Rabu, 14 Desember 2022

MOVEMENT/KEGERAKAN

Tidak ada movement/kegerakan yang menyimpulkan semua movement/kegerakan sebelumnya.

Semua movement/kegerakan memainkan peranan penting hanya di zamannya dan untuk generasinya.

Keterkaitan antara satu movement/kegerakan dengan movement/kegerakan setelahnya hanyalah warisan iman atau nilai-nilai, dan sama sekali bukan kloningan yang harus sama segala sesuatunya, apakah itu cara dan atau common enemy-nya.

Memang, dia harus harus menjadi salah satu batu pondasi bagi movement/kegerakan setelahnya, namun pasti bukan satu-satunya pondasi. 

Beda generasi, pasti beda cara dan beda musuh bersamanya.

Sebenarnya menjadi sesuatu yang wajar jika suatu movement/kegerakan memudar, sebesar apapun dia dahulu.

Menjadi tidak wajar jika orang-orang tertentu tetap ngotot mempertahankannya, nilai-nilainya, maupun musuh bersamanya, tidak boleh beda.

Mesti dipertanyakan motivasinya, mungkin dia pro status quo, kenapa juga pro?

Apakah karena "pekerjaannya" (dapat nafkah) di situ?

Atau Jangan-jangan ketidakmampuannya menangkal angin pergerakan baru? Alias kolot, dengan mentalitas "been there, done that" yang akut.

Salah satu gejalanya adalah selalu cerita masa lalu: 

"Saya pernah melakukan ini itu."

"Dulu saya...."

Menurut saya jangan bangkitkan movement/kegerakan yang sudah berlalu, karena mungkin Tuhan memang memaksudkannya untuk tertidur bahkan memudar. JLI. 

#KiraKiraBegitu

Minggu, 04 Desember 2022

TAKUT

TAKUT

By Leo Imannuel

Takut yang berbahaya itu bukan pada perasaannya, melainkan respon atau tindakan yang diambil sebagai hasil dari pertimbangan logis yang bekerja secara simultan sesaat setelah perasaan itu datang.

Di situlah kualitas iman seseorang terlihat.

Jadi, yang tindakan yang diambil setelah perasaan takut muncul itu akan menunjukkan siapa orang itu sebenarnya.

Jika dibalik, maka para pemberani bukanlah seseorang yang tidak memiliki rasa takut sama sekali, namun dia yang menunjukkan kualitasnya melalui tindakan yang dipilihnya sebagai hasil dari pertimbangan logisnya setelah rasa takut menyerang.

Kita lihat pada penilaian Paulus terhadap kualitas iman Abraham yang ditulisnya di Roma 4:18, 

"Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap...."

Mengingat Abraham adalah juga manusia biasa seperti kita, pada titik ini beliau pasti merasa takut, cemas dan ragu yang mulai mengerogoti imannya. 

Kemudian, ini yang paling penting, responnya yang berupa tindakan kemudian menunjukkan kualitas keberimanannya terhadap Tuhan yang telah berjanji kepadanya, 

"..... namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."

Abraham memilih untuk tetap berharap dan percaya kepada Tuhan yang telah berjanji kepadanya meski ketakutan, kecemasan dan keraguan berusaha membuatnya imannya gagal.

Abraham menjadi Bapa orang percaya bukan karena ketiadaan rasa takut sama sekali, melainkan karena pilihan yang diambilnya setelah rasa takut itu datang.

Hal ini berlaku dalam segala bidang kehidupan sampai hari ini.

Hari-hari ini keadaan mungkin sepertinya sedang berjuang melawan kita, takut, cemas dan keraguan mulai menggerogoti iman, menggoda supaya kita lari dari panggilan, teguhkan hati, pilihlah untuk tetap berjuang dan berdiam di pos kita masing-masing.

Jangan lari, berdiam saja di pos, pasrahkan diri kepada apapun yang mungkin akan terjadi.

Bertahanlah meski rugi, pasrahlah meski tampaknya keadaan akan menghancurkan Anda. 

Keberanian teruji di sana.
Kepahlawanan sedang dituliskan.
Benih yang super sedang ditaburkan.

Tulisan ini dibuat bukan karena saya sudah menang, melainkan sedang berjuang supaya kemuliaan Tuhan yang telah dijanjikan-Nya kepada saya digenapkan.

Ayo, berjuang bersama.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Senin, 21 November 2022

EMBRIO PERBUATAN DOSA

Kejadian 3:1-6
(1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
(2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, 
(3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
(4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati, 
(5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
(6) Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.

Demikianlah percakapan singkat antara ular dengan Hawa.

Cobalah membuat drama singkat menggunakan percakapan di atas, kira-kira normalnya berapa lamakah percakapan di atas dapat diselesaikan?

Saya pernah, dan dalam hitungan detik, selesai.

Seriously, Anda yakin hanya dengan percakapan demikian singkat Hawa dengan mudahnya jatuh ke dalam dosa dan Adam dengan gampangnya begitu saja menerima buah dari istrinya? 

Saya kok tidak yakin ya. 

Coba kita renungkan sejenak, dari semua manusia hanya Adam dan Hawa yang memiliki keintiman luar biasa dengan Tuhan.

Mereka hidup pada zaman di mana manusia dapat mencapai tingkat kekudusan tertinggi, karena belum ada dosa.

Tingkat keintiman Adam dan Hawa dengan Tuhan tersirat di dalam Kejadian 3:8, 

"Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman."

Kalimat "mereka mendengar langkah kaki Tuhan" menyiratkan sebuah bentuk keintiman.

Dengan tingkat kekudusan dan keintiman demikian tentunya Anda akan setuju dengan saya bahwa tidak semudah itu Adam dan Hawa jatuh bukan?

Jadi bagaimana dong?

Jadi, menurut saya begini, tidak ada seorangpun yang keluar rumah lalu mendadak menjadi seorang penzinah, pencuri atau pembunuh. 

Setiap orang pasti memiliki kekuatan tatanan etis moral hasil didikan keluarga dan agama, jadi tidak mungkin seseorang langsung membunuh, mencuri atau berzina. 

Pasti sebelumnya ada stimulus dari luar, sebuah keinginan karena kebutuhan yang diendapkan di dalam jiwa dan terngiang-ngiang setiap saat, sehingga menjadi sebuah tindakan, sebagaimana yang tertulis di dalam Yakobus 1:15

"Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."

Kembali ke Hawa, percakapannya dengan ular tentunya tidak sesingkat dan sesederhana itu.

Pasti sebelumnya sudah ada percakapan sejenis yang diulang terus menerus.

Awalnya Hawa memberikan argumentasi untuk menolak, namun lambat laun pikiran memberi berbagai alasan yang melemahkan argumentasi tersebut.

Bahkan, meskipun percakapan dengan ular tidak intens, namun ide "menjadi sama dengan Allah," telah tertancap di dalam pikiran, sehingga menimbulkan percakapan dengan akal sehat.

Secara praktis percakapan ini kita kenal dengan nama godaan, cobaan atau rangsangan yang menimbulkan keinginan.

Sampai di sini, mengertikah Anda mengapa bahwa Kain, tidak serta merta membunuh Habel.

Tidak dalam semalam Daud berselingkuh dengan Batsyeba, serta membunuh suaminya.

Tidak mendadak Yudas menjual Tuhan Yesus seharga 30 keping uang perak.

Perhatikan dan selidikilah keinginan kita, patahkan segera apa yang tidak berkenan kepada Tuhan.

Bahkan meskipun keinginan tersebut tampaknya baik, namun untuk meraihnya dengan menghalalkan segala cara, dia mesti dipatahkan sebelum dia menyeret dan memikat hati kita.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

Sabtu, 12 November 2022

KEMENANGAN HAKIKI

2014

Kemenangan tidak selalu diwarnai oleh gegap gempita keramaian, sorak sorai, perasaan meledak-ledak, ucapan selamat, dan kalungan medali.

Sebaliknya, kekalahan kadangkala dirayakan dengan gegap gempita dan kepuasan.

Kemenangan diraih tanpa sorak sorai, sepi, tanpa ada yang tahu, dalam perasaan sedih. Karena bagaimana kita bisa bersukacita kala mengampuni musuh yang telah menyakiti sedemikian rupa? Bagaimana kita bisa bersorak sorai kala menahan diri untuk tidak marah dan menahan emosi?

Tapi sesungguhnya di dalam hati kita tahu sedang melakukan kebenaran. Di sana di lubuk hati terdalam kita tahu bahwa surga berkenan terhadap perjuangan kita.

Kekalahan disambut sebagai kemenangan adalah sebuah dusta (Yoh 8:44), kita merasa puas karena berhasil memuaskan ego, kesombongan bahkan dendam. 

Namun, sebenarnya sedang kalah, dikalahkan oleh dusta, ambisi, ego dan kesombongan sendiri.

Ingatlah bahwa kemenangan adalah hasil memertahankan dan melakukan kebenaran, dan tidak ada hubungannya dengan medali atau penghargaan manusia.

"Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota." Amsal 16:32

Keep Winning by Keep Winning 

In His Movement
JLI @AOCJakarta

Senin, 07 November 2022

BAGAIMANA SEBAIKNYA MEMBUKA dan MENUTUP HARI

Mazmur 92:2-3
(2) Adalah baik untuk.....“
(3) "untuk memberitakan kasih setia-Mu di waktu pagi dan kesetiaan-Mu di waktu malam"

Apa yang pertama kita lakukan ketika bangun pagi? 

Memegang hp? Atau segera mencari Tuhan dalam saat teduh? 

Menurut Mazmur, adalah baik (ṭôḇ = baik, menyenangkan, memakmurkan) untuk membuka hari dengan memberitakan kasih setia Tuhan dan menutupnya dengan memberitakan kesetiaan-Nya di waktu malam hari. 

Kata 'memberitakan' di atas diterjemahkan dari kata Ibrani nāḡaḏ yang dapat juga diartikan sebagai mendeklarasikan, memproklamirkan, mengakui.

Amplified Bible dan NKJV menerjemahkannya dengan kata declare (menyatakan), sementara NIV menggunakan kata proclaiming (memproklamirkan). 

Kasih setia diterjemahkan dari kata Ibrani ḥeseḏ yang dapat diartikan kebaikan, pertolongan, anugerah bahkan sikap hati kepada Tuhan yang suci. 

Beberapa terjemahan Alkitab berbahasa Inggris menerjemahkannya dengan kata love atau kasih

Sementara kata kesetiaan diterjemahkan dari kata ĕmûnâ  yang bisa berarti kesetiaan, keteguhan, juga keamanan. 

Jadi, mari kita membuka hari dengan memproklamasikan kasih dan kebaikan Tuhan bahwa semalam telah berlalu, fajar pagi merekah tanda hari baru akan segera dimulai. 

Ini sama artinya kita memercayakan hari baru itu kepada Tuhan karena percaya akan kebaikan Tuhan, bahwa pertolongan-Nya yang kita butuhkan. 

Jam-jam pertama di hari itu kita menyerahkan diri dan seluruh rencana yang kita buat ke dalam tangan Tuhan yang perkasa. 

Secara gestur rohani hal ini merupakan tanda penyerahan dan kebergantungan diri kepada Tuhan, Dia besar kita lemah, oleh karenanya kita berserah kepada Tuhan. 

Kemudian, di malam hari kembali kita mengangkat tangan sebagai tanda syukur atas pimpinan-Nya di hari yang akan segera berlalu dengan cara mendeklarasikan kepada-Nya bahwa Dia telah setia menuntun setiap langkah-langkah hidup kita. 

Membuka kesadaran diri bahwa jika hari itu dapat dilalui semua karena pimpinan dan pemeliharaan-Nya. 

Hidup kita aman karena perlindungan-Nya, ini adalah tanda syukur atas pemeliharaan-Nya, dengan melakukannya kita menjadi umat yang tahu berterima kasih.

Kemudian menyerahkan tidur kita kepada kesetiaan-Nya, agar semalam dapat berlalu dan esok hari bangun dengan kesegaran baru. 

Betapa indahnya memulai dan menutup hari bersama Tuhan.

Yuk, kita membuka hari dengan mendeklarasikan kebaikan Tuhan dan malam ini tutup hari dengan ucapan syukur.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Minggu, 06 November 2022

TUHAN, SANG TAMU UNDANGAN

Ketika sedang menyembah Tuhan di acara Just Worship, Sabtu, 5 November 2022 kemarin, saya diingatkan bahwa sering kali kita mengundang Tuhan hadir dalam ibadah di gereja.

Jika gereja adalah rumah Tuhan, lalu mengapa kita mengundang-Nya hadir? Bukankah itu rumah-Nya?

Seharusnya kitalah yang diundang-Nya?

Kecuali jika kita telah menjadikan Tuhan tamu undangan di rumah-Nya sendiri. 

Entah secara sadar atau tidak, dengan demikian sebenarnya kita sedang menyandera Tuhan di dalam rumah-Nya sendiri. 

Coba kita selisik sejenak, apa pertimbangan utama dari pemilihan lokasi pendirian gereja? Apa tujuan utama membangun gedung gereja nan megah dengan design interior yang wah? Apa motivasi pertama dari menyiapkan ibadah, apakah itu musik, pemain dan peralatan sound system yang mewah dan mahal, termasuk para pemuji yang bersuara merdu dengan sosok yang rupawan menawan?

Apakah Tuhan?

Bukan, tujuannya adalah jemaat.

Gereja telah menjadikan jemaat sebagai konsumen yang mesti dipuaskan, menjadi penonton konser yang mesti dibuat terpana oleh penampilan mingguan personel ibadah.

Di mana Tuhan?
Apakah pendapat-Nya menjadi  penting untuk didengar, bahkan lebih lagi, ditaati?

Dari satu-satunya pribadi yang mesti dipuaskan dalam setiap ibadah, Tuhan telah diubah menjadi salah satu komoditas yang ditawarkan dan dijanjikan oleh gereja kepada para konsumen, yakni jemaat.

Tentunya tidak salah mengelola gereja dan ibadah dengan baik, namun jika dengannya kita melupakan dan 'menyingkirkan' Tuhan dari rumah-Nya sendiri, tentunya sebuah pertobatan ekstrim mesti dilakukan.

Semua komponen ibadah, baik peralatan, para pelayan maupun jemaat wajib memuaskan satu-satunya pribadi yang layak, yaitu Tuhan, Sang Tuan Rumah sendiri.

Segala sesuatu yang menjadikan sebuah gereja menjadi gereja, mesti ditujukan kepada Tuhan dan hanya Tuhan saja.

Kesadaran bahwa kita ini tamu undangan Tuhan di rumah Tuhan, seharusnya merubah perilaku kita ketika beribadah kepada-Nya.

Adalah sebuah kehormatan besar bagi manusia berdosa seperti Anda dan saya dapat diundang masuk ke dalam hadirat-Nya, diizinkan masuk ke dalam rumah Tuhan (bukan sekedar gedung), diberi keistimewaan untuk bisa memuji dan menyembah-Nya, bahkan memanggil-Nya Bapa.

Semua itu karena korban Yesus Kristus di atas Golgota, pada kayu melintang, salib.

Tuhan Yesus ampuni saya.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Selasa, 01 November 2022

BERANI JUJUR

Kita mengagumi sesuatu yang dianggap sebagai kelebihan seseorang, hanya karena tidak mengetahui "isi dapurnya."

Sampai kita mengetahui berbagai manipulasi dan kebohohongan yang dilakukannya agar nampak baik bahkan lebih di mata orang,  maka kekaguman akan berubah menjadi ketidaksukaan.

Nah, bayangkanlah, bagaimana Tuhan yang Maha Tahu memandang hidup manusia yang bertopeng dan berpura-pura. 

Dia Tahu segalanya.

Dia paham betul semua topeng itu.

Dia mengerti semua kepura-puraan.

Dia sangat mafhum semua kelemahan bathin manusia akibat hidup dalam kepalsuan.

Matanya melihat sampai ke kedalaman jiwa, menebus semua topeng, memandang wajah asli dibalik senyuman manis namun bathin kosong melompong, menyelisik jiwa merana yang coba ditutupi dengan tawa, mengetahui keadaan asli dibalik semua gemerlap aksesoris yang melekat di tubuh.

Oleh karenanya Dia meminta setiap kita datang dengan jujur. 

Berani. 

Berani untuk jujur, pertama-tama bukan terhadap-Nya, melainkan berani jujur kepada diri sendiri.

Datang pada-Nya dengan apa adanya, bukan ada apanya.

Lepaskan, tanggalkan, dan singkapkan segalanya kepada Dia Yang Maha Tahu.

Selama kepalsuan masih dipertahankan pemulihan dan perbaikan akan menjauh, semakin menjauh, lalu hilang di lautan dusta diri.

Kita datang kepada-Nya, karena
Dia kuat, kita lemah, 
Dia kaya, kita miskin,
Dia berkuasa, kita tidak,
Dia kudus, kita penuh noda,
Dia baik dan penuh anugerah, pintu-Nya terbuka.

Kita tidak akan dikuatkan jika pura-pura kuat, tidak diberkati jika sok kaya, dan merasa memiliki kuasa, oleh karena sombong dan menolak bergantung kepada-Nya.

Jujurlah.

Berani jujur, kepada diri sendiri dan kemudian kepada Tuhan.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Minggu, 30 Oktober 2022

BERHENTI MEMBANDINGKAN DIRI DENGAN ORANG LAIN

Kadang saya merasa hidup ini berat.

Tantangan yang saya hadapi kelewat berat.

Kadang juga iri hati sama hidup orang yang kelihatannya baik-baik saja, lebih baik dari saya.

Kadang hati ini ciut dan stress.

Tapi, waktu saya melihat lebih dalam ke kehidupan orang lain, beban dan pergumulan merekapun tidak kalah berat daripada saya, malah beberapa orang tampaknya jauh lebih berat daripada yang saya harus pikul dan hadapi.

Kemudian pada akhirnya saya berhenti melihat kehidupan orang lain dan stop membandingkan hidup saya dengan hidup orang lain, lalu fokus menjalani hidup sendiri.

Kalau mau jujur, hidup memang banyak pergumulan, tapi senangnya juga banyak, ya kan?

Jadi buat teman-teman yang sedang berjuang, yuk fokus dengan hidup sendiri, tetap semangat, jangan pernah berhenti berusaha.

Jalani saja hidup dengan berani, jangan menyerah.

Dengan gaya bertutur demikian saya  tidak sedang menggurui, namun berusaha seperti sebuah tepukan ringan di pundak, terhadap sesama rekan pejuang kehidupan. 

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

Jumat, 28 Oktober 2022

BUAT ANDA YANG DITINGGALKAN

Sesungguhnya bukanlah kematian yang kita takuti, melainkan ketidakpastian setelahnya.

Sejatinya bukanlah perpisahan yang kita tangisi, melainkan kecemasan akan nasib diri sesudahnya.

Sebenarnya bukanlah sendirian yang kita cemaskan, melainkan perasaan ditinggalkan.

Kenapa ada kematian?

Mengapa ada perpisahan?

Kematian ada sebagai konsekuensi logis dari kelahiran.

Perpisahan terjadi akibat adanya pertemuan.

Seandainya tidak ada kelahiran tentu tidak ada kematian, jika tak terjadi pertemuan tentu tak jadi perpisahan.

Baik kematian, maupun perpisahan terjadi salah satunya agar kita belajar bahwa di dalam dunia tidak ada yang abadi, selain Sang Khalik. 

Sudah sewajarnya kita fokus lebih kepada-Nya, membangun hidup untuk menabung di dalam kekekalan, di mana ada kehidupan tanpa kematian, perjumpaan tanpa perpisahan, pun sukacita tanpa akhir. JLI.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart

Jumat, 21 Oktober 2022

POSISI HATI LEBIH PENTING DARIPADA POSISI FISIK

".......... padahal hatinya menjauh dari pada-Ku......" Yesaya 29:13

Posisi hati lebih penting daripada posisi fisik.

Fisik boleh tidak berada di tempat, namun ketika posisi hati tetap, maka di manapun dia berada kesetiaan dan kesucian akan tetap dijaga.

Sebaliknya secara fisik boleh hadir, namun hatinya absen, malah sedang berada di orang lain.

Yang ideal memang Kehadiran fisik maupun hati.

Tapi yang paling berbahaya fisik ada namun hati ada entah di mana.

Bayangkan jika dia seorang anak Tuhan atau malah hamba Tuhan.

Secara fisik hadir di gereja, bahkan melayani namun hati sudah kabur entah kemana.

Kehidupan kekristenan menjadi suam-suam kuku, pelayanan hanya menjadi ajang aktualisasi diri dan mata pencaharian.

Amsiong dah

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Kamis, 13 Oktober 2022

EMAS atau KELAPA

Di dalam tekanan, apakah kamu jadi emas atau kelapa.

Emas ditekan dalam api yang panas dengan tujuan agar mineral yang tidak berharga terpisah sehingga tersisa hanya logam mulia.

Sementara kelapa diparut, lalu ditekan agar santan yang berkualitas terpisah, sehingga hanya sisa ampas.

Tekanan datang dengan tujuan untuk memunculkan kualitas terbaik dengan cara memisahkan yang kurang berkualitas dari dalam diri.

Ini bisa berarti karakter kurang bagus yang perlu dikikis dari dalam diri, sifat atau sikap yang tidak baik yang perlu dibuang.

Atau

Tekanan datang untuk memunculkan kualitas terbaik dengan cara memisahkan diri sendiri dari yang kurang berkualitas, sehingga muncul yang berkualitas.

Ini bisa berarti Anda terpisah bahkan diusir paksa dari lingkungan, pergaulan, kantor, bahkan gereja tertentu dan pelayanan tertentu.

Jika yang pertama Anda yang membuang atau bahkan membiarkan pergi, yang kedua Anda yang dibuang atau pergi meninggalkan.

Apapun itu keduanya hanya untuk mengeluarkan yang terbaik dan hanya yang terbaik.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Selasa, 11 Oktober 2022

HINENI

HINENI

By Stephano Ambesa

ASAL KATA
 
Ada sebuah kata yang mungkin baru di telinga kita, tapi sebenarnya kata ini sudah ada lebih dari 6.000 tahun yang lalu, kata itu adalah “Hineni”. Kata “Hineni” berasal dari bahasa Ibrani, yang arti harafiahnya, “Behold, me”, tetapi makna tersiratnya jauh lebih dalam dari arti bahasa inggris “Here I Am” atau dalam bahasa Indonesia artinya “Aku Ini”. Bahkan dalam penggunaannya pun kata “Hineni” tidak dapat dipergunakan secara sembarangan, karena kandungan artinya yang sangat dalam.
 
Dalam bahasa Ibrani ada dua kata yang dipakai untuk mengungkapkan “aku ini”, “saya ada” atau “here I Am”. Kata pertama yang dipakai adalah kata “Poani” dan kata kedua adalah “Hineni”.Namun dalam penggunaannya sangat jauh berbeda. Contoh penggunaan kata “Poani”, ketika seorang guru sedang mengabsen murid-muridnya, kemudian saat seorang murid dipanggil namanya, maka murid yang dipanggil itu menjawab dengan kata “poani” yang artinya “I am here” atau “saya ada” atau “Ya, ini aku” atau “Yes, Here I Am”. Namun murid tersebut tidak bisa menjawab dengan kata ”Hineni”. Mengapa demikian? Karena kata “Hineni” tidak sekedar perkataan “aku ini”, tapi kata “Hineni” muncul dari kedalaman hati seseorang. Seseorang akan berkata “Hineni” jika dia benar-benar menjawab dari dalam hatinya, yang merupakan kesanggupan untuk melaksanakan dengan sepenuh hati, tanpa paksaan dan bisa dikatakan kata ini “Hineni” ini adalah perkataan karena cinta.
 
 
PENGERTIAN
 
Dalam Alkitab Kata “Hineni” muncul pertama kali di Kitab kejadian 22:1 “Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." dalam bahasa Inggris “And it came to pass after these things, that God did tempt Abraham, and said unto him, Abraham: and he said, “Behold, here I am.” Pada ayat ini Abraham menjawab Tuhan “ Behold, here I am” dalam bahasa aslinya ditulis dalam satu kata “Hineni”. Perkataan “Hineni” yang disampaikan Abraham kepada Allah merupakan pernyataan cinta Abraham kepada Allah. Abraham benar-benar mengasihi Allah dengan segenap hatinya.
Untuk mengetahui seberapa jauh arti sebuah cinta, seperti yang dilakukan Abraham kepada Allah, kita akan lihat satu peraturan yang tertulis dalam Kitab Taurat, di mana peraturan ini dapat membuat kita memahami arti sesungguhnya sebuah cinta. Dalam Kitab Keluaran 21:1-6 "Inilah peraturan-peraturan yang harus kaubawa ke depan mereka. 2 Apabila engkau membeli seorang budak Ibrani, maka haruslah ia bekerja padamu enam tahun lamanya, tetapi pada tahun yang ketujuh ia diizinkan keluar sebagai orang merdeka, dengan tidak membayar tebusan apa-apa. 3 Jika ia datang seorang diri saja, maka keluarpun ia seorang diri; jika ia mempunyai isteri, maka isterinya itu diizinkan keluar bersama-sama dengan dia. 4 Jika tuannya memberikan kepadanya seorang isteri dan perempuan itu melahirkan anak-anak lelaki atau perempuan, maka perempuan itu dengan anak-anaknya tetap menjadi kepunyaan tuannya, dan budak laki-laki itu harus keluar seorang diri. 5 Tetapi jika budak itu dengan sungguh-sungguh berkata: Aku cinta kepada tuanku, kepada isteriku dan kepada anak-anakku, aku tidak mau keluar sebagai orang merdeka, 6 maka haruslah tuannya itu membawanya menghadap Allah, lalu membawanya ke pintu atau ke tiang pintu, dan tuannya itu menusuk telinganya dengan penusuk, dan budak itu bekerja pada tuannya untuk seumur hidup.
Peraturan ini ditegaskan kembali dalam Ulangan 15: 12-18, perhatikan ayat 16, Tetapi apabila dia berkata kepadamu: “Aku tidak mau keluar meninggalkan engkau, karena ia mengasihi engkau dan keluargamu”.
Dari ayat ini kita melihat bahwa pada waktu itu terjadi kemiskinan diantara orang Israel dan mengakibatkan orang menjual dirinya sendiri sebagai budak kepada orang Israel lain. Tapi orang Israel tidak boleh semena-mena kepada budaknya ini seperti yang dilakukan orang Mesir terhadap orang Israel saat menjadi budak di Mesir. Orang Israel harus berlaku baik dan murah hati kepada sesama saudaranya yang sekarang jadi budaknya, jadi istilahnya seperti magang selama 6 tahun. Jadi pada tahun ketujuh maka budak ini diberi kemerdekaan dan dia diberi pilihan, jika budak ini mau keluar maka dia akan keluar bebas dan jadi orang merdeka, tapi jika dia berkata kepada tuannya “aku mencintai tuanku, dan mencintai keluargaku”, maka tuannya akan membawanya di tiang pintu di mana tempat itu adalah tempat yang semua orang dapat menyaksikan “proklamasi” atau legalisasi bahwa sejak saat itu tuannya secara resmi  berkuasa atas hidup budak itu seluruhnya, dan budak itu akan mengabdi kepada tuannya selamanya. Acara pengesahan itu dilakukan dengan cara menusuk telinga budak, dalam hal ini tentulah sangat sakit bagi budak tersebut, karena telinganya harus ditusuk dan tentu mengeluarkan darah. Bagi budak yang bersangkutan hal itu memang menyakitkan tubuhnya, namun hal itu tidaklah dia rasakan sakitnya, karena cintanya lebih besar dari pada sakit yang harus dia rasa dan tanggung, karena baginya rasa sakit itu hanyalah sebentar dan budak itu yakin bahwa sakit itu tidaklah berlama-lama. Lubang di telinga Ini sebagai bukti bahwa budak tersebut benar-benar cinta kepada tuannya dan dia menyerahkan diri sepenuhnya kepada tuannya, walau dia sakit sekalipun. Sehingga dia menjadi budak karena cinta.
 
Dari kisah budak cinta diatas maka kita bisa melihat bahwa budak tersebut mau memberikan segala-galanya yang dia miliki bahkan menyerahkan semuanya untuk tuannya termasuk hidupnya sendiri, semua ini didasari karena cinta. Demikian juga dengan Abraham, saat Abraham dipanggil Allah dan Allah mencobanya, Abraham menjawab dengan kata “Hineni’ yang artinya Abraham menjawab dengan sepenuh hati.Abraham benar-benar mencintai Allah dengan memberikan semuanya kepada-Nya, termasuk anak yang dia kasihi yaitu Ishak.
 
 
KEKUATAN CINTA
 
Dalam kitab Amsal 8:6-7, Raja Salomo menggambarkan cinta sebagai berikut: “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya.”
Kekuatan cinta tak tertandingi oleh apapun, dalam gelora cinta Tuhan membuat hati kita tertanam dalam hadiratNya, sehingga saat kita merasakan cinta-Nya maka kita tidak bisa menolak akan cinta-Nya yang begitu dalam. Ketika kita mengetahui bahwa Allah benar-benar mencintai kita, bahkan Dia rela menyerahkan Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus untuk menjadi korban menebus kita dari dosa, maka kita akan mengerti arti sebuah cinta yang sesungguhnya. Karena cinta adalah dasar dari kekristenan, sebab tanpa cinta maka tidak ada penebusan dan pengampunan.
Untuk lebih jelas mengerti arti sebuah cinta dan kekuatan cinta, mari kita melihat sebuah contoh kehidupan dalam rumah tangga. Seorang suami yang sudah punya isteri dan anak. Singkat cerita suami ini ternyata berselingkuh dengan wanita lain. Hampir setiap malam dia tidak pernah pulang ke rumah, karena cintanya yang menggelora pada wanita lain, tanpa memperdulikan anak dan isterinya yang sedang menunggu di rumah. Setiap suami terima gaji, bukannya dia berikan kepada isterinya tapi malah dia berikan kepada wanita lain. Sampai suatu saat suami itu pulang ke rumah isterinya, tapi bukannya pulang membawa hadiah, tapi dia pulang dengan tujuan untuk mengambil BPKB mobil dan menjual mobilnya dan hasil penjualannya dia berikan kepada kekasih gelapnya, setiap kekasih gelapnya meminta sesuatu kepada suami orang ini, maka suami itu melakukannya demi wanita lain, sampai-sampai pada akhirnya suami yang sedang dilanda cinta itu menjual sertifikat tanahnya demi menyenangkan kekasih gelapnya.
Kisah  diatas memang terkesan cinta yang keliru, tapi saya ingin membuka pikiran kita bahwa sesungguhnya cinta itu mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat, bila seseorang dilanda cinta, maka apapun akan dia lakukan untuk menyenangkan hati orang yang dicintainya. Bila gelora cinta itu terus membara bagai api, maka api itu semakin hari semakin besar dan tak terpadamkan. Hambatan, tantangan dan rintangan apapun akan dia lewati bahkan bila perlu dia akan menyerahkan dirinya sendiri untuk menyenangkan hati orang yang dicintainya.
 
 
CINTA AGAPE
 
Demikianlah Cinta Tuhan kepada manusia, karena alasan Cinta maka Tuhan Yesus Kristus merelakan dirinya untuk mati demi menebus manusia dari dosa. Oleh karena Dia mengasihi kita lebih dulu, maka kita menyambut cinta-Nya dengan mengasihi Dia seperti yang tertulis dalam Hukum yang Kasih, dalam Markus 12:30 “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.”
 
Jika kita mengasihi Allah, maka ada 4 hal yang akan kita lakukan, yaitu :
 
1.    Mengasihi Dengan Segenap Hati
Hati berbicara soal perasaan, sering kali orang beribadah hanya dengan logika dan tidak ada hati, sehingga ibadahnya terlihat kering dan tidak ada semangat. Bisa digambarkan arti sebuah hati atau perasaan cinta itu bagai sepasang kekasih yang sedang dimadu cinta, maka mereka akan bercinta dan melakukan persetubuhan. Hal ini akan terjadi ketika mereka memiliki waktu yang tepat dan tempat yang tepat untuk menyatakan cintanya yang tulus dan suci kepada pasangannya. Bukan berarti karena cinta, maka mereka berhubungan intim setiap saat dan di setiap tempat, tidak demikian.Tetapi mereka membuat waktu secara khusus untuk menyatakan cintanya. Sebaliknya jika pasangan suami istri tidak ada cinta atau tidak ada hati, maka tidak akan pernah terjadi hubungan intim. Demikian juga Allah dan manusia juga digambarkan sebagai pasangan mempelai laki dan perempuan, apalagi istilah pengantin, ini mengisyaratkan bahwa kita selalu birahi dengan kekasih kita. Gelora cinta pada umumnya orang menamakan itu sebagai bulan madu. Kita bergaul dengan Tuhan disetiap waktu, setiap saat, setiap tempat, tapi ada satu waktu dan satu tempat yang kita gunakan secara khusus untuk kita berhubungan intim dengan Tuhan, misalnya ketika pagi hari sebelum matahari terbit, kita bisa menyembahNya, kita datang ke gereja untuk berhubungan intim denganNya. Maka hal yang pertama dilakukan seseorang ketika mencintai Allahnya adalah memberikan semuanya (roh, jiwa, tubuh) kepada Tuhan.
 
2.    Mengasihi Dengan Segenap Jiwa
Jiwa adalah kehidupan, ketika manusia diciptakan Allah dari debu tanah dan Tuhan menghembuskan nafas kehidupan, maka manusia itu mempunyai jiwa dan dia hidup.Jadi jika seseorang mengasihi Allah, maka hal kedua yang dilakukan adalah mencintai Tuhan sampai akhir hidupnya. Jika dia dianiaya karena Imannya, maka dia tetap mempertahankan Imannya sampai titik darah penghabisan. Itulah yang terjadi pada (Kisah para rasul 7:54-60) Stefanus, walau dia dilempari batu sampai mati, dia tetap memuji dan memuliakan Tuhan, karena di dalam hati dan jiwanya ada cinta pada Tuhannya. Demikian juga setiap orang yang mengasihi Tuhan, walau mereka dihina, dikucilkan, diejek, difitnah atau menghadapai masalah, mereka akan tetap mencintai Tuhannya sampai tetes darah terakhir.
 
3.    Mengasihi Dengan Segenap Akal Budi
Mengasihi seseorang tidaklah seperti seorang laki-laki bertemu dengan wanita lalu tiba-tiba mengajak menikah. Allah menghendaki kita mencintaiNya dengan segenap akal budi (mind=pikiran), yang dimaksud disini adalah cinta itu tidak ngawur. Cinta itu tahu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, antara hal yang kudus dan tidak kudus, antara hal yang najis dan hal yang tahir, antara hal yang baik dan hal yang jahat. Juga Cinta itu tahu mana yang dikehendaki Allah dan yang tidak berkenan kepada Allah. Maka hal yang ketiga yang Tuhan ingin dari hidup kita adalah mengasihi Allah dengan belajar Firman-Nya.
 
4.    Mengasihi Dengan Segenap Kekuatan
Kata “kekuatan” dalam Leksikon Yunani memiliki arti kekuasaan, kemampuan atau kesanggupan. Seberapa kuat atau seberapa kemampuan anda melakukan kehendak Nya? Kalau anda tahu arti yang tersirat dalam kata ”kekuatan atau kemampuan” ini, niscaya anda akan bergerak cepat dan melakukan apapun yang Tuhan perintahkan untuk anda lakukan. Dengan karunia-karunia yang anda terima dari Tuhan, maka anda akan pergunakan karunia itu untuk melayani Tuhan dengan penuh kesungguhan. Kemampuan atau kesangupan ini termasuk didalamnya kemampuan/kesanggupan memberikan tenaga, waktu, hati, pikiran, dan harta. Jika kita mau bicara lebih jauh, maka kita bisa hubungkan kemampuan/kesanggupan ini dengan penatalayanan dan philantropy. Karena ketika Tuhan berbicara kepada kita, seberapa yang Tuhan mau kita berikan kepada Tuhan, maka bukti kita cinta sama Tuhan, adalah kita memberikan semuanya dan bukan sebagian, sehingga dalam ketiga hal pertama di atas yang kita bahas, yaitu: mengasihi dengan segenap hati, jiwa dan akal budi, jika ketiga hal ini tidak disertai dengan kekuatan atau kemampuan, maka tidak akan sempurna. Ingat Yesus memberikan perumpamaan tentang talenta, hal inilah yang Tuhan ingin dari kita, yaitu kita mengasihi Allah dengan memberikan semua kesanggupan kita kepada Nya.
 
 
KESIMPULAN
 
Demikianlah kita menyambut cinta Tuhan, ketika Tuhan memanggil kita dan menyatakan cinta Nya kepada kita, maka niscaya kita akan mengerti arti Cinta Tuhan yang sesungguhnya, dan ini akan membuat tabiat dan tingkah laku kita berubah menjadi serupa dengan tabiat Nya, ketika kita mencintai Tuhan, maka secara otomatis kita akan berbuah yang manis (buah-buah roh) dan buah-buah yang kita hasilkan akan membawa jiwa-jiwa datang kepada Tuhan. Saat anda merasakan Cinta Nya, maka anda tidak akan tidak untuk memberikan semuanya kepada Tuhan. Karena apa yang anda miliki sebenarnya itu bukan milik anda, walau anda berkata “ini semua hasil keringat ku”, tapi semua itu sebenarnya adalah pemberian Tuhan, semua itu ada karena kasih sayang-Nya kepada anda, semua itu ada karena kemurahan-Nya bagi kita. Kerinduan hati-Nya yang terdalam hanyalah ingin menyelamatkan saudara dari dosa dan mengaruniakan hidup yang kekal.Karena Cinta Tuhan adalah segala-galanya dan Cinta Tuhan adalah sumber kehidupan.Hidup tiada berarti jika tanpa cinta Tuhan. Maka genaplah apa yang tertulis dalam kitab 1 Korintus 13:12 “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” Dan jika anda menjadi budak cinta kepada Tuhan, anda lepas semua hak anda, karena anda mencintai Allah.Pada akhirnya kerinduan hati kita yang terdalam hanyalah menyenangkan hatiNya dan berada di sisi Nya sampai selama-lamanya. Maka ketika anda mengatakan “Hineni”, artinya anda mengakui bahwa anda adalah milik Tuhan dan Tuhan berdaulat atas kehidupan anda seutuhnya, hidup anda ada di dalam genggaman tanganNya, yang menjadi musuh anda adalah musuh-Nya dan tidak ada seorang pun yang dapat mengganggu milik-Nya, karena anda adalah umat kesayangan Tuhan.
Amin...Amin...Amin...Amin...Amin...Amin...Amin..
HINENI!!! Ini aku, Tuhan!!! Here I am, Master!! הנני
oleh Bianca Claudia Esperance Massie pada 09 November 2011 jam 11:19

Disclaimer:
Ini merupakan tulisan dari dosen saya Alm. Pak Stephano Ambesa, yang saya ambil dari Facebook tanpa seizinnya, karena beliau sudah dipanggil pulang oleh Bapa Surgawi.

Selain karena saya menghormati beliau dan maknanya bagus, maka tulisan ini saya repost di blog ini.

Kiranya menjadi berkat bagi para pembaca sekalian. 

Selasa, 04 Oktober 2022

ASPAL =Asli (Tapi) Palsu


Saya pernah ditawari sebuah jam dengan harga fantastis mahal untuk sebuah jam replika, alias palsu.

Jam aslinya memang berharga puluhan bahkan ratusan juta.

Tapi menurut saya membuang uang jutaan untuk sebuah jam replika sangat berat meskipun jam aslinya berharga sangat fantastis.

"Ini kw super, Pak" ujar sang penjual meyakinkan saya, "hampir sama dengan aslinya."

Semakin bagus kualitas sebuah barang replica semakin dia terlihat sama dengan aslinya, yang bahkan mata seorang awam mustahil dapat mengenalinya, dibutuhkan mata dan kepakaran seorang ahli yang memang sudah terbiasa meng-oprek-oprek barang aslinya. 

Seorang kawan yang hobi jam pernah tertipu dengan membeli jam palsu, beliau sadar telah tertipu setelah membawa jam tersebut ke service center resmi jam merk tersebut.

Tidak perduli seberapapun mirip nya dengan yang asli sebuah replika tetaplah barang palsu.

Demikian pula dengan ajaran Alkitab, sebaik dan sekreatif apapun sebuah ajaran disampaikan, jika salah tetaplah salah.

Jangan memberikan excuse atau pembenaran, salah tetaplah salah, sesat tetaplah sesat.

Tentunya, di dalam proses kreatif berpikir, merenung, kontemplasi Alkitab untuk membuat sebuah khotbah ada kemungkinan human error, alias salah menyimpulkan, wajar saja, namun ketika kritik datang, koreksi diberikan, jangan malah playing victim, cari alasan sana sini, jadi malah tambah terlihat keras kepala, dan bebal.

Diam saja, telaah koreksi dan hasil pemikiran kita, jika memang salah mesti berani mengaku dan kemudian berubah dan merubah hasil kreatif. JLI

#KiraKiraBegitu 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Sabtu, 24 September 2022

MUSUH DALAM SELIMUT

Musuh yang paling berbahaya bukanlah mereka yang berwajah seram, berdiri di depan jalan menantang, melainkan mereka yang berwajah polos dengan senyum manis dan kadang memberikan tepukan bahu bak seorang saudara.

Merekalah yang tega membunuh secara diam-diam. 

Pengkhianatan mereka lebih menyakitkan daripada sayatan pedang dan lebih mematikan dari sebilah belati.

Mereka bak pembunuh berdarah dingin, dengan tega menjalin hubungan baik kemudian menunggu ketika tidak ada lagi keuntungan didapat atau ada kesempatan barulah secara pengecut mereka menebarkan racunnya. 

Seseorang yang secara terang-terangan mengaku musuh lebih terhormat daripada mereka.

Mereka terlalu pengecut untuk terang-terangan mengaku musuh. 

Daud pernah mengalami hal demikian. 

Musuh yang paling berbahaya baginya bukanlah Goliat, melainkan orang dekatnya, dalam hal ini adalah Ahitofel, penasihatnya dan Absalom anak kesayangannya (2Sam. 15-17).

Kegusaran dan kegundahan akibat pengkhianatan mereka dituliskannya dalam Mazmur 55:12-13
(13) Kalau musuhku yang mencela aku, aku masih dapat menanggungnya; kalau pembenciku yang membesarkan diri terhadap aku, aku masih dapat menyembunyikan diri terhadap dia.
(14) Tetapi engkau orang yang dekat dengan aku, temanku dan orang kepercayaanku:

Yang menarik untuk dipelajari ialah bagaimana respon Daud menghadapi plot keji demikian, di ayat 17 dia menulis "Tetapi aku berseru kepada Allah, dan TUHAN akan menyelamatkan aku."

Daud berpaling kepada Allah untuk berkeluh kesah dan memohon pertolongan-Nya. 

Kita tahu bagaimana akhir kisah ini, pada akhirnya Daud kembali merebut Yerusalem. Tuhan akhirnya membela hamba-Nya. 

Apa yang kita lakukan ketika dikhianati? Marah? Ngomel? Kecewa? Daud mengalami itu semua, namun kemudian Dia bermazmur. 

Bermazmurlah dalam doamu kepada Tuhan, mohonkan perlindungan dan pembelaan-Nya, terutama ketika Anda tidak bisa membela diri. 

Tuhan akan berperang ganti dirimu. 

Tetap mengasihi dan mengampuni siapapun yang telah berbuat salah kepada dirimu, karena itu tugasmu, serahkan yang lain kepada Tuhan.

Lanjutkan hidup, terus fokus berkarya, jangan ingat-ingat, mereka tidak layak menghabiskan waktumu. 

Move on and carry on. 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Kamis, 22 September 2022

KAMU AKAN MELAKUKAN PERKARA-PERKARA BESAR

Bagaimana seandainya kalimat di atas diucapkan oleh seorang hamba Tuhan dengan gaya khas, seperti nubuatan di sebuah KKR lapangan?

Apa yang ada di benak Anda?

Seperti apa kira-kira Anda dan ribuan orang lainnya akan mengartikan kalimat di atas?

Di benak Anda apa artinya melakukan perkara-perkara besar?

Apakah sama seperti si hamba Tuhan itu, Anda akan memimpin KKR besar di lapangan luas yang dihadiri ribuan orang?

Apakah "perkara-perkara besar" itu berarti besar, raksasa atau mega, yang menjadi buah bibir masyarakat, diliput oleh media?

Sejujurnya berapa sih hamba Tuhan yang mampu melakukan hal-hal yang demikian? 

Atau jangan-jangan 'perkara-perkara besar' itu mempunyai makna yang berbeda, ukuran yang berbeda daripada yang kita pikiran?

Tuhan Yesus memiliki penilaian berbeda mengenai kata 'besar' atau 'lebih banyak' sebaimana yang tersirat di dalam Injil Markus 12:42-43
(42) "Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit."
(43) "Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan."

Bagi Tuhan, 'lebih banyak' bukan masalah jumlah melainkan masalah hati.

Jangan-jangan melakukan 'perkara-perkara besar' itu tidaklah selalu berarti memiliki gedung gereja lebih besar, dengan jemaat lebih banyak, KKR-KKR besar di lapangan lebih besar dengan berbagai mukjizat lebih spektakuler, jadi pembicara di seminar-seminar lebih besar, dan segalanya yang 'lebih'? 

Apakah melakukan 'perkara-perkara besar' itu selalu berdampak positif?

Apa ukuran bahwa sebuah perkara itu perkara besar atau kecil?

Yang jauh lebih penting siapa yang menentukan ukurannya?

Si penentu standar itu akan menentukan seperti apakah yang termasuk kategori 'perkara-perkara besar' itu. 

Di dalam Matius 25:31-46, Tuhan membeberkan apakah perkara yang termasuk 'perkara-perkara besar' tersebut, antara lain, memberi makan orang lapar, memberi minum kepada yang haus, memberi tumpangan, memberi pakaian kepada yang tak berpakaian, membesuk yang sedang sakit, mengunjungi yang di dalam penjara.

Senada dengan itu, Rasul Yakobus menandaskan di dalam suratnya di pasal 1 ayatnya yang ke 27, 
"Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia."

Jadi, saya simpulkan bahwa 'perkara-perkara besar' itu adalah segala sesuatu yang kita lakukan di dalam kasih Tuhan bagi sesama, tentunya dengan menyampingkan keegoisan ambisi pribadi dan golongan. 

Tujuannya agar orang-orang diberkati dengan menerima kasih Tuhan, dengan resiko nama sendiri tidak disebut. 

Dengan demikian tentunya Anda yang melayani jemaat kecil namun dengan motivasi yang benar, murni dan tulus, belum tentu kalah 'besar' dengan mereka yang memiliki jemaat lebih banyak dengan gedung Gereja lebih megah. 

Anda yang setia melayani di bidang-bidang yang terluput dari sorotan spotlight, di mata Sang Juri Agung belum tentu kalah mentereng dibandingkan mereka yang selalu tersorot dan banjir puja dan puji dari manusia.

Sangat bisa bahwa 'perkara-perkara besar' itu adalah Anda menolak untung besar hanya karena itu menjadikan integritas sebagai anak Tuhan sebagai maharnya, atau dalam kasus lain naik jabatan dengan menyangkali Kristus, atau bisa jadi berarti Anda yang memilih taat kepada perintah Tuhan untuk membangun manusia daripada ada di panggung. 

Jadi, setialah terhadap apa yang Tuhan percayakan kepada Anda, sambil terus menerus waspada dalam menjaga kemurnian dan ketulusan nurani dalam melakukannya, karena disitulah Dia menilai apakah yang Anda lakukan termasuk ke dalam 'perkara-perkara besar' ataukah hanya remeh temeh recehan belaka.

Selamat Melayani. JLI.

#LeoImannuel

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Sabtu, 17 September 2022

AYO SALING KERJA SAMA

Kesalahan umum dan sebetulnya fatal dari sebuah kegerakan/gereja (orang-orang di dalamnya) adalah membandingkan pelayanannya/kegerakannya dengan pelayanan/kegerakan lain dengan nada negatif.

Kita menganggap pelayanan/kegerakan lain salah, milik kitalah yang paling benar dan efektif.

Diam-diam (biasanya tanpa rasa bersalah -- jika mau jujur adalah sebuah bentuk kesombongan) kita mempergunjingkan pelayanan/kegerakan (orang-orang di dalamnya).

Padahal ini sama saja seperti telinga menghina mulut karena hanya bisa berbicara. Tangan menghina mata, karena hanya bisa melihat tapi tidak bisa melakukan.

Tidak heran, pelayanan/kegerakan meski kelihatan bagus, namun sebenarnya jalan di tempat. 

Tidak ada transformasi, masyarakat tidak berubah, angka kejahatan tidak turun, dll

Kita tidak pernah dipanggil untuk menghakimi, kita dipanggil untuk melakukan yang ditugaskan sebaik yang bisa kita lakukan.

Jika ada kekurangan dari pelayanan/kegerakan lain, dengan kasih Tuhan, tugas kita adalah melengkapi kekurangan mereka, dengan tulus hati dan tidak memandang rendah, dan pada gilirannya ganti mereka yang memperlengkapi kita.

Semoga kita cukup rendah hati mau, bahkan meminta untuk diperlengkapi oleh kegerakan/pelayanan (orang-orang di dalamnya)

Stop merasa diri paling benar, paling hebat, paling mampu.

Kita sedang melayani TUHAN, bukan diri sendiri.

Alih-alih mengacungkan "hanya" jari telunjuk, acungkan semua jari dan mulailah membantu dan melengkapi kekurangan pelayanan/kegerakan lain.

Keep Winning By Staying Humble!!! JLI

@Leo_Imannuel
@AOCJakarta

Selasa, 13 September 2022

JANGAN ANGGAP REMEH DOSA

Beberapa orang yang telah terpapar oleh teologi hyper grace, entah sadar atau tidak telah meremehkan dosa.

Jika dosa itu remeh, maka Yesus tidak perlu mati di kayu salib, bukan?

Korban Kristus di kayu salib memang obat paling mujarab terhadap dosa, namun jadi murahan karena seolah karenanya kita bisa sangat permisif terhadap dosa.

Alih-alih murahan, sebenarnya korban Kristus di Golgotha telah menaikkan standar keselamatan.

Pertama, keselamatan hanya melalui Dia saja.

Mengapa bisa?

Karena hanya Dia yang cukup layak membayar hutang dosa dunia dan karena Dia telah melakukannya.

Kedua, masa anugerah di dalam Tuhan Yesus, hendaknya janganlah dipandang secara murahan dengan cara menganggap masa di mana segala perbuatan dosa bisa diampuni.

Sebaliknya, masa anugerah adalah sebuah kesempatan kedua yang diberikan kepada manusia yang telah gagal dan jatuh ke dalam dosa, bahkan hidup di dalamnya, untuk sekali lagi berjuang untuk hidup benar di hadapan Allah yang kelak akan menghakiki manusia.

Pada masa anugerah ini, seseorang yang berbuat dosa tidak lagi dapat berkilah, karena Tuhan telah memberikan kesempatan kedua dan kemudian disita-sialan dengan hidup seenaknya.

Jadi kesimpulannya, karena Yesus adalah mulia, maka korban-Nya di kayu salib bukankah barang murahan, artinya dosa juga bukan barang remeh yang dapat diremehkan keberadaannya, sehingga seharusnya kita tidak menganggap remeh dosa. 

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#PursuingGodsHeart #inspiration #like4likes #quotestoliveby #likeforlikes #likeforfollow #inspirasikristen #renungankristen #inspirasi #quotestoliveby #renungan #instagram #insta #god #godbless #godblessyou #instagood #tuhanyesusmemberkati

Senin, 12 September 2022

KEEP CALM GOD IS IN CONTROL Bagian Ke-2

Kecemasan dan ketidaktenangan terjadi karena ketidakpercayaan kepada Tuhan yang akan menimbulkan iman yang negatif, lalu terjadilah menurut imanmu, sebagaimana yang dialami oleh Ayub, seperti tertulis di 3:25-26 
(25) Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku. 
(26) Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul." 

Perasaan takut dan cemas lebih membunuh daripada alasan kepada apa dan kenapa seseorang takut dan cemas. 

Sebenarnya takut dan cemas adalah alarm alami yang Tuhan letakkan di dalam diri, tujuannya agar kita sadar dan berdoa dan berjaga-jaga, bukannya malah tinggal di dalam kecemasan dan ketakutan yang berlebih. 

Seberapa damai sejahteranya kita, menjadi tolak ukur seberapa percayanya kita kepada Tuhan. 

Iman yang kokoh kepada Tuhan menjadikan diri tenang meski keadaan menggelisahkan, semata-mata karena pada Tuhan, dan hanya di dalam-Nya kita melihat harapan. 

"Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku." Mazmur 62:6

Kunci untuk senantiasa tenang adalah dekat dengan Tuhan, intim dengan-Nya. 
(2) Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. 
(3) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Mazmur 62:2-3 

Dekat bagaimana dan intim bagaimana?

"Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan." Ulangan 30:14

Tuhan Yesus adalah Firman Tuhan (Yohanes 1:14), jadi mustahil orang bisa intim dengan Tuhan tanpa membaca, merenungkan dan kemudian melakukannya.

Bicara mulut adalah perkataan yang baik, dan hati bicara mengenai niat.

"....... Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati." Matius 12:34b

Membaca dan merenungkan firman Tuhan berarti memenuhi gudang hati dan pikiran dengan segala kebaikan, sehingga perkataan yang keluar dari mulut adalah firman.

Sebagaimana yang Tuhan nesihatkan kepada Yosua,

"Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." Yosua 1:8. 

Salah satu penyebab kegagalan bangsa Israel di padang gurun adalah bersungut-sungut. 

Berawas-awaslah, karena perkataanmu bisa membentuk realitasmu. 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

KEEP CALM GOD IS IN CONTROL Bagian Ke-1

"Pa, ini gimana? Kalo pintu mobil dibuka alarm-nya bunyi terus!" 

Terdengar suara istri saya yang panik di ujung telepon. 

Setiap Kamis pagi memang kami pisah jalan, istri dan putri bungsu kami langsung ke sekolah, sementara saya mengantar putra sulung kami ke lapangan futsal. 

Segera saya coba menenangkannya.

Alarm mobil yang berbunyi biasanya karena ada pintu yang kurang rapat tertutup atau korsleting, yang mana sangat jarang terjadi. 

Dengan tenang, saya meminta istri keluar dari dalam mobil, karena lebih baik berada di luar mobil ketika alarm berbunyi daripada berada di dalamnya.

Benar saja, dari telepon saya mendengar alarm mobil meraung keras, segera saya menuntun istri via telepon untuk menekan tombol buka pada remote, terdengar suara beep dua kali tanda kunci terbuka dan alarm berhenti, lalu saya memintanya untuk menekan tombol untuk mengunci, biasanya hanya akan terdengar bunyi beep sekali yang menandakan pintu mobil terkunci, namun kali ini berbunyi beberapa kali, segera saya mengetahui pasti ada pintu mobil yang kurang rapat tertutup, mungkin karena putri kami agak kurang keras menutup pintu ketika dia turun dari mobil. 

Kemudian saya meminta istri untuk membuka dan kemudian menutup kembali setiap pintu di mobil kami. 

Setelah melakukannya, saya minta beliau kembali menekan tombol tutup, lalu terdengar bunyi beep sekali dan alarm tidak berbunyi lagi.

Sebenarnya apa yang saya minta istri lakukan adalah perkara simpel dan seharusnya beliau bisa mengatasinya, namun perasaan panik sudah mengendalikan cara berpikirnya dan semakin menjauhkannya dari solusi yang sebenarnya sangat mudah dan simpel. 

Kebenarannya adalah alarm akan terpicu ketika pintu mobil dibuka paksa tanpa melalui tombolnya, atau dalam hal ini adalah ada pintu yang kurang rapat tertutup. 

Namun, panik sudah membuatnya lupa akan prinsip simpel tersebut.

Panik dan gelisah yang berlebihan tidak pernah akan membawa kebaikan bagi diri sendiri, malah sebaliknya akan menjauhkan kita dari Tuhan. 

Oleh karenanya pemazmur memerintahkan jiwanya agar tenang sambil mengingatkan bahwa Tuhan telah, bukan akan, tapi telah berbuat baik. 

"Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu." Mazmur 116:7 

Dari ayat ini dapat kita simpulkan bahwa keadaan pemazmur sedang tidak baik dan mulai meragukan Tuhan, namun kesadaran imannya bangkit lalu dia berkata "jiwaku, tenang! Tuhan telah berbuat baik!" 

"Jangan ragukan kebaikan Tuhan, ayo hitung-hitung kebaikan-Nya."

Ayo, perintahkan jiwa kita untuk tenang, dan mulailah mengingat semua kebaikan-Nya di dalam hidup ini dan syukurilah. 

Jikalau Dia tidak pernah meninggalkan kita di hari-hari yang lalu, masakan Dia akan melakukannya sekarang?

Tentu tidak! 

Kesetian-Nya tidak akan mengizinkannya. 

#JadilahTenang

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

#TheEncounter 

#LeoImannuel

Jumat, 09 September 2022

KEINTIMAN Bagian Ke-4

1 Korintus 13:1-3
(1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
(2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
(3) Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

Di dalam kekristenan perasaan cinta kepada Tuhan ini maha penting karena dia yang menjadi dasar seluruh kehidupan kristen.

Tengoklah apa yang secara ekstrim disimpulkan oleh Rasul Paulus pada ayat 3 di atas, 
"Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku." 

Di ayat 1 dan 2, Paulus juga menyebutkan semua pelayanan Kristen bahkan pembuktian iman yang paling hebat sekalipun, tanpa kasih semua sia-sia. 

Cinta kepada Tuhan ini akan melahirkan cinta kasih kepada sesama.

Mustahil orang yang mengasihi Tuhan dan hatinya penuh dengan. kasih Tuhan, lalu masih membenci sesama.

Kasih kepada Tuhan akan melahirkan kehidupan religius antara seseorang dengan Tuhan, ini sifatnya rahasia, karena berada di dalam hatinya, terkunci di dalam kamarnya ketika dia berdoa dan membaca firman-Nya.

Dia tidak sedang mencoba mengesankan manusia, dia sedang mencoba mengesankan Tuhan.

Jadi pujian manusia bukanlah motif utama, hanya Tuhan saja motifnya.

Kemudian, kasih kepada Tuhan akan memberi kesadaran sosial, akan tanggung jawab terhadap sesama.

Sebagai kekasih Tuhan, seseorang akan merasa betapa Tuhan juga mengasihi orang-orang lain, terutama mereka yang terhilang dan menderita, kemudian bergerak mengambil tanggung jawab untuk berbuat sesuatu bagi mereka, atas nama kasih kepada Tuhan.

Lahirlah pelayanan.

Jadi pelayanan bukan lahir dari kebutuhan, namun dari kasih atau cinta kepada Tuhan.

Periksalah kehidupan kekristenan kita dengan cermat, selidikilah hati  dengan sungguh-sungguh, jangan biarkan kehampaan menggeser hasrat akan Tuhan, rutinitas menjadi sebuah kenyataan yang dianggap biasa.

Cek, apa motif kita melayani sesama, kasihkah? Atau ada motif lainnya yang bersembunyi di balik jargon-jargon dahsyat, seperti mengikut Yesus berapapun harganya, padahal ujung-ujungnya hanya uang dan ketenaran belaka.

Bertobatlah....

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

PENGKHOTBAH TERKENAL

IMHO, alias menurut pendapat saya nih.

Pengkhotbah sudah gagal, jika diundang khotbah terutama  karena nama bekennya, bukan karena khotbahnya yang mendalam dan memberkati.

Diundang hanya karena namanya beken dan bisa menarik massa, meski khotbahnya cetek dan ngaco.

Sebenarnya ini penghinaan terhadap si pengkhotbah itu sendiri.

Sama seperti seorang tukang masak, buka restoran, dan orang banyak datang dan mereka berkata:

"Maaf Chef, kami makan di sini karena tempat ini terkenal, kalo masakan sih sebenarnya lebih enak warteg dekat rumah."

Pujian pantas bagi seorang chef adalah rasa masakannya.

Begitu pula, bagi seorang pengkhotbah, pujian yang sepantasnya adalah kepada khotbahnya yang mendalam dan memberkati.

Tapi, zaman sudah berubah kayaknya.

Pengkhotbah punya nama beken, meski khotbah hanya pandai bermain di jargon, namun miskin teologi lebih laku, karena semata dapat menarik massa.

Karena tuntutan pasar, pengkhotbah akhirnya tidak sudi sekolah Alkitab, yang penting hebat di jargon, meski kosong melompong.

Padahal, Alkitab adalah kebenaran, sementara jargon, belum tentu benar. JLI. 

Eh, Minggu ini jadwal khotbah saya berapa kali ya?

#KiraKiraBegitu

Rabu, 07 September 2022

KEINTIMAN Bagian Ke-3B

Matius 22:36-40 
(36) Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?
(37) Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 
(38) Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
(39) Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
(40) Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Bersediakah Anda menikah dengan seseorang yang setia dan melayani Anda sepenuhnya, namun dirinya sama sekali tidak mencintai Anda?

Dia menjadi suami atau istri Anda semata-mata hanya kewajiban, semua pelayanannya sebagai pasangan Anda hanya sebuah kewajiban, semua obrolan maupun kebersamaan hanya bernuansa pertemanan, tidak ada getar-getar perasaan romantis sama sekali.

Tentunya rumah tangga demikian akan sangat menjemukan bukan?

Apalagi jika Anda menemukan kenyataan cinta bertepuk sebelah tangan. 

Hanya Anda yang mencintai, sementara dirinya sama sekali tidak membalas cinta Anda. 

Bahkan ada seseorang lain yang bercokol kuat di hatinya dan jelas itu bukan Anda. 

Sakit? Pasti!

Kecewa? Sangat! 

Marah? Jelas! 

Namun, seringkali orang Kristen berbuat demikian terhadap Tuhan. 

Menjadi Kristen atau pengikut Kristus tanpa perasaan cinta kepada Sang Juru Selamat, semua hanya sebuah status dan rutinitas belaka, bahkan "... semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup..." (1 Yohanes 2:16), perlahan namun pasti telah mengkudeta Tuhan dari takhta-Nya di dalam hati kita. 

Itulah mengapa dimensi perasaan cinta ini begitu penting di dalam Kekristenan. 

Namun, jangan salah cinta bukan hanya perasaan belaka, di dalam cinta terkandung tekad kuat untuk saling membahagiakan, dan itu berarti perbuatan-perbuatan yang menyatakan cinta.

Cinta itu perlu dicari, digali, dijaga, bahkan dipertahankan, 

"Kejarlah kasih itu........" (1 Korintus 14:1a), demikian nasehat Paulus. 

Tuhan tidak menginginkan robot sebagai umat-Nya, Dia menginginkan manusia sebagai makhluk merdeka untuk mengasihi-Nya tanpa paksaan, hanya semata-mata karena mereka memilih untuk mengasihi-Nya. 

Itulah mengapa Tuhan mengaruniakan kehendak bebas kepada manusia. 

Ingatlah bahwa kasih atau cinta itu pertama-tama adalah perasaan di dalam hati yang kemudian dinyatakan dengan perkataan dan perbuatan. JLI

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Senin, 05 September 2022

KEINTIMAN Bagian Ke-3A

INTIMACY 3A

By Leo Imannuel 

Matius 22:36-40 (TB)  
(36) Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?
(37) Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 
(38) Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
(39) Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
(40) Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Ketika mendengar kata 'Cinta' apakah yang terbersit di dalam pikiran dan hati Anda?

Segenap peraturan yang tidak bisa tidak harus ditaati, atau seluruh perbuatan baik yang harus dilakukan untuk seseorang?

Atau ketika mendengarnya pertama-tama yang Anda tangkap adalah nuansa perasaan di dalam hati?

Cinta itu selalu berkaitan erat dengan perasaan yang menemukan bentuknya di dalam perkataan dan perbuatan.

Ketika bilang "I Love You" kepada istri, yang saya maksud selalu adalah perasaan saya kepadanya dengan disertai semua perbuatan yang membuktikan kesejatian dari perkataan tersebut.

Istri saya menerima perkataan tersebut dengan hatinya, otomatis ingatannya akan mencari bukti dari cara saya memperlakukannya selama ini, barulah sepersekian detika kemudian perasaan bahagia muncul dan dengan senyum mengembang karena sukacita jantung hati saya membalas "I Love You Too."

Jadi, cinta selalu pertama-tama berkaitan dengan perasaan baru kemudian merujuk kepada perbuatan.

Cinta menemukan ekspresinya di dalam perasaan dan kemudian terungkap melalui perkataan dan kemudian perbuatan.

Ketika Tuhan Yesus bertanya kepada Petrus sebagaimana tercatat di dalam Injil Yohanes 21:15 "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" 

Yang dimaksud Tuhan Yesus adalah perasaan cinta di dalam hati Petrus, bukan perbuatannya. 

Kemudian setelah Petrus menjawab "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." 

Barulah Tuhan Yesus memberi tugas kepadanya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

Kesimpulannya adalah semua perbuatan apapun yang kita lakukan baik untuk Tuhan maupun bagi sesama dasarnya harus cinta atau kasih.

Tanpa dasar cinta atau kasih maka segala sesuatu yang kita lakukan akan hambar karena tidak akan menyentuh hati sendiri, ataupun obyek bagi siapa perbuatan baik tersebut dilakukan. JLI

Bersambung

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Minggu, 04 September 2022

KEINTIMAN Bagian Ke-2

INTIMACY 2

Kapankah membaca Alkitab menjadi sesuatu yang membosankan?

Bagaimanakah doa menjadi sebuah beban berat yang menjemukan?

Bilakah pujian dan penyembahan dinaikkan dengan perasaan datar?

Apa penyebab pelayanan menjadi sebuah rutinitas belaka, entah sadar atau tidak.

Bilamanakah kekristenan menjadi agama mati yang hanya tinggal berisi berbagai peraturan boleh tidak boleh, dosa tidak dosa, Kudus atau najis, benar atau sesat, yang ujung-ujungnya saling menunjuk dan memaki?

Pertanyaan itu sama dengan kapankah sebuah pernikahan menjadi dingin? Bagaimanakah sebuah hubungan menjadi dingin? Semua aktivitas di dalam pernikahan menjadi rutinitas yang harus dilakukan meski tanpa gairah? 

Jawabnya sederhana saja, semua menjadi rutinitas karena cinta telah meninggalkan sanubari, cinta tidak lagi menjadi motivasi utama. 

Di dalam cinta terdapat trinitas yang saling terikat satu dengan lainnya, yaitu, gairah, keintiman dan komitmen. 

Seseorang bisa kehilangan gairah dan keintiman, dan menyisakan hanya komitmen, namun tanpa kedua lainnya komitmen akan menjadi rutinitas menjemukan. 

Berjalan di dalam religiusitas tanpa gairah dan keintiman di dalam Kekristenan itu berarti berjalan secara agamawi.

Ah sudahlah, saya tutup tulisan ini dengan puisi yang ditulis oleh King Solomon:

Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? — Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau. 

— Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! 

Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Sabtu, 27 Agustus 2022

BERBAHAGIALAH

Anda tidak akan pernah berbahagia jika selalu berpikir bahwa bahagia Anda terletak di posisi orang lain. 

Hapus kata "seandainya" dari definisi kebahagiaan Anda. 

Kata itu akan merenggut setiap kebahagiaan yang datang menjelang di hidup Anda. 

Seandainya saya.... maka... 

Seandainya saya memiliki.... maka... 

Seandainya saya ada di sana... maka... 

Seandainya saya berpenghasilan lebih besar maka..... 

Kata seandainya tidak akan pernah mendatangkan sukacita. 

Rumput tetangga akan selalu tampak lebih hijau.

Tahukah Anda, bahwa tetanggapun berpikir yang sama tentang Anda. 

Berbahagialah dengan apa yang ada. 

Nikmatilah berkat-berkat yang Dia berikan kepada Anda. 

Berbahagia itu sederhana. 

Berbahagia itu masalah perspektif. 

Berbahagia itu bertalian erat dengan rasa syukur. 

Bersyukurlah. 

Ada banyak alasan bagi Anda untuk bersyukur, temukanlah itu dan mulailah ucapkan syukur. 

Selamat berbahagia. JLI. 

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

#RISEandSHINE 

#LeoImannuel

Jumat, 26 Agustus 2022

RAJA YOSAFAT

27 Agustus 2015

Yosafat menjadi raja menggantikan Asa, ayahnya.

Kesimpulan pemerintahan Yosafat:

2 Tawarikh 17:3
"Dan TUHAN menyertai Yosafat, karena ia hidup mengikuti jejak yang dahulu dari Daud, bapa leluhurnya, dan tidak mencari Baal-baal,"

Tuhan menyertai Yosafat sehingga dia diberkati.

Penyertaan Tuhan jauh lebih penting dan jauh di atas apa yang pengamat ekonomi katakan, apa dokter diagnosa, apapun sikon saat ini.

2 Tawarikh 17:6
"Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN. Pula ia menjauhkan dari Yehuda segala bukit pengorbanan dan tiang berhala."

Kata "Tabah Hati" diterjemahkan dari kata Ibrani lêb (labe - לב ) yang bermakna: Segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi (Matius 22:37)

Yosafat tidak main-main ikut Tuhan, dia sungguh-sungguh dengan segenap hatinya ikut Tuhan dan Tuhan memberkati Yosafat sedemikian rupa, sehingga bangsa-bangsa disekitarnya menjadi takut bahkan membawa upeti kepadanya. 2 Tawarikh17:10-12

Di tengah-tengah kesukaran dan jepitan musuh, Tuhan mendengar teriakannya meminta tolong dan meloloskannya dari maut. 

2 Tawarikh 18:31
"Segera sesudah para panglima pasukan kereta itu melihat Yosafat, mereka berkata: "Itu raja Israel!" Lalu mereka mengepung dia, untuk menyerang dia, tetapi Yosafat berteriak dan TUHAN menolongnya. Allah membujuk mereka pergi dari padanya."

2 Tawarikh 19:1
"Yosafat, raja Yehuda, pulang dengan selamat ke istananya di Yerusalem."

Apa yg membuat Tuhan menolong Yosafat, padahal dia bersalah karena bersekutu dengan orang fasik seperti raja Ahab?

2 Tawarikh 19:2-3
(2) Ketika itu Yehu bin Hanani, pelihat itu, pergi menemuinya dan berkata kepada raja Yosafat: "Sewajarnyakah engkau menolong orang fasik dan bersahabat dengan mereka yang membenci TUHAN? Karena hal itu TUHAN murka terhadap engkau. 
(3) Namun masih terdapat hal-hal yang baik padamu, karena engkau menghapuskan tiang-tiang berhala dari negeri ini dan mencari Allah dengan tekun."

Jawabannya sederhana, karena Yosafat dengan tulus hati mengikuti Tuhan dan menyingkirkan "allah-allah" lain, baginya hanya ada TUHAN.

Bahkan ketika pasukan koalisi bani Amon, Moab dan orang-orang dari pegunungan Seir, "suatu laskar yg besar (2 Taw 20:2) menyerang Yerusalem, apakah yang dilakukan Yosafat di tengah ketakutannya? Seperti biasa Yosafat mencari Tuhan

2 Tawarikh 20:3 
"Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa." 

Dan... Tuhan menolong mereka dengan cara yang ajaib.

2 Tawarikh 20:15 
".......... Janganlah kamu takut dan terkejut karena laskar yang besar ini, sebab bukan kamu yang akan berperang melainkan Allah."

Tanpa Yosafat mengangkat senjata, pasukan koalisi saling serang dan bunuh.

Yang Yosafat lakukan hanyalah melakukan sebuah langkah iman, yaitu:

Memuji dan menyembah Tuhan, seolah-olah peperangan sudah dimenangkan

2 Tawarikh 20:19 
"Kemudian orang Lewi dari bani Kehat dan bani Korah bangkit berdiri untuk menyanyikan puji-pujian bagi TUHAN, Allah Israel, dengan suara yang sangat nyaring."

Dan

Pergi berbaris ke medan pertempuran seperti akan berperang, untuk merebut kemenangan, bahkan di medan perangpun mereka bernyanyi memuji Tuhan (2 Taw 20:20-22), ketika mereka menyanyikan pujian buat Tuhan, entah kenapa tentara koalisi saling serang.

Dalam masa-masa krisis seperti sekarang ini, perkuat iman percaya kita kepada Tuhan, dengarkan apa yang firman-Nya katakan melebihi apa yang berita di media massa atau pengamat katakan. 

Pujilah Dia senantiasa, naikkanlah doa, pujian dan penyembahan, disertai oleh ucapan syukur kepada-Nya.

Karena pertolongan kita ialah dari Tuhan yang menciptakan langit dan bumi (Mazmur 121:1-8).

Hasilnya adalah, musuh dikalahkan meninggalkan harta benda, sebegitu banyaknya sampai diperlukan waktu: "Tiga hari lamanya mereka menjarah barang-barang itu, karena begitu banyaknya" (2 Taw 20:25)

Mau menuai di tengah krisis? Ikutilah teladan Yosafat di atas.

Tidak lupa, setelah meraih kemenangah, Yosafat kembali memuji Tuhan:

2 Tawarikh 20:26 
"Pada hari keempat mereka berkumpul di Lembah Pujian. Di sanalah mereka memuji TUHAN, dan itulah sebabnya orang menamakan tempat itu Lembah Pujian hingga sekarang."

Pujian ini terus menerus dilakukan sambil mereka menuju rumah Tuhan (2 Taw 20:27-28).

Ayo, kita melekatkan hati kepada Tuhan dengan membaca, merenungkan dan melakukan Firman-Nya, berdoa, memuji dan menyembah Tuhan.

Keep Winning By Keeping Our Heart Following God Steadfastly, Pray, Praise & Worship God!!! JLI

@Leo_Imannuel 
@AOCJakarta

Kamis, 25 Agustus 2022

KEKHAWATIRAN LEBIH MEMBUNUH DARIPADA MUSUH SEBENARNYA

26 Agustus 2015

Kekhawatiran Lebih Membunuh Daripada Musuh Sebenarnya

Berapakah tentara Raja Asa?
580.000 orang

2 Tawarikh 14:8 
"Pasukan-pasukan Asa yang dari Yehuda jumlahnya tiga ratus ribu orang yang membawa perisai besar dan tombak, dan yang dari Benyamin jumlahnya dua ratus delapan puluh ribu orang yang membawa perisai kecil, sebagai pemanah. Mereka semua pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa. "

Raja Asa pernah di serang oleh Zerah, dengan tentara berjumlah 1 juta orang

2 Tawarikh 14:9 
"Zerah, orang Etiopia itu, maju berperang melawan mereka dengan tentara sebanyak sejuta orang dan tiga ratus kereta."

Namun, Tuhan menolong orang Yehuda

2 Tawarikh 14:12 
"Dan TUHAN memukul kalah orang-orang Etiopia itu di hadapan Asa dan Yehuda. Orang-orang Etiopia itu lari, "

Dengan pengalaman sedemikian rupa Raja Asa seharusnya memiliki iman yang kuat terhadap Tuhan. Namun apa daya, kekhawatiran dan ketakutan yang berlebihan membuatnya melakukan tindakan bodoh.

Ketika Raja Baesa dari Israel menyerang Yehuda, bukannya berpaling meminta pertolongan Tuhan, Raja Asa malah meminta bantuan Raja Aram (2 Tawarikh 16:1-4)

Akibatnya:

2 Tawarikh 16:7-9 
(7) Pada waktu itu datanglah Hanani, pelihat itu, kepada Asa, raja Yehuda, katanya kepadanya: "Karena engkau bersandar kepada raja Aram dan tidak bersandar kepada TUHAN Allahmu, oleh karena itu terluputlah tentara raja Aram dari tanganmu. 
(8) Bukankah tentara orang Etiopia dan Libia besar jumlahnya, kereta dan orang berkudanya sangat banyak? Namun TUHAN telah menyerahkan mereka ke dalam tanganmu, karena engkau bersandar kepada-Nya. 
(9) Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan."

Sampai hari matinya Raja Asa tetap mengeraskan hati dan tidak mau berpaling kepada Tuhan

Kita hidup pada zaman yang serba mengkhawatirkan. 
Keadaan ekonomi dengan dollar yang terus melambung tinggi, kabar perang dimana-mana, sakit penyakit, teroris, dll

Tetaplah ingat akan Tuhan yang berulang kali telah menolong kita. Kali inipun Dia akan menolong kita.  

THIS TOO WILL PASS!!!

Tetaplah berjaga-jaga, namun, jangan tinggal dalam kekhawatiran yang berlebihan. 

Karena kekhawatiran lebih membunuh daripada musuh sebenarnya.

Tuhan tetap memegang kontrol atas segala sesuatu.

Keep Winning By Keep Calm, God Is In Control!!!
JLI

@Leo_Imannuel
@AOCJakarta

Rabu, 24 Agustus 2022

MEMPERKUAT KEPERCAYAAN KEPADA TUHAN

Renungan 25 Agustus 2015

Dunia pada zaman Raja Asa:

2 Tawarikh 15:5-6 
"Pada zaman itu tidak dapat orang pergi dan pulang dengan selamat, karena terdapat kekacauan yang besar di antara segenap penduduk daerah-daerah.
Bangsa menghancurkan bangsa, kota menghancurkan kota, karena Allah mengacaukan mereka dengan berbagai-bagai kesesakan."

Mirip dengn zaman kita, dolar melambung tinggi, perekonomian ngos-ngosan, nyaris tiarap dan ancaman perang antara dua Korea. 

Dunia dilanda kekhawatiran yang sangat.

Dalam keadaan yg demikian apa yang Raja Asa lakukan? 

2 Tawarikh 15:8
"Ketika Asa mendengar perkataan nubuat yang diucapkan oleh nabi Azarya bin Oded itu, ia menguatkan hatinya dan menyingkirkan dewa-dewa kejijikan dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin dan dari kota-kota yang direbutnya di pegunungan Efraim. Ia membaharui mezbah TUHAN yang ada di depan balai Bait Suci TUHAN."

Raja Asa menguatkan asa-nya dengan semakin mendekat kepada Tuhan, caranya dia menyingkirkan semua berhala di Yehuda, dan beserta seluruh rakyat negerinya dia mengikat perjanjian untuk tekun mencari Tuhan.

Apa yang bisa kita lakukan di tengah-tengah krisis?

Ayo, perkuat kepercayaan kita kepada Tuhan, terus cari Tuhan dengan segenap hati kita. Baca dan renungkanlah Firman Tuhan, Jangan Tinggalkan pertemuan-pertemuan ibadah. 

Ayo tinggalkan berhala-berhala modern, terutama yang bernama shopping. Jangan belanja berlebihan, jangan beli barang kenginan (gadget, barang branded dll), perketat pengeluaran, dll

Daniel 11:32
"Dan orang-orang yang berlaku fasik terhadap Perjanjian akan dibujuknya sampai murtad dengan kata-kata licin; tetapi umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak."

Dari Tuhanlah segala berkat dan hikmat. Bersama Tuhan, kita akan tenang, dengan tinggal tenang, kita masih bisa melihat peluang di tengah krisis.

Yesaya 30:15 
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: ".............. dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu........"

Jerih lelah kita di dalam Tuhan tidak akan sia-sia.

Ayo, jangan putus asa, terus bekerja dan berusaha, masih ada Tuhan yang berkenan ditemui, masih bersedia mendengarkan kita, dan masih dengan senang hati membantu.

2 Tawarikh 15:7  
"Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!" 

God Bless You and Keep Winning By Keep Seeking God With All Of Our Hearts" JLI

@Leo_Imannuel
@AOCJakarta

Jumat, 19 Agustus 2022

DOA YABEZ

Hal paling menarik dari doa Yabes di 1 Tawarikh 4:10 adalah: "....... Dan Allah mengabulkan permintaannya itu." 

Seandainya perikop doa Yabes tidak ditutup dengan kalimat tersebut maka tentunya tidak akan terlalu diperhatikan orang. 

Permintaan siapa yg dikabulkan? Permintaannya Yabes dan sesuai konteksnya Yabes pada masa itu. 

Apakah dengan mengotak-atik doa Yabes dan berdoa seperti Yabes, menjamin doa kita akan dikabulkan? 

Tentu tidak! 

Bukan karena Yabes, maka doanya dikabulkan, bukan juga karena kita ikut-ikutan melafalkan doa Yabes maka doa kita cespleng dikabulkan. 

Pengabulan doa itu semata-mata hak prerogatifnya Tuhan. 

Lalu, salahkah jika seseorang dalam keadaan terjepit lalu berdoa doa Yabes dan berharap doanya dikabulkan? 

Tentu tidak! 

Sah-sah saja, namanya juga lagi kepepet. 

Siapa kita bisa melarang. 

Memangnya pernah merasakan betapa takut dan pahitnya dalam keadaan terjepit? 

Doa Yabes menjadi harapan di tengah-tengah ketidakpastian. 

Namun, sejujurnya banyak juga orang berdoa doa Yabes bukan karena kepepet melainkan semata-mata hanya serakah, dan ingin lebih kaya, lebih berkuasa, lebih hebat, dll.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Kamis, 18 Agustus 2022

SEHARUSNYA BEGITU

SEHARUSNYA

Duka membuat sukacita menjadi lebih berharga dan bermakna.

Rasa lapar menjadikan kenyang disyukuri lebih dalam.

Kekurangan membawa kesadaran betapa berharganya cukup itu.

Kehilangan menyadarkan betapa berharganya kebersamaan itu.

Pengkhianatan membuat kita menyadari arti penting dari sebuah kesetiaan.

Jadi, jangan biarkan berbagai hal yang diklasifikasikan sebagai ketidakberuntungan menjerumuskan kita kepada kenegatifan yang lebih dalam.

Jadi, JANGAN

Tinggal di dalam duka lama-lama, jangan playing victim dan penuh drama.

Segeralah bangkit.

Jangan biarkan rasa lapar membuat kita  mengkonsumsi lebih banyak dari yang mampu ditampung.

Jangan pernah izinkan kekurangan menuntun kita kepada keserakahan dan keegoisan.

Jangan biarkan kehilangan memenjara kita dalam Sel kesepian dan depresi, seolah tidak ada hari esok.

Jangan kasih kesempatan kepada luka karena dikhianati merubah kita menjadi makhluk penuh angkara murka dengan dendam kesumat untuk membahas dendam.

Bersukacitalah senantiasa, ambil secukupnya, jangan menghambur-hamburkan berkat, bermurah hatilah, ciptakan dan nikmati setiap momen kebersamaan dan miliki karakter setia.

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words) 

Senin, 15 Agustus 2022

LEBIH PARAH dari BISU, BUTA dan TULI

Ada yang lebih memiriskan hati daripada tuna rungu, tuna netra dan tuna wicara.

Yaitu,

Dapat mendengar namun menolak untuk memahami.

Bisa melihat namun gagal memerhatikan.

Sanggup berbicara, namun sengaja salah berucap.

Adalagi yang lain,
Dia mendengar hanya apa yang ingin didengarnya.

Dia hanya mau melihat, namun menolak untuk bertindak.

Dia hanya mau berbicara untuk memuaskan egonya.

Itu artinya, dia memilah-milah dan mengambil kebenaran sesuai seleranya, yang pas dengan standar profit dirinya.

Yang naas adalah, 
Dia hanya mendengar apa yang orang suguhkan, tanpa sadar dia hanya melihat yang sudah disetel oleh orang lain, sehingga dia berbicara seperti sebuah paduan suara, satu syair dengan irama yang sama sesuai arahan konduktor.

Kehilangan jiwa kritis, untuk mengulik lebih dalam.

Memiriskan.

#renungandiri 
#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

Selasa, 09 Agustus 2022

TOLONG KAMI YA TUHAN

Ketika kata tak mampu terucap. 
Ketika tak satu alasan mampu memuaskan. 

Ketiika tiba pada batas kekuatan. 

Penuhi hati kami ya Tuhan dengan kasih-Mu,

Agar kami tetap memandang-Mu dengan cinta di tengah-tengah berjuta pertanyaan yang bersesakan di dalam jiwa. 

Agar kami tak melepaskan genggaman-Mu di saat keraguan menggoyahkan sendi-sendi iman.

Agar kami tetap melangkah sesuai arahan-Mu di tengah-tengah kabut yang menghalangi pandangan dari tujuan-Mu bagi kami. 

Sesungguhnya roh kepemilikan kami besar, kasih kami kadang bersyarat, pengetahuan kami terbatas......

Rencana-Mu melebihi hikmat kami
Seperti tingginya langit demikianlah jalan-jalan-Mu dibandingkan segala rencana kami

Tuhan, sesungguhnya tak ada yang melebihi kasih-Mu......

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Senin, 08 Agustus 2022

TO TEACH IS TO INSPIRE

"To Teach is To Inspire"

"Mengajar adalah Untuk Memberi Inspirasi."

Saya menemukan kebenaran quote di atas gara-gara jadi dosen.

Begini ceritanya,

Seorang sahabat meminta saya mengajar di kampusnya.

Saya memang memiliki passion terpendam untuk suatu saat dapat mengajar, jadi ajakan sahabat tersebut bak gayung bersambut bagi saya.

Mengingat schedule yang agak padat, saya banyak berpikir untuk mempertimbangkan kesempatan yang diberikan sahabat saya ini.

Istri dan sahabat-sahabat lain mendorong saya untuk menerimanya. Setalah mempertimbangkan berbagai hal saya menerima tawaran mengajar ini, jadilah saya seorang dosen.

Menjadi dosen membuat saya rajin membuka buku-buku dan berbagai sumber kredibel yang bertebaran di Internet.

Semakin melakukan research, semakin menyadari ada begitu banyak hal yang tidak saya ketahui sebelumnya dan ada begitu banyak ilmu bertebaran baik melalui buku-buku, e-book, maupun berbagai artikel. 

Hal ini membuat saya menyadari bahwa mengajar itu adalah untuk menginspirasi.

Jika mengajar hanya sekedar transfer ilmu, maka mahasiswa hanya akan sepandai dosennya, bahkan mungkin akan lebih kurang pandai, dengan demikian maka saya telah gagal mengajar mereka.

To teach is to inspire maksudnya adalah, sebagai dosen saya wajib menginspirasi para mahasiswa untuk menggali lebih dalam, sehingga mereka menjadi jauh lebih pandai dari gurunya.

Selain ilmu, tentunya inspirasi datang dari gaya hidup luhur dan berbudaya yang diteladankan.

So, to teach is to inspire.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel

Sabtu, 06 Agustus 2022

BERBAHAGIA

7 Agustus 2018

BAHAGIA
(Sebuah catatan ringan di hari ulang tahun) 

Kata "bahagia" dalam Perjanjian Lama berasal dari kata Ibrani: אָשֵׁרִי - 'ash'rey.

Alkitab LAI menterjemahkan kata tersebut di dalam Mazmur 1:1 dengan kata "berbahagialah."

Namun Alkitab King James, menterjemahkannya dengan kata "blessed."

Dalam Perjanjian Baru, padanan kata Ibrani 'ash'rey (אָשֵׁרִי) adalah kata Yunani makarios (μακαριος).

Contohnya khotbah di bukit, atau kita kenal dengan istilah Sabda Bahagia, di dalam Matius pasal 5, menggunakan kata makarios.

Banyak Alkitab bahasa Inggris menterjemahkannya menjadi "blessed," sementara LAI menggunakan kata "berbahagialah."

Secara singkat dan sederhana kita dapat simpulkan bahwa diberkati adalah berbahagia, atau manifestasi dari berkat adalah berbahagia.

Seorang sahabat yang juga gembala  jemaat, mengatakan bahwa beliau suka melihat Facebook saya karena isinya beragam. 

Bukan cuma melulu hal-hal yang berbau rohani, seolah-olah hidup hanya rohani saja, melainkan juga ada berbagai foto perjalanan pelayanan saya, liburan, hang out dengan keluarga, kuliner atau sekedar ber-fellowship dengan banyak orang, dll. 

Beberapa foto itu sengaja diambil dengan pose saya yang agak jenaka, sesuai dengan profile psikologis saya yang agak jenaka dan senang bercanda. 

Semua postingan itu menunjukkan adanya keseimbangan antara rohani, jiwani dan ragawi. 

Intinya terlihat bahwa saya berbahagia.

Dalam momen ulang tahun, saya melihat foto-foto lama dan menyadari bahwa saya sangat diberkati Tuhan, buktinya saya sangat berbahagia. 

Setiap hari saya sibuk berbahagia, saya putuskan untuk selalu berbahagia, apapun yang terjadi. 

I am a happy man. 

I choose to be happy, no matter what. 

Segera saya meng-upload beberapa foto ke media sosial dengan tagar

#SayaSibukBerbahagia 

dan tak lupa menuliskan sebuah tagar ajakan 

#SeharusnyaKamuJuga 

sebagai sebuah seruan ajakan bagi orang lain agar tidak lupa untuk berbahagia. 

Mengapa perlu diajak untuk berbahagia? 

Karena kadang orang suka lupa untuk berbahagia. 

Makanya banyak orang suka sibuk menyinyiri orang lain. 

Nyinyir adalah sebuah bentuk ketidakbahagiaan. 

Entah sadar atau tidak seseorang yang nyinyir menyalahkan orang lain atas ketidakbahagiaannya. 

Jika berbahagia maka dia tidak punya waktu untuk menyinyiri orang lain, hatinya penuh (content) dengan bahagia, tidak ada ruang kosong yang dapat diisi oleh kemarahan, kecewa, iri hati dan berbagai perasaan negatif lainnya. 

Sadarilah bahwa berbahagia adalah sebuah keputusan yang Anda buat sendiri. 

Kebahagiaan Anda tidak bergantung kepada orang lain, jadi jangan jadikan orang lain sebagai penentu apakah Anda berbahagia atau tidak. 

Andalah yang bertanggungjawab atas kebahagiaan diri Anda sendiri.

Jika Anda mengatakan bahwa Anda diberkati Tuhan, maka sudah pasti Anda berbahagia.

Sadarilah bahwa diri sangat dikasihi Tuhan dan oleh karenanya diberkati oleh-Nya. 

Saya diberkati Tuhan, oleh karenanya saya berbahagia.

Maaf, saya akhiri tulisan sampai di sini, saya hendak melanjutkan kesibukan berbahagia.

#KiraKiraBegitu

#LIFEWords (Leo Imannuel Faith Enlightening Words)

#TheEncounter

#LeoImannuel