karena orang akan menuai apa yang mereka taburkan, oleh karenanya bukankah sebaiknya berhati-hati dengan apa yang kita taburkan setiap saat?
Peringatan Tuhan Yesus di dalam Matius 7:12, yang berbunyi
"Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Menurut saya berada di dalam konteks hukum tabur tuai. Bahkan Alkitab banyak menulis mengenai hukum ini.
Jadi, jika kita hendak menuai yang baik maka menaburlah kebaikan.
Yesaya 53:5 mencatat sebuah hukum tabur tuai yang berbeda,
"Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh."
Nubuatan mengenai penderitaan Tuhan Yesus ini menyiratkan taburan kejahatan seseorang, diganti tuaikan oleh-Nya.
Sebenarnya ini wujud ketidakadilan yang dialami Kristus, namun pada sisi lain ini adalah wujud kasih karunia bagi setiap manusia.
Lalu, apakah orang jahat akan begitu saja lolos dari perbuatan jahatnya?
Menurut saya tidak demikian.
Yang ditanggung oleh Kristus adalah dosanya, namun akibat perbuatan dosa di dalam hidup sehari-hari ditanggungnya.
Seperti misalnya penjudi yang jatuh miskin, kemudian bertobat, apakah dia mendadak dalam semalam langsung kaya lagi?
Tentu tidak demikian, dia harus menuai apa yang dia taburkan.
Singkatnya, berhati-hatilah dengan apa yang kita taburkan. JLI.
#KiraKiraBegitu
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar