Sabtu, 30 April 2022

SEMOGA TIDAK TERJADI DI GEREJA LOKAL KITA

Dijauhkanlah kiranya daripada kita sekalian
- Khotbah tanpa kuasa. 
- Pelayanan tanpa urapan. 
- Kebaktian tanpa hadirat Tuhan. 
- Pujian dan Penyembahan tanpa keintiman. 
- Musisi tanpa jubah keimamatan. 
- Hati tanpa pertobatan. 
- Beribadah tanpa haus dan lapar akan Tuhan. 

Sangat berbahaya sekali jika kita hanya berasumsi,
- Bahwa khotbahnya penuh kuasa padahal hanya kepiawaian akibat jam terbang berbicara di muka umum saja. 
- Bahwa pelayanannya diurapi padahal hanya rutinitas belaka. 
- Bahwa Kebaktiannya penuh hadirat Tuhan padahal hanya perasaan yang distimulan oleh tata suara, tata lampu, dan berbagai trik psikologi massa belaka. 
- Bahwa Pujian dan Penyembahannya menjamah hati padahal hanya sekedar mendendangkan lagu yang sedang populer dengan iringan musik yang apik saja. 
- Bahwa Musisi hebat padahal hanya sekedar musisi tanpa hanya menyembah ketika memainkan instrumennya. 
- Bahwa jemaat banyak datang ke gereja padahal hanya sekedar datang namun tanpa hati yang mengerang kepada Allah di dalam pertobatan. 
- Bahwa hanya cukup datang kebaktian namun tanpa hati yang lapar dan haus akan Tuhan. 

Takutnya Kekristenan akan menjadi,
- Jemaat yang secara fisik datang ke gereja namun hatinya kosong melompong dan sedang berjalan menjauhi Tuhan.
- Gereja tanpa kehadiran Tuhan di dalamnya.
- Gereja hanya menjadi semacam even organizer kumpul-kumpul mingguan.

Pantaslah, 
- Tidak ada kebangunan rohani. 
- Gereja kehilangan kuasa-Nya.
- Suara kenabiannya hanya sebuah bisik malu-malu, bahkan menjadi bisu sama sekali.

Semoga itu semua terjadi di gereja-gereja entah dibelahan dunia bagian mana, tapi bukan di Indonesia. 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#RefireReviveRevival 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar