3 Yohanes 1:11
"Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah."
Istilah mimik (KBBI: peniruan dengan gerak gerik anggota badan dan taut muka), diindonesiakan dari kata dalam bahasa Inggris, mimick (Webster: to imitate closely - meniru dengan mirip), berasal dari bahasa Yunani mimeomai (μιμέομαι) yang oleh Strong Dictionary diterjemahkan sebagai 'to imitate' = mengimitasi, meniru, seorang aktor.
Paulus dalam 2 Tes 3:7 juga menggunakan kata mimeomai dan LAI menerjemahkannya sebagai 'mengikuti' (teladan).
Jadi, nasihat Rasul Yohanes ini bisa diartikan janganlah meniru atau mengikuti teladan orang jahat dengan perilakunya yang jahat, melainkan harus meniru perbuatan baik.
Memiliki idola atau mengikuti teladan, bukan hanya ketika kita senang dengan seseorang, artist misalnya, melainkan juga ketika kita membenci seseorang karena tersakiti.
Koq, bisa?
Bisa, ketika kita menyimpan kemarahan dan kebencian, lalu membalas dendam, baik kepada yang menyakiti kita, atau kepada orang lain yang menjadi sasaran kemarahan/kebencian kita.
Ketika melakukannya sebenarnya kita sedang mimeomai atau mengikuti teladan kejahatan.
Itulah alasan Paulus menasihati jemaat di kota Roma untuk mimeomai hal yang baik:
"Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!" Roma 12:17.
Mengikuti apa yang baik, mengikuti teladan yang baik, dan dengannya kita menjadi teladan dalam segala perbuatan baik.
Dalam konteks 3 Yohanes ini, perbuatan baik itu adalah menjaga dan memelihara kedamaian di dalam jemaat, sebagaimana yang telah diteladankan oleh Gayus, yaitu menjadi orang benar dan melakukan kebenaran dengan cara menolong sesama jemaat yang bahkan dia tidak kenal.
Kebenaran dan perbuatan baik Gayus ini dikontraskan dengan perbuatan jahat Diotrefes yang kebelet ingin jadi terkemuka, berambisi menjadi nomor satu (philoproteuo) sehingga Dia berani menanduk pemimpinnya, bahkan Rasul Yohanes sendiri, dan menciptakan perpecahan di dalam jemaat.
Hal ini tentu bertentangan dengan perintah Tuhan Yesus,
Matius 20:26-28
(26) "Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,"
(27) "dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;"
(28) "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Setiap murid-Nya tentu boleh menjadi besar atau terkemuka, namun bukan dengan cara-cara jahat dan memberontak seperti yang dilakukan oleh Diotrefes, melainkan dengan cara-cara kasih dan melayani sebagaimana yang diteladankan oleh Gayus.
Yuk, kita semua meneladankan (mimeomai) kebaikan Gayus dengan melakukan perbuatan baik, paling tidak di antara jemaat.
#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar